2.1.Tanaman Karet
Tanaman karet (Hevea brasilliensis) pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman karet (Hevea brasilliensis Muell Arg) ialah tumbuhan getah-getahan yang mempunyai jaringan tumbuhan yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tumbuhan terlukai. Tanaman karet (Hevea brasilliensis) berupa pohon dengan ketinggian sanggup mencapai 15 m hingga 25 m. Batang tumbuh lurus dan mempunyai percabangan yang tinggi keatas. Batang tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus.
6 |
Hasil utama dari pohon karet (Hevea brasilliensis) ialah lateks yang sanggup dijual/diperdagangkan oleh masyarakat berupa latek segar, slab/koagulasi ataupun sit asap/sit angin. Selajutnya produk tersebut sebagai materi baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah yang menghasilkan materi baku untuk banyak sekali industri hilir menyerupai ban, sepatu karet, sarung tangan, dan lain sebagainya. Hasil sampingan dari pohon karet ialah kayu karet yang sanggup berasal dari acara rehabilitasi kebun ataupun peremajaan kebun karet tua/tidak menghasilkan lateks lagi. Umumnya kayu karet yang diperjual belikan ialah dari peremajaan kebun karet yang bau tanah yang dikaitkan dengan penanaman karet gres lagi. Kayu karet sanggup dipergunakan sebagai materi bangunan rumah, kayu api, arang, ataupun kayu gergajian untuk alat rumah tangga (furniture). Hal yang paling penting dalam penanaman karet (Hevea brasilliensis) adalah bibit/bahan tanam, dimana dalam hal ini materi tanam yang baik ialah yang berasal dari tumbuhan karet okulasi. Persiapan materi tanam dilakukan paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal materi tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan materi tanam.
Melihat dari kacamata kebutuhan akan produksi karet‚ beberapa industri tertentu mempunyai ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam‚ contohnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam. Beberapa jenis ban menyerupai radial‚ walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet sintetis‚ tetapi jumlah karet alam yang dipakai tetap besar yaitu dua kali komponen karet sintetis. Kaprikornus kebutuhan akan karet alam sangatlah besar tetapi unsur persaingan industri karet alam memperlihatkan intensitas persaingan yang dikategorikan tinggi . Hal ini memperlihatkan bahwa industri karet alam mempunyai daya tarik industri dan potensi keuntungan yang sangat besar. Daya tarik yang besar ini ditunjukkan oleh tingginya peningkatan pertumbuhan rata-rata industri.
Seiring dengan cita-cita insan memakai barang yang bersifat tahan dari pecah dan lentur maka kebutuhan akan karet ketika ini akan terus berkembang dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif, kebutuhan rumah sakit, alat kesehatan dan keperluan rumah tangga dan sebagainya. Diperkirakan untuk masa yang akan tiba kebutuhan akan karet akan terus meningkat. Tentu hal ini akan menjadi peluang yang baik bagi Indonesia mengekspor karet dan hasil olahan industri karet yang ada di Indonesia ke negara‐negara lainnya. Dengan memperhatikan adanya peningkatan ajakan akan materi karet alami di negara‐negara industri terhadap komoditi karet dimasa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatkan persediaan akan karet alami dan industri produksi karet merupakan langkah yang manis untuk dilaksanakan. Guna mendukung hal ini semua, perlu diperhatikan perkembangan perkebunan karet, industri hilir guna memberi nilai tambah dari hasil industri hulu.
Jumlah konsumsi karet (Hevea brasilliensis) dunia meningkat dan lebih tinggi dari produksi yang ada. Dengan begitu Indonesia akan mempunyai peluang untuk menjadi produsen terbesar dunia dikarenakan Negara‐negara pesaing utama menyerupai Thailand dan Malaysia semakin kekurangan lahan dan sulit mendapat tenaga kerja yang murah sehingga ini sanggup menjadi keunggulan komparatif dan kompetitif Indonesia agar menjadi lebih baik untuk peningkatan industri karet. Dengan meningkatnya kebutuhan akan karet alam dari negara‐negara industri, ini menghipnotis ekspor karet Indonesia ke negara‐negara lainnya. Kebanyakan ialah Negara produsen mobil. Peningkatan juga terjadi alasannya ialah adanya pengalihan karet sistetis tanggapan naiknya harga minyak dunia.
0 Komentar untuk "Tanaman Karet (Hevea Brasilliensis)"