Kultum Ramadhan: Hidup Di Dunia Bagaikan Seorang Pengembara

Kultum Ramadhan: Hidup di Dunia Bagaikan Seorang Pengembara. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting untuk Anda, kultum Ramadhan dengan tema atau judul Hidup di Dunia Bagaikan Seorang Pengembara. Kultum ini kami ambil dari Syarah Hadits Arba'in karya Syaikh Ibnu Dqiqil 'Id. Silahkan dibaca untuk rujukan kultum Ramadhan dan lainnya. Semoga bermanfaat.

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Alhamdulillah, ash-sholaatu was-salaamu 'alaa rasuulillah, wa ba'd.

Dalam Hadits Al-Arba'in An-Nawawiyyah, hadits yang ke-40, Imam An-Nawawi menyebutkan hadits riwayat imam Al-Bukhari sebagai berikut ini:

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي رضي الله عنه فقال - كن في الدنيا كأنك غريب , أو عابر سبيل - وكان ابن عمر رضي الله عنه يقول " إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لمماتك " رواه البخاري

Artinya:
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, kemudian bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seperti sebagai orang aneh atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan bila engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kau sakit dan waktu hidupmu sebelum kau mati”. [HR. Bukhari no. 6416]

Imam Abul Hasan Ali bin Khalaf dalam syarah Bukhari berkata bahwa Abu Zinad berkata:
“Hadits ini bermakna menganjurkan semoga sedikit bergaul dan sedikit berkumpul dengan banyak orang serta bersikap zuhud kepada dunia”.
Abul Hasan berkata:
"Maksud dari Hadits ini ialah orang aneh biasanya sedikit berkumpul dengan orang lain sehingga dia terasing dari mereka, alasannya yaitu hampir-hampir dia hanya berkumpul dan bergaul dengan orang ini saja. Ia menjadi orang yang merasa lemah dan takut. Begitu pula seorang pengembara, ia hanya mau melaksanakan perjalanan sebatas kekuatannya. Dia hanya membawa beban yang ringan semoga dia tidak terbebani untuk menempuh perjalanannya. Dia hanya membawa bekal dan kendaraan sebatas untuk mencapai tujuannya. Hal ini menawarkan bahwa sikap zuhud terhadap dunia dimaksudkan untuk sanggup hingga kepada tujuan dan mencegah kegagalan, ibarat halnya seorang pengembara yang hanya membawa bekal sekadarnya semoga hingga ke kawasan yang dituju. Begitu pula halnya dengan seorang mukmin dalam kehidupan di dunia ini hanyalah membutuhkan sekadar untuk mencapai tujuan hidupnya.

Al ‘Iz ‘Ala’uddin bin Yahya bin Hubairah berkata:
“Hadits ini menawarkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menganjurkan untuk menggandakan sikap orang asing, alasannya yaitu orang aneh yang gres tiba di suatu negeri tidaklah mau berlomba di kawasan yang disinggahinya dengan penghuninya dan tidak ingin mengejutkan orang lain dengan melaksanakan hal-hal yang menyalahi kebiasaan mereka contohnya dalam berpakaian, dan tidak pula menginginkan perselisihan dengan mereka. Begitu pula para pengembara tidak mau menciptakan rumah atau tidak pula mau menciptakan permusuhan dengan orang lain, alasannya yaitu ia menyadari bahwa dia tinggal bersama mereka hanya beberapa hari. Keadaan orang merantau dan pengembara semacam ini dianjurkan untuk menjadi sikap seorang mukmin ketika hidup di dunia, alasannya yaitu dunia bukan merupakan tanah air bagi dirinya, juga alasannya yaitu dunia membatasi dirinya dari negerinya yang bahwasanya dan menjadi tabir antara dirinya dengan kawasan tinggalnya yang abadi. 

Adapun perkataan Ibnu Umar “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan bila engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore” merupakan tawaran semoga setiap mukmin senantiasa siap menghadapi kematian, dan kematian itu dihadapi dengan bekal amal shalih. Ia juga menganjurkan untuk mempersedikit angan-angan. Janganlah menunda amal yang sanggup dilakukan pada malam hari hingga tiba pagi hari, tetapi hendaklah segera dilaksanakan. Begitu pula bila berada di pagi hari, janganlah berbiat menunda hingga tiba sore hari dan menunda amal di pagi hari samapi tiba malam hari. 

Kalimat “pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kau sakit” menganjurkan semoga mempergunakan ketika sehatnya dan berusaha dengan penuh kesungguhan selama masa itu alasannya yaitu khawatir bertemu dengan masa sakit yang sanggup merintangi upaya beramal. Begitu pula “waktu hidupmu sebelum kau mati” mengingatkan semoga mempergunakan masa hidupnya, alasannya yaitu angan-angannya lenyap, serta akan muncul penyesalan yang berat alasannya yaitu kelengahannya hingga dia meninggalkan kebaikan. Hendaklah ia menyadari bahwa dia akan menghadapi masa yang panjang di alam kubur tanpa sanggup bersedekah apa-apa dan mustahil sanggup mengingat Allah. Oleh alasannya yaitu itu, hendaklah ia memanfaatkan seluruh masa hidupnya itu untuk berbuat kebajikan. Alangkah padatnya Hadits ini, alasannya yaitu mengandung makna-makna yang baik dan sangat berharga. 

Sebagian ulama berkata:
“Allah mencela angan-angan dan orang yang panjang angan-angan”. 

Firman Allah:
"Biarkanlah mereka (orang-orang kafir) makan dan bersenang-senang serta dilengahkan oleh angan-angan, maka kelak mereka akan mengetahui akibatnya”. (QS. 15 : 3)

Ali bin Abu Thalib berkata:
“Dunia berjalan meninggalkan (manusia) sedangkan darul abadi berjalan menjemput (manusia) dan masing-masingnya punya penggemar, alasannya yaitu itu jadilah kau penggemar darul abadi dan jangan menjadi penggemar dunia. Sesungguhnya masa ini (hidup di dunia) yaitu masa bersedekah bukan masa peradilan, sedangkan besok (hari akhirat) yaitu masa peradilan bukan masa beramal”.

Anas berkata bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah menciptakan beberapa garis, kemudian dia bersabda:
“Ini yaitu insan dan ini yaitu angan-angannya dan ini yaitu ajalnya ketika ia berada dalam angan-angan tiba-tiba tiba kepadanya garisnya yang paling bersahabat (yaitu ajalnya)”.

Hadits ini memperingatkan semoga orang mempersedikit angan-angan alasannya yaitu takut kedatangan ajalnya yang tiba-tiba dan selalu ingat bahwa ajalnya telah dekat. Barang siapa yang mengabaikan ajalnya, maka patutlah dia didatangi ajalnya dengan tiba-tiba dan diserang ketika ia dalam keadaan terperdaya dan lengah, alasannya yaitu insan itu sering terperdaya oleh angan-angannya.

Abdullah bin Umar berkata:
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melihat saya ketika saya dan ibuku sedang memperbaiki salah satu pagar milikku. Beliau bertanya: "Sedang melaksanakan apa ini wahai Abdullah?"
Saya jawab : ‘Wahai Rasulullah, telah ringkih pagar ini, alasannya yaitu itu kami memperbaikinya’. Lalu dia bersabda : ‘Kehidupan ini lebih cepat dari rapuhnya pagar ini’.


Kita memohon kepada Allah semoga kita dirahmati dan dijadikan orang yang zuhud terhadap kehidupan dunia dan mengakibatkan kita bersemangat mengejar apa yang ada di sisi-Nya dan mengakibatkan kita memperoleh kesenangan di hari kiamat. Sesungguhnya Dia yaitu Tuhan yang Maha Dermawan, Maha Pemurah, Maha Pengampun dan Maha Belaskasih. Wallahu a’lam.

Related : Kultum Ramadhan: Hidup Di Dunia Bagaikan Seorang Pengembara

0 Komentar untuk "Kultum Ramadhan: Hidup Di Dunia Bagaikan Seorang Pengembara"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close