Apa Yang Dimaksud Dengan Kerja Sama?

Kerja sama sanggup diartikan selaku interaksi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kalangan dengan kalangan yang menjalin janji dalam meraih tujuan bersama. 

Manusia tidak akan mungkin bisa menyanggupi seluruh keperluan hidupnya secara sendiri-sendiri. 

Kebutuhan hidup insan sanggup dipenuhi cuma lewat hubungan kolaborasi satu sama lain dalam bentuk pembagian (distribusi) tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 

Oleh sebab itu, di dalam kehidupan bermasyarakat kolaborasi mutlak diperlukan. 

Bahkan, terbentuknya suatu penduduk ialah suatu jawaban adanya kolaborasi antara sekelompok insan di dalam suatu daerah tertentu dan berjalan secara terus menerus dalam waktu yang lama. 

Jika diperhatikan, mulai dari kehidupan keluarga hingga kehidupan penduduk luas terjadi hubungan kerja sama, saling bantu membantu, saling tolong menolong sehingga keperluan hidup mereka sanggup terpenuhi. 

Seorang petani tidak akan bisa menciptakan pakaian, barang-barang elektronik, dan barang-barang yang lain sekaligus. 

Demikian juga seorang teknisi, penulis, penceramah, pendidik, dokter, dan lain sebagainya akan sungguh memerlukan petani untuk menyanggupi keperluan pangan mereka. 

Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki tradisi kolaborasi berupa bersamaan di dalam menyelesaikan pekerjaan yang sulit dipercayai sanggup teratasi sendiri, seumpama membangun rumah, menjalankan lahan pertanian, menyelenggarakan perhelatan, dan lain sebagainya. 

Masyarakat Bali memiliki organisasi Subak untuk keperluan mengendalikan metode pengairan lahan pertanian mereka. 

Masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara memiliki organisasi Mapalus yang fungsinya seumpama dengan Subak dalam kehidupan penduduk Bali. 

Masyarakat pedesaan di tempat Jawa mengenal metode Sambatan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sulit dipercayai dilakukan sendiri. 

Pada prinsipnya Sambatan ialah suatu tuntutan sumbangan tenaga secara suka rela tanpa upah selaku imbalan. 

Di dalam kehidupan penduduk terbaru semangat kolaborasi makin diperlukan sebab keadaan kehidupan yang makin kompleks dan menuntut tugas individu yang makin khusus (spesifik) selaku tuntutan dari profesionalisme. 

Seorang pengacara yang profesional mesti fokus pada masalah-masalah hukum. 

Demikian juga seorang pedagang, pengusaha, petani, wartawan, pendidik, tehnisi, seniman, dan lain sebagainya mesti fokus pada bidangnya masing-masing biar profesional dalam bidangnya. 

Dengan demikian terjadi distribusi fungsi dan tugas antara masing-masing individu di dalam kehidupan masyarakat. 

Distribusi fungsi dan tugas tersebut pada gilirannya akan menyatu dalam suatu metode yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. 

James D. Thompson dan William J. Mc Ewen membagi kolaborasi menjadi lima bentuk, yaitu: 

• Kerukunan, yakni suatu contoh tolong menolong dalam kehidupan masyarakat. 
• Bargaining, yakni suatu proses negosiasi di dalam pertukaran barang dan jasa dalam kehidupan masyarakat. 
• Kooptasi, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur gres dalam kehidupan organisasi dalam rangka mempertahankan stabilitas dan sekaligus menyingkir dari timbulnya kegoncangan dalam kehidupan organisasi yang dimaksudkan. 
• Koalisi, yakni kolaborasi yang terjadi antara dua orang atau lebih dalam rangka meraih tujuan bersama. 
• Patungan (Joint-venture), yakni kolaborasi antara dua orang atau lebih untuk melakukan kesibukan kerja keras bareng dalam rangka mencari laba secara bersamasama.