Tanaman Buah-Buahan
Sesuai dengan namanya, golongan flora buah-buahan ditanam untuk dimanfaatkan buahnya dalam pengertian sehari-hari. Bagian buah ini dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan akan komplemen variasi kuliner pokok, jadi sebagai selingan dalam hidangan makanan. Pada masyarakat yang telah maju kebutuhan akan buah-buahan sudah merupakan kebutuhan pokok dalam hidangan makanan. Sehingga pada kalangan maju tersebut, buah-buahan mempunyai nilai pasar yang tinggi. Karena nilai pasarnya yang tinggi, maka pembudidayaannya pun menjadi intensif supaya sanggup menunjukkan laba yang tinggi pula.
Mungkin hanya sedikit buah-buahan yang diperbanyak dengan bijinya. Biji kini lebih banyak ditanam hanya untuk batang bawah. Untuk memproduksi batang bawah perlu dipersiapkan bedengan persemaian atau sanggup pula pribadi mendeder biji dalam media dalam kantung plastik. Daerah persemaian harus gampang diatur pengairannya, yaitu gampang diairi (dekat dengan sumber air) dan gampang pula dibuang airnya jikalau kelebihan. Tanah persemaian harus gembur dan dan berpasir supaya akar tumbuh baik. Untuk memperbaiki aerasi dan retensi air, tanah persemaian harus ditambah pupuk kandang. Jarak tanam biji (bila pada bedengan) bervariasi bergantung pada besar kecilnya biji. Pada umumnya jarak antar biji dalam barisan yakni 20 - 30 cm dan jarak antar barisan 50 – 70 cm untuk biji-biji besar. Kedalaman tanam biji bergantung ukuran biji dan kondisi tanah. Semakin kecil biji sebaiknya ditanam semakin dangkal demikian pula jikalau semakin berat tanahnya. Biji-biji berkulit keras menyerupai sawo, mangga, jambu mete, perlu diberi perlakuan khusus, contohnya dengan perendaman selama 24 jam atau dikupas sebelum ditanam. Bahkan untuk biji melinjo perlu dilakukan stratikasi hangat, caranya dengan mencampurkan biji melinjo dalam bubuk berair dan disimpan (bila di kampung dikuburkan) pada daerah gelap selama 2 – 3 bulan sebelum ditanam. Untuk beberapa jenis tanaman, pembibitan perlu dinaungi contohnya untuk bibit manggis, rambutan dan durian. Naungan sanggup berupa flora hidup menyerupai lamtoro, turi, gliricidia dan dadap. Dapat pula naungan dibentuk dari atau rumbia dengan konstruksi dari bambu atau materi lain yang gampang didapat. Untuk naungan berupa pohon, perlu pengelolaan tajuk naungan supaya berfungsi efektif sebagai naungan (Suratiyah, 2009).
Persemaian harus berair tetapi tidak tergenang air. Kelebihan air harus segera dibuang. Untuk menghindari percikan air hujan dan mengurangi penguapan, kadanh-kadang diharapkan mulsa atau sungkup plastik.Setelah bibit cukup umurnya, maka sanggup dipindahkan ke pembibitan untuk diokulasi atau disambung. Beberapa pohon buah-buahan berumur pendek dan tidak berkayu menyerupai pisang, nenas, pepaya, markisa dan salak. Pisang dan nenas sanggup diperbanyak dengan gampang melalui anakan. Salak diperbanyak dengan anakan atau mencangkok anakannya menyerupai perbanyakan salak pondoh. Pepaya dan markisa diperbanyak dengan bijinya. Secara umum pohon buah-buahan sanggup diperbanyak dengan jalan generatif (menggunakan biji) maupun secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif umumnya menghasilkan flora yang lebih lambat berproduksinya (Suratiyah, 2009).
0 Komentar untuk "Tanaman Buah-Buahan"