Coba kalian perhatikan letak geografis Indonesia dalam peta dunia. Letak Indonesia yang strategis, yakni diantara dua Samuera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dua benua Asia dan Australia memunculkan wilayah kita menjadi jalur jual beli internasional.
Lalu lintas jual beli tidak cuma menenteng komoditas dagang, tetapi juga efek kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia.
Kedatangan bangsa abnormal yang berlawanan ras, kemudian menetap di Indonesia memunculkan kemajemukkan ras, agama dan bahasa.
Kondisi alam yang berlawanan menyerupai tempat pantai, pegunungan, tempat subur, padang rumput, dataran rendah, rawa, dan maritim memunculkan perbedaan penduduk .
Keadaan ini menghalangi relasi antarmasyarakat dari pulau yang berbeda-beda.
Setiap penduduk di kepulauan memajukan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat perkembangan dan lingkungan masing-masing.
Hal ini memunculkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan pria dan perempuan.
Kondisi alam yang berlawanan menyerupai tempat pantai, pegunungan, tempat subur, padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, dan maritim memunculkan perbedaan masyarakat.
Juga keadaan kekayaan alam, flora yang sanggup tumbuh, binatang yang hidup di sekitarnya.
Masyarakat di tempat pantai berlawanan dengan penduduk pegunungan, menyerupai perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan.
Kemajuan fasilitas transportasi dan komunikasi juga memengaruhi perbedaan penduduk Indonesia.
Kemudahan fasilitas ini menenteng penduduk gampang bermitra dengan penduduk lain, walaupun jarak dan keadaan alam yang sulit.
Sebaliknya fasilitas yang terbatas juga menjadi penyebab keberagaman penduduk Indonesia.
Sikap penduduk terhadap sesuatu yang gres baik yang tiba dari dalam maupun luar penduduk menenteng efek terhadap perbedaan penduduk Indonesia.
Ada penduduk yang gampang menemukan orang abnormal atau budaya lain, menyerupai penduduk perkotaan. Namun ada juga sebagian penduduk tetap bertahan pada budaya sendiri.
Berikut ini yakni banyak sekali macam keberagaman penduduk Indonesia:
Suku bangsa sering juga disebut etnik.
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa memiliki arti sekelompok insan yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut.
Kesadaran dan identitas lazimnya dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Jadi, suku bangsa ialah adonan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lantaran mempunyai ciri-ciri paling fundamental dan lazim berhubungan dengan asal undangan dan tempat asal serta kebudayaan.
Ciri-ciri fundamental yang mem bedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, metode kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sungguh banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau abjad tersendiri, baik dalam faktor sosial maupun budaya.
Menurut observasi Badan Pusat Statistik yang dijalankan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai banyak sekali perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Beberapa suku bangsa di Indonesia menurut asal tempat tempat tinggal antara lain di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau, dan Melayu.
Di Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, Samin, sedangkan di Kalimantan terdapat suku Dayak.
Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado, Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor. Sedangkan di Papua terdapat suku Asmat, dan suku Dani.
Carilah dari banyak sekali sumber ihwal sukusuku tersebut. Buatlah goresan pena memukau ihwal hal itu, kumpulkan pada guru kalian.
Kehidupan sosial budaya penduduk Indonesia sungguh beragam.
Hal itu dibikin oleh keadaan geografis dan keadaan sosial di setiap tempat di seluruh Indonesia. Kondisi suatu tempat dengan tempat yang lain mempunyai banyak sekali perbedaan.
Kita ambil referensi penduduk yang tinggal di tempat pe gunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupan nya dari pertanian.
Oleh lantaran itu, akan meningkat kehidupan sosial budaya penduduk petani.
Sementara itu, tempat pantai akan memengaruhi masya rakatnya untuk mempunyai mata penelusuran selaku nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial penduduk nelayan.
Keragaman bangsa Indonesia terlihat pula dalam seni selaku hasil kebudayaan tempat di Indonesia, umpamanya dalam bentuk tarian dan nyanyian.
Hampir semua tempat atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam bidang seni rupa, setiap tempat mempunyai hasil karya yang berlawanan dan menjadi ciri khas wilayahnya masing-masing.
Keberagaman suku bangsa dan budaya tidak meng halangi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal itu akan ter wujud apabila ada sikap toleran yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Mereka mesti menyadari bahwa keberagaman suku bangsa dan budaya ialah salah satu kekayaan bangsa yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan.
Harapannya, mudah-mudahan di dalam perbedaan suku bangsa dan budaya, seluruh warga negara tetap sanggup menjalin persahabatan
Perhatikan gambar tempat ibadah agama di Indonesia. Tahukah kalian, mengapa Indonesia mempunyai keanekaragaman agama?
Kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia di butuhkan oleh bangsa lain.
Hal inilah yang bikin para pedagang dari bangsa-bangsa lain banyak ber datangan. Selain berdagang, mereka juga membuatkan anutan agama.
Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah usang berjualan dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar masa ke-13.
Kedatangan bangsa Eropa menenteng anutan agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai anutan agama diterima oleh bangsa Indonesia lantaran penduduk sudah mengenal kepercayaan menyerupai animisme dan dinamisme.
Agama mengajarkan terhadap umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran yakni perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Kesadaran beragama ialah perwujudan kepercayaan insan terhadap eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai pelajar, wajib mempunyai sikap taat dalam beragama, yakni dengan menjalankan segala perintah anutan agama dan menjauhi semua larangan agama yang dianutnya.
Dalam pergaulan sehari-hari, pasti kalian sering menjumpai keberagaman agama. Adanya keanekaragaman agama dihentikan menjadi penghambat dalam pergaulan.
Setiap pelajar mesti memajukan sikap toleran, hormat menghormati, dan melakukan pekerjaan sama antarpemeluk agama serta kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terwujud kerukunan hidup
Pada dasarnya, insan diciptakan dalam kalangan ras yang berbeda-beda yang ialah hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa.
Istilah ras berasal dari bahasa Inggris, race.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 ihwal Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras yakni golongan bangsa menurut ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Setiap insan mempunyai perbedaan ras dengan insan yang lain lantaran adanya perbedaan ciri-ciri fisik, menyerupai warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badang, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Masyarakat Indonesia mempunyai keberagaman ras.
Hal ini disebabkan oleh kedatangan bangsa abnormal ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan keadaan geografis wilayah Indonesia.
Beberapa ras yang ada dalam penduduk Indonesia antara lain ras Malayan- Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua yakni ras Melanesoid yang mendiami tempat Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Ketiga yakni ras Asiatic Mongoloid menyerupai orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia.
Terakhir yakni ras kaukasoid, yakni orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Kondisi penduduk Indonesia yang mempunyai keberagaman ras mempunyai potensi memunculkan pertentangan yang tidak cuma merugikan kelompok-kelompok penduduk tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Oleh lantaran itu, setiap warga negara mesti menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan, dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.
Hal itu sesuai dengan Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat insan tanpa membeda-bedakan ras.
Manusia hidup bukan cuma dalam keberagaman suku, agama, dan ras, tetapi juga dalam keberagaman masyarakat. Keberagaman penduduk di Indonesia sanggup dilihat dari struktur masyarakatnya.
Struktur penduduk Indonesia menurut Syarif Moeis (2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang.
Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial menurut perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan.
Secara vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam penduduk itu disebut ”Social Strafification" atau biasa disebut dengan kelas sosial.
Adanya perbedaan kelas dalam lapisan penduduk memunculkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat.
Hal itu diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan keharusan individu dan kalangan di dalam suatu metode sosial.
Dengan demikian, dalam kelas sosial terdapat pengolongan insan secara bertingkat atas dasar kedudukan atau status sosial sehingga memunculkan perbedaan antara hak dan kewajiban.
Selain dilihat dari lapisan penduduk atau kelas sosial, keberagaman penduduk ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan yang berlawanan satu sama lain.
Kelompokkelompok tersebut sanggup berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Setiap golongan berisikan atas dua orang atau lebih yang mempunyai relasi satu sama lain dalam suatu struktur.
Sebagai negara yang mempunyai keberagaman, adanya penggolongan dalam kehidupan penduduk di Indonesia ialah suatu kewajaran.
Namun, eksistensi golongan-golongan dalam penduduk sanggup memunculkan terjadinya konflik.
Hal ini sanggup timbul apabila timbul perasaan etnosentrisme yang menilai cuma kalangan atau golongannya saja yang paling baik dan sempurna, sementera golongan yang lain dianggap banyak mempunyai kekurangan
Keberagaman antargolongan dihentikan memunculkan terjadinya perkelahian dan perpecahan di masyarakat.
Adanya keberagaman antargolongan mesti menjadi pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa umpamanya golongan kelas tinggi menolong golongan kelas rendah.
Oleh lantaran itu, ciri golongan tidak ditonjolkan demi kepentingan nasional.
Meskipun berbeda-beda golongan tetapi seluruh warga negara hidup dalam satu ikatan yang kuat, tanah air Indonesia.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang ialah ciri bangsa Indonesia mesti senantiasa dilestarikan dan dijadikan dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Pernahkah kalian bepergian ke pulau-pulau atau daerah-daerah lain di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Coba ceritakan pengalaman kalian saat berkunjung ke lain pulau atau ke lain tempat tempat tinggal di depan kelas.
Melalui pengetahuan ihwal pulau-pulau atau daerah-daerah di Indonesia kita sanggup mengenali perbedaan secara kewilayahan dan perbedaan sosial budaya penduduk Indonesia.
Aspek kewilayahan menjelaskan, bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni ialah negara kepulauan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 ihwal Perairan Indonesia, menyebutkan pemahaman negara kepulauan yakni negara yang segalanya berisikan satu atau lebih kepulauan dan sanggup meliputi pulau-pulau lain.
Dalam rancangan pengetahuan nusantara, maritim bukan ialah unsur pemisah akan tetapi menjadi unsur pemersatu.
Kondisi kewilayahan negara Indonesia selaku negara kepulauan, sanggup memunculkan terjadinya perpecahan bangsa (disintegrasi).
Sejarah sudah menunjukan bahwa pemerintah Indonesia pernah menghadapi dilema adanya tempat yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain keadaan kewilayahan, faktor sosial budaya menampilkan bahwa masya rakat Indonesia diwarnai oleh banyak sekali macam perbedaan.
Kondisi sosial budaya yang demikian membuat kehidupan bangsa Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik.
Kenyataan juga menunjukkan, bahwa dalam kehidupan bangsa Indonesia sering terjadi konfik antar-kelompok penduduk yang dilatarbelakangi oleh perbedaan-per bedaan tersebut.
Kenyataan terjadinya pertentangan perlu membuat manjadikan perhatian bagi semua komponen bangsa agar sanggup tetap mem pertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Atas dasar dua argumentasi tersebut, maka penting sekali mengerti keberagaman dalam penduduk Indonesia yang ditujukan untuk me ngusahakan dan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tanpa kesadaran akan keberagaman yang kita miliki, bangsa Indonesia sanggup saja terjerumus ke arah perpecahan
Keberagaman penduduk Indonesia berdampak positif sekaligus efek negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Dampak positif menampilkan faedah bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan efek negatif memunculkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan antargolongan ialah kekayaan bangsa yang sungguh ber harga.
Meskipun berbeda-beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama kita tetap bersatu dalam usaha mengisi kemerdekaan untuk me wujudkan hasrat negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Keberagaman bukan ialah unsur perpecahan tetapi justru yang bikin kesatuan bangsa. Kesatuan yakni upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu, yakni bangsa Indonesia.
Tuhan bikin insan dengan berbeda-beda bukan untuk saling berselisih melainkan untuk saling mengenal dan bersaudara. Hal tersebut sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika yakni motto atau semboyan bangsa Indonesia.
Dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dimana dalam buku tersebut mengutip usulan Suhandi Sigit, menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika sanggup didapatkan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada masa XIV di masa Kerajaan Majapahit.
Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) ialah zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa yakni tunggal.
Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua). Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yakni bermacam-macam satu itu.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia, yakni Burung Garuda Pancasila.
Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram suatu pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Katakata tersebut sanggup pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas banyak sekali macam suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam tetapi keseluruhannya ialah suatu persatuan dan kesatuan.
Penjelmaan persatuan bangsa dan negara Indonesia tersebut ditarik kesimpulan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 tahun 1951 ihwal lambang Negara Republik Indonesia, yang diundangkan tanggal 28 Nopember 1951 dan termuat dalam Lembaran Negara Nomor II Tahun 1951.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna walaupun bangsa Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama tetapi keseluruhannya itu ialah satu kesatuan, yakni bangsa dan negara Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika ialah semboyan negara Indonesia selaku dasar untuk merealisasikan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita mesti menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari menyerupai hidup saling menghargai antara penduduk yang satu dengan yang yang lain tanpa menatap suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lainlain.
Tanpa adanya kesadaran sikap dan sikap untuk merealisasikan Bhinneka Tunggal Ika niscaya akan terjadi perpecahan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lantaran setiap orang cuma akan cuma mementingkan diri atau wilayahnya sendiri ketimbang kepentingan bangsa dan negara.
Semua insan intinya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama insan lantaran warna kulit atau bentuk fisik yang lain yakni suatu kesalahan.
Tuhan bikin insan berlawanan dan beragam. Perbedaan itu yakni anugerah yang mesti kita syukuri.
Mengapa kita mesti bersyukur dengan keanekaragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan berilmu dalam bertindak.
Persatuan dan kesatuan di suatu negara yang bermacam-macam sanggup diciptakan dalam wujud sikap toleran terhadap keberagaman tersebut.
Sikap toleran memiliki arti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang beropini lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang mempunyai usulan berbeda.
Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya. Sikap toleransi mesti timbul dalam penduduk yang bermacam-macam atau plural.
Oleh lantaran itu, setiap individu mengaplikasikan toleransi terhadap individu yang lain sehingga bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku, agama, ras, dan antargolongan sanggup menjadi bangsa yang satu dan utuh (Budi Juliardi, 2015:47).
Perhatikan dan bacalah klarifikasi sikap toleran terhadap keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan antargolongan di bawah ini.
Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Semua orang di Indonesia pasti menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di Indonesia.
Agama tersebut yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian sejak kecil sudah meyakini dan mengerjakan anutan agama yang kalian anut? Tuliskan pengalaman kalian mengerjakan anutan agama dan kumpulkan pada guru.
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan anutan agamanya masing-masing.
Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan beribadah dikelola dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi, ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
Dalam kehidupan berbangsa, menyerupai kita pahami keberagaman dalam agama itu sungguh-sungguh terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan kepercayaan kita terhadap orang lain.
Oleh lantaran itu, bentuk sikap kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk selaku berikut.
- Melaksanakan anutan agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
- Menghormati agama yang diyakini orang lain.
- Tidak memaksakan kepercayaan agama yang dianutnya terhadap orang lain.
- Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.
Perilaku baik dalam kehidupan keberagaman beragama tersebut mesti kita laksanakan. Tidak cuma di lingkungan keluarga, tetapi juga di sekolah, penduduk serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia
Perbedaan suku dan ras antara insan yang satu dengan insan yang lain hendaknya tidak menjadi halangan dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita mesti menghormati harkat dan martabat insan yang lain.
Marilah kita memajukan semangat persaudaraan dengan sesama insan dengan menjunjung nilai- nilai kemanusiaan
Perbedaan kita dengan orang lain tidak memiliki arti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain.
Baik dan buruknya analisa orang lain terhadap kita bukan lantaran warna kulit, rupa wajah dan bentuk tubuh melainkan lantaran baik dan buruknya dalam berperilaku.
Oleh lantaran itu, seharusnya kita bertingkah baik terhadap siapa saja tanpa menatap banyak sekali perbedaan tersebut.
Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia pasti menjadi kekayaan bangsa Indonesia.
Kita pasti mesti bergairah untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang mau menjaga budaya bangsa apabila bukan kita sendiri.
Ceritakan pengalaman kehidupan toleran kalian di depan kelas dan mintalah jawaban dari sobat lainnya.
Bagi seorang pelajar, sikap dan semangat kebangsaan dalam mem pertahankan keberagaman budaya bangsa sanggup dijalankan dengan :
- mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia;
- mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
- merasa besar hati terhadap budaya bangsa sendiri; dan
- menyaring budaya abnormal yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
0 Komentar untuk "Pkn Vii Penggalan 4 Keberagaman Suku, Agama, Ras Dan Antargolognan Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika"