Entah mimpi apa saya ahad lalu, hingga tiba-tiba dua Miss Lamlagang berkata ingin menyambangi rumah kami di Lampeuneurut. Salah satunya adek leting saya di Aliyah, satunya lagi MUA hits se alam semesta.
Sebut saja salah satu wanita anggun itu namanya Yolanda. Bukan Yoldia, Yolmereka, terlebih Yolsaya. Dan yang satu lagi namanya Dini. Saya lupa nama lengkapnya. Apakah: Dini Aminarti, Pernikahan Dini, atau Dini Hari Pukul Dua Pagi.
Sehari sebelumnya Yola sudah saya ingatkan bahwa jangan bawa hadiah apapun. Mengingat ini kelahiran anak pria ke tiga, sudah niscaya baju lungsuran abangnya masih banyak dan pantas pakai.
Bukan saya tidak ingin baju gres buat anak, bukan! Tapi lemari kami udah gak muat. Kecuali nih ya ... yang akan kasih hadiah baju baru, mau kasih hadiah lemari gres juga sekalian.
Setelah saya larang beliau nanya lagi, saya suka makanan apa.
Saya jawab jangan bawa apapun. Karena memang semua belum dewasa saya perutnya manja sedikit dikala masih bayi. Kuah bersantan saja saya gak berani makan. Everyday kuah air mata ibu.
Tapi Yola terus saja merongrong saya dengan banyak pertanyaan, pengen dibawakan apa. Akhirnya saya jawab.
"Bawa camilan anggun kabin saja! Itu sudah niscaya berguna."
Bagi ibu menyusui seumpama saya, camilan anggun sejuta umat ini yaitu penyelamat yang jasanya tiada tara. Bisa jadi pengganjal perut dikala belum masuk waktu makan.
Terlebih kuenya aman, tanpa micin, tanpa anggun berlebihan, alias tidak mempunyai dampak samping. Kalau dampak depan, atau dampak belakang, itu belum saya kaji lebih jauh.
Saya kira mungkin beliau tidak akan meladeni seruan aneh saya. Lalu siapa sangka, hari itu beliau tiba ke tempat tinggal sudah seumpama sales roti kabin brand Hatari.
Lihatlah seumpama tertera di foto!
Mulai dari kabin rasa original, rasa margarin, hingga rasa kelapa, beliau borong semua.
Untungnya Hatari tak memproduksi kabin rasa-rasa aneh, seumpama varian rasa yang dahulu pernah ada, atau kabin rasa Sayange, rasa sayang-sayange, e lihat dari jauh rasa sayang-sayange ... (Gak usah sambil nyanyi juga bacanya)
Tak cuma itu.
Yolanda bawa dua kotak camilan anggun lain sekaligus. Buatan tangannya sendiri. ( Karena kalau tangan saya niscaya gak mungkin, terlalu sibuk buka Facebook. )
Ya Tuhan ... baiknya dua warga Lamlagang ini, hingga pantas dinobatkan selaku kandidat Keuchik periode selanjutnya.
Satu kotak berisi camilan anggun varian coklat dengan taburan keju berlimpah kasih sayang. Kotak satunya lagi berisi puding dengan vla coklat.
Masya Allah, rasanya ....
Apalagi Yola buatnya low sugar. Jadinya, yummy banget.
Kalau puding, rasa taro juaranya sih.
***
Dibandingkan akun IG Dini yang hingga 20 ribuan follower, terang artikel saya di FB ini akan kalah viewer. Tapi setidaknya saya cuma ingin mengapresiasi Yola.
Bahwa beliau hebat.
Dengan usia yang bahkan belum menginjak kepala tiga, ia sudah lewat terlalu banyak hal dalam hidup yang bahkan mungkin saya --yang lebih tua-- ini belum pasti sanggup melaluinya.
Saya mengenalnya sepuluhan tahun lalu. Saat beliau masih jadi salah satu sanjungan sekolah. Dia santriwati yang unggul berbahasa Jepang, pada masanya.
Perempuan berkacamata ini kemudian melanjutkan kuliahnya di Univ. Sumatera Utara, jurusan Bahasa Mandarin.
Namun takdir hidup menjadikannya mesti berhenti di tengah jalan, alasannya yaitu mesti pindah ke Jakarta. Yola memutuskan menikah muda, dan mengubur sejenak mimpi-mimpinya. Mungkin kini sebagian orang menyalahkan keputusannya ini.
Tapi bukankah Tuhan punya rencana?
Kalau beliau tidak menikah kala itu. Tidak akan ada Habib dan Hanan. Anak yang sungguh ia cintai.
Sekalipun di kemudian hari, banyak hal menyakitkan yang mesti terjadi. Dan Yola berhasil melaluinya. Berada dalam badai, hingga kemudian sanggup keluar sambil bangun dengan tegak, kini. Membesarkan anaknya seorang diri.
***
So,
Buat kalian semua yang akan pesan kue, boleh banget mampir ke akun Instagram atau WhatsApp tertera ya. Yola menemukan reservasi camilan anggun dalam partai besar serta partai kecil. (Kalau partai lokal, belum tau )
Kita doakan agar Yoolicius ini sanggup menjadi kawasan bagi Yola mengekspresikan serta mengupgrade diri. Semoga berhasil menjadi jerih payah yang menyenangkan.
Dan opsi makanan itu adakalanya perlu diubahsuaikan dengan situasi hati.
Kalau hidupmu masih kurang menantang, boleh pesan bakso mercon yang pedas.
Kalau hidupmu terasa sepi, boleh pesan rujak yang rame rasanya.
Dan bagi yang kadang mempunyai hidup sedikit pahit. Bolehlah pesan dessert yang manis-manis.
Atau kalau mau yang lebih anggun lagi. Silahkan makan kontrak caleg. Seperti yang dahulu pernah bilang 1 juta /KK, misalnya.
Sumber https://www.juragandesa.id
Tentu saya tidak akan di make over, alasannya yaitu usiapun sudah nyaris game over. Dua mahluk ini mau jenguk anak kami yang gres launching, Ali ... tetapi bukan Bin Abi Thalib.
Sebut saja salah satu wanita anggun itu namanya Yolanda. Bukan Yoldia, Yolmereka, terlebih Yolsaya. Dan yang satu lagi namanya Dini. Saya lupa nama lengkapnya. Apakah: Dini Aminarti, Pernikahan Dini, atau Dini Hari Pukul Dua Pagi.
Sehari sebelumnya Yola sudah saya ingatkan bahwa jangan bawa hadiah apapun. Mengingat ini kelahiran anak pria ke tiga, sudah niscaya baju lungsuran abangnya masih banyak dan pantas pakai.
Bukan saya tidak ingin baju gres buat anak, bukan! Tapi lemari kami udah gak muat. Kecuali nih ya ... yang akan kasih hadiah baju baru, mau kasih hadiah lemari gres juga sekalian.
Setelah saya larang beliau nanya lagi, saya suka makanan apa.
Saya jawab jangan bawa apapun. Karena memang semua belum dewasa saya perutnya manja sedikit dikala masih bayi. Kuah bersantan saja saya gak berani makan. Everyday kuah air mata ibu.
Tapi Yola terus saja merongrong saya dengan banyak pertanyaan, pengen dibawakan apa. Akhirnya saya jawab.
"Bawa camilan anggun kabin saja! Itu sudah niscaya berguna."
Bagi ibu menyusui seumpama saya, camilan anggun sejuta umat ini yaitu penyelamat yang jasanya tiada tara. Bisa jadi pengganjal perut dikala belum masuk waktu makan.
Terlebih kuenya aman, tanpa micin, tanpa anggun berlebihan, alias tidak mempunyai dampak samping. Kalau dampak depan, atau dampak belakang, itu belum saya kaji lebih jauh.
Saya kira mungkin beliau tidak akan meladeni seruan aneh saya. Lalu siapa sangka, hari itu beliau tiba ke tempat tinggal sudah seumpama sales roti kabin brand Hatari.
Lihatlah seumpama tertera di foto!
Mulai dari kabin rasa original, rasa margarin, hingga rasa kelapa, beliau borong semua.
Untungnya Hatari tak memproduksi kabin rasa-rasa aneh, seumpama varian rasa yang dahulu pernah ada, atau kabin rasa Sayange, rasa sayang-sayange, e lihat dari jauh rasa sayang-sayange ... (Gak usah sambil nyanyi juga bacanya)
Tak cuma itu.
Yolanda bawa dua kotak camilan anggun lain sekaligus. Buatan tangannya sendiri. ( Karena kalau tangan saya niscaya gak mungkin, terlalu sibuk buka Facebook. )
Ya Tuhan ... baiknya dua warga Lamlagang ini, hingga pantas dinobatkan selaku kandidat Keuchik periode selanjutnya.
Satu kotak berisi camilan anggun varian coklat dengan taburan keju berlimpah kasih sayang. Kotak satunya lagi berisi puding dengan vla coklat.
Masya Allah, rasanya ....
Apalagi Yola buatnya low sugar. Jadinya, yummy banget.
Kalau puding, rasa taro juaranya sih.
***
Dibandingkan akun IG Dini yang hingga 20 ribuan follower, terang artikel saya di FB ini akan kalah viewer. Tapi setidaknya saya cuma ingin mengapresiasi Yola.
Bahwa beliau hebat.
Dengan usia yang bahkan belum menginjak kepala tiga, ia sudah lewat terlalu banyak hal dalam hidup yang bahkan mungkin saya --yang lebih tua-- ini belum pasti sanggup melaluinya.
Saya mengenalnya sepuluhan tahun lalu. Saat beliau masih jadi salah satu sanjungan sekolah. Dia santriwati yang unggul berbahasa Jepang, pada masanya.
Perempuan berkacamata ini kemudian melanjutkan kuliahnya di Univ. Sumatera Utara, jurusan Bahasa Mandarin.
Namun takdir hidup menjadikannya mesti berhenti di tengah jalan, alasannya yaitu mesti pindah ke Jakarta. Yola memutuskan menikah muda, dan mengubur sejenak mimpi-mimpinya. Mungkin kini sebagian orang menyalahkan keputusannya ini.
Tapi bukankah Tuhan punya rencana?
Kalau beliau tidak menikah kala itu. Tidak akan ada Habib dan Hanan. Anak yang sungguh ia cintai.
Sekalipun di kemudian hari, banyak hal menyakitkan yang mesti terjadi. Dan Yola berhasil melaluinya. Berada dalam badai, hingga kemudian sanggup keluar sambil bangun dengan tegak, kini. Membesarkan anaknya seorang diri.
***
So,
Buat kalian semua yang akan pesan kue, boleh banget mampir ke akun Instagram atau WhatsApp tertera ya. Yola menemukan reservasi camilan anggun dalam partai besar serta partai kecil. (Kalau partai lokal, belum tau )
Kita doakan agar Yoolicius ini sanggup menjadi kawasan bagi Yola mengekspresikan serta mengupgrade diri. Semoga berhasil menjadi jerih payah yang menyenangkan.
Dan opsi makanan itu adakalanya perlu diubahsuaikan dengan situasi hati.
Kalau hidupmu masih kurang menantang, boleh pesan bakso mercon yang pedas.
Kalau hidupmu terasa sepi, boleh pesan rujak yang rame rasanya.
Dan bagi yang kadang mempunyai hidup sedikit pahit. Bolehlah pesan dessert yang manis-manis.
Atau kalau mau yang lebih anggun lagi. Silahkan makan kontrak caleg. Seperti yang dahulu pernah bilang 1 juta /KK, misalnya.
Sumber: Facebook Safrina Syams
0 Komentar untuk "Kue Jadul Dan Camilan Cantik Kekinian"