Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam atas junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang senantiasa dirahmati Allah ta'ala.
Mari kita lihat bagaimana kesederhanaan hidup Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam. Kehidupan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa salam sungguh lah sederhana.
Dikisahkan pada sebuah hari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang beristirahat di rumahnya sambil berbaring di atas tikar yang dibentuk dari pada daun-daun tamar (kurma). Tiba-tiba, seorang sahabatnya yang berjulukan Ibn Mas`ud tiba mendatangi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam.
Karena pada dikala itu Rasulullah tidak memakai baju, maka Ibn Mas`ud menyaksikan bekas anyaman tikar itu menempel di badan Rasulullah shallahu alaihi wa sallam.
Melihat kondisi yang demikian, Ibn Mas`ud bersedih dan Hinga menitiskan air mata. Beliau berkata di dalam hatinya: Tidak layak seorang kekasih Allah, seorang pemimpin negara dan seorang panglima prajurit perang hidup dengan cara demikian.
Ibn Mas`ud pun berkata: "Ya Rasulullah, bolehkah aku membawakan tilam ke sini untuk Tuan?''
Rasulullah menjawab, "Wahai Ibn Mas`ud, apalah arti kesenangan hidup di dunia ini bagiku. "Hidup di dunia ini, bagiku bagaikan seorang musafir dalam perjalanan jauh, kemudian beliau singgah sebentar berteduh di bawah pohon kayu yang rindang untuk berehat.
Kemudian beliau mesti berangkat meninggalkan kawasan itu untuk meneruskan perjalanan yang sungguh jauh dan tidak berpenghujung.''
Dalam sebuah insiden lainnya, di saat Rasulullah menikahkan puterinya, Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Pada masa itu Rasulullah menjemput Abu Bakar, Umar dan Usamah untuk membawakan 'persiapan' Fatimah.
Mereka bertanya-tanya apakah yang disiapkan oleh Rasulullah untuk puteri tersayang dan menantunya yang tersayang itu? Ternyata, Rasulullah cuma mempersiapkan gandum yang sudah digiling, kulit hewan yang disamak, cerek dan sebiji pinggan. Ketika mengenali hal itu, Abu Bakar menangis.
"Ya, Rasulullah, cuma inikah antisipasi untuk Fatimah?'' tanya Abu Bakar tersedu
"Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia,'' jawab Rasulullah untuk menenangkannya.
Kemudian Fatimah keluar dari rumah dengan memakai gaun pengantin yang cukup bagus, tetapi mempunyai 12 tambalan. Tiada extra yang bermanfaat mahal.
Setelah menikah, Fatimah sentiasa menggiling gandum, membaca al-Quran, menafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis.
Itulah sebahagian ketimbang kemuliaan diri Fatimah. Walimah ijab kabul puteri Rasulullah itu memang sederhana alasannya kesederhanaan ialah sebagian dari kehidupan Rasulullah sendiri.
Rasulullah ingin menyediakan kesederhanaan dan sifat qanaah (puas hati), yang ialah kekayaan yang hakiki.
Dan bersikap iffah dari segala kelemahan untuk tidak meminta-minta.
Seandainya setiap muslim mengaplikasikan perilaku qonaah dalam kehidupannya, maka pasti akan menyelamatkan kehidupannya dari tindak korupsi, terbelit hutang yang tidak berkesudahan dan bersikap mubazir.
Juga tidak akan berat dalam bersedekah shaleh dengan rizki yang beliau dapatkan.
Sikap qanaah bukan memiliki arti bersikap tertekan dalam mencari rizki Allah Manusia mesti tetap berupaya mencari rizki Allah dengan cara-cara yang bagus sesuai dengan kemampuannya dengan cara-cara yang halal.
Apapun hasil dari jerih payah itu mesti diterima dengan tulus seraya berserah diri terhadap Allah Wallahu a’lam
Sekian biar sanggup berfaedah bagi yang Membaca dan senantiasa dalam berkah Nya.Serta memperbesar wawasan kita.
0 Komentar untuk "Kesederhanaan Hidup Rosulullah Shalallahu Alaihi Wasallam"