Strategi Pembelajaran Aqidah Watak


A.    Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak  
                       
Dalam pembelajaran Akidah Akhlak guru tidak hanya mengambil semua kesempatan untuk menjelaskan, tetapi memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya. Jika kesempatan itu tidak diberikan maka guru tidak mengetahui apakah siswanya sudah memahami materi pembelajaran itu, dan karenanya tujuan pembelajaran Akidah Akhlak tidak tercapai.
Berdasarkan kegiatan yang ditimbulkannya, seni administrasi pembelajaran sanggup di-bagi dua macam, yaitu seni administrasi pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik, dan seni administrasi pembelajaran yang berpusat pada pendidik.[1] Kedua macam seni administrasi tersebut sanggup diuraikan di bawah ini :
1.       Strategi pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik
Strategi pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik yaitu kegiatan pembelajaran yang memperlihatkan kesempatan seluas-luasnya kepada akseptor didik untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Strategi ini menekankan bahwa akseptor didik yaitu pemegang tugas dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran, sedangkan pendidik berfungsi untuk mem-fasilitasi akseptor didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.[2]
Strategi pembelajaran ini juga mempunyai keunggulan dan kelemahan, keunggulannya adalah:
Pertama, Siswa akan sanggup mencicipi bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri sebab akseptor didik diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi. Kedua, Siswa mempunyai motivasi yang besar lengan berkuasa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketiga, Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga akan terjadi obrolan dan diskusi untuk saling berguru membelajarkan di antara siswa. Keempat, Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi siswa sebab sesuatu yang dialami dan disampaikan siswa mungkin belum diketahui sebelumnya oleh pendidik.[3]
Adapun kelemahan seni administrasi pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik antara lain :

Pertama, Membutuhkan waktu yang relatif lebih usang dari waktu pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kedua, Aktivitas pembelajaran cenderung akan didominasi oleh sebagian siswa yang sering berbicara, sedangkan siswa lainnya akan lebih banyak mengikuti jalan pikiran siswa tersebut. Ketiga, Pembicaraan sanggup menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetap-kan sebelumnya.[4]
Strategi pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik ini intinya sanggup diterapkan dalam semua metode pembelajaran perorangan, metode pem-belajaran kelompok, dan metode pembelajaran komunitas atau massal. Namun penggunaan seni administrasi pembelajaran ini akan lebih efektif dalam metode pembelajaran kelompok.[5]
2.     Strategi Pembelajaran Yang Berpusat Pada Pendidik
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik yaitu kegiatan pembelajaran yang menekankan terhadap pentingnya acara pendidik dalam mengajar atau membelajarkan akseptor didik. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses serta hasil pembelajaran dilakukan dan dikendalikan oleh pendidik.[6] Strategi ini sangat sesuai untuk pembelajaran Akidah Akhlak, sebab dalam pembelajaran Akidah Akhlak diharapkan seni administrasi yang sanggup mengaktifkan guru dan siswa dalam pembelajaran agar tidak terdapat kekeliruan dalam memahami, meyakini serta mengamalkan aliran Akidah Akhlak.
Dalam hal ini dituntut adanya kekerabatan yang akrab antara guru dengan murid, sebab suksesnya suatu pendidikan sangat tergantung kepada seberapa besar kekerabatan kasih sayang yang dijalin oleh seorang guru dengan murid. Hubungan itu dianggap cukup jikalau bisa mendorong murid memperlihatkan akidah penuh kepada sang guru hingga tidak takut kepadanya.[7]
Strategi pembelajaran ini juga mempunyai keunggulan dan kelemahan. Ke-unggulannya adalah:

Pertama, Bahan berguru sanggup disampaikan secara tuntas oleh pendidik sesuai dengan acara pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Kedua, Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar. Ketiga, Waktu yang dipakai akan sempurna sesuai dengan acara waktu pembelajaran yang telah ditetapkan. Keempat, Target materi pembelajaran yang telah direncanakan relatif gampang tercapai.[8]
Adapun kelemahan seni administrasi pembelajaran yang berpusat pada pendidik antara lain:

Pertama, Praktis menjadikan rasa bosan pada siswa sehingga hal ini sanggup mengurangi motivasi, perhatian dan konsentrasi akseptor didik terhadap kegiatan pembelajaran. Kedua, Keberhasilan pembelajaran, dalam hal perubahan sikap dan sikap siswa relatif sulit untuk diukur sebab yang diinformasikan kepada siswa pada umumnya lebih banyak menyentuh ranah kognitif. Ketiga, Kualitas pencapaian tujuan berguru yang telah ditetapkan yaitu relatif rendah sebab pendidik sering hanya mengejar sasaran waktu untuk menghabiskan materi pembelajaran.[9]
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik ini intinya sanggup diterapkan dalam metode pembelajaran dengan teknik ceramah atau kuliah, tanya jawab dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran Akidah Akhlak kedua seni administrasi ini hendaknya dipakai secara kombinasi sesuai dengan materi yang akan dibahas, sehingga tujuan pembelajaran Akidah Akhlak tercapai.




[1] Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001), hal. 37.
[2] Rahmah Johar dkk., Strategi Belajar..., hal. 12.
[3] Sudjana, Metode dan Teknik..., hal. 37.
[4] Ibid., hal. 38.
[5] Ibid hal. 38.
[6] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. VI, (Bandung: Remaja Rosda-karya, 2005), hal. 76.
[7] M. Bahri Ghazali, Konsep Ilmu Menurut al-Ghazali, (Yogyakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1991), hal. 93.
    [8] Sudjana, Metode dan Teknik..., hal. 38.
    [9] Ibid., hal. 39.

Related : Strategi Pembelajaran Aqidah Watak

0 Komentar untuk "Strategi Pembelajaran Aqidah Watak"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close