Berbakti Terhadap Ayah

 Diantara keharusan yang ditekankan oleh Allah dengan pemfokusan yang tegas yakni berbakti Berbakti Kepada Ayah
Diantara keharusan yang ditekankan oleh Allah dengan pemfokusan yang tegas yakni berbakti terhadap ayah Sebagian orang cuma konsentrasi untuk berbakti terhadap Ibu, tentu ini hal yang sungguh bagus yang jadi permasalahan yakni mereka gegabah dan lupa untuk berbakti terhadap Ayah. Padahal Nabi bersabda :

أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيْكَ

“Sesungguhnya engkau dan hartamu yakni milik ayahmu” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Irwaa’ 3/323 no 838 dengan banyak jalan-jalannya yang saling menguatkan) Dalam sebagian riwayatnya -dengan sanad yang lemah- disebutkan

Dari Jabir bin Ábdillah ia berkata :
ِ، إِنَّ أَبِي أَخَذَ مَالِي، 􀉍 رَسُولَ ا َّ 􀊮 جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: َ
َبِيكَ، فَنَزَلَ جِبْرِيلُ 􀏥 اذْهَبْ، فَائْتِنِي ِ » : صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلرَّجُلِ 􀉍 فَقَالَ رَسُولُ ا َِّ
َ يقُْرِئُكَ السَّلَامَ، وَيقَُولُ: إِذَا جَاءَكَ 􀉍 عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ ا َّ
فَلَمَّا جَاءَ الشَّيْخُ قَالَ ، « هُ􀊭 الشَّيْخُ، فَسَلْهُ عَنْ شَيْءٍ قَالَهُ فِي نفَْسِهِ مَا سمَِعَتْهُ أُذَُ
قَالَ: «؟ ْخُذُ مَالَهُ 􀏦 مَا زَالَ ابْنُكَ يَشْكُوكَ أَنَّكَ َ » : لَهُ النَّبِي صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَ لَّمَ
ِ، هَلْ أُنْفِقُهُ إِلَّا عَلَى إِحْدَى عَمَّاتِهِ أَوْ خَالِاتِهِ أَوْ عَلَى نفَْسِي؟ 􀉍 رَسُولَ ا َّ 􀊮 سَلْهُ َ
إِيهِ، دَعْنَا مِنْ هَذَ ا، أَخْبِرْنِي عَنْ شَيْءٍ قُلْتَهُ فِي » : فَقَالَ النَّبِي صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِكَ 􀊭 ُ يُزِيدَُ 􀉍 مَا يزََالُ ا َّ 􀉍 رَسُولَ ا َِّ 􀊮 َ 􀉍 قَالَ الشَّيْخُ: وَا َِّ « كَ􀊭 نفَْسِكَ، مَا سمَِعَتْهُ أُذَُ
قَالَ: قُلْتُ : . « أَسمَْعُ 􀊭 قُلْ، وَأََ » : يَ قَالَ 􀊭 يَقِينًا، قُلْتُ فِي نفَْسِي شَيْئًا مَا سمَِ

Datang seseorang terhadap Nabi shallallahu álaihi wasallam kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, bahwasanya ayahku sudah mengambil hartaku”. Maka Rasulullah shallallahu álaihi wasallam berkata kepadanya, “Pergilah dan bawalah ayahmu kepadaku”. Maka turunlah Jibril terhadap Nabi shallallahu álaihi wasallam kemudian berkata, “Sesungguhnya Allah mengirim salam kepadamu, dan berkata, “Jika ayahnya tiba maka tanyakanlah kepadanya tentang sesuatu yang terbesik di hatinya tetapi belum didengar oleh kedua telinganya (karena belum terucapkan)”.  Maka tatkala sang ayah -yang sudah tua- tiba maka  Nabi berkata kepadanya, “Anakmu terus mengeluhkan dirimu, engkau sudah mengambil hartanya?”. Orang bau tanah itu berkata, “Tanyakan kepadanya wahai Rasulullah, apakah saya menyalurkan hartanya tersebut untuk salah satu tantenya atau bibinya atau untuk diriku?” Maka Nabi berkata, “Lupakanlah hal itu, ceritakan kepadaku tentang sesuatu yang kau ucapkan dalam hatimu dan tidak didengar oleh kedua telingamu !”. Orang bau tanah itu berkata, “Demi Allah Wahai Rasulullah, Allah senantiasa menyertakan terhadap kami kepercayaan terhadap dirimu. Aku berkata dalam hatiku sesuatu yang belum didengar oleh kedua telingaku”. Nabi
berkata, “Ucapkanlah, dan saya akan mendengarnya !”.

Orang itu berkata, “Aku berkata :
فِعًا ... تعَُلُّ بِمَا أَجْنِي عَلَيْكَ وَتَنْهَل 􀊮 غَذَوْتُكَ مَوْلُودًا وَمُ نْتُكَ

Aku yang mengasuhmu di saat kau lahir, dan saya yang memeliharamu (memenuhi kebutuhanmu) di saat kau remaja Semua jerih payahku engkau minum dan kau reguk sepuasmu

لسُّقْمِ لَمْ أَبَتْ ... لِسُقْمِكَ إِلَّا سَاهِرًا أَتَمَلْمَل 􀊪 إِذَا لَيْلَةٌ ضَافَتْكَ ِ
Bila engkau sakit di malam hari, maka saya tidak bisa tidur karena sakit yang kau derita, saya risau dan bingung tidak bisa tidur karena sedih dan kawatir

َا ... لَتَعْلَمُ أَنَّ الْمَوْتَ وَقْتٌ مُؤَجَّلُ 􀄔 تَخَافُ الرَّدَى نفَْسِي عَلَيْكَ وَإَِّ

Aku mekhawatirkan jiwamu disambar maut, padahal saya tahu bahwa kematian itu ada ajalnya

ْمَل 􀄓 لَّذِي ... طُرِقْتَ بِهِ دُونِي فَعَيْنَايَ َ 􀊪 الْمَطْرُوقُ دُونَكَ ِ 􀊭 كَأَنِيّ أََ

Seakan-akan akulah yang sedang sakit bukan engkau yang sakit…maka kedua mataku tak kuasa mengalirkan air mata
فَلَمَّا بلََغْتَ السِّنَّ وَالْغَايَةَ الَّتِي ... إِلَيْهَا مَدَى مَا فِيكَ كُنْتُ أُؤَمَّل 

Tatkala engkau sudah meraih cukup umur dan menggapai apa yang kau cita-citakan, yang dulu itulah yang kuharapkan darimu

جَعَلْتَ جَزَائِي غِلْظَةً وَفَظَاظَةً ... كَأَنَّكَ أَنْتَ الْمُنْعِمُ الْمُتَفَضِّلُ

Engkau membalas budi baikku dengan perilaku keras dan kata-kata kasar….seakan-akan engkaulah 
yang sudah berjasa dan sudah berbuat baik kepadaku

فَلَيْتَكَ إِذْ لَمْ تَرْعَ حَقَّ أُبوَُّتِي ... كَمَا يفَْعَلُ الجَْارُ الْمُجَاوِرُ تَفْعَل

Seandainya engkau tidak mempedulikan hak ku selaku seorang ayah….(anggaplah saya menyerupai tetanggamu) sikapilah saya sebagaimana seorang bersikap baik terhadap tetangganya
أَنْتَ وَمَالُكَ » : فَبَكَى رَسُولُ للهِ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَأَخَذَ بِتَلْبِيبِ ابْنِهِ ، وَقَالَ « لِأَبِيكَ

Maka Rasulullah shallallahu álaihi wasallam pun menangis, dan memegang kerah dada baju anaknya dan ia berkata, “Engkau dan hartamu yakni milik ayahmu” (HR At-Tabhrani di al-Mu’jam al Awsath 6/339 no 6570 dan al- Baihaqi di Dalail An-Nubuwwah 6/305)

Sungguh agung hak seorang ayah….haknya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata renungkanlah sabda Nabi,
“Engkau (yaitu diri dan jiwamu, badan dan ragamu) dan hartamu yakni milik ayahmu ” meski kebanggaan setinggi langit dan puisi indah yang terangkai tetap tidak bisa membalas hak ayahmu yang begitu agung

Dialah sosok yang menjadi tumpuanmu tatkala engkau masih kecil dan tatkala engkau remaja ketiak  siapa pun di sekilingmu meninggalkanmu dan tidak mempedulikanmu 

Dialah pondasi dalam keluarga dialah tanda kenyamanan dan keselamatan dalam keluarga

Ayah cahaya di keluarga kehadirannya senantiasa dibutuhkan canda dan tawanya yakni penghias kehidupan pelukannya dan kasih sayangnya pelita kehidupan

Memandangnya menghadirkan kebahagiaan kepergiannya menenteng kesedihan Ayahmu dialah sosok yang sudah berkorban untuk keluarga

Dialah yang sudah berupaya terus membimbingmu dengan tidak pernah letih dialah yang senantiasa menghendaki kebaikanmu dengan sarat ketulusan

Ayahmu dialah yang senantiasa menyediakan kepadamu tanpa pelit sama sekali tanpa perkiraan kepadamu  yang penting engkau dapat tertawa engkau dapat tersenyum

Ia mengorbankan waktunya cuma untukmu ia mengorbankan dirinya untuk menebus kebahagiaanmu
Dialah ayah dialah ayah yang Robbul álamin sudah mewasiatkanmu untuk berbakti kepadanya untuk berbuat
yang terbaik baginya 
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حمََلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِير 

Dan Kami perintahkan terhadap insan (berbuat baik) terhadap dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam kondisi lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan terhadap dua orang ibu bapakmu, cuma kepada-Kulah kembalimu (QS Luqman : 14)

Wahai yang akan menjangkau nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang ingin menjangkau kenikmatan yang cocok dan awet dihadapanmu ada pintu nirwana yang terbuka
lebar dialah ayahmu Nabi bersabda :

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَْنَّةِ فَحَافِظْ عَلَى ذَلِكَ إِنْ شِئْتَ أَوْ دَعْ

“Ayah yakni pintu surge yang paling tengah, maka jagalah pintu tersebut kalau kau mau, atau lewati pintu tersebut” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al-Haakim dan Ibnu Hibbaan dan dishahihkan oleh Al-Albani di As-Shahihah no 914)

Barbakti terhadap ayah merupakan alasannya diterimanya amal shalih. Allah berfirman tentang orang-orang yang berbakti terhadap kedua orang tuanya :

ِمْ فِي أَصْحَابِ 􀄓 أُولَئِكَ الَّذِينَ نتََقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنتََجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاِ الجَْنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُو ن

“Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang bagus yang sudah mereka laksanakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bareng penghunipenghuni surga, selaku akad yang benar yang sudah dijanjikan terhadap mereka” (QS Al-Ahqoof : 16)

Menjadikan ayah rido yakni alasannya menjangkau keridoan Allah,sebab menggapai nirwana alasannya menjauhkan kemurkaan

Allah. Nabi bersabda :

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الوالد وسَ خَ طُ ال رَّبِّ فِي سخَ طِ ال وَا لِ د

“Keridoan Allah berada pada keridoan ayah, dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan ayah” (Al-Bukhari di al-Adab al-Mufrod dan dishahihkan oleh Al-Albani di As- Shahihah no 516)

Wahai hamba Allah renungkanlah kedudukan ayahmu besarnya jasa ayahmu kepadamu Ayahmu engkau yakni setetes air maninya engkau yakni belahan dirinya

Betapa banyak prospek yang ia inginkan darimu Jangan kau tanya tentang besarnya kegembiraan tingginya kebahagiaan yang meliputinya tatkala ia dikabari bahwa ibumu hamil mengandungmu Ia begitu gembira sementara engkau masih dalam perut ibumu, engkau masih belum keluar di dunia ini.

Semakin bertambah umurmu, makin berlalu bulan demi bulan maka makin besar penantiannya
menantimu....semakin sayang terhadap ibumu karena engkau dalam kandungannya.

Kerinduan makin meliputinya menunggu momentum kelahiranmu ia mengkalkulasikan hari dan malam menunggu konferensi yang indah denganmu betapa besar prospek yang ia gantungkan pada dirimu...betapa banyak anganangan yang berputar di benaknya

Tatkala tiba dikala engkau akan keluar dari perut ibumum tatkala ibumu menghadapi kesakitan hebat ayahmu juga mencicipi beratnya penderitaan ibumu ayahmu berdoa dengan sarat ketakutan dan kegalauan biar Allah merenggangkan penderitaan ibumu....agar engkau keluar
dengan selamat

Hingga tatkala ia mendengar tangisanmu...teriakanmu ia pun tak kuasa mengalirkan air mata kebahagiaan terlalu terharu melihatmu....kasih sayang yang tiada tara kepadamu mengalir di lubuk hatinya Ia begitu gembira melihatmu parasnya berseri-seri tatkala memandangmu

Jangan kau tanya tentang cintanya kepadamu...sayangnya terhadap dirimu Itulah hari bersejarah yang tidak akan terlalaikan dalam kenangan ayahmu....sejarah kebahagiaan konferensi denganmu

Kemudian terus meningkat hari bertambah pula kasih sayangnya kepadamu....hingga jadilah engkau yakni nomer satu, prioitas utama dalam kehidupannya. Jadilah engkau yang dilayani di siang dan malamnya, pikirannya senantiasa bersamamu...hatinya senantiasa bersamamu, engkau yang senantiasa ia tanyakan

Ia bergembira tatkala menyaksikan senyumanmu, ia begitu bingung dan risau kalau engkau menangis terlebih sakit...ia tak mau engkau tersakiti sedikitpun....hatinya teriris-iris kalau mendengar tangisan sakitmu....malam-malam ia lalui dengan bergadang karena bingung memikirkanmu betapa sering matanya tak kuasa menahan ajaran air mata karena kawatir akan kesehatanmu.

Tatkala engkau makin besar padangannya kepadamu makin sarat prospek semua keinginanmu
dipenuhi...cita-citamu senantiasa ia perjuangkan Ia senang dengan bahagianya dirimu ayahmu sedih kalau engkau bersedih betapa banyak air matamu yang terhapus dengan pelukannya

Betapa banyak kegalauan dalam hatimu ia hilangkan dengan belaiannya Ia melakukan pekerjaan untukmu tak kenal lelah...keringat bercucuran dari pelihnya tidak ia pedulikan

Hingga tatkala engkau menjadi seorang cowok jadilah dirimu yakni kebanggaannya engkau diceritakan disana dan disini... ia gembira dengan keberhasilanmu ia senang menyaksikan derap langkah
kakimu

Tahun-tahun berlalu inilah hasil perjuangannya mendidikmu selama ini jerih payahnya yang penuh
dengan kesusahan dan penderitaan demi memperjuangkan kebahagiaanmu

Betapa banyak kesedihan yang ia lalui tatkala mendidikmu dimana engkau dulu membangkangnya 
Betapa banyak gelas-gelas air mata pilu yang mesti diminumnya di saat engkau bandel dan melawannya

Memang ia pernah memarahimu...tapi itu semua karena sayang kepadamu...., mungkin ia pernah menjewermu dan membentakmu akan tetapi semua itu karena kawatir akan dirimu

Ia melawan kerasnya kehidupan...bertarung mencari nafkah, seluruhnya demi kebahagiaanmu....demi untuk menyaksikan senyumanmu betapa sering engkau memintanya untuk membelikan sesuatu...sementara engkau tidak tahun kondisinya yang begitu berat yang sedang ia hadapi tetapi ia tidak mengutarakannya kepadamu engkau tidak menghiraukan dengan dirinya, akan tetapi ia begitu mempedulikanmu baginya yang penting keperluan sekolahmu keperluan kuliahmu dan pendidikanmu terpenuhi...ia tidak menghiraukan meski mesti berhutang ia tidak menghiraukan meski mesti dimaki dan dihina  orang semua itu demi dirimu

Betapa sering ia bangkit di tengah gelapnya malam untuk mendoakanmu, sementara engkau tidak tahu engkau sedang tidur pulas dalam impianmu

Betapa sering air matanya mengalir memohon terhadap Yang Kuasa seraya ia berkata, “Ya Rabb, yang penting anakku menjadi anak yang sukses yang menggapai citacitanya” sementara engkau tidak tahu

Lihatlah ia mesti keluar di pagi hari untuk melakukan pekerjaan demi membahagiakanmu ia mesti pulang di malam hari, tidak sempat istirahat ia bersafar menempuh jarak yang begitu jauh rintangan dan ancaman ia lalui tanpa mengenal letih seluruhnya demi biar engkau dapat tersenyum, karena ia tak kuasa kalau melihatmu sedih dan menangis

Ia membanting tulang untuk membangun rumah bagimu biar engkau dapat hidup nyaman....ia berkeluh keringat biar engkau dapat makan yang yummy ia menahan penderitaan pekerjaan biar engkau dapat lulus dalam pendidikanmu

Itulah ayahmu itulah ayahmu itulah perjuangannya itulah pengorbanannya ia menyediakan kepadamu segala sesuatu...dan ia tidak meminta upah darimu

Ia berupaya semaksimal mungkin untukmu...sementara ia tidak pernah menunggu darimu ucapan terima kasih kepadanya

Ia sudah berbuat banyak kebaikan untukmu yang engkau tidak melihatnya ia berbakti kepadamu dengan pengorbanan yang tidak akan pernah dapat engkau balas 

Maka ta’atlah terhadap Rabbul ‘alamin yang memerintahkanmu untuk ta’at terhadap ayahmu....yang memerintahkanmu untuk berbakti kepadanya sungguh durhaka kepadanya yakni dosa besar menyakiti hati ayahmu yakni kejadian bagimu menjadikannya murka atau menangis yakni musibah bagimu. Allah berfirman :

ا يبَْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهمُ ا 􀊭 لْوَالِدَيْنِ إِحْسَاً 􀊪 هُ وَِ 􀊮 وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إَِّ
أَوْ كِلَاهمَُا فَلَا تَقُلْ لهَمَُا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهمَُا وَقُلْ لهَمَُا قَوْلًا كَرِيمًا، وَاخْفِضْ لهَمَُا جَنَاحَ
ذُّ لِّ مِنَ الرَّحمَْةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحمَْهُمَا كَمَا رَبيََّانِي صَغِيرًا

Dan Tuhanmu sudah mengutus supaya kau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kau berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya hingga berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kau menyampaikan terhadap keduanya perkataan "ah" dan janganlah kau membentak mereka dan ucapkanlah terhadap mereka perkataan yang mulia Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan sarat kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua sudah mendidik saya waktu kecil" (QS Al-Isroo 23-24)


Berbakti terhadap ayah yakni wajib setiap dikala dan dimanapun, akan tetapi makin ditekankan tatkala ayah di masa jompo tatkala rambutnya sudah memutih tatkala  jari-jarinya gemetar tatkala jalannya mulai tertatihtatih tatkala penyakit mulai meliputinya Masa kuatnya sudah sirna, sudah ia habiskan demi membahagiakanmu Maka saatnya engkau menyambutnya dengan sarat kasih sayang dengan sarat kerendahan ingat perintah Rabbmu :

وَاخْفِضْ لهَمَُا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحمَْ ة

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan sarat kesayangan" (QS Al-Isroo 24)

Janganlah kau jalan dihadapannya janganlah kau duduk sebelum ia duduk sambutlah ia dengan muka senyum berseri-seri isilah sisa umurnya dengan membahagiakannya Berbanggalah dengan dapat melayaninya  cari-cari tahu kebutuhannya biar engkau dapat memenuhinya, jaga perasaaanya jangan hingga ia meminta kepadamu maka penuhilah sebelum ia memintanya Berikan kepadanya kado doakan senantiasa dirinya senandungkanlah senantiasa doamu :

رَبِّ ارْحمَْهُمَا كَمَا رَبيََّانِي صَغِيرًا

"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua sudah mendidik saya waktu kecil" (QS Al- Isroo’ 24)

Ciumlah tangannya….itulah tangannya yang sudah hilang kekuatannya karena melakukan pekerjaan demi kebahagiaanmu ciumlah keningnya…itulah kening yang dulu sering berkerut mempertimbangkan keberhasilanmu pijit kedua kakinya yang sudah hilang kekokohannya di masa muda untuk melakukan pekerjaan menyanggupi kebutuhanmu...

Sungguh ini kesempatanmu yang tidak akan pernah terulang demi Allah akan tiba sebuah masa engkau tidak lagi menyaksikan ayahmu…pintu nirwana yang selama ini dapat kau buka sudah diangkat oleh Allah

Jika ayahmu sudah tiada maka engkau tidak bisa lagi memijitnya engkau tidak bisa lagi memberi kado kepadanya tidak bisa lagi membawakan makanan kesukaannya

Akan tetapi jangan pernah terputus doa darimu…itulah yang sungguh ia inginkan dalam kuburannya…

Berinfaklah, bersekahlah, berwakaflah untuknya, tentu pahalanya akan melapangkan sempitnya kuburannya menyoroti gelapnya kuburannya Berbuat oke terhadap keluarga bersahabat ayah….berbuat baik pula terhadap sahabat-sahabat dekatnya
􀊫 ال لَّهُ مَّ ا ر زُق  نَا بِرَّ وا لِدِ ي  نَا أَحْ يَاء و أَمْ وَاً

Ya Allah anugrahkan terhadap kami berbakti terhadap kedua orang bau tanah kami, apakah mereka dalam kondisi hidup maupun sudah tiada

􀊫 و أَمْ وَاً 􀊭 ال لَّهُ مَّ اجْعَ ل نَا مِم نْ ب رََّ وا لِدَ يْهِ أَحْ يَاً

Ya Allah jadikanlah kami tergolong orang-orang yang berbakti terhadap kedua orangtuanya baik tatkala kedua orang bau tanah masih hidup atau setelah meninggal dunia

اللَّهُمَّ أَعِنْنَا عَلَى بِرِّ وا لِدِ ي  نَا أَحْ يَا ءً و أَمْ وَاً

Ya Allah tolonglah kami untuk dapat berbakti terhadap kedua orang bau tanah kami baik di saat mereka masih hidup atau setelah meninggal dunia
صِغَارًا 􀊭 اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِوَالِدِيْنَا وَارْحمَْهُمْ كَمَا رَبوََّْ

Ya Allah ampunilah dosa-dosa kedua orang bau tanah kami dan sayangilah mereka sebagaimana mereka sudah letih mendidik kami di saat kami masih kecil

رَبَّ الْعَالَمِيْنَ 􀊮 ال لَّهُ مَّ أ ن زِلْ عَ لَ يهِ مْ رِضَاكَ َ

Ya Allah turunkanlah keridoanmu untuk mereka

أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 􀊮 ال لَّهُ مَّ أَسْ كِ ن هُ مُ ا لْفِ رْدَ وسَ الأ عْ لَى مِ نَ الجْ نَّةِ بِرَحمَْتِكَ َ


Ya Allah tempatkanlah kedua orang bau tanah kami di nirwana Firdaus

(Disarikan oleh Firanda Andirja dari Khutbah Asy-Syaikh Hatlaan Ali Al-Hatlaan hafizahullah)

Related : Berbakti Terhadap Ayah

0 Komentar untuk "Berbakti Terhadap Ayah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close