Seperti yang sudah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa mobilitas sosial akan senantiasa terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Terjadinya mobilitas sosial tersebut didorong oleh beberapa faktor, menyerupai perbedaan status sosial, perbedaan status ekonomi, masalah-masalah kependudukan, suasana politik yang tidak menentu, adanya ambisi pribadi, dan motif-motif yang bersifat keagamaan.
Perbedaan Status Sosial
Pada hakekatnya, setiap insan dilahirkan dalam kondisi sama, baik harkat maupun martabatnya. Akan tapi setiap insan dilahirkan dalam lingkungan yang berbeda-beda sesuai dengan status sosial dan kedudukan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya.
Ada seseorang yang dilahiran selaku anak pejabat tinggi, anak penguasaha, anak pedagang kaki lima, anak pemulung, anak pegawai rendahan, anak petani, anak nelayan, anak sopir, anak pembantu rumah tangga, bahkan ada seseorang yang dilahirkan dari korelasi di luar nikah.
Keadaan yang berbeda-beda menyerupai itu pasti merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat disanggah lagi.
Dalam perkembangannya, insan akan menganggap kondisi diri, keluarga, dan lingkungan sekelilingnya.
Dari analisa menyerupai itu timbul kesadaran ihwal posisi didi dan keluarganya dalam pelapisan social sehingga timbul perilaku puas atau tidak puas kepada status sosial dan kedudukan yang ada pada diri dan keluarganya.
Ketidakpuasan kepada status sosial dan kedudukan yang dimiliki akan menghidupkan motifasi untuk mencari peningkatan-peningkatan dengan cara berupaya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Perbedaan Status Ekonomi
Secara naluriah, tidak seorangpun yang menghendaki kehidupannya berkubang pada kemiskinan. Sementana, kemiskinan, pengangguran, dan belum meratanya pembangunan merupakan belahan dari dilema bangsa hingga dikala ini.
Keadaan menyerupai itu sudah menampilkan dorongan tersendiri untuk melaksanakan mobilitas sosial berupa urbanisasi, transmigrasi, dan emigrasi.
Salah satu tujuan dari mobilitas sosial tersebut merupakan untuk mencari mata pencaharian yang sanggup menjamin kehidupan ekonominya.
Masalah-masalah Kependudukan
Masalah-masalah yang berhubungan dengan kependudukan di antaranya merupakan pertam- materi penduduk yang sungguh pesat sedangkan penyebarannya tidak merata.
Akibatnya, di daerah-daerah tertentu jumlah orangnya terlalu padat sehingga ruang-ruang kehidupannya menjadi sungguh terbatas.
Sementara, di daerah-daerah yang lain mengalami kelemahan penduduk sehingga proses pembangunan menjadi lamban.
Keadaan menyerupai inilah yang mendorong proses transmigrasi dengan tujuan mudah-mudahan penyebaran penduduk di tanah air akan kian merata disamping kesibukan pembangunan pun akan kian merata pula.
Situasi Politik yang Tidak Menentu
Seperti yang sudah dipahami bersama, bahwa menjelang dan setelah kekuasaan Orde Baru berakhir, suasana politik di tanah air kian tidak menentu.
Demonstrasi terjadi di mana-mana.
Bahkan lebih dari itu, media massa juga menyiarkan adanya penjarahan yang dilaksanakan oleh massa secara beringas.
Peristiwa menyerupai itu sudah menyebabkan timbulnya rasa takut, rasa cemas, dan rasa kalut di golongan penduduk sehingga mendorong mereka untuk melaksanakan mobilitas sosial berupa pindah ke kawasan lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang diangap lebih aman.
Ambisi Pribadi
Beberapa potensi yang dimiliki oleh manusia, yaitu daya cipta, rasa, dan karsa sudah menempatkan insan selaku makhluk yang paling sempurna.
Dengan potensi-potensi tersebut insan bisa memajukan kreativitasnya lewat pengembangan kepekaan, bikin sesuatu, dan sekaligus memiliki keinginan-keinginan atau ambisi tertentu.
Keinginan-keingingan atau ambisi yang dimiliki oleh insan akan menampilkan dorongan yang kokoh dalam melaksanakan mobilitas sosial.
Seorang pegawai rendahan berupaya keras untuk sanggup dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi. Anak-anak petani desa pergi ke kota untuk menempuh pendidikan tinggi dalam rangka menjangkau cita-cita.
Keluarga miskin dari kawasan padat penduduk ingin bertransmigrasi ke kawasan yang subur dan jarang penduduknya.
Seorang wiraswastawan akan bersusah payah dalam rangka memajukan usahanya.
Masih banyak lagi pola lain yang menampilkan bahwa ambisi langsung sungguh mendorong insan untuk melaksanakan mobilitas sosial.
Motif-motif Keagamaan
Agama merupakan prinsip akidah ihwal adanya Tuhan yang dibarengi dengan ajaran-ajaran yang menertibkan korelasi antara insan dengan Tuhan, antara insan dengan manusia, dan antara insan dengan makhluk lainnya.
Agama merupakan hak asasi insan yang paling asasi lantaran berafiliasi dengan kepercayaan dan persepsi hidup manusia.
Itulah sebabnya ajaran-ajaran agama akan mengakar dalam kepribadian pemeluknya.
Dengan kepercayaan yang sudah mengakar ke dalam kepribadian tersebut insan bisa berbuat apa saja demi melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut.
Bahkan, terdapat orang yang rela berkoban demi berbagi agama. Sebaliknya, dilema agama memiliki sensitiļ¬tas yang sungguh tinggi.
Ketersinggungan yang berafiliasi dengan kepercayaan agama akan besar lengan berkuasa kepada keterlibatan umat beragama yang bersangkutan.
0 Komentar untuk "Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadinya Mobilitas Sosial"