Kultum Ramadhan: Menyikapi Perintah, Larangan, Dan Yang Didiamkan Oleh Agama

Kultum Ramadhan: Menyikapi Perintah, Larangan, dan yang Didiamkan oleh Agama. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting untuk Anda, kultum Ramadhan dengan tema atau judul Menyikapi Perintah, Larangan, dan yang Didiamkan oleh Agama. Kultum ini kami ambil dari Syarah Hadits Arba'in karya Syaikh Ibnu Dqiqil 'Id. Silahkan dibaca untuk acuan kultum Ramadhan dan lainnya. Semoga bermanfaat.

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Alhamdulillah, ash-sholaatu was-salaamu 'alaa rasuulillah, wa ba'd.

Dalam Hadits Al-Arba'in An-Nawawiyyah, hadits yang ke-30 Imam An-Nawawi menyebutkan hadits riwayat imam Daraquthni sebagai berikut ini:

عن أبي ثعلبة الخشني جرثوم بن ناشر – رضي الله عنه – عن رسول الله صلى الله علية وسلم قال : " إن الله تعالى فرض فرائض فلا تضيعوها،وحد حدودا فلا تعتدوها، وحرم أشياء فلا تنتهكوها ، وسكت عن أشياء رحمة لكم غير نسيان فلا تبحثوا عنها ". حديث حسن رواه الدارقطني وغيره

Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani, jurtsum bin Nasyir radhiallahu 'anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dia telah bersabda : “ Sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan beberapa perkara, maka janganlah kau meninggalkannya dan telah menetapkan beberapa batas, maka janganlah kau melampauinya dan telah mengharamkan beberapa kasus maka janganlah kau melanggarnya dan Dia telah mendiamkan beberapa kasus sebagai rahmat bagimu bukan lantaran lupa, maka janganlah kau membicarakannya”. (HR. Daraquthni, Hadits hasan) [Daruquthni dalam Sunannya no. 4/184]

Laksanakan Perintah Agama dan Menjauhi Larangan Agama

Larangan membicarakan hal-hal yang didiamkan oleh Allah sejalan dengan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : 
“Biarkanlah saya dengan apa yang telah saya biarkan kepada kau sekalian, lantaran gotong royong hancurnya umat sebelum kau disebabkan mereka banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka”.

Sebagian ulama berkata : “Bani Israil dahulu banyak bertanya, kemudian diberi balasan dan mereka diberi apa yang menjadi impian mereka, hingga hal itu menjadi fitnah bagi mereka , lantaran itulah mereka menjadi binasa. Para sobat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memahami hal tersebut dan menahan diri untuk tidak bertanya kecuali hal-hal yang sangat penting. Mereka heran menyaksikan orang-orang Arab gunung bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian mereka mendengarkan jawabannya dan memperhatikannya dengan seksama.

Ada suatu kaum yang sikapnya berlebih-lebihan, hingga mereka berkata : “Tidak boleh bertanya kepada ulama mengenai suatu masalah hingga masalah tersebut benar-benar terjadi”. Ulama salaf ada juga yang beropini ibarat itu. Mereka berkata : “Biarkanlah suatu duduk kasus hingga benar-benar telah terjadi”. Akan tetapi, saat para ulama merasa khawatir ilmu agama ini lenyap, maka mereka kemudian membahas masalah-masalah ushul (pokok), menguraikan masalah-masalah furu’ (cabang), memperluas dan menjelaskan banyak sekali hal.


Para ulama berselisih pendapat dalam banyak kasus yang agama belum menetapkan hukumnya. Apakah kasus tersebut termasuk yang haram atau mubah atau didiamkan. Ada tiga pendapat dalam hal ini, dan semuanya itu dibicarakan dalam kitab-kitab Ushul.

Related : Kultum Ramadhan: Menyikapi Perintah, Larangan, Dan Yang Didiamkan Oleh Agama

0 Komentar untuk "Kultum Ramadhan: Menyikapi Perintah, Larangan, Dan Yang Didiamkan Oleh Agama"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close