Al-Qur'an Surat Ke-24. Qs. An-Nur (Cahaya) 64 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia

Surat ke-24. QS. An-Nur (Cahaya) 64 ayat:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
سُوۡرَةٌ اَنۡزَلۡنٰهَا وَفَرَضۡنٰهَا وَاَنۡزَلۡنَا فِيۡهَاۤ اٰيٰتٍۭ بَيِّنٰتٍ لَّعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُوۡنَ
Suuratun anzalnaahaa wa faradnaahaa wa anzalnaa fiihaaa Aayaatim baiyinaatil la'allakum tazakkaruun
1. (Inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum)nya, dan Kami turunkan di dalamnya gejala (kebesaran Allah) yang jelas, biar kau ingat.

اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِىۡ فَاجۡلِدُوۡا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنۡهُمَا مِائَةَ جَلۡدَةٍ‌ ۖ وَّلَا تَاۡخُذۡكُمۡ بِهِمَا رَاۡفَةٌ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ۚ وَلۡيَشۡهَدۡ عَذَابَهُمَا طَآٮِٕفَةٌ مِّنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Azzaaniyatu wazzaanii fajliduu kulla waahidim minhumaa mi'ata jaldatinw wa laa taakhuzkum bihimaa raafatun fii diinil laahi in kuntum tu'minuuna billaahi wal Yawmil Aakhiri wal yashhad 'azaabahumaa taaa'ifatum minal mu'miniin
2. Pezina wanita dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan terhadap keduanya menghambat kau untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jikalau kau beriman terhadap Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) eksekusi mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

اَلزَّانِىۡ لَا يَنۡكِحُ اِلَّا زَانِيَةً اَوۡ مُشۡرِكَةً وَّ الزَّانِيَةُ لَا يَنۡكِحُهَاۤ اِلَّا زَانٍ اَوۡ مُشۡرِكٌ‌ ۚ وَحُرِّمَ ذٰ لِكَ عَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Azzaanii laa yankihu illaa zaaniyatan aw mushrikatanw wazzaaniyatu laa yankihuhaaa illaa zaanin aw mushrik; wa hurrima zaalika 'alal mu'miniin
3. Pezina pria dihentikan menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan wanita musyrik; dan pezina wanita dihentikan menikah kecuali dengan pezina pria atau dengan pria musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.

وَالَّذِيۡنَ يَرۡمُوۡنَ الۡمُحۡصَنٰتِ ثُمَّ لَمۡ يَاۡتُوۡا بِاَرۡبَعَةِ شُهَدَآءَ فَاجۡلِدُوۡهُمۡ ثَمٰنِيۡنَ جَلۡدَةً وَّلَا تَقۡبَلُوۡا لَهُمۡ شَهَادَةً اَبَدًا‌ ۚ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ
Wallaziina yarmuunal muhsanaati summa lam yaatuu bi-arba'ati shuhadaaa'a fajliduuhum samaaniina jaldatanw wa laa taqbaluu lahum shahaadatan abadaa; wa ulaaa'ika humul faasiquun
4. Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang bagus (berzina) dan mereka tidak menghadirkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali, dan janganlah kau terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik,

اِلَّا الَّذِيۡنَ تَابُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ ذٰلِكَ وَاَصۡلَحُوۡا‌ۚ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Illal laziina taabuu mim ba'di zaalika wa aslahuu fa innal laaha Ghafuurur Rahiim
5. kecuali mereka yang bertobat sehabis itu dan memperbaiki (dirinya), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

وَالَّذِيۡنَ يَرۡمُوۡنَ اَزۡوَاجَهُمۡ وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهُمۡ شُهَدَآءُ اِلَّاۤ اَنۡفُسُهُمۡ فَشَهَادَةُ اَحَدِهِمۡ اَرۡبَعُ شَهٰدٰتٍۭ بِاللّٰهِ‌ۙ اِنَّهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيۡنَ
Wallaziina yarmuuna azwaajahum wa lam yakul lahum shuhadaaa'u illaaa anfusuhum fashahaadatu ahadihim arb'u shahaadaatim billaahi innahuu laminas saadiqiin
6. Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak punya saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu merupakan empat kali bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya beliau tergolong orang yang berkata benar.

وَالۡخَـامِسَةُ اَنَّ لَـعۡنَتَ اللّٰهِ عَلَيۡهِ اِنۡ كَانَ مِنَ الۡكٰذِبِيۡنَ
Wal khaamisatu anna la'natal laahi 'alaihi in kaana minal kaazibiin
7. Dan (sumpah) yang kelima bahwa laknat Allah akan menimpanya, jikalau beliau tergolong orang yang berdusta.

وَيَدۡرَؤُا عَنۡهَا الۡعَذَابَ اَنۡ تَشۡهَدَ اَرۡبَعَ شَهٰدٰتٍۢ بِاللّٰهِ‌ۙ اِنَّهٗ لَمِنَ الۡكٰذِبِيۡنَۙ
Wa yadra'u anhal 'azaaba an tashhada arba'a shahaa daatim billaahi innahuu laminal kaazibiin
8. Dan istri itu terhindar dari eksekusi apabila beliau bersumpah empat kali atas (nama) Allah bahwa beliau (suaminya) sungguh-sungguh tergolong orang-orang yang berdusta,

وَالۡخَـامِسَةَ اَنَّ غَضَبَ اللّٰهِ عَلَيۡهَاۤ اِنۡ كَانَ مِنَ الصّٰدِقِيۡنَ
Wal khaamisata anna ghadabal laahi 'alaihaaa in kaana minas saadiqiin
9. dan (sumpah) yang kelima bahwa kemurkaan Allah akan menimpanya (istri), jikalau beliau (suaminya) itu tergolong orang yang berkata benar.

وَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ حَكِيۡمٌ
Wa law laa fadlul laahi 'alaikum wa rahmatuhuu wa annal laaha Tawwaabun Hakiim
10. Dan seandainya bukan lantaran karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kau akan menemui kesulitan). Dan sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Mahabijaksana.

اِنَّ الَّذِيۡنَ جَآءُوۡ بِالۡاِفۡكِ عُصۡبَةٌ مِّنۡكُمۡ‌ ؕ لَا تَحۡسَبُوۡهُ شَرًّا لَّـكُمۡ‌ ؕ بَلۡ هُوَ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ‌ ؕ لِكُلِّ امۡرِىٴٍ مِّنۡهُمۡ مَّا اكۡتَسَبَ مِنَ الۡاِثۡمِ‌ ۚ وَالَّذِىۡ تَوَلّٰى كِبۡرَهٗ مِنۡهُمۡ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ
Innal laziina jaaa'uu bilifki 'usbatum minkum; laa tahsabuuhu sharral lakum bal huwa khairul lakum; likul limri'im minhum mak tasaba minal-ism; wallazii tawallaa kibrahuu minhum lahuu 'azaabun 'aziim
11. Sesungguhnya orang-orang yang menenteng informasi bohong itu merupakan dari golongan kau (juga). Janganlah kau menduga informasi itu jelek bagi kau bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan memperoleh jawaban dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil penggalan paling besar (dari dosa yang diperbuatnya), beliau memperoleh azab yang besar (pula).

لَوۡلَاۤ اِذۡ سَمِعۡتُمُوۡهُ ظَنَّ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَالۡمُؤۡمِنٰتُ بِاَنۡفُسِهِمۡ خَيۡرًاۙ وَّقَالُوۡا هٰذَاۤ اِفۡكٌ مُّبِيۡنٌ‏
Law laaa iz sami'tumuuhu zannal mu'minuuna walmu'minaatu bi anfusihim khairanw wa qooluu haazaaa ifkum mmubiin
12. Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, sewaktu kau mendengar informasi bohong itu dan berkata, "Ini merupakan (suatu berita) bohong yang nyata."

لَوۡلَا جَآءُوۡ عَلَيۡهِ بِاَرۡبَعَةِ شُهَدَآءَ‌ ۚ فَاِذۡ لَمۡ يَاۡتُوۡا بِالشُّهَدَآءِ فَاُولٰٓٮِٕكَ عِنۡدَ اللّٰهِ هُمُ الۡـكٰذِبُوۡنَ‏
Law laa jaaa'uu 'alaihi bi-arba'ati shuhadaaa'; fa iz lam yaatuu bishshuhadaaa'i fa ulaaa 'ika 'indal laahi humul kaazibuun
13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak tiba menenteng empat saksi? Oleh lantaran mereka tidak menenteng saksi-saksi, maka mereka itu dalam persepsi Allah merupakan orang-orang yang berdusta.

وَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهٗ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ لَمَسَّكُمۡ فِىۡ مَاۤ اَفَضۡتُمۡ فِيۡهِ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ‌
Wa law laa fadlul laahi 'alaikum wa rahmatuhuu fiddunyaa wal aakhirati lamassakum fii maaa afadtum fiihi 'azaabun 'aziim
14. Dan seandainya bukan lantaran karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat, tentu kau ditimpa azab yang besar, disebabkan oleh obrolan kau wacana hal itu (berita bohong itu).

اِذۡ تَلَـقَّوۡنَهٗ بِاَ لۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُوۡلُوۡنَ بِاَ فۡوَاهِكُمۡ مَّا لَـيۡسَ لَـكُمۡ بِهٖ عِلۡمٌ وَّتَحۡسَبُوۡنَهٗ هَيِّنًا ‌ ۖ وَّهُوَ عِنۡدَ اللّٰهِ عَظِيۡمٌ
iz talaqqawnahuu bi alsinatikum wa taquuluuna bi afwaahikum maa laisa lakum bihii 'ilmunw wa tahsabuu nahuu haiyinanw wa huwa 'indl laahi 'aziim
15. (Ingatlah) sewaktu kau memperoleh (berita bohong) itu dari ekspresi ke ekspresi dan kau katakan dengan mulutmu apa yang tidak kau pahami sedikit pun, dan kau menganggapnya remeh, padahal dalam persepsi Allah itu soal besar.

وَ لَوۡلَاۤ اِذۡ سَمِعۡتُمُوۡهُ قُلۡتُمۡ مَّا يَكُوۡنُ لَـنَاۤ اَنۡ نَّـتَكَلَّمَ بِهٰذَ ا ‌ۖ سُبۡحٰنَكَ هٰذَا بُهۡتَانٌ عَظِيۡمٌ
Wa law laaa iz sami'tu muuhu qultum maa yakuunu lanaaa an natakallama bihaazaa Subhaanaka haaza buhtaanun 'aziim
16. Dan mengapa kau tidak berkata sewaktu mendengarnya, "Tidak layak bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau, ini merupakan kebohongan yang besar."

يَعِظُكُمُ اللّٰهُ اَنۡ تَعُوۡدُوۡا لِمِثۡلِهٖۤ اَبَدًا اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ‌ۚ
Ya'izukumul laahu an ta'uuduu limislihiii abadan in kuntum mu'miniin
17. Allah memperingatkan kau biar (jangan) kembali mengulangi menyerupai itu selama-lamanya, jikalau kau orang beriman,

وَيُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الۡاٰيٰتِ‌ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ‏
Wa yubaiyinul laahu lakumul Aayaat; wallaahu 'Aliimun Hakiim
18. dan Allah menerangkan ayat-ayat(-Nya) terhadap kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

اِنَّ الَّذِيۡنَ يُحِبُّوۡنَ اَنۡ تَشِيۡعَ الۡفَاحِشَةُ فِى الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌۙ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ‌ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Innal laziina yuhibbuuna an tashii'al faahishatu fil laziina aamanuu lahum 'azaabun aliimun fid dunyaa wal Aakhirah; wallaahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun
19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin biar tindakan yang sungguh keji itu (berita bohong) tersiar di golongan orang-orang yang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kau tidak mengetahui.

وَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ
Wa law laa fadlul laahi 'alaikum wa rahmatuhuu wa annal laaha Ra'uufur Rahiim
20. Dan kalau bukan lantaran karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kau akan ditimpa azab yang besar). Sungguh, Allah Maha Penyantun, Ma-ha Penyayang.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِ‌ ؕ وَمَنۡ يَّتَّبِعۡ خُطُوٰتِ الشَّيۡطٰنِ فَاِنَّهٗ يَاۡمُرُ بِالۡـفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِ‌ ؕ وَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنۡكُمۡ مِّنۡ اَحَدٍ اَبَدًا وَّلٰـكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّىۡ مَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ
Yaaa aiyuhal laziina aamanuu laa tattabi'uu khutuwaatish Shaitaan; wa many-yattabi' khutuwaatish Shaitaani fa innahuu yaamuru bilfahshaaa'i walmunkar; wa law laa fadlul laahi 'alaikum wa rahmatuhuu maa zakaa minkum min ahadin abadanw wa laakinnal laaha yu
21. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kau mengikuti tindakan setan. Barangsiapa mengikuti tindakan setan, maka sesungguhnya beliau (setan) memerintahkan melakukan tindakan yang keji dan mungkar. Kalau bukan lantaran karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentu tidak seorang pun di antara kau higienis (dari tindakan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, namun Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

وَلَا يَاۡتَلِ اُولُوا الۡـفَضۡلِ مِنۡكُمۡ وَالسَّعَةِ اَنۡ يُّؤۡتُوۡۤا اُولِى الۡقُرۡبٰى وَالۡمَسٰكِيۡنَ وَالۡمُهٰجِرِيۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ‌‌ۖ وَلۡيَـعۡفُوۡا وَلۡيَـصۡفَحُوۡا‌ ؕ اَلَا تُحِبُّوۡنَ اَنۡ يَّغۡفِرَ اللّٰهُ لَـكُمۡ‌ ؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Wa laa yaatali ulul fadli minkum wassa'ati ai yu'tuuu ulil qurbaa walmasaakiina walmuhaajiriina fii sabiilillaahi walya'fuu walyasfahuu; alaa tuhibbuuna ai yaghfiral laahu lakum; wal laahu Ghafuurur Rahiim
22. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai keistimewaan dan kelapangan di antara kau bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) terhadap kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kau tidak senang bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَرۡمُوۡنَ الۡمُحۡصَنٰتِ الۡغٰفِلٰتِ الۡمُؤۡمِنٰتِ لُعِنُوۡا فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌۙ
Innal laziina yarmuunal muhsanaatil ghaafilaatil mu'minaati lu'inuu fid dunyaa wal Aakhirati wa lahum 'azaabun 'aziim
23. Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan memperoleh azab yang besar,

يَّوۡمَ تَشۡهَدُ عَلَيۡهِمۡ اَلۡسِنَـتُهُمۡ وَاَيۡدِيۡهِمۡ وَاَرۡجُلُهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ
Yawma tashhhadu 'alaihim alsinatuhum wa aidiihim wa arjuluhum bimaa kaanuu ya'maluun
24. pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dulu mereka kerjakan.

يَوۡمَٮِٕذٍ يُّوَفِّيۡهِمُ اللّٰهُ دِيۡنَهُمُ الۡحَـقَّ وَيَعۡلَمُوۡنَ اَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡحَـقُّ الۡمُبِيۡنُ
Yawma'iziny yuwaf fiihimul laahu diinahumul haqqa wa ya'lamuuna annal laaha Huwal Haqqul Mubiin
25. Pada hari itu Allah menyempurnakan jawaban yang bergotong-royong bagi mereka, dan mereka tahu bahwa Allah Maha-benar, Maha Menjelaskan.

اَلۡخَبِيۡثٰتُ لِلۡخَبِيۡثِيۡنَ وَالۡخَبِيۡثُوۡنَ لِلۡخَبِيۡثٰتِ‌ۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيۡنَ وَالطَّيِّبُوۡنَ لِلطَّيِّبٰتِ‌ۚ اُولٰٓٮِٕكَ مُبَرَّءُوۡنَ مِمَّا يَقُوۡلُوۡنَ‌ؕ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّرِزۡقٌ كَرِيۡمٌ
Alkhabiisaatu lilkha biisiina walkhabiisuuna lilkhabiisaati wattaiyibaatu littaiyibiina wattaiyibuuna littaiyibaat; ulaaa'ika mubar ra'uuna maimma yaquuluuna lahum maghfiratunw wa rizqun kariim
26. Perempuan-perempuan yang keji untuk pria yang keji, dan pria yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang bagus untuk pria yang bagus dan pria yang bagus untuk perempuan-perempuan yang bagus (pula). Mereka itu higienis dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَدۡخُلُوۡا بُيُوۡتًا غَيۡرَ بُيُوۡتِكُمۡ حَتّٰى تَسۡتَاۡنِسُوۡا وَتُسَلِّمُوۡا عَلٰٓى اَهۡلِهَا ‌ؕ ذٰ لِكُمۡ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُوۡنَ
Yaaa aiyuhal laziina aamanuu laa tadkhuluu buyuutan ghaira buyuutikum hatta tastaanisuu wa tusallimuu 'allaa ahlihaa; zaalikum khairul lakum la'allakum tazakkaruun
27. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kau memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam terhadap penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, biar kau (selalu) ingat.

فَاِنۡ لَّمۡ تَجِدُوۡا فِيۡهَاۤ اَحَدًا فَلَا تَدۡخُلُوۡهَا حَتّٰى يُؤۡذَنَ لَـكُمۡ‌ۚ وَاِنۡ قِيۡلَ لَـكُمُ ارۡجِعُوۡا فَارۡجِعُوۡا‌ۚ هُوَ اَزۡكٰى لَـكُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ عَلِيۡمٌ‏
Fa il lam tajiduu fiihaaa ahadan falaa tadkhuluuhaa hattaa yu'zana lakum wa in qiila lakumurji'uu farji'uu huwa azkaa lakum; wallaahu bimaa ta'maluuna 'Aliim
28. Dan jikalau kau tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kau masuk sebelum kau memperoleh izin. Dan jikalau dibilang kepadamu, "Kembalilah!" Maka (hendaklah) kau kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.

لَـيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ اَنۡ تَدۡخُلُوۡا بُيُوۡتًا غَيۡرَ مَسۡكُوۡنَةٍ فِيۡهَا مَتَاعٌ لَّـكُمۡ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَمَا تَكۡتُمُوۡنَ‏
Laisa 'alaikum junaahun ann tadkhuluu buyuutan ghaira maskuunatin fiiha mataa'ul lakum; wallaahu ya'lamu maa tubduuna wa maa taktumuun
29. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni, yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengenali apa yang kau nyatakan dan apa yang kau sembunyikan.

قُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَ يَغُـضُّوۡا مِنۡ اَبۡصَارِهِمۡ وَيَحۡفَظُوۡا فُرُوۡجَهُمۡ‌ ؕ ذٰ لِكَ اَزۡكٰى لَهُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا يَصۡنَـعُوۡنَ
Qul lilmu' miniina yaghuudduu min absaarihim wa yahfazuu furuujahum; zaalika azkaa lahum; innallaaha khabiirum bimaa yasna'uun
30. Katakanlah terhadap pria yang beriman, biar mereka mempertahankan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Wa qul lilmu'minaati yaghdudna min absaarihinna wa yahfazna furuujahunna wa laa yubdiina ziinatahunna illaa maa zahara minhaa walyadribna bikhumurihinna 'alaa juyuubihinna wa laa yubdiina ziinatahunna illaa libu'uulatihinna aw aabaaa'i hinna aw aabaaa'i b
31. Dan katakanlah terhadap para wanita yang beriman, biar mereka mempertahankan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali terhadap suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara pria mereka, atau putra-putra kerabat pria mereka, atau putra-putra kerabat wanita mereka, atau para wanita (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pramusaji pria (tua) yang tidak punya cita-cita (terhadap perempuan) atau belum dewasa yang belum memahami wacana aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya biar diketahui komplemen yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kau semua terhadap Allah, wahai orang-orang yang beriman, biar kau beruntung.

وَاَنۡكِحُوا الۡاَيَامٰى مِنۡكُمۡ وَالصّٰلِحِيۡنَ مِنۡ عِبَادِكُمۡ وَاِمَآٮِٕكُمۡ‌ ؕ اِنۡ يَّكُوۡنُوۡا فُقَرَآءَ يُغۡنِهِمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ‌ ؕ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ
Wa ankihul ayaamaa minkum was saalihiina min 'ibaadikum wa imaa'kum; iny-yakuunuu fuqaraaa'a yughni himul laahu min fadlih; wal laahu Waasi'un 'Aliim
32. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang pria dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kesanggupan terhadap mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

وَلۡيَسۡتَعۡفِفِ الَّذِيۡنَ لَا يَجِدُوۡنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغۡنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ‌ؕ وَالَّذِيۡنَ يَبۡتَغُوۡنَ الۡـكِتٰبَ مِمَّا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ فَكَاتِبُوۡهُمۡ اِنۡ عَلِمۡتُمۡ فِيۡهِمۡ خَيۡرًا ‌‌ۖ وَّاٰ تُوۡهُمۡ مِّنۡ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِىۡۤ اٰتٰٮكُمۡ ‌ؕ وَلَا تُكۡرِهُوۡا فَتَيٰتِكُمۡ عَلَى الۡبِغَآءِ اِنۡ اَرَدۡنَ تَحَصُّنًا لِّـتَبۡتَغُوۡا عَرَضَ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا‌ ؕ وَمَنۡ يُّكۡرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنۡۢ بَعۡدِ اِكۡرَاهِهِنَّ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Wal yasta'fifil laziina laa yajiduuna nikaahan hata yughniyahumul laahu mi fadlih; wallaziina yabtaghuunal kitaaba mimmaa malakat aimaanukum fakaatibuuhum in 'alimtum fiihim khairanw wa aatuuhum mimmaalil laahil laziii aataakum; wa laa tukrihuu fatayaatik
33. Dan orang-orang yang tidak dapat kawin hendaklah mempertahankan kesucian (diri)nya, hingga Allah memberi kesanggupan terhadap mereka dengan karunia-Nya. Dan jikalau hamba sahaya yang kau miliki mengharapkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kau buat perjanjian terhadap mereka, jikalau kau mengenali ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah terhadap mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kau paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melaksanakan pelacuran, sedang mereka sendiri mengharapkan kesucian, lantaran kau hendak mencari laba kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) sehabis mereka dipaksa.

وَلَقَدۡ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكُمۡ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍ وَّمَثَلًا مِّنَ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَمَوۡعِظَةً لِّـلۡمُتَّقِيۡنَ
Wa laqad anzalnaaa ilaikum Aayaatim mubaiyinaatinw wa masalam minnal laziina khalaw min qablikum wa maw'izatal lilmuttaqiin
34. Dan sungguh, Kami sudah menurunkan terhadap kau ayat-ayat yang memberi penjelasan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kau dan selaku pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

اَللّٰهُ نُوۡرُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ ‌ؕ مَثَلُ نُوۡرِهٖ كَمِشۡكٰوةٍ فِيۡهَا مِصۡبَاحٌ‌ ؕ الۡمِصۡبَاحُ فِىۡ زُجَاجَةٍ‌ ؕ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوۡكَبٌ دُرِّىٌّ يُّوۡقَدُ مِنۡ شَجَرَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ زَيۡتُوۡنَةٍ لَّا شَرۡقِيَّةٍ وَّلَا غَرۡبِيَّةٍ ۙ يَّـكَادُ زَيۡتُهَا يُضِىۡٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٌ‌ ؕ نُوۡرٌ عَلٰى نُوۡرٍ‌ ؕ يَهۡدِى اللّٰهُ لِنُوۡرِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَ يَضۡرِبُ اللّٰهُ الۡاَمۡثَالَ لِلنَّاسِ‌ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ
Allaahu nuurus samaawaati wal ard; masalu nuurihii kamishkaatin fiihaa misbaah; almisbaahu fii zujaajatin azzujaajatu ka annahaa kawkabun durriyyuny yuuqadu min shajaratim mubaarakatin zaituunatil laa shariqiyyatinw wa laa gharbiyyatiny yakaadu zaituhaa y
35. Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, menyerupai suatu lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung beling (dan) tabung beling itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang berkembang tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, meskipun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi isyarat terhadap cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah bikin perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

فِىۡ بُيُوۡتٍ اَذِنَ اللّٰهُ اَنۡ تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيۡهَا اسۡمُهٗۙ يُسَبِّحُ لَهٗ فِيۡهَا بِالۡغُدُوِّ وَالۡاٰصَالِۙ
Fii buyuutin azinal laahu an turfa'a wa yuzkara fiihasmuhuu yusabbihu lahuu fiihaa bilghuduwwi wal aasaal
36. (Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana sudah ditugaskan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang,

رِجَالٌ ۙ لَّا تُلۡهِيۡهِمۡ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيۡعٌ عَنۡ ذِكۡرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَ اِيۡتَآءِ الزَّكٰوةِ‌ۖ ۙ يَخَافُوۡنَ يَوۡمًا تَتَقَلَّبُ فِيۡهِ الۡقُلُوۡبُ وَالۡاَبۡصَارُ
Rinjaalul laa tulhiihim tijaaratunw wa laa bai'un 'an zikril laahi wa iqoomis Salaati wa iitaaa'iz Zakaati yakkhaafuuna Yawman tataqallabu fiihil quluubu wal absaar
37. orang yang tidak dilalaikan oleh jual beli dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut terhadap hari sewaktu hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),

لِيَجۡزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحۡسَنَ مَا عَمِلُوۡا وَيَزِيۡدَهُمۡ مِّنۡ فَضۡلِهٖ‌ؕ وَاللّٰهُ يَرۡزُقُ مَنۡ يَّشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
Liyajziyahumul laahu ahsana maa 'amiluu wa yaziidahum min fadlih; wal laahu yarzuqu mai yashaaa'u bighairi hisaab
38. (mereka melaksanakan itu) biar Allah memberi jawaban terhadap mereka dengan yang lebih baik ketimbang apa yang sudah mereka kerjakan, dan biar Dia memperbesar karunia-Nya terhadap mereka. Dan Allah memberi rezeki terhadap semua orang yang Dia kehendaki tanpa batas.

وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَعۡمَالُهُمۡ كَسَرَابٍۢ بِقِيۡعَةٍ يَّحۡسَبُهُ الظَّمۡاٰنُ مَآءً ؕ حَتّٰۤى اِذَا جَآءَهٗ لَمۡ يَجِدۡهُ شَيۡــًٔـا وَّ وَجَدَ اللّٰهَ عِنۡدَهٗ فَوَفّٰٮهُ حِسَابَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ سَرِيۡعُ الۡحِسَابِ
Wallaziina kafaruuu a'maaluhum kasaraabim biqii'atiny yahsabuhuz zamaanu maaa'an hattaaa izaa jaaa'ahuu lam yajid hu shai'anw wa wajadal laaha 'indahuu fa waffaahu hisaabah; wallaahu sarii'ul hisaab
39. Dan orang-orang yang kafir, amal tindakan mereka menyerupai fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, namun apabila (air) itu dihadiri tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memamerkan kepadanya perkiraan (amal-amal) dengan tepat dan Allah sungguh cepat perhitungan-Nya.

اَوۡ كَظُلُمٰتٍ فِىۡ بَحۡرٍ لُّـجّـِىٍّ يَّغۡشٰٮهُ مَوۡجٌ مِّنۡ فَوۡقِهٖ مَوۡجٌ مِّنۡ فَوۡقِهٖ سَحَابٌ‌ؕ ظُلُمٰتٌۢ بَعۡضُهَا فَوۡقَ بَعۡضٍؕ اِذَاۤ اَخۡرَجَ يَدَهٗ لَمۡ يَكَدۡ يَرٰٮهَا‌ؕ وَمَنۡ لَّمۡ يَجۡعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوۡرًا فَمَا لَهٗ مِنۡ نُّوۡرٍ
Aw kazulumaatin fii bahril lujjiyyiny yaghshaahu mawjum min fawqihii mawjum min fawqihii mawjum min fawqihii sahaab; zulumatum ba'duhaa fawqa ba'din izaaa akhraja yadahuu lam yakad yaraahaa wa mal lam yaj'alil laahu lahuu nuura famaa lahuu min nuur
40. Atau (keadaan orang-orang kafir) menyerupai gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila beliau mengeluarkan tangannya nyaris tidak sanggup melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka beliau tidak punya cahaya sedikit pun.

اَلَمۡ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَالطَّيۡرُ صٰٓفّٰتٍ‌ؕ كُلٌّ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسۡبِيۡحَهٗ‌ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌۢ بِمَا يَفۡعَلُوۡنَ
Alam tara annal laaha yusabbihu lahuu man fissamaawaati wal ardi wat tairu saaaffaatim kullun qad 'alima Salaatahuu wa tasbiihah; wallaahu 'aliimum bimaa yaf'aluun
41. Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa terhadap Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang menyebarkan sayapnya. Masing-masing sungguh, sudah mengenali (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

وَلِلّٰهِ مُلۡكُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ۚ وَاِلَى اللّٰهِ الۡمَصِيۡرُ‏
Wa lillaahi mulkus samaawaati wal ardi wa ilal laahil masiir
42. Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan cuma terhadap Allah-lah kembali (seluruh makhluk).

اَلَمۡ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزۡجِىۡ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيۡنَهٗ ثُمَّ يَجۡعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلٰلِهٖ‌ۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَآءِ مِنۡ جِبَالٍ فِيۡهَا مِنۡۢ بَرَدٍ فَيُـصِيۡبُ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ وَ يَصۡرِفُهٗ عَنۡ مَّنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ يَكَادُ سَنَا بَرۡقِهٖ يَذۡهَبُ بِالۡاَبۡصَارِؕ
Alam tara annal laaha yuzjii sahaaban summa yu'allifu bainahuu summa yaj'aluhuu rukaaman fataral wadqa yakhruju min khilaalihii wa yunazzilu minas samaaa'i min jibaalin fiihaa mim barain fa yusiibu bihii mai yashaaa'u wa yasrifuhuu 'am mai yashaaa'u yakka
43. Tidakkah engkau menyaksikan bahwa Allah memicu awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, kemudian Dia membuatnya bertumpuk-tumpuk, kemudian engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu terhadap siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menetralisir penglihatan.

يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَعِبۡرَةً لِّاُولِى الۡاَبۡصَارِ
Yuqallibul laahul laila wannahaar; inna fii zaalika la'ibratal li ulil absaar
44. Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, tentu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).

وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَآبَّةٍ مِّنۡ مَّآءٍ ‌ۚفَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّمۡشِىۡ عَلٰى بَطۡنِهٖ‌ۚ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّمۡشِىۡ عَلٰى رِجۡلَيۡنِ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّمۡشِىۡ عَلٰٓى اَرۡبَعٍ‌ؕ يَخۡلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Wallaahu khalaqa kulla daaabbatim mim maaa'in faminhum mai yamshii 'alaa batnihii wa minhum mai yamshii 'alaa rijlaine wa minhum mai yamshii 'alaaa arba'; yakhluqul laahu maa yashaaa'; innal laaha 'alaa kulli shai'in Qadiir
45. Dan Allah bikin semua jenis binatang dari air, maka sebagian ada yang berlangsung di atas perutnya dan sebagian berlangsung dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berlangsung dengan empat kaki. Allah bikin apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

لَـقَدۡ اَنۡزَلۡنَاۤ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍ‌ؕ وَ اللّٰهُ يَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ
Laqad anzalnaaa Aayaatim mubaiyinaat; wallaahu yahdii mai yashaaa'u ilaa Siraatim Mustaqiim
46. Sungguh, Kami sudah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Dan Allah memberi isyarat siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

وَيَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالرَّسُوۡلِ وَاَطَعۡنَا ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيۡقٌ مِّنۡهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ ذٰلِكَ‌ؕ وَمَاۤ اُولٰٓٮِٕكَ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Wa yaquuluuna aamannaa billaahi wa bir Rasuuli wa ata'naa summa yatawallaa fariiqum minhum mim ba'di zaalik; wa maaa ulaaa'ika bilmu'miniin
47. Dan mereka (orang-orang munafik) berkata, "Kami sudah beriman terhadap Allah dan Rasul (Muhammad), dan kami menaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari mereka berpaling sehabis itu. Mereka itu bukanlah orang-orang beriman.

وَاِذَا دُعُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ اِذَا فَرِيۡقٌ مِّنۡهُمۡ مُّعۡرِضُوۡنَ
Wa izaa du'uuu ilal laahi wa Rasuulihii li yahkuma bainahum izaa fariiqum minhum mu'riduun
48. Dan apabila mereka diajak terhadap Allah dan Rasul-Nya, biar (Rasul) tentukan problem di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak (untuk datang).

وَاِنۡ يَّكُنۡ لَّهُمُ الۡحَـقُّ يَاۡتُوۡۤا اِلَيۡهِ مُذۡعِنِيۡنَؕ
Wa iny-yakul lahumul haqqu yaatuuu ilaihi muz'iniin
49. Tetapi, jikalau kebenaran di pihak mereka, mereka tiba kepadanya (Rasul) dengan patuh.

اَفِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌ اَمِ ارۡتَابُوۡۤا اَمۡ يَخَافُوۡنَ اَنۡ يَّحِيۡفَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ وَرَسُوۡلُهٗ‌ؕ بَلۡ اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
Afii quluubihim ma radun amirtaabuuu am yakhaafuuna ani yahiifallaahu 'alaihim wa Rasuuluh; bal ulaaa'ika humuz zaalimuun
50. Apakah (ketidakhadiran mereka karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka sangsi ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zhalim terhadap mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zhalim.

اِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ اِذَا دُعُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ اَنۡ يَّقُوۡلُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ
Innamaa kaana qawlal mu'miniina izaa du'uuu ilal laahi wa Rasuulihii li yahkuma bainahum ai yaquuluu sami'naa wa ata'naa; wa ulaaa'ika humul muflihuun
51. Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak terhadap Allah dan Rasul-Nya biar Rasul tentukan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ وَيَخۡشَ اللّٰهَ وَيَتَّقۡهِ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡفَآٮِٕزُوۡنَ
Wa mai yuti'il laaha wa Rasuulahuu wa yakhshal laaha wa yattaqhi fa ulaaa'ika humul faaa'izuun
52. Dan barangsiapa taat terhadap Allah dan Rasul-Nya serta takut terhadap Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.

وَاَقۡسَمُوۡا بِاللّٰهِ جَهۡدَ اَيۡمَانِهِمۡ لَٮِٕنۡ اَمَرۡتَهُمۡ لَيَخۡرُجُنَّ‌ ۚ قُلْ لَّا تُقۡسِمُوۡا‌ ۚ طَاعَةٌ مَّعۡرُوۡفَةٌ‌  ؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ
Wa aqsamuu billaahi jahda aimaanihim la'in amartahum la yakhrujunna qul laa tuqsimuu taa'atum ma'ruufah innal laaha khabiirum bimaa ta'maluun
53. Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah sungguh-sungguh, bahwa jikalau engkau suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah (Muhammad), "Janganlah kau bersumpah, (karena yang diminta) merupakan ketaatan yang baik. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kau kerjakan."

قُلۡ اَطِيۡعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡعُوا الرَّسُوۡلَ‌ۚ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّمَا عَلَيۡهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيۡكُمۡ مَّا حُمِّلۡتُمۡ‌ؕ وَاِنۡ تُطِيۡعُوۡهُ تَهۡتَدُوۡا‌ؕ وَمَا عَلَى الرَّسُوۡلِ اِلَّا الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ
Qul atii'ul laaha wa atii'ur Rasuula fa in tawallaw fa innamaa 'alaihi maa hummila wa 'alaikum maa hummiltum wa in tutii'uuhu tahtaduu; wa maa'alar Rasuuli illal balaaghul mubiin
54. Katakanlah, "Taatlah terhadap Allah dan taatlah terhadap Rasul; jikalau kau berpaling, maka sesungguhnya keharusan Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, dan keharusan kau hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kau taat kepadanya, tentu kau memperoleh petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyodorkan (amanat Allah) dengan jelas."

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسۡتَخۡلِفَـنَّهُمۡ فِى الۡاَرۡضِ كَمَا اسۡتَخۡلَفَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِيۡنَهُمُ الَّذِى ارۡتَضٰى لَهُمۡ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ اَمۡنًا‌ ؕ يَعۡبُدُوۡنَنِىۡ لَا يُشۡرِكُوۡنَ بِىۡ شَيۡــًٔــا‌ ؕ وَمَنۡ كَفَرَ بَعۡدَ ذٰ لِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ
Wa'adal laahul laziina aamanuu minkum wa 'amilus saalihaati la yastakhlifan nahum fil ardi kamastakh lafal laziina min qablihim wa la yumakkinanna lahum diinahumul lazir tadaa lahum wa la yubaddilannahum mim ba'di khawfihim amnaa; ya'buduunanii laayushrik
55. Allah sudah prospektif terhadap orang-orang di antara kau yang beriman dan yang melakukan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan memicu mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia sudah memicu orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang sudah Dia ridhai. Dan Dia sungguh-sungguh merubah (keadaan) mereka, sehabis berada dalam cemas menjadi kondusif sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir sehabis (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

وَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَ اٰ تُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ
Wa aqiimus Salaata wa aatuz Zakaata wa atii'ur Rasuula la'allakum turhamuun
56. Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah terhadap Rasul (Muhammad), biar kau diberi rahmat.

لَا تَحۡسَبَنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مُعۡجِزِيۡنَ فِى الۡاَرۡضِ‌ۚ وَمَاۡوٰٮهُمُ النَّارُ‌ؕ وَلَبِئۡسَ الۡمَصِيۡرُ
Laa tahsabannal laziina kafaruu mu'jiziina fil ard; wa maawaahumun Naaru wa labi'sal masiir
57. Janganlah engkau menduga bahwa orang-orang yang kafir itu sanggup luput dari siksaan Allah di bumi; sedang wilayah kembali mereka (di akhirat) merupakan neraka. Dan itulah seburuk-buruk wilayah kembali.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لِيَسۡتَـاْذِنۡكُمُ الَّذِيۡنَ مَلَكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ وَالَّذِيۡنَ لَمۡ يَـبۡلُغُوا الۡحُـلُمَ مِنۡكُمۡ ثَلٰثَ مَرّٰتٍ‌ؕ مِنۡ قَبۡلِ صَلٰوةِ الۡفَجۡرِ وَحِيۡنَ تَضَعُوۡنَ ثِيَابَكُمۡ مِّنَ الظَّهِيۡرَةِ وَمِنۡۢ بَعۡدِ صَلٰوةِ الۡعِشَآءِ ‌ؕ ثَلٰثُ عَوۡرٰتٍ لَّـكُمۡ‌ ؕ لَـيۡسَ عَلَيۡكُمۡ وَ لَا عَلَيۡهِمۡ جُنَاحٌۢ بَعۡدَهُنَّ‌ ؕ طَوّٰفُوۡنَ عَلَيۡكُمۡ بَعۡضُكُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ‌ ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الۡاٰيٰتِ‌ ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ
Yaaa aiyuhal laziina aamanuu li yastaazinkumul laziina malakat aimaanukum wallaziina lam yablughul huluma minkum salaasa marraat; min qabli Salaatil Fajri wa hiina tada'uuna siyaa bakum minaz zahiirati wa mim ba'di Salaatil Ishaaa'; salaasu 'awraatil laku
58. Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kau miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu, meminta izin terhadap kau pada tiga kali (kesempatan) yaitu, sebelum shalat Subuh, sewaktu kau menanggalkan busana (luar)mu di tengah hari, dan sehabis shalat Isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kau atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

وَاِذَا بَلَغَ الۡاَطۡفَالُ مِنۡكُمُ الۡحُـلُمَ فَلۡيَسۡتَـاْذِنُوۡا كَمَا اسۡتَـاْذَنَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمۡ اٰيٰتِهٖ‌ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ
Wa izaa balaghal atfaalu minkumul huluma fal yastaazinuu kamas taazanal laziina min qablihim; kazaalika yubaiyinul laahu lakum Aayaatih; wallaahu 'Aliimun Hakiim
59. Dan apabila anak-anakmu sudah hingga umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, menyerupai orang-orang yang lebih remaja meminta izin. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

وَالۡـقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَآءِ الّٰتِىۡ لَا يَرۡجُوۡنَ نِكَاحًا فَلَيۡسَ عَلَيۡهِنَّ جُنَاحٌ اَنۡ يَّضَعۡنَ ثِيَابَهُنَّ غَيۡرَ مُتَبَـرِّجٰتٍ ۭ بِزِيۡنَةٍ‌ ؕ وَاَنۡ يَّسۡتَعۡفِفۡنَ خَيۡرٌ لَّهُنَّ‌ ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ
Walqawaa'idu minan nisaaa'il laatii laa yarjuuna nikaahan falisa 'alaihinna junaahun ai yada'na siyaabahunna ghaira mutabar rijaatim biziinah; wa ai yasta'fifna khairul lahunn; wallaahu Samii'un 'Aliim
60. Dan para wanita renta yang sudah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan busana (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan; namun memelihara kehormatan merupakan lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

لَـيۡسَ عَلَى الۡاَعۡمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الۡاَعۡرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الۡمَرِيۡضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنۡفُسِكُمۡ اَنۡ تَاۡكُلُوۡا مِنۡۢ بُيُوۡتِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ اٰبَآٮِٕكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ اُمَّهٰتِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ اِخۡوَانِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ اَخَوٰتِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ اَعۡمَامِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ عَمّٰتِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ اَخۡوَالِكُمۡ اَوۡ بُيُوۡتِ خٰلٰتِكُمۡ اَوۡ مَا مَلَكۡتُمۡ مَّفَاتِحَهٗۤ اَوۡ صَدِيۡقِكُمۡ‌ؕ لَـيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ اَنۡ تَاۡكُلُوۡا جَمِيۡعًا اَوۡ اَشۡتَاتًا‌ ؕ فَاِذَا دَخَلۡتُمۡ بُيُوۡتًا فَسَلِّمُوۡا عَلٰٓى اَنۡفُسِكُمۡ تَحِيَّةً مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً‌  ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الۡاٰيٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ
Laisa 'alal a'maa barajunw wa laa 'alal a'raji barajunw wa laa 'alal mariidi barajun wa laa 'alaa anfusikum an taakuluu mim buyuutikum aw buyuuti aabaaa'ikum aw buyuuti ummahaatikum aw buyuuti ikhwaanikum aw buyuuti akhawaatikum aw buyuuti a'maamikum aw b
61. Tidak ada hambatan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah kau atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kau miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada hambatan bagi kau makan gotong royong mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kau memasuki rumah-rumah hendaklah kau memberi salam (kepada penghuninya, yang bermakna memberi salam) terhadap dirimu sendiri, dengan salam yang sarat berkah dan baik dari segi Allah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat(-Nya) bagimu, biar kau mengerti.

اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَاِذَا كَانُوۡا مَعَهٗ عَلٰٓى اَمۡرٍ جَامِعٍ لَّمۡ يَذۡهَبُوۡا حَتّٰى يَسۡتَاۡذِنُوۡهُ‌ ؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَـاْذِنُوۡنَكَ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ‌ ۚ فَاِذَا اسۡتَاْذَنُوۡكَ لِبَعۡضِ شَاۡنِهِمۡ فَاۡذَنۡ لِّمَنۡ شِئۡتَ مِنۡهُمۡ وَاسۡتَغۡفِرۡ لَهُمُ اللّٰهَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Innamal mu'minuunal laziina aamanuu billaahi wa Rasuulihii wa izaa kaanuu ma'ahuu 'alaaa amrin jaami'il lam yazhabuu hataa yastaazinuuh; innal laziina yastaa zinuukana ulaaa'ikal laziina yu'minuuna billaahi wa Rasuulih; fa izas taazanuuka liba'di shaanihi
62. (Yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman terhadap Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada gotong royong dengan beliau (Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman terhadap Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka meminta izin kepadamu lantaran suatu keperluan, berilah izin terhadap siapa yang engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka terhadap Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

لَا تَجۡعَلُوۡا دُعَآءَ الرَّسُوۡلِ بَيۡنَكُمۡ كَدُعَآءِ بَعۡضِكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ قَدۡ يَعۡلَمُ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ يَتَسَلَّلُوۡنَ مِنۡكُمۡ لِوَاذًا‌ ۚ فَلۡيَحۡذَرِ الَّذِيۡنَ يُخَالِفُوۡنَ عَنۡ اَمۡرِهٖۤ اَنۡ تُصِيۡبَهُمۡ فِتۡنَةٌ اَوۡ يُصِيۡبَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
La taj'aluu du'aaa'ar Rasuuli bainakum kadu'aaa'i badikum ba'daa; qad ya'lamul laahul laziina yatasallaluuna minkum liwaazaa; fal yahzaril laziina yukhaalifuuna 'an amrihiii an tusiibahum fitnatun aw yusiibahum 'azaabun aliim
63. Janganlah kau jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kau menyerupai panggilan sebagian kau terhadap sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengenali orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kau dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan memperoleh ujian atau ditimpa azab yang pedih.

اَلَاۤ اِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ ‌ؕ قَدۡ يَعۡلَمُ مَاۤ اَنۡـتُمۡ عَلَيۡهِؕ وَيَوۡمَ يُرۡجَعُوۡنَ اِلَيۡهِ فَيُنَـبِّـئُـهُمۡ بِمَا عَمِلُوۡا ‌ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ
Alaaa inna lillaahi maa fis samaawaati wal ardi qad ya'lamu maaa antum 'alaihi wa Yawma yurja'uuna ilaihi fa yunaabi 'uhum bimaa 'amiluu; wallaahu bikulli shai'in 'Aliim
64. Ketahuilah, sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi. Dia mengenali kondisi kau sekarang. Dan (mengetahui pula) hari (ketika mereka) dikembalikan kepada-Nya, kemudian diterangkan-Nya terhadap mereka apa yang sudah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Related : Al-Qur'an Surat Ke-24. Qs. An-Nur (Cahaya) 64 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia

0 Komentar untuk "Al-Qur'an Surat Ke-24. Qs. An-Nur (Cahaya) 64 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close