Al-Qur'an Surat Ke-16. Qs. An-Nahl (Lebah) 128 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia

Surat ke-16. QS. An-Nahl (Lebah) 128 ayat:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَتٰۤى اَمۡرُ اللّٰهِ فَلَا تَسۡتَعۡجِلُوۡهُ‌ ؕ سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
Ataaa amrullaahi falaa tasta'jiluuh; Subhaanahuu wa Ta'aalaa 'ammaa yushrikuun
1. Ketetapan Allah tentu datang, maka janganlah kau meminta mudah-mudahan dipercepat (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.

يُنَزِّلُ الۡمَلٰۤٮِٕكَةَ بِالرُّوۡحِ مِنۡ اَمۡرِهٖ عَلٰى مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖۤ اَنۡ اَنۡذِرُوۡۤا اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَا فَاتَّقُوۡنِ‏
Yunazzilul malaaa 'ikata birruuhi min amrihii 'alaa mai yashaaa'u min 'ibaadihiii an anziruuu annahuu laaa ilaaha illaaa ana fattaquun
2. Dia menurunkan para malaikat menenteng wahyu dengan perintah-Nya terhadap siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan berfirman) yaitu, "Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada yang kuasa selain Aku, maka hendaklah kau bertakwa kepada-Ku."

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَـقِّ‌ؕ تَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ‏
Khalaqas samaawaati wal arda bilhaqq; Ta'aalaa 'ammaa yushrikuun
3. Dia bikin langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.

خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ نُّـطۡفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيۡمٌ مُّبِيۡنٌ
Khalaqal insaana min nutfatin fa izaa huwa khasiimum mubiin
4. Dia sudah bikin insan dari mani, ternyata ia menjadi pembantah yang nyata.

وَالۡاَنۡعَامَ خَلَقَهَا‌ ۚ لَـكُمۡ فِيۡهَا دِفۡ ٴٌ وَّمَنَافِعُ وَمِنۡهَا تَاۡكُلُوۡنَ
Wal an 'amaa khalaqahaa; lakum fiihaa dif'unw wa manaafi'u wa minhaa taakuluun
5. Dan binatang ternak sudah diciptakan-Nya, untuk kau padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan banyak sekali manfaat, dan sebagiannya kau makan.

وَلَكُمۡ فِيۡهَا جَمَالٌ حِيۡنَ تُرِيۡحُوۡنَ وَحِيۡنَ تَسۡرَحُوۡنَ
Wa lakum fiihaa jamaalun hiina turiihuuna wa hiina tasrahuun
6. Dan kau menemukan keindahan padanya, di saat kau membawanya kembali ke sangkar dan di saat kau melepaskannya (ke wilayah penggembalaan).

وَتَحۡمِلُ اَثۡقَالَـكُمۡ اِلٰى بَلَدٍ لَّمۡ تَكُوۡنُوۡا بٰلِغِيۡهِ اِلَّا بِشِقِّ الۡاَنۡفُسِ‌ؕ اِنَّ رَبَّكُمۡ لَرَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌۙ‏
Wa tahmilu asqoolakum ilaa baladil lam takuunuu baalighiihi illaa bishiqqil anfus; inna Rabbakum la Ra'uufur Rahiim
7. Dan ia memuat beban-bebanmu ke suatu negeri yang kau tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan sulit payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang,

وَّالۡخَـيۡلَ وَالۡبِغَالَ وَالۡحَمِيۡرَ لِتَرۡكَبُوۡهَا وَزِيۡنَةً‌ ؕ وَيَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ‏
Walkhaila wal bighaala wal hamiira litarkabuuhaa wa ziinah; wa yakhluqu maa laa ta'lamuun
8. dan (Dia sudah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kau tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah bikin apa yang tidak kau ketahui.

وَعَلَى اللّٰهِ قَصۡدُ السَّبِيۡلِ وَمِنۡهَا جَآٮِٕرٌ‌ؕ وَلَوۡ شَآءَ لَهَدٰٮكُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ
Wa 'alal laahi qasdus sabiili wa minhaa jaaa'ir; wa law shaaa'a lahadaakum ajma'iin
9. Dan hak Allah menunjukan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan kalau Dia menghendaki, tentu Dia memberi isyarat kau semua (ke jalan yang benar).

هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً‌ لَّـكُمۡ مِّنۡهُ شَرَابٌ وَّمِنۡهُ شَجَرٌ فِيۡهِ تُسِيۡمُوۡنَ
Huwal laziii anzala minas samaaa'i maaa'al lakum minhu sharaabunw wa minhu shajarun fiihi tusiimuun
10. Dialah yang sudah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kau menggembalakan ternakmu.

يُنۡۢبِتُ لَـكُمۡ بِهِ الزَّرۡعَ وَالزَّيۡتُوۡنَ وَالنَّخِيۡلَ وَالۡاَعۡنَابَ وَمِنۡ كُلِّ الثَّمَرٰتِ‌ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّـقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ
Yumbitu lakum bihiz zar'a wazzaituuna wanna khiila wal-a'naaba wa min kullis samaraat, inna fii zaalika la Aayatal liqawminy yatafakkaruun
11. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kau tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala jenis buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

وَسَخَّرَ لَـكُمُ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَۙ وَالشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَ‌ؕ وَالنُّجُوۡمُ مُسَخَّرٰتٌۢ بِاَمۡرِهٖؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّـقَوۡمٍ يَّعۡقِلُوۡنَۙ
Wa sakkhkhara lakumul laila wannahaara wash shamsa walqamara wannujuumu musakhkharaatum bi amrih; inna fii zaalika la Aayaatil liqawminy ya'qiluun
12. Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bin-tang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat gejala (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti,

وَمَا ذَرَاَ لَـكُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مُخۡتَلِفًا اَلۡوَانُهٗ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لّـِقَوۡمٍ يَّذَّكَّرُوۡنَ‏
Wa maa zara a lakum fil ardi mukhtalifan alwaanuh; inna fii zaalika la Aayatal liqawminy yazakkaruun
13. dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan banyak sekali jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

وَهُوَ الَّذِىۡ سَخَّرَ الۡبَحۡرَ لِتَاۡكُلُوۡا مِنۡهُ لَحۡمًا طَرِيًّا وَّتَسۡتَخۡرِجُوۡا مِنۡهُ حِلۡيَةً تَلۡبَسُوۡنَهَا‌ۚ وَتَرَى الۡـفُلۡكَ مَوَاخِرَ فِيۡهِ وَلِتَبۡتَغُوۡا مِنۡ فَضۡلِهٖ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ‏
Wa Huwal lazii sakhkharal bahra litaakuluu minhu lahman tariyyanw wa tastakhrijuu minhu hilyatan talbasuunahaa wa taral fulka mawaakhira fiihi wa litabtaghuu min fadlihii wa la'allakum tashkuruun
14. Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), mudah-mudahan kau sanggup mengkonsumsi daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kau mengeluarkan pelengkap yang kau pakai. Kamu (juga) menyaksikan bahtera berlayar padanya, dan mudah-mudahan kau mencari sebagian karunia-Nya, dan mudah-mudahan kau bersyukur.

وَاَلۡقٰى فِى الۡاَرۡضِ رَوَاسِىَ اَنۡ تَمِيۡدَ بِكُمۡ وَاَنۡهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُوۡنَۙ
Wa alqoo fil ardi rawaasiya an tamiida bikum wa anhaaranw wa sublulal la 'allakum tahtaduun
15. Dan Dia menancapkan gunung di bumi mudah-mudahan bumi itu tidak goncang bareng kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan mudah-mudahan kau memperoleh petunjuk,

وَعَلٰمٰتٍ‌ؕ وَبِالنَّجۡمِ هُمۡ يَهۡتَدُوۡنَ
Wa 'alaamaat; wa bin najmi hum yahtaduun
16. dan (Dia menciptakan) gejala (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka memperoleh petunjuk.

اَفَمَنۡ يَّخۡلُقُ كَمَنۡ لَّا يَخۡلُقُ‌ؕ اَفَلَا تَذَكَّرُوۡنَ
Afamany yakhluqu kamallaa yakhluq; afalaa tazak karuun
17. Maka apakah (Allah) yang bikin sama dengan yang tidak sanggup bikin (sesuatu)? Mengapa kau tidak mengambil pelajaran?

وَاِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَةَ اللّٰهِ لَا تُحۡصُوۡهَاؕ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ‏
Wa in ta'udduu ni'matal laahi laa tuhsuuhaa; innal laaha la Ghafuurur Rahiim
18. Dan kalau kau menjumlah lezat Allah, tentu kau tidak akan bisa menghitungnya. Sungguh, Allah betul-betul Maha Pengampun, Maha Penyayang.

وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا تُسِرُّوۡنَ وَ مَا تُعۡلِنُوۡنَ
Wallaahu ya'lamu maa tusirruuna wa maa tu'linuun
19. Dan Allah mengenali apa yang kau rahasiakan dan apa yang kau lahirkan.

وَالَّذِيۡنَ يَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ لَا يَخۡلُقُوۡنَ شَيۡــًٔا وَّهُمۡ يُخۡلَقُوۡنَؕ
Wallaziina yad'uuna min duunil laahi laa yakhluquuna shai'anw wa hum yukhlaquun
20. Dan (berhala-berhala) yang mereka seru selain Allah, tidak sanggup bikin sesuatu apa pun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibentuk orang.

اَمۡوَاتٌ غَيۡرُ اَحۡيَآءٍ‌ ۚ وَمَا يَشۡعُرُوۡنَ اَيَّانَ يُبۡعَثُوۡنَ
Amwaatun ghairu ahyaaa'inw wa maa yash'uruuna aiyaana yub'asuun
21. (Berhala-berhala itu) benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengenali kapankah (penyembahnya) dibangkitkan.

اِلٰهُكُمۡ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ‌‌ ۚ فَالَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَةِ قُلُوۡبُهُمۡ مُّنۡكِرَةٌ وَّهُمۡ مُّسۡتَكۡبِرُوۡنَ
Illahukum Ilaahunw Waahid; fallaziina laa yu'minuuna bil Aakhirati quluubuhum munkiratunw wa hum mustakbiruun
22. Tuhan kau yakni Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang yang tidak beriman terhadap akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), dan mereka yakni orang yang sombong.

لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّوۡنَ وَمَا يُعۡلِنُوۡنَ‌ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡتَكۡبِرِيۡنَ‏
Laa jarama annal laaha ya'lamu maa yusirrona wa ma yu'linuun; innahuu laa yuhibbul mustakbiriin
23. Tidak disangsikan lagi bahwa Allah mengenali apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menggemari orang yang sombong.

وَاِذَا قِيۡلَ لَهُمۡ مَّاذَاۤ اَنۡزَلَ رَبُّكُمۡ‌ۙ قَالُـوۡۤا اَسَاطِيۡرُ الۡاَوَّلِيۡنَۙ
Wa izaa qiila lahum maazaaa anzala Rabbukum qooluu asaatiirul awwaliin
24. Dan apabila dibilang terhadap mereka, "Apakah yang sudah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Dongeng-dongeng orang dahulu,"

لِيَحۡمِلُوۡۤا اَوۡزَارَهُمۡ كَامِلَةً يَّوۡمَ الۡقِيٰمَةِ‌ۙ وَمِنۡ اَوۡزَارِ الَّذِيۡنَ يُضِلُّوۡنَهُمۡ بِغَيۡرِ عِلۡمٍ‌ؕ اَلَا سَآءَ مَا يَزِرُوۡنَ
Liyahmiluuu awzaarahum kaamilatany Yawmal Qiyaamati wa min awzaaril laziina yudilluunahum bighairi 'ilm; alaa saaa'a maa yaziruun
25. (ucapan mereka) memicu mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengenali sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu.

قَدۡ مَكَرَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ فَاَتَى اللّٰهُ بُنۡيَانَهُمۡ مِّنَ الۡقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيۡهِمُ السَّقۡفُ مِنۡ فَوۡقِهِمۡ وَاَتٰٮهُمُ الۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَشۡعُرُوۡنَ
Qad makaral laziina min qablihim fa atal laahu bunyaa nahum minal qawaa'idi fakharra 'alaihimus saqfu min fawqihim wa ataahumul 'azaabu min haisu laa yash'uruun
26. Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka sudah mengadakan tipu daya, maka Allah merusak rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, kemudian atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu tiba terhadap mereka dari arah yang tidak mereka sadari.

ثُمَّ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ يُخۡزِيۡهِمۡ وَيَقُوۡلُ اَيۡنَ شُرَكَآءِىَ الَّذِيۡنَ كُنۡتُمۡ تُشَآقُّوۡنَ فِيۡهِمۡ‌ؕ قَالَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ اِنَّ الۡخِزۡىَ الۡيَوۡمَ وَالسُّوۡۤءَ عَلَى الۡكٰفِرِيۡنَۙ
Summa Yawmal Qiyaamati yukhziihim wa yaquulu aina shurakaaa'iyal laziina kuntum tushaaaqquuna fiihim; qoolal laziina uutul 'ilma innal khizyal Yawma wassuuu'a 'alal kaafiriin
27. Kemudian Allah menghinakan mereka pada hari Kiamat, dan berfirman, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang lantaran membelanya) kau senantiasa memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman)?" Orang-orang yang diberi ilmu berkata, "Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan terhadap orang yang kafir,"

الَّذِيۡنَ تَتَوَفّٰٮهُمُ الۡمَلٰۤٮِٕكَةُ ظَالِمِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ‌ۖ فَاَلۡقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَـعۡمَلُ مِنۡ سُوۡۤءٍؕ بَلٰٓى اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌۢ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
Allaziina tatawaf faahu mul malaaa'ikatu zaalimiii anfusihim fa alqawus salama maa kunnaa na'malu min suuu'; balaaa innal laaha 'aliimum bimaa kuntum ta'maluun
28. (yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh para malaikat dalam kondisi (berbuat) zhalim terhadap diri sendiri, kemudian mereka menyerahkan diri (sambil berkata), "Kami tidak pernah menjalankan sesuatu kejahatan pun." (Malaikat menjawab), "Pernah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang sudah kau kerjakan."

فَادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا‌ؕ فَلَبِئۡسَ مَثۡوَى الۡمُتَكَبِّرِيۡنَ
Fadkhuluuu abwaaba jahannama khaalidiina fiiha falabi'sa maswal mutakab biriin
29. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kau kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk wilayah orang yang menyombongkan diri.

وَقِيۡلَ لِلَّذِيۡنَ اتَّقَوۡا مَاذَاۤ اَنۡزَلَ رَبُّكُمۡ‌ؕ قَالُوۡا خَيۡرًاؕ لِّـلَّذِيۡنَ اَحۡسَنُوۡا فِىۡ هٰذِهِ الدُّنۡيَا حَسَنَةٌ‌  ؕ وَلَدَارُ الۡاٰخِرَةِ خَيۡرٌ ‌ ؕ وَلَنِعۡمَ دَارُ الۡمُتَّقِيۡنَۙ
Wa qiila lillaziinat taqaw maazaaa anzala Rabbukum; qooluu khairaa; lillaziina absanuu fii haazihid dunyaa hasanah; wa la Daarul Aakhirati khair; wa lani'ma daarul muttaqiin
30. Dan kemudian dibilang terhadap orang yang bertakwa, "Apakah yang sudah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Kebaikan." Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh (balasan) yang baik. Dan bergotong-royong negeri alam abadi tentu lebih baik. Dan itulah sebaik-baik wilayah bagi orang yang bertakwa,

جَنّٰتُ عَدۡنٍ يَّدۡخُلُوۡنَهَا تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ‌ لَهُمۡ فِيۡهَا مَا يَشَآءُوۡنَ‌ؕ كَذٰلِكَ يَجۡزِى اللّٰهُ الۡمُتَّقِيۡنَۙ
Jannaatu 'Adniny yadkhuluunahaa tajrii min tahtihal anhaaru lahum fiihaa maa yashaaa'uun; kazaalika yajzil laahul muttaqiin
31. (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka memperoleh segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi jawaban terhadap orang yang bertakwa,

الَّذِيۡنَ تَتَوَفّٰٮهُمُ الۡمَلٰۤٮِٕكَةُ طَيِّبِيۡنَ‌ ۙ يَقُوۡلُوۡنَ سَلٰمٌ عَلَيۡكُمُۙ ادۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
Allaziina tatawaf faahumul malaaa'ikatu taiyibiina yaquuluuna salaamun 'alai kumud khulul Jannata bimaa kuntum ta'maluun
32. (yaitu) orang yang di saat diwafatkan oleh para malaikat dalam kondisi baik, mereka (para malaikat) menyampaikan (kepada mereka), "Salamun ‘alaikum, masuklah ke dalam nirwana lantaran apa yang sudah kau kerjakan."

هَلۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡ تَاۡتِيَهُمُ الۡمَلٰۤٮِٕكَةُ اَوۡ يَاۡتِىَ اَمۡرُ رَبِّكَ‌ؕ كَذٰلِكَ فَعَلَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ؕ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللّٰهُ وَلٰـكِنۡ كَانُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ يَظۡلِمُوۡنَ‏
Hal yanzuruuna illaaa an taatiyahumul malaaa'ikatu aw yaatiya amru Rabbik; kazaalika fa'alal laziina min qablihim; wa maa zalamahumul laahu wa laakin kaanuu anfusahum yazlimuun
33. Tidak ada yang dinantikan mereka (orang kafir) selain munculnya para malaikat terhadap mereka atau munculnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang sudah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Allah tidak menzhalimi mereka, justru merekalah yang (selalu) menzhalimi diri mereka sendiri.

فَاَصَابَهُمۡ سَيِّاٰتُ مَا عَمِلُوۡا وَحَاقَ بِهِمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ
Fa asaabahum saiyi aatu maa 'amiluu wa haaqa bihim maa kaano bihii yastahzi'uun
34. Maka mereka ditimpa azab (akibat) perbuatan mereka dan diliputi oleh azab yang dahulu senantiasa mereka perolok-olokkan.

وَقَالَ الَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡا لَوۡ شَآءَ اللّٰهُ مَا عَبَدۡنَا مِنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ شَىۡءٍ نَّحۡنُ وَلَاۤ اٰبَآؤُنَا وَلَا حَرَّمۡنَا مِنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ شَىۡءٍ‌ؕ كَذٰلِكَ فَعَلَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ۚ فَهَلۡ عَلَى الرُّسُلِ اِلَّا الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ‏
Wa qoolal laziina ashrakuu law shaaa'al laahu ma 'abadnaa min duunihii min shai'in nahnu wa laaa aabaaa'unaa wa laa harramnaa min duunihii min shai'; kazaalika fa'alal laziina min qablihim fahal 'alar Rusuli illal balaaghul mubiin
35. Dan orang musyrik berkata, "Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak (pula) kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)-Nya." Demikianlah yang diperbuat oleh orang sebelum mereka. Bukankah keharusan para rasul cuma menyodorkan (amanat Allah) dengan jelas.

وَلَـقَدۡ بَعَثۡنَا فِىۡ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوۡلًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ وَاجۡتَنِبُوا الطَّاغُوۡتَ‌ۚ فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ هَدَى اللّٰهُ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ الضَّلٰلَةُ‌ ؕ فَسِيۡرُوۡا فِىۡ الۡاَرۡضِ فَانْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ‏
Wa laqad ba'asnaa fii kulli ummatir Rasuulan ani'budul laaha wajtanibut Taaghuuta faminhum man hadal laahu wa minhum man haqqat 'alaihid dalaalah; fasiiruu fil ardi fanzuruu kaifa kaana 'aaqibatul mukazzibiin
36. Dan sungguh, Kami sudah mendelegasikan seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut", kemudian di antara mereka ada yang diberi isyarat oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kau di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).

اِنۡ تَحۡرِصۡ عَلٰى هُدٰٮهُمۡ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِىۡ مَنۡ يُّضِلُّ‌ وَمَا لَهُمۡ مِّنۡ نّٰصِرِيۡنَ‏
In tahris 'alaa hudaahum fa innal laaha laa yahdii mai yudillu wa maa lahum min naasiriin
37. Jika engkau (Muhammad) sungguh mengharapkan mudah-mudahan mereka memperoleh petunjuk, maka bergotong-royong Allah tidak akan memberi isyarat terhadap orang yang disesatkan-Nya, dan mereka tidak mempunyai penolong.

وَ اَقۡسَمُوۡا بِاللّٰهِ جَهۡدَ اَيۡمَانِهِمۡ‌ۙ لَا يَبۡعَثُ اللّٰهُ مَنۡ يَّمُوۡتُ‌ؕ بَلٰى وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقًّا وَّلٰـكِنَّ اَكۡثَرَ النَّاسِ لَا يَعۡلَمُوۡنَۙ‏
Wa aqsamuu billaahi jahda aimaanihim laa yab'asul laahu mai yamuut; balaa wa'dan 'alaihi haqqanw wa laakinna aksaran naasi laa ya'lamuun
38. Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan menghidupkan orang yang mati." Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), selaku suatu kesepakatan yang benar dari-Nya, namun pada biasanya insan tidak mengetahui,

لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِىۡ يَخۡتَلِفُوۡنَ فِيۡهِ وَ لِيَـعۡلَمَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَنَّهُمۡ كَانُوۡا كٰذِبِيۡنَ
Liyubaiyina lahumul lazii yakhtalifuuna fiihi wa liya'lamal laziina kafaruuu annahum kaanuu kaazibiin
39. mudah-mudahan Dia menerangkan terhadap mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan mudah-mudahan orang kafir itu mengenali bahwa mereka yakni orang yang berdusta.

اِنَّمَا قَوۡلُـنَا لِشَىۡءٍ اِذَاۤ اَرَدۡنٰهُ اَنۡ نَّقُوۡلَ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ
Innamaa qawlunaa lisha y'in izaa aradnaahu an naquula lahuu kun fa yakuun
40. Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami cuma menyampaikan kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.

وَالَّذِيۡنَ هَاجَرُوۡا فِى اللّٰهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا ظُلِمُوۡا لَـنُبَوِّئَنَّهُمۡ فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً‌  ؕ وَلَاَجۡرُ الۡاٰخِرَةِ اَكۡبَرُ‌ۘ لَوۡ كَانُوۡا يَعۡلَمُوۡنَۙ‏
Wallaziina haajaruu fil laahi mim ba'di maa zulimuu lanubawwi' annahum fiddunyaa hasanatanw wa la ajrul Aakhirati akbar; law kaanuu ya'lamuun
41. Dan orang yang berhijrah lantaran Allah sehabis mereka dizhalimi, tentu Kami akan memamerkan wilayah yang bagus terhadap mereka di dunia. Dan pahala di alam abadi tentu lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,

الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡا وَعَلٰى رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُوۡنَ
Allaziina sabaruu wa 'alaa Rabbihim yatawak kaluun
42. (yaitu) orang yang sabar dan cuma terhadap Tuhan mereka bertawakal.

وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا مِنۡ قَبۡلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوۡحِىۡۤ اِلَيۡهِمۡ‌ فَسۡـــَٔلُوۡۤا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَۙ‏
Wa maaa arsalnaa min qablika illaa rijaalan nuuhiii ilaihim; fas'aluuu ahlaz zikri in kuntum laa ta'lamuun
43. Dan Kami tidak mendelegasikan sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang pria yang Kami beri wahyu terhadap mereka; maka bertanyalah terhadap orang yang mempunyai wawasan kalau kau tidak mengetahui,

بِالۡبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِ‌ؕ وَاَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكَ الذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيۡهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُوۡنَ‏
Bilbaiyinaati waz Zubur; wa anzalnaaa ilaikaz Zikra litubaiyina linnaasi maa nuzzila ilaihim wa la'allahum yatafakkaruun
44. (mereka Kami utus) dengan menenteng keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, mudah-mudahan engkau menunjukan terhadap insan apa yang sudah diturunkan terhadap mereka dan mudah-mudahan mereka memikirkan,

اَفَاَمِنَ الَّذِيۡنَ مَكَرُوا السَّيِّاٰتِ اَنۡ يَّخۡسِفَ اللّٰهُ بِهِمُ الۡاَرۡضَ اَوۡ يَاۡتِيَهُمُ الۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَشۡعُرُوۡنَۙ
Afa aminal laziina makarus saiyi aati ai yakhsifal laahu bihimul arda aw yaaa tiyahumul 'azaabu min haisu laa yash'uruun
45. maka apakah orang yang bikin budi kancil yang jahat itu, merasa kondusif (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bareng mereka, atau (terhadap) munculnya siksa terhadap mereka dari arah yang tidak mereka sadari,

اَوۡ يَاۡخُذَهُمۡ فِىۡ تَقَلُّبِهِمۡ فَمَا هُمۡ بِمُعۡجِزِيۡنَۙ
Aw yaakhuzahum fii taqallubihim famaa hum bi mu'jiziin
46. atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu),

اَوۡ يَاۡخُذَهُمۡ عَلٰى تَخَوُّفٍؕ فَاِنَّ رَبَّكُمۡ لَرَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ
Aw yaakhuzahum 'alaa takhawwuf; fa inna Rabbakum la Ra'uufur Rahiim
47. atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.

اَوَلَمۡ يَرَوۡا اِلٰى مَا خَلَقَ اللّٰهُ مِنۡ شَىۡءٍ يَّتَفَيَّؤُا ظِلٰلُهٗ عَنِ الۡيَمِيۡنِ وَالشَّمَآٮِٕلِ سُجَّدًا لِّلَّهِ وَهُمۡ دٰخِرُوۡنَ
Awa lam yaraw ilaa maa khalaqal laahu min shai'iny-yatafaiya'u zilaaluhuu 'anil yamiini washshamaaa' ili sujjadal lillaahi wa hum daakhiruun
48. Dan apakah mereka tidak memperhatikan suatu benda yang diciptakan Allah, bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam kondisi sujud terhadap Allah, dan mereka (bersikap) rendah hati.

وَلِلّٰهِ يَسۡجُدُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ مِنۡ دَآبَّةٍ وَّالۡمَلٰۤٮِٕكَةُ وَهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ
Wa lillaahi yasjudu maa fis samaawaati wa maa fil ardi min daaabbatinw walma laaa'ikatu wa hum laa yastakbiruun
49. Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi cuma bersujud terhadap Allah yakni semua makhluk bergerak (bernyawa) dan (juga) para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.

يَخَافُوۡنَ رَبَّهُمۡ مِّنۡ فَوۡقِهِمۡ وَيَفۡعَلُوۡنَ مَا يُؤۡمَرُوۡنَ ۩
yakhaafuuna Rabbahum min fawqihim wa yaf'aluuna maa yu'maruun
50. Mereka takut terhadap Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang ditugaskan (kepada mereka).

وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَـتَّخِذُوۡۤا اِلٰهَيۡنِ اثۡنَيۡنِ‌ۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ‌ ۚ فَاِيَّاىَ فَارۡهَبُوۡنِ‏
Wa qoolal laahu laa tatta khizuuu ilaahainis naini innamaa Huwa Ilaahunw Waahid; fa iyyaaya farhabuun
51. Dan Allah berfirman, "Janganlah kau menyembah dua tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kau takut."

وَلَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَلَهُ الدِّيۡنُ وَاصِبًا‌ ؕ اَفَغَيۡرَ اللّٰهِ تَـتَّـقُوۡنَ‏
Wa lahuu maa fis samaawaati wal ardi wa lahud diinu waasibaa; afaghairal laahi tattaquun
52. Dan milik-Nya termasuk segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah (ibadah dan) ketaatan selama-lamanya. Mengapa kau takut terhadap selain Allah?

وَمَا بِكُمۡ مِّنۡ نّـِعۡمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ‌ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيۡهِ تَجْئَرُوۡنَ‌ۚ‏
Wa maa bikum minni'matin faminal laahi summa izaa massakumud durru fa ilaihi taj'aruun
53. Dan segala lezat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kau ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kau meminta pertolongan.

ثُمَّ اِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنۡكُمۡ اِذَا فَرِيۡقٌ مِّنۡكُمۡ بِرَبِّهِمۡ يُشۡرِكُوۡنَۙ
Summaa izaa kashafad durra 'ankum izaa fariiqum minkum bi Rabbihim yushrikuun
54. Kemudian apabila Dia sudah menetralisir kejadian dari kamu, malah sebagian kau mempersekutukan Tuhan dengan (yang lain).

لِيَكۡفُرُوۡا بِمَاۤ اٰتَيۡنٰهُمۡ‌ؕ فَتَمَتَّعُوۡا‌ ۖ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ
Liyakfuruu bimaa aatainaahum; fatamatta'uu, faswfa ta'lamuun
55. Biarlah mereka mengingkari lezat yang sudah Kami berikan terhadap mereka; bersenang-senanglah kamu. Kelak kau akan mengenali (akibatnya).

وَيَجۡعَلُوۡنَ لِمَا لَا يَعۡلَمُوۡنَ نَصِيۡبًا مِّمَّا رَزَقۡنٰهُمۡ‌ؕ تَاللّٰهِ لَـتُسۡــَٔلُنَّ عَمَّا كُنۡتُمۡ تَفۡتَرُوۡنَ
Wa yaj'aluuna limaa laa ya'lamuuna nasiibam mimmaa razaqnnaahum; tallaahi latus'alunaa 'ammaa kuntum taftaruun
56. Dan mereka menawarkan sebagian dari rezeki yang sudah Kami berikan terhadap mereka, untuk berhala-berhala yang mereka tidak mengenali (kekuasaannya). Demi Allah, kau pasti akan ditanyai tentang apa yang sudah kau ada-adakan.

وَيَجۡعَلُوۡنَ لِلّٰهِ الۡبَـنٰتِ سُبۡحٰنَهٗ‌ۙ وَلَهُمۡ مَّا يَشۡتَهُوۡنَ‏
Wa yaj'aluuna lillaahil banaati Subhaanahuu wa lahum maa yashtahuun
57. Dan mereka menentukan anak wanita bagi Allah. Mahasuci Dia, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka senangi (anak laki-laki).

وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمۡ بِالۡاُنۡثٰى ظَلَّ وَجۡهُهٗ مُسۡوَدًّا وَّهُوَ كَظِيۡمٌ‌ۚ
Wa izaa bushshira ahaduhum bil unsaa zalla wajhuhuu muswaddanw wa huwa kaziim
58. Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, parasnya menjadi hitam (merah padam), dan ia sungguh marah.

يَتَوَارٰى مِنَ الۡقَوۡمِ مِنۡ سُوۡۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖ ؕ اَيُمۡسِكُهٗ عَلٰى هُوۡنٍ اَمۡ يَدُسُّهٗ فِى التُّـرَابِ‌ ؕ اَلَا سَآءَ مَا يَحۡكُمُوۡنَ
yatawaaraa minal qawmimin suuu'i maa bushshira bih; a-yumsikuhuu 'alaa huunin am yadussuhuu fit turaab; alaa saaa'a maa yahkumuun
59. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar jelek yang disampaikan kepadanya. Apakah ia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka menentukan itu.

لِلَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَةِ مَثَلُ السَّوۡءِ‌ۚ وَلِلّٰهِ الۡمَثَلُ الۡاَعۡلٰى‌ ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
Lillaziina laa yu'minuuna bil Aakhirati masalus saw'i wa lillaahil masalul a'laa; wa Huwal 'Aziizul Hakiim
60. Bagi orang-orang yang tidak beriman pada (kehidupan) akhirat, (mempunyai) sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat Yang Mahatinggi. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.

وَلَوۡ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلۡمِهِمۡ مَّا تَرَكَ عَلَيۡهَا مِنۡ دَآبَّةٍ وَّلٰـكِنۡ يُّؤَخِّرُهُمۡ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى‌‌ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَـاۡخِرُوۡنَ سَاعَةً‌ وَّلَا يَسۡتَقۡدِمُوۡنَ‏
Wa law yu'aakhizul laahun naasa bizulminhim maa taraka 'alaihaa min daaabbatinw wa laakiny yu'akhkhiruhum ilaaa ajalim musamman fa izaa jaaa'a ajaluhum laa yastaakhiruuna saa'atanw wa laa yastaqdimuun
61. Dan kalau Allah menghukum insan lantaran kezhalimannya, tentu tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, namun Allah menangguhkan mereka hingga waktu yang sudah ditentukan. Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak sanggup meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.

وَيَجۡعَلُوۡنَ لِلّٰهِ مَا يَكۡرَهُوۡنَ وَتَصِفُ اَلۡسِنَـتُهُمُ الۡـكَذِبَ اَنَّ لَهُمُ الۡحُسۡنٰى‌ؕ لَا جَرَمَ اَنَّ لَهُمُ النَّارَ وَ اَنَّهُمۡ مُّفۡرَطُوۡنَ‏
Wa yaj'aluuna lillaahi maa yakrahuuna wa tasifu alsinatuhumul kaziba anna lahumul husnaa laa jarama anna lahumun Naara wa annahum mufratuun
62. Dan mereka menentukan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, dan pengecap mereka mengucapkan kebohongan, bahwa bergotong-royong (segala) yang baik-baik untuk mereka. Tidaklah disangsikan bahwa nerakalah bagi mereka, dan bergotong-royong mereka secepatnya akan dimasukkan (ke dalamnya).

تَاللّٰهِ لَـقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنۡ قَبۡلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيۡطٰنُ اَعۡمَالَهُمۡ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الۡيَوۡمَ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌ
Tallaahi laqad arsalnaaa ilaaa umamim min qablika fazayyana lahumush Shaitaanu a'maalahum fahuwa waliyyuhumul yawma wa lahum 'azaabun aliim
63. Demi Allah, sungguh Kami sudah mendelegasikan (rasul-rasul) terhadap umat-umat sebelum engkau (Muhammad), namun setan memicu terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk), sehingga ia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini dan mereka akan memperoleh azab yang sungguh pedih.

وَمَاۤ اَنۡزَلۡنَا عَلَيۡكَ الۡـكِتٰبَ اِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِى اخۡتَلَـفُوۡا فِيۡهِ‌ۙ وَهُدًى وَّرَحۡمَةً لِّـقَوۡمٍ يُّؤۡمِنُوۡنَ‏
Wa maaa anzalnaa 'alaikal Kitaaba illaa litubaiyina lahumul lazikh talafuu fiihi wa hudanw wa rahmatal liqawminy yu'minuun
64. Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan mudah-mudahan engkau sanggup menerangkan terhadap mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi isyarat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

وَاللّٰهُ اَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَحۡيَا بِهِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا‌ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّقَوۡمٍ يَّسۡمَعُوۡنَ
Wallaahu anzala minas samaaa'i maaa'an fa ahyaa bihil arda ba'da mawtihaa; inna fii zaalika la aayatal liqaw miny yasma'uun
65. Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat gejala (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang menyimak (pelajaran).

وَاِنَّ لَـكُمۡ فِىۡ الۡاَنۡعَامِ لَعِبۡرَةً‌  ؕ نُّسۡقِيۡكُمۡ مِّمَّا فِىۡ بُطُوۡنِهٖ مِنۡۢ بَيۡنِ فَرۡثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَآٮِٕغًا لِّلشّٰرِبِيۡنَ‏
Wa inna lakum fil an'aami la'ibrah; nusqiikum mimmmaa fii butuunihii mim baini farsinw wa damil labanann khaalisan saaa'ighallish shaaribiin
66. Dan sungguh, pada binatang ternak itu betul-betul terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang gampang ditelan bagi orang yang meminumnya.

وَمِنۡ ثَمَرٰتِ النَّخِيۡلِ وَالۡاَعۡنَابِ تَتَّخِذُوۡنَ مِنۡهُ سَكَرًا وَّرِزۡقًا حَسَنًا ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّقَوۡمٍ يَّعۡقِلُوۡنَ
Wa min samaraatin nakhiili wal a'nnaabi tattakhizuuna minhu sakaranw wa rizqann hasanaa; inna fii zaalika la Aayatal liqawminy ya'qiluun
67. Dan dari buah kurma dan anggur, kau bikin minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.

وَاَوۡحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحۡلِ اَنِ اتَّخِذِىۡ مِنَ الۡجِبَالِ بُيُوۡتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُوۡنَۙ
Wa awhaa Rabbuka ilannnabli anit takhizii minal jabaali buyuutanw wa minash shajari wa mimmaa ya'rishuun
68. Dan Tuhanmu mengilhamkan terhadap lebah, "Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia,

ثُمَّ كُلِىۡ مِنۡ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسۡلُكِىۡ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا‌ ؕ يَخۡرُجُ مِنۡۢ بُطُوۡنِهَا شَرَابٌ مُّخۡتَلِفٌ اَلۡوَانُهٗ فِيۡهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ‌ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ‏
Summma kulii min kullis samaraati faslukii subula Rabbiki zululaa; yakhruju mim butuunihaa sharaabum mukh talifun alwaanuhuu fiihi shifaaa'ul linnaas, innna fii zaalika la Aayatal liqawminy yatafakkaruun
69. kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan kemudian tempuhlah jalan Tuhanmu yang sudah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang majemuk warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمۡ ثُمَّ يَتَوَفّٰٮكُمۡ‌ۙ وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرۡذَلِ الۡعُمُرِ لِكَىۡ لَا يَعۡلَمَ بَعۡدَ عِلۡمٍ شَيۡــًٔا‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ قَدِيۡرٌ
Wallaahu khalaqakum suma tatawaffaakum; wa minkum many-yuradu ilaaa arzalil 'umuri likai laa ya'lama ba'da 'ilmin shai'aa; innal laaha 'Aliimun Qadiir
70. Dan Allah sudah bikin kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kau ada yang dikembalikan terhadap usia yang renta renta (pikun), sehingga ia tidak mengenali lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa.

وَاللّٰهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ فِى الرِّزۡقِ‌ۚ فَمَا الَّذِيۡنَ فُضِّلُوۡا بِرَآدِّىۡ رِزۡقِهِمۡ عَلٰى مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُمۡ فَهُمۡ فِيۡهِ سَوَآءٌ‌ ؕ اَفَبِنِعۡمَةِ اللّٰهِ يَجۡحَدُوۡنَ
Wallaahu faddala ba'dakum 'alaa ba'din fir rizq; famal laziina fuddiluu biraaaddii rizqihim 'alaa maa malakat aimaanuhum fahum fiihi sawaaa'; afabini'matil laahi yajhaduun
71. Dan Allah melebihkan sebagian kau atas sebagian lainnya dalam hal rezeki, namun orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memamerkan rezekinya terhadap para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari lezat Allah?

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَـكُمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ اَزۡوَاجًا وَّ جَعَلَ لَـكُمۡ مِّنۡ اَزۡوَاجِكُمۡ بَنِيۡنَ وَحَفَدَةً وَّرَزَقَكُمۡ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ‌ؕ اَفَبِالۡبَاطِلِ يُؤۡمِنُوۡنَ وَبِنِعۡمَتِ اللّٰهِ هُمۡ يَكۡفُرُوۡنَۙ‏
Wallaahu ja'ala lakum min anfusikum azwaajanw wa ja'ala lakum min azwaajikum baniina wa hafadatanw wa razaqakum minat yaiyibaat; afabil baatili yu'minuuna wa bini'matil laahi hum yakkfuruun
72. Dan Allah memicu bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kau sendiri dan memicu anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman terhadap yang batil dan mengingkari lezat Allah?

وَيَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مَا لَا يَمۡلِكُ لَهُمۡ رِزۡقًا مِّنَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ شَيۡــًٔا وَّلَا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ‌ۚ
Wa ya'buduuna min duunil laahi maa laa yamliku lahum rizqam minas samaawaati wal ardi shai'anw wa laa yastatii'uun
73. Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang serupa sekali tidak sanggup memamerkan rezeki terhadap mereka, dari langit dan bumi, dan tidak akan sanggup (berbuat apa pun).

فَلَا تَضۡرِبُوۡا لِلّٰهِ الۡاَمۡثَالَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Falaa tadribuu lillaahil amsaal; innal laaha ya'lamu wa antum laa ta'lamuun
74. Maka janganlah kau mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, Allah mengetahui, sedang kau tidak mengetahui.

ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبۡدًا مَّمۡلُوۡكًا لَّا يَقۡدِرُ عَلٰى شَىۡءٍ وَّمَنۡ رَّزَقۡنٰهُ مِنَّا رِزۡقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنۡفِقُ مِنۡهُ سِرًّا وَّجَهۡرًا‌ؕ هَلۡ يَسۡتَوٗنَ‌ؕ اَ لۡحَمۡدُ لِلّٰهِ‌ؕ بَلۡ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُوۡنَ
Darabal laahu masalan 'abdam mammluukal laa yaqdiru 'alaa shai'inw wa marrazaqnaahu mminnaa rizqan hasanan fahuwa yunfiqu minhu sirranw wa jahra; hal yasta-wuun; alhamdu lillaah; bal aksaruhum laa ya'lamuun
75. Allah bikin ungkapan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, kemudian ia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka itu? Segala puji cuma bagi Allah, namun pada biasanya mereka tidak mengetahui.

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلاً رَّجُلَيۡنِ اَحَدُهُمَاۤ اَبۡكَمُ لَا يَقۡدِرُ عَلٰى شَىۡءٍ وَّهُوَ كَلٌّ عَلٰى مَوۡلٰٮهُۙ اَيۡنَمَا يُوَجِّههُّ لَا يَاۡتِ بِخَيۡرٍ‌ؕ هَلۡ يَسۡتَوِىۡ هُوَۙ وَمَنۡ يَّاۡمُرُ بِالۡعَدۡلِ‌ۙ وَهُوَ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ
Wa darabal laahu masalar rajulaini ahaduhumaaa abkamu laa yaqdiru 'alaa shai'inw wa huwa kallun 'alaa mawlaahu ainamaa yuwajjihhu laa yaati bikhairin hal yastawii huwa wa many-yaamuru bil'adli wa huwa 'alaa Siraatim MMustaqiim
76. Dan Allah (juga) bikin perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang bisu, tidak sanggup berbuat sesuatu dan ia menjadi beban penanggungnya, ke mana saja ia disuruh (oleh penanggungnya itu), ia sama sekali tidak sanggup menghadirkan suatu kebaikan. Samakah orang itu dengan orang yang memerintahkan berbuat keadilan, dan ia berada di jalan yang lurus?

وَلِلّٰهِ غَيۡبُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَمَاۤ اَمۡرُ السَّاعَةِ اِلَّا كَلَمۡحِ الۡبَصَرِ اَوۡ هُوَ اَقۡرَبُ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Wa lillaahi ghaibus samaawaati wal ard; wa maaa amrus Saa'ati illaa kalamhil basari aw huwa aqrab; innal laaha 'alaaa kulli shai'in Qadiir
77. Dan milik Allah (segala) yang tersembunyi di langit dan di bumi. Urusan insiden Kiamat itu, cuma seumpama sekejap mata atau lebih singkat (lagi). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

وَاللّٰهُ اَخۡرَجَكُمۡ مِّنۡۢ بُطُوۡنِ اُمَّهٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ شَيۡـــًٔا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمۡعَ وَالۡاَبۡصٰرَ وَالۡاَفۡـِٕدَةَ‌ ۙ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Wallaahu akhrajakum mim butuuni ummahaatikum laa ta'lamuuna shai'anw wa ja'ala lakumus sam'a wal absaara wal af'idata la'allakum tashkuruun
78. Dan Allah mengeluarkan kau dari perut ibumu dalam kondisi tidak mengenali sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, mudah-mudahan kau bersyukur.

اَلَمۡ يَرَوۡا اِلَى الطَّيۡرِ مُسَخَّرٰتٍ فِىۡ جَوِّ السَّمَآءِ ؕ مَا يُمۡسِكُهُنَّ اِلَّا اللّٰهُ‌ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يُّؤۡمِنُوۡنَ
Alam yaraw ilat tairi musakhkharaatin fii jawwis samaaa'i maa yumsikuhunna illal laah; inna fii zaalika la Aayaatil liqawminy yu'minuun
79. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang sanggup melayang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu betul-betul terdapat gejala (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَـكُمۡ مِّنۡۢ بُيُوۡتِكُمۡ سَكَنًا وَّجَعَلَ لَـكُمۡ مِّنۡ جُلُوۡدِ الۡاَنۡعَامِ بُيُوۡتًا تَسۡتَخِفُّوۡنَهَا يَوۡمَ ظَعۡنِكُمۡ وَيَوۡمَ اِقَامَتِكُمۡ‌ۙ وَمِنۡ اَصۡوَافِهَا وَاَوۡبَارِهَا وَاَشۡعَارِهَاۤ اَثَاثًا وَّمَتَاعًا اِلٰى حِيۡنٍ
Wallaahu ja'ala lakum min juluudil an'aami buyuutan tastakhif fuunahaa yawma za'nikum wa yawma iqoomatikum wa min aswaafihaa wa awbaarihaa wa ash'aarihaaa asaasanw wa mataa'an ilaa biin
80. Dan Allah memicu rumah-rumah bagimu selaku wilayah tinggal dan Dia memicu bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kau merasa ringan (membawa)nya pada waktu kau bepergian dan pada waktu kau berdomisili dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan hingga waktu (tertentu).

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَـكُمۡ مِّمَّا خَلَقَ ظِلٰلًا وَّجَعَلَ لَـكُمۡ مِّنَ الۡجِبَالِ اَكۡنَانًا وَّجَعَلَ لَـكُمۡ سَرَابِيۡلَ تَقِيۡكُمُ الۡحَـرَّ وَسَرَابِيۡلَ تَقِيۡكُمۡ بَاۡسَكُمۡ‌ؕ كَذٰلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهٗ عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡلِمُوۡنَ
Wallaahu ja'ala lakum mimmaa khalaqa zilaalanw wa ja'ala lakum minal jibaali aknaananw wa ja'ala lakum saraabiila taqiikumul harra wa saraabiila taqiikum baasakum; kazaalika yutimmu ni'matahuu alaikum la'allakum tuslimuun
81. Dan Allah memicu wilayah bernaung bagimu dari apa yang sudah Dia ciptakan, Dia memicu bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia memicu busana bagimu yang memeliharamu dari panas dan busana (baju besi) yang memelihara kau dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu mudah-mudahan kau berserah diri (kepada-Nya).

فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّمَا عَلَيۡكَ الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ
Fa in tawallaw fa innamaa 'alaikal balaaghul mubiin
82. Maka kalau mereka berpaling, maka ketahuilah keharusan yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyodorkan (amanat Allah) dengan terang.

يَعۡرِفُوۡنَ نِعۡمَتَ اللّٰهِ ثُمَّ يُنۡكِرُوۡنَهَا وَاَكۡثَرُهُمُ الۡكٰفِرُوۡنَ
Ya'rifuuna ni'matal laahi summa yunkiruunahaa wa aksaruhumul kaafiruun
83. Mereka mengenali lezat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan pada biasanya mereka yakni orang yang ingkar terhadap Allah.

وَيَوۡمَ نَـبۡعَثُ مِنۡ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيۡدًا ثُمَّ لَا يُؤۡذَنُ لِلَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَلَا هُمۡ يُسۡتَعۡتَبُوۡنَ
Wa yawma nab'asu min kulli ummatin shahiidan summa laa yu'zanu lillaziina kafaruu wa laa hum yusta'tabuun
84. Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat, kemudian tidak diizinkan terhadap orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.

وَاِذَا رَاَ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوا الۡعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمۡ وَلَا هُمۡ يُنۡظَرُوۡنَ‏
Wa izaa ra al laziina zalamul 'azaaba falaa yukhaf fafu 'anhum wa laa hum yunzaruun
85. Dan apabila orang zhalim sudah menyaksikan azab, maka mereka tidak memperoleh dispensasi dan tidak (pula) diberi penangguhan.

وَ اِذَا رَاَ الَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡا شُرَكَآءَهُمۡ قَالُوۡا رَبَّنَا هٰٓؤُلَاۤءِ شُرَكَآؤُنَا الَّذِيۡنَ كُنَّا نَدۡعُوۡا مِنۡ دُوۡنِكَ‌ۚ فَاَلۡقَوۡا اِلَيۡهِمُ الۡقَوۡلَ اِنَّكُمۡ لَـكٰذِبُوۡنَ‌ۚ
Wa izaa ra al laziina ashrakuu shurakaaa'ahum qooluu Rabbana haaa'ulaaa'i shurakaaa'unal laziina kunnaa nad'uu min duunika fa alqaw ilaihimul qawla innakum lakaazibuun
86. Dan apabila orang yang mempersekutukan (Allah) menyaksikan sekutu-sekutu mereka, mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain Engkau." Lalu sekutu mereka menyatakan terhadap mereka, "Kamu betul-betul pendusta."

وَاَلۡقَوۡا اِلَى اللّٰهِ يَوۡمَٮِٕذٍ ۨالسَّلَمَ‌ وَضَلَّ عَنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا يَفۡتَرُوۡنَ‏
Wa alqaw ilal laahi yawma'izinis salama wa dalla 'anhum maa kaanuu yaftaruun
87. Dan pada hari itu mereka menyatakan tunduk terhadap Allah dan lenyaplah segala yang mereka ada-adakan.

اَلَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَصَدُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ زِدۡنٰهُمۡ عَذَابًا فَوۡقَ الۡعَذَابِ بِمَا كَانُوۡا يُفۡسِدُوۡنَ‏
Allaziina kafaruu wa sadduu 'an sabiilil laahi zidnaahum 'azaaban fawqal 'azaabi bimaa kaanuu yufsiduun
88. Orang yang kafir dan membatasi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan terhadap mereka siksaan demi siksaan disebabkan mereka senantiasa berbuat kerusakan.

وَيَوۡمَ نَـبۡعَثُ فِىۡ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيۡدًا عَلَيۡهِمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِهِمۡ‌ وَجِئۡنَا بِكَ شَهِيۡدًا عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ‌ؕ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ الۡـكِتٰبَ تِبۡيَانًا لِّـكُلِّ شَىۡءٍ وَّ هُدًى وَّرَحۡمَةً وَّبُشۡرٰى لِلۡمُسۡلِمِيۡنَ
Wa yawma nab'asu fii kulli ummmatin shahiidan 'alaihim min anfusihim wa ji'naa bika shahiidan 'alaa haaa'ulaaa'; wa nazzalnaa 'alaikal Kitaaba tibyaanal likulli shai'inw wa hudanw wa rahmatanw wa bushraa lilmuslimiin
89. Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menerangkan segala sesuatu, selaku petunjuk, serta rahmat dan kabar besar hati bagi orang yang berserah diri (Muslim).

اِنَّ اللّٰهَ يَاۡمُرُ بِالۡعَدۡلِ وَالۡاِحۡسَانِ وَاِيۡتَآىِٕ ذِى الۡقُرۡبٰى وَيَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِ وَالۡبَغۡىِ‌ۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُوۡنَ
Innal laaha yaamaru bil 'adli wal ihsaani wa iitaaa'i zil qurbaa wa yanhaa 'anil fahshaaa'i wal munkari walbagh-i' ya'izukum la'allakum tazakkkaruun
90. Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi proteksi terhadap kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu mudah-mudahan kau sanggup mengambil pelajaran.

وَ اَوۡفُوۡا بِعَهۡدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدتُّمۡ وَلَا تَنۡقُضُوا الۡاَيۡمَانَ بَعۡدَ تَوۡكِيۡدِهَا وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ اللّٰهَ عَلَيۡكُمۡ كَفِيۡلًا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُوۡنَ‏
Wa awfuu bi Ahdil laahi izaa 'aahattum wa laa tanqudul aimaana ba'da tawkiidihaa wa qad ja'altumul laaha 'alaikum kafiilaa; innal laaha ya'lamu maa taf'aluun
91. Dan tepatilah kesepakatan dengan Allah apabila kau berjanji dan janganlah kau melanggar sumpah, sehabis diikrarkan, sedang kau sudah memicu Allah selaku saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengenali apa yang kau perbuat.

وَلَا تَكُوۡنُوۡا كَالَّتِىۡ نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا مِنۡۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ اَنۡكَاثًا ؕ تَتَّخِذُوۡنَ اَيۡمَانَكُمۡ دَخَلًاۢ بَيۡنَكُمۡ اَنۡ تَكُوۡنَ اُمَّةٌ هِىَ اَرۡبٰى مِنۡ اُمَّةٍ‌ ؕ اِنَّمَا يَبۡلُوۡكُمُ اللّٰهُ بِهٖ ‌ؕ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَـكُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ مَا كُنۡـتُمۡ فِيۡهِ تَخۡتَلِفُوۡنَ
Wa laa takuunuu kallatii naqadat ghazlahaa mim ba'di quwwatin ankaasaa; tattakhizuuna aimaanakum dakhlalam bainakum an takuuna ummatun hiya arbaa min ummah; innnamaa yabluukumul laahu bih; wa la yubaiyinanna lakum yawmal Qiyaamati maa kuntum fii takhtalif
92. Dan janganlah kau seumpama seorang wanita yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Kamu memicu sumpah (perjanjian)mu selaku alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Allah cuma menguji kau dengan hal itu, dan tentu pada hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kau perselisihkan itu.

وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَجَـعَلَكُمۡ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰـكِنۡ يُّضِلُّ مَنۡ يَّشَآءُ وَيَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَلَـتُسۡـــَٔلُنَّ عَمَّا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ
Wa law shaaa'al laahu laja'alakum ummmatanw waahidatanw wa laakiny yudillu many-yashaaa'u wa yahdii many-yashaaa'; wa latus'alunna 'ammaa kuntum ta'maluun
93. Dan kalau Allah mengharapkan tentu Dia memicu kau satu umat (saja), namun Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi isyarat terhadap siapa yang Dia kehendaki. Tetapi kau pasti akan ditanya tentang apa yang sudah kau kerjakan.

وَلَا تَتَّخِذُوۡۤا اَيۡمَانَكُمۡ دَخَلًاۢ بَيۡنَكُمۡ فَتَزِلَّ قَدَمٌۢ بَعۡدَ ثُبُوۡتِهَا وَتَذُوۡقُوا السُّوۡۤءَ بِمَا صَدَدْتُّمۡ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌ۚ وَ لَـكُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ
Wa laa tattakhizuuu aimaanakum dakhalam bainakum ftazilla qadamum ba'da subuutihaa wa tazuuqus suuu'a bimmaa sadattum 'an sabiilil laahi wa lakum 'azaabun 'aziim
94. Dan janganlah kau jadikan sumpah-sumpahmu selaku alat penipu di antaramu, yang memicu kaki(mu) tergelincir sehabis tegaknya (kukuh), dan kau akan mencicipi kejelekan (di dunia) lantaran kau membatasi (manusia) dari jalan Allah, dan kau akan mandapat azab yang besar.

وَلَا تَشۡتَرُوۡا بِعَهۡدِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيۡلًا‌ ؕ اِنَّمَا عِنۡدَ اللّٰهِ هُوَ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ
Wa laa tashtaruu bi 'ahdil laahi samanan qaliilaa; innamaa 'indal laahi huwa khairul lakum in kuntum ta'lamuun
95. Dan janganlah kau jual perjanjian (dengan) Allah dengan harga murah, lantaran bergotong-royong apa yang ada di segi Allah lebih baik bagimu kalau kau mengetahui.

مَا عِنۡدَكُمۡ يَنۡفَدُ‌ وَمَا عِنۡدَ اللّٰهِ بَاقٍؕ وَلَـنَجۡزِيَنَّ الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡۤا اَجۡرَهُمۡ بِاَحۡسَنِ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏
maa 'indakum yanfadu wa maa 'indal laahi baaq; wa lanajziyannal laziina sabaruuu ajjrahum bi ahsani maa kaanuu ya'maluun
96. Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di segi Allah yakni kekal. Dan Kami pasti akan memberi jawaban terhadap orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang sudah mereka kerjakan.

مَنۡ عَمِلَ صَالِحًـا مِّنۡ ذَكَرٍ اَوۡ اُنۡثٰى وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَلَـنُحۡيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً‌ ۚ وَلَـنَجۡزِيَـنَّهُمۡ اَجۡرَهُمۡ بِاَحۡسَنِ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏
Man 'amila saaliham min zakarin aw unsaa wa huwa mu'minun falanuhyiyannahuu hayaatan taiiyibatanw wa lanajzi yannnahum ajrahum bi ahsani maa kaanuu ya'maluun
97. Barangsiapa menjalankan kebajikan, baik pria maupun wanita dalam kondisi beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang bagus dan akan Kami beri jawaban dengan pahala yang lebih baik dari apa yang sudah mereka kerjakan.

فَاِذَا قَرَاۡتَ الۡقُرۡاٰنَ فَاسۡتَعِذۡ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيۡطٰنِ الرَّجِيۡمِ
Fa izaa qara tal Quraana fasta'iz billaahi minashh Shai taanir rajiim
98. Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah proteksi terhadap Allah dari setan yang terkutuk.

اِنَّهٗ لَـيۡسَ لَهٗ سُلۡطٰنٌ عَلَى الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَلٰى رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُوۡنَ
Innahuu laisa lahuu sultaanun 'alal laziina aamanuu wa 'alaa Rabbihim yatawakkaluun
99. Sungguh, setan itu tidak akan besar lengan berkuasa terhadap orang yang beriman dan bertawakal terhadap Tuhan.

اِنَّمَا سُلۡطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ يَتَوَلَّوۡنَهٗ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ بِهٖ مُشۡرِكُوۡنَ
Innnamaa sultaanuhuu 'alal laziina yatawallawnahuu wallaziina hum bihii mushrikuun
100. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang membuatnya pemimpin dan terhadap orang yang mempersekutukannya dengan Allah.

وَاِذَا بَدَّلۡنَاۤ اٰيَةً مَّكَانَ اٰيَةٍ‌ۙ وَّ اللّٰهُ اَعۡلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوۡۤا اِنَّمَاۤ اَنۡتَ مُفۡتَرٍؕ بَلۡ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُوۡنَ‏
Wa izaa baddalnaaa Aayatam makaana Aayatinw wal laahu a'lamu bimaa yunazzilu qooluuu innamaa anta muftar; bal aksaruhum laa ya'lamuun
101. Dan apabila Kami mengubah suatu ayat dengan ayat yang lain, dan Allah lebih mengenali apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) cuma mengada-ada saja." Sebenarnya pada biasanya mereka tidak mengetahui.

قُلۡ نَزَّلَهٗ رُوۡحُ الۡقُدُسِ مِنۡ رَّبِّكَ بِالۡحَـقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَهُدًى وَّبُشۡرٰى لِلۡمُسۡلِمِيۡنَ
Qul nazzalahuu Ruuhul Qudusi mir Rabbika bilhaqqi liyusabbital laziina aamanuu wa hudanw wa bushraa lilmuslimiin
102. Katakanlah, "Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang sudah beriman, dan menjadi isyarat serta kabar besar hati bagi orang yang berserah diri (kepada Allah)."

وَلَـقَدۡ نَـعۡلَمُ اَنَّهُمۡ يَقُوۡلُوۡنَ اِنَّمَا يُعَلِّمُهٗ بَشَرٌ‌ؕ لِسَانُ الَّذِىۡ يُلۡحِدُوۡنَ اِلَيۡهِ اَعۡجَمِىٌّ وَّهٰذَا لِسَانٌ عَرَبِىٌّ مُّبِيۡنٌ
Wa laqad na'lamu annahum yaquuluuna innamaa yu'allimuhuu bashar; lisaanul lazii yulhiduuna ilaihi a'ja miyyunw wa haaza lisaanun 'Arabiyyum mubiin
103. Dan bergotong-royong Kami mengenali bahwa mereka berkata, "Sesungguhnya Al-Qur'an itu cuma diajarkan oleh seorang insan kepadanya (Muhammad)." Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya yakni bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al-Qur'an) yakni dalam bahasa Arab yang jelas.

اِنَّ الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۙ لَا يَهۡدِيۡهِمُ اللّٰهُ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌ
Innal laziina laa yu'minuuna bi Aayaatil laahi laa yahdehimul laahu wa lahum 'azaabun aliim
104. Sesungguhnya orang yang tidak beriman terhadap ayat-ayat Allah (Al-Qur'an), Allah tidak akan memberi isyarat terhadap mereka dan mereka akan memperoleh azab yang pedih.

اِنَّمَا يَفۡتَرِى الۡـكَذِبَ الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ‌ۚ وَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡكٰذِبُوۡنَ
Innamaa yaftaril kazibal laziina laa yu'minuuna bi Aayaatil laahi wa ulaaa'ika humul kaazibuun
105. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman terhadap ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.

مَنۡ كَفَرَ بِاللّٰهِ مِنۡۢ بَعۡدِ اِيۡمَانِهٖۤ اِلَّا مَنۡ اُكۡرِهَ وَقَلۡبُهٗ مُطۡمَٮِٕنٌّۢ بِالۡاِيۡمَانِ وَلٰـكِنۡ مَّنۡ شَرَحَ بِالۡكُفۡرِ صَدۡرًا فَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٌ مِّنَ اللّٰهِ‌ۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌ
man kafara billaahi mim ba'di iimaanihii illaa man ukriha wa qalbuhuu mutmma'innum bil iimaani wa laakim man sharaha bilkufri sadran fa'alaihim ghadabum minal laahi wa lahum 'azaabun 'aziim
106. Barangsiapa kafir terhadap Allah sehabis ia beriman (dia memperoleh kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap hening dalam beriman (dia tidak berdosa), namun orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan memperoleh azab yang besar.

ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمُ اسۡتَحَبُّوا الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا عَلَى الۡاٰخِرَةِ ۙ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡكٰفِرِيۡنَ‏
Zaalika bi annahumus tahabbul hayaatad dunyaa 'alal Aakhirati wa annal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin
107. Yang demikian itu disebabkan lantaran mereka lebih menyayangi kehidupan di dunia dibandingkan dengan akhirat, dan Allah tidak memberi isyarat terhadap kaum yang kafir.

اُولٰۤٮِٕكَ الَّذِيۡنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ وَسَمۡعِهِمۡ وَاَبۡصَارِهِمۡ‌ۚ وَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡغٰفِلُوۡنَ
Ulaaa'ikal laziina taba'al laahu 'alaa quluubihim wa sam'ihim wa absaarihim wa ulaaa'ika humul ghaafiluun
108. Mereka itulah orang yang hati, pendengaran, dan penglihatannya sudah dikunci oleh Allah. Mereka itulah orang yang lalai.

لَا جَرَمَ اَنَّهُمۡ فِى الۡاٰخِرَةِ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ
Laa jarama annnahum fil Aakhirati humul khassiruun
109. Pastilah mereka tergolong orang yang rugi di alam abadi nanti.

ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيۡنَ هَاجَرُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا فُتِنُوۡا ثُمَّ جٰهَدُوۡا وَصَبَرُوۡۤا ۙ اِنَّ رَبَّكَ مِنۡۢ بَعۡدِهَا لَغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Summa inna Rabbaka lillaziina haajaruu mim ba'dimaa futinuu summma jaahaduu wa sabaruu inna Rabbaka mim ba'dihaa la Ghafuurur Rahiim
110. Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah sehabis menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu sehabis itu betul-betul Maha Pengampun, Maha Penyayang.

يَوۡمَ تَاۡتِىۡ كُلُّ نَفۡسٍ تُجَادِلُ عَنۡ نَّفۡسِهَا وَتُوَفّٰى كُلُّ نَفۡسٍ مَّا عَمِلَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُوۡنَ
Yawma taatii kullu nafsin tujaadilu 'an nafsihaa wa tuwaffaa kullu nafsim maa 'amilat wa hum laa yuzlamuun
111. (Ingatlah) pada hari (ketika) setiap orang tiba untuk membela dirinya sendiri dan bagi setiap orang diberi (balasan) sarat sesuai dengan apa yang sudah dikerjakannya, dan mereka tidak dizhalimi (dirugikan).

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرۡيَةً كَانَتۡ اٰمِنَةً مُّطۡمَٮِٕنَّةً يَّاۡتِيۡهَا رِزۡقُهَا رَغَدًا مِّنۡ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتۡ بِاَنۡعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الۡجُـوۡعِ وَالۡخَـوۡفِ بِمَا كَانُوۡا يَصۡنَعُوۡنَ
Wa darabal laahu masalan qaryatan kaanat aaminatam mutma'innatany yaaatiihaa rizquhaa rghadam min kulli makaanin fakafarat bi an'umil laahi fa azaaqahal laahu libaasal juu'i walkhawfi bimaa kaanuu yasna'uun
112. suatu negeri yang dahulunya kondusif lagi tenteram, rezeki tiba kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, namun (pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, lantaran itu Allah menimpakan terhadap mereka kejadian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.

وَلَـقَدۡ جَآءَهُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡهُمۡ فَكَذَّبُوۡهُ فَاَخَذَهُمُ الۡعَذَابُ وَهُمۡ ظٰلِمُوۡنَ
Wa laqad jaaa'ahum Rasuulum minhum fakazzabuuhu fa akhazahumul 'azaabu wa hum zaalimuun
113. Dan sungguh, sudah tiba terhadap mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, namun mereka mendustakannya, lantaran itu mereka ditimpa azab dan mereka yakni orang yang zhalim.

فَكُلُوۡا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشۡكُرُوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ اِيَّاهُ تَعۡبُدُوۡنَ
Fakuluu mimmaa razaqa kumul laahu halaalan taiyibanw washkuruu ni'matal laahi in kuntum iyyaahu ta'buduun
114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang sudah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah lezat Allah, kalau kau cuma menyembah kepada-Nya.

اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡكُمُ الۡمَيۡتَةَ وَ الدَّمَ وَلَحۡمَ الۡخِنۡزِيۡرِ وَمَاۤ اُهِلَّ لِغَيۡرِ اللّٰهِ بِهٖ‌ۚ فَمَنِ اضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Innamaa harrma 'alai kumul maitata waddama wa lahmal khinziiri wa maaa uhilla lighairil laahi bihii famanid turra ghaira baaghinw wa laa 'aadin fa innal laaha Ghafuurur Rahiim
115. Sesungguhnya Allah cuma mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah, namun barangsiapa terpaksa (memakannya) bukan lantaran menginginkannya dan tidak (pula) melebihi batas, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

وَلَا تَقُوۡلُوۡا لِمَا تَصِفُ اَلۡسِنَـتُكُمُ الۡكَذِبَ هٰذَا حَلٰلٌ وَّهٰذَا حَرَامٌ لِّـتَفۡتَرُوۡا عَلَى اللّٰهِ الۡكَذِبَ‌ؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَفۡتَرُوۡنَ عَلَى اللّٰهِ الۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُوۡنَؕ‏
Wa laa taquuluu limaa tasifu alsinatukumul kaziba haaza halaalunw wa haazaa haraamul litaftaruu 'alal laahil kazib; innal laziina yaftaruuna 'alal laahil kaziba laa yuflihuun
116. Dan janganlah kau menyampaikan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram," untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung.

مَتَاعٌ قَلِيۡلٌۖ وَّلَهُمۡ عَذَابٌ اَلِيۡمٌ
Mata'un qaliilunw wa lahum 'azaabun aliim
117. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan mereka akan memperoleh azab yang pedih.

وَعَلَى الَّذِيۡنَ هَادُوۡا حَرَّمۡنَا مَا قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ‌ۚ وَمَا ظَلَمۡنٰهُمۡ وَلٰـكِنۡ كَانُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ يَظۡلِمُوۡنَ
Wa 'alal laziina haaduu harramnaa ma qasasnaa 'alaika min qablu wa maa zalamanaahum wa laakin kaanuu anfusahum wa laakin kaanuu anfusahum yazlimuun
118. Dan terhadap orang Yahudi, Kami haramkan apa yang sudah Kami ceritakan dahulu kepadamu (Muhammad). Kami tidak menzhalimi mereka, justru merekalah yang menzhalimi diri sendiri.

ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيۡنَ عَمِلُوا السُّوۡۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ ذٰ لِكَ وَاَصۡلَحُوۡۤا ۙ اِنَّ رَبَّكَ مِنۡۢ بَعۡدِهَا لَغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Summma inna Rabbaka lillaziina 'amilus suuu'a bijahaalatin summa taabuu mim ba'di zaaalika wa aslahuu inna Rabbaka mim ba'dihaa la Ghafuurur Rahiim
119. Kemudian, bergotong-royong Tuhanmu (mengampuni) orang yang menjalankan kesalahan lantaran kebodohannya, kemudian mereka bertobat sehabis itu dan memperbaiki (dirinya), sungguh, Tuhanmu sehabis itu betul-betul Maha Pengampun, Maha Penyayang.

اِنَّ اِبۡرٰهِيۡمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيۡفًاؕ وَلَمۡ يَكُ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَۙ
Inna Ibraahiima kaana ummatan qoonital lillaahi Haniifanw wa lam yakuminal mushrikiin
120. Sungguh, Ibrahim yakni seorang imam (yang sanggup dijadikan teladan), patuh terhadap Allah dan hanif. Dan ia bukanlah tergolong orang musyrik (yang mempersekutukan Allah),

شَاكِرًا لِّاَنۡعُمِهِ‌ؕ اِجۡتَبٰٮهُ وَهَدٰٮهُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ
Shaakiral li an'umih; ijtabaahu wa hadaahu ilaa Siraatim Muustaqiim
121. ia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah sudah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus.

وَاٰتَيۡنٰهُ فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً‌  ؕ وَاِنَّهٗ فِى الۡاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيۡنَؕ‏
Wa aatainaahu fid dunyaa hasanah; wa innahuu fil Aakhirati laminas saalihiin
122. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan bergotong-royong di alam abadi ia tergolong orang yang shalih.

ثُمَّ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلَيۡكَ اَنِ اتَّبِعۡ مِلَّةَ اِبۡرٰهِيۡمَ حَنِيۡفًا‌ ؕ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
Summma awhainaa ilaika anit tabi' Millata Ibraahiima haniifaa; wa maa kaana minal mushrikiin
123. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan ia bukanlah tergolong orang musyrik."

اِنَّمَا جُعِلَ السَّبۡتُ عَلَى الَّذِيۡنَ اخۡتَلَفُوۡا فِيۡهِ‌ؕ وَاِنَّ رَبَّكَ لَيَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ فِيۡمَا كَانُوۡا فِيۡهِ يَخۡتَلِفُوۡنَ‏
Innnamaa ju'ilas Sabtu 'alal laziinakhtalafuu fiih; wa inna Rabbaka la yahkumu bainahum Yawmal Qiyaamati fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun
124. Sesungguhnya (menghormati) hari Sabtu cuma diwajibkan atas orang (Yahudi) yang memperselisihkannya. Dan bergotong-royong Tuhanmu pasti akan memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang sudah mereka perselisihkan itu.

اُدۡعُ اِلٰى سَبِيۡلِ رَبِّكَ بِالۡحِكۡمَةِ وَالۡمَوۡعِظَةِ الۡحَسَنَةِ‌ وَجَادِلۡهُمۡ بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ‌ؕ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعۡلَمُ بِمَنۡ ضَلَّ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ وَهُوَ اَعۡلَمُ بِالۡمُهۡتَدِيۡنَ‏
Ud'u ilaa sabiili Rabbika bilhikmati walmaw 'izatil hasanati wa jaadilhum billatii hiya ahsan; inna Rabbaka huwa a'almu biman dalla 'an sabiilihii wa Huwa a'lamu bilmuhtadiin
125. Serulah (manusia) terhadap jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengenali siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengenali siapa yang memperoleh petunjuk.

وَاِنۡ عَاقَبۡتُمۡ فَعَاقِبُوۡا بِمِثۡلِ مَا عُوۡقِبۡتُمۡ بِهٖ‌ۚ وَلَٮِٕنۡ صَبَرۡتُمۡ لَهُوَ خَيۡرٌ لِّلصّٰبِرِيۡنَ‏
Wa in 'aaqabtum fa'aaqibuu bimisli maa 'uuqibtum bihii wa la'in sabartum lahuwa khairul lissaabiriin
126. Dan kalau kau membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang serupa dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi kalau kau bersabar, bergotong-royong itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.

وَاصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ‌ ۚ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُ فِىۡ ضَيۡقٍ مِّمَّا يَمۡكُرُوۡنَ‏
Wasbir wa maa sabruka illaa billaah; wa laa tahzan 'alaihim wa laa taku fii daiqim mimmaa yamkuruun
127. Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan sokongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap budi kancil yang mereka rencanakan.

اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الَّذِيۡنَ اتَّقَوْا وَّالَّذِيۡنَ هُمۡ مُّحۡسِنُوۡنَ
Innal laaha ma'al laziinat taqaw wal laziina hum muhsinuun
128. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Related : Al-Qur'an Surat Ke-16. Qs. An-Nahl (Lebah) 128 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia

0 Komentar untuk "Al-Qur'an Surat Ke-16. Qs. An-Nahl (Lebah) 128 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close