Mengapa mesti bohong, jika jujur bisa menenangkan jiwa? Mengapa mesti tertutup jika terbuka menghadirkan kebahagiaan? Mengapa mesti berdusta jika berkata benar menghadirkan pahala? Mengapa mesti mencibir jika memuji menghadirkan cinta?
mengapa mesti memaksa, jika meminta diberikan. Mengapa mesti meminta, jika tak bisa mengerjakannya? Mengapa memaksa mesti saya yang bekerja, jika orang lain lebih bisa melakukannya?
Mengapa mesti membunuh orang, cuma alasannya mengharapkan posisi mereka. Mengapa mesti mencemburui rezeki orang, padahal saya tak layak di sana.
Mengapa mesti menjumlah milik orang lain, padahal Allah sudah menyediakan saya yang terbaik yang tak pernah dicicipi oleh ayah ibu, dan saudara.
Mengapa saya tidak bersyukur? Mengapa saya senantiasa iri? Mengapa saya senantiasa cemburu? Mengapa saya senantiasa berburuk sangka?
Oh, ternyata hatiku busuk. Hatiku sudah teracuni oleh rezeki haram. Aku tertipu oleh gemerlap dunia.
Oh Tuhan, kembalikan saya ke jalan yang benar.
Penulis: Muhajir Juli
0 Komentar untuk "Mengapa Mesti Bohong, Jikalau Jujur Dapat Menenangkan Jiwa"