Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas sosial positif/naik yakni pergeseran atau pengaruh yang hendak lebih mempercepat tingkat pergeseran sosial penduduk ke arah yang lebih baik.
Mobilitas sosial negatif/turun yakni pergeseran atau pengaruh yang hendak lebih mempercepat tingkat pergeseran sosial penduduk ke arah yang lebih buruk
Mobilitas Sosial credit: quipper.com |
Untuk mengerti kedua bentuk mobilitas sosial tersebut, amati permasalahan di bawah ini!
Kasus 1
Bu Damaris Mendila merupakan seorang guru di salah satu sekolah di Provinsi Papua. Sebagai guru IPS, Bu Damaris Mendila menjalankan kiprah dengan baik.
Bukan cuma mengajar saja, Bu Damaris Mendila juga mengerjakan tata kelola dengan sarat tanggung jawab.
Berbagai acara sekolah yang menjadi tanggung jawabnya ditangani dengan baik. Karena banyak sekali prestasinya, Bu Damaris Mendila diangkat menjadi kepala sekolah.
Gerak sosial dari seorang guru menjadi kepala sekolah atau naik jabatan pada permasalahan Bu Damaris Mendila merupakan salah satu bentuk mobilitas sosial vertikal.
Kasus 2
Pak Gayus merupakan seorang anak usahawan yang memiliki kerja keras perkebunan teh di beberapa kawasan di Jawa Barat.
Pak Gayus menyebarkan kerja keras dengan membuka kerja keras baru, yakni bisnis pertambangan.
Namun, kerja keras pertambangan Pak Gayus tidak sukses berkembang. Bahkan kerja keras perkebunannya terus merugi sampai risikonya mengalami kebangkrutan.
Kini Pak Gayus mengawali selaku usahawan kecil, yakni menjadi biro pemasaran teh. Gerak sosial Pak Gayus yang mengalami penurunan pada permasalahan ini juga merupakan teladan mobilitas sosial vertikal.
Kasus 3.
Pak Zaenuri seorang kepala sekolah di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Jawa Timur yang telah 8 tahun menjabat.
Dinas pendidikan memindahkan Pak Zaenuri ke sekolah lain dan tetap menjabat selaku kepala sekolah. Gerak sosial yang dialami Pak Zaenuri juga merupakan teladan bentuk mobilitas sosial horizontal.
Uraian berikut ini membantumu untuk mendefinisikan pemahaman mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan seseorang atau golongan dari sebuah kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).
1. Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Social climbing merupakan mobilitas yang terjadi alasannya merupakan adanya kenaikan status atau kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi.
Seorang karyawan yang alasannya merupakan prestasinya dinilai baik lalu sukses menduduki selaku kepala bagian, manajer, bahkan eksekutif sebuah perusahaan merupakan teladan mobilitas sosial jenis ini.
Bentuk social climbing lain misalnya terbentuknya sebuah golongan gres yang lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan sosial yang telah ada.
Kisah Bu Damaris dalam teladan bacaan Kasus 1 merupakan teladan mobilitas sosial ke atas.
2. Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social sinking)
Social sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang.
Proses social sinking terkadang menyebabkan gejolak kejiwaan bagi seseorang alasannya merupakan ada pergeseran pada hak dan kewajibannya.
Contoh, seorang pegawai diturunkan pangkatnya alasannya merupakan melanggar hukum sehingga ia menjadi pegawai biasa.
Contoh bacaan Kasus 2, yakni bencana yang menimpa Pak Gayus, merupakan teladan social sinking dalam kehidupan sehari-hari.
Social sinking sanggup terjadi alasannya merupakan berhalangan mengerjakan tugas, memasuki masa pensiun, turun jabatan, atau dipecat.
Social sinking, merupakan pergerakan atau pergeseran status sosial dari atas ke bawah.
Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal merupakan perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial yang lain dari sebuah golongan sosial ke golongan sosial yang lain yang sederajat.
Pada mobilitas horizontal, tidak terjadi pergeseran dalam derajat kedudukan seseorang.
Contoh bacaan Kasus 3, yakni bencana yang menimpa Pak Zaenuri, merupakan teladan mobilitas horizontal.
Pak Zaenuri pindah ke sekolah lain, tetapi tetap dalam jabatan selaku kepala sekolah.
Credit gambar:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sosiologi/pengertian-mobilitas-sosial/
0 Komentar untuk "2 Bentuk Mobilitas Sosial Beserta Contohnya"