Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam mudah-mudahan tercurah terhadap junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga teman dekat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.
Kalau kita ingin mengatakan dengan benar, maka pastikan bahwa obrolan kita higienis dari bohong, higienis dari dusta. Kata-kata kita ini mesti sungguh-sungguh sanggup dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan pernah mau berkata apapun yang kita sendiri tidak percaya dengan apa yang kita katakan. Jangan berupaya berkata-kata semata-mata mudah-mudahan orang terkesima, terpesona, suka, alasannya merupakan seluruhnya tidak akan membantu kita. Perkataan kita percaya dengan seyakin-yakinnya haruslah sanggup dipertanggungjawabkan.
Bohong, dusta, sama sekali tidak akan membantu diri kita ini, alasannya merupakan kedustaan mutlak dikenali oleh Alloh dan sungguh gampang bagi Allah membeberkan segala kebohongan dan kedustaan kita.
Dusta tidak akan mengangkat derajat, bahkan sebaliknya jikalau Allah membeberkan kebohongan kita, kedustaan kita, maka, kita akan menjadi orang yang sia-sia sedikitpun. Untuk sanggup orang percaya pada kita tidak sanggup dibeli dengan uang, tidak sanggup dibayar dengan harta, sekali terlihat bahwa kita pendusta, pembohong, tukang tipu, maka akan perlu waktu yang sungguh usang untuk mengembalikan doktrin orang pada kita.
Dusta, bohong, cuma menghasilkan hidup jadi sempit. Camkan, bahwa kian banyak kita berbohong, kian sering kita berdusta, maka kita sudah menghasilkan penjara, yang menghasilkan kita selau takut dusta kita terbuka, bahkan berikutnya kita akan berupaya untuk menghasilkan dusta baru, bohong gres untuk menutupi kebohongan yang sudah kita lakukan.
Beranilah hidup tampil dengan apa adanya, biarlah kita tampil begini adanya. Kenapa mesti berdusta, lebih baik kita tidak diterima, alasannya merupakan kita sudah menyampaikan apa adanya dibandingkan dengan kita diterima alasannya merupakan mendustainya. Jangan berat untuk tampil apa adanya.
Dari pada kita sibuk merekayasa mudah-mudahan rekayasa kata, sungguh niscaya tidak akan membantu sedikitpun "yu izzumantasyaa wa tudzillu man tasya" Yang mengangkat derajat bukan kebohongan, bukan rekayasa kita, namun Allah saja, dan sebaliknya yang menghinakan juga Allah.
Cegahlah dusta walau sekecil apapun, kecuali pastinya bohong yang dibenarkan oleh syariat. Misalnya, bohong dalam rangka bersiasat terhadap musuh, bohong ringan dengan maksud untuk mendamaikan orang-orang yang bersengketa demi kebaikan. Bohong istri terhadap suami atau sebaliknya dengan maksud untuk menyembunyikan kejelekan, bohong untuk membahagiakan dengan cara yang sah dan benar, namun bukan bohong untuk menyembunyikan malu dan kesalahan.
Sahabat-sahabat sekalian, Berpikirlah sebelum berbicara. Jangan pernah biarkan terlontar dari ekspresi ini sesuatu yang kita sendiri meragukannya. Apalagi dengan sengaja kita berkata dusta, naudzubillah. Demi Allah, Allah Maha Mendengar, tahu persis segala nita di balik kata yang kita ucapkan. Kedustaan kita cuma duduk permasalahan waktu saja bagi Allah untuk membeberkannya, walau mati-matian kita menutupinya. Maka, pastikan setiap obrolan kita untuk tidak ada dusta, walau sedikitpun.
Firman-Nya,
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
"Perkataan yang bagus dan sumbangan maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun." (Al-Baqarah: 263). Cukuplah ayat ini selaku dalil bagi hamba-hamba-Nya untuk senantiasa menyodorkan kebenaran.
Selalulah mohon terhadap Allah mudah-mudahan ekspresi ini dituntun dan dilindungi sehingga terhindar dari perkataan yang tidak benar.
0 Komentar untuk "Berkatalah Dengan Perkataan Yang Benar"