Bismillahirrahmanirrahim
Tahukah anda tujuan hidup kita ini diciptakan kedunia? Bisakah anda untuk membayangkan tujuan itu dengan terang dalam asumsi kita?
Inilah ilmu yang paling paling penting untuk kita miliki sebelum memasuki usia di mana kita sudah dikenai tanggung jawab dan hukum.
Apakah anda pikir akan meraih tujuan hidup kita tanpa tahu tujuan itu apa? Satu-satunya argumentasi kita mengejar-ngejar tujuan-tujuan dunia dan balasannya menumbuhkan kecintaan dunia merupakan lantaran tidak tahu apa persisnya tujuan hidup kita.
Manusia dengan banyak sekali macam pembawaan alaminya, lantaran wawasan yang dangkal serta kemampuannya yang terbatas untuk menentukan banyak sekali tujuan bagi hidupnya, dan mereka berlangsung cuma hingga pada tujuan-tujuan dan prospek duniawi kemudian berhenti disitu.
Akan tapi tujuan hidup insan yang ditetapkan Allah Ta'ala di dalam Kalam Suci-Nya yakni selaku berikut:
مَاۤ اُرِیۡدُ مِنۡہُمۡ مِّنۡ رِّزۡقٍ وَّ مَاۤ اُرِیۡدُ اَنۡ یُّطۡعِمُوۡنِ
Maa uriidu minhum min rizqin wamaa uriidu an yuth’imuun(i);
"Dan, tidaklah Aku bikin jin dan insan melainkan agar mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat, 51:57)
Yakni, Aku sudah bikin jin dan insan biar mereka mengenal-Ku dan menyembah-Ku. Jadi, menurut ayat ini tujuan bahu-membahu hidup insan merupakan untuk menyembah Allah Ta'ala dan menjangkau ma'rifat Allah Ta'ala serta menjadi milik Allah Ta'ala.
Jelas bahwa insan tidak punya keleluasaan untuk menentukan sendiri tujuan hidupnya. Sebab insan bukan atas kemauannya sendiri tiba ke dunia, dan pula bukan atas kemauannya sendiri akan kembali, melainkan ia hanyalah makhluk (hasil ciptaan).
Wujud yang bikin serta menganugerahkan kesanggupan yang cemerlang dan lebih tinggi kepadanya ketimbang seluruh mahluk ciptan-Nya. Allah yang sudah menentukan sebuah tujuan hidup baginya.
Tidak peduli apakah insan mengerti atau tidak mengerti tujuan ini, terang tujuan penciptaan insan merupakan untuk menyembah Tuhan dan menjangkau ma'rifat Allah Ta'ala serta menjadi fan (larut) di dalam Allah Ta'ala, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman di wilayah lain dalam Al-Quran:
فَإِنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِىَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِ ۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْأُمِّيِّۦنَ ءَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا۟ فَقَدِ ٱهْتَدَوا۟ ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ ٱلْبَلَٰغُ ۗ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ
"Kemudian jikalau mereka mendebat kau (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku terhadap Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah terhadap orang-orang yang sudah diberi Al Kitab dan terhadap orang-orang yang ummi: "Apakah kau (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka sudah mendapat petunjuk, dan jikalau mereka berpaling, maka keharusan kau hanyalah menyodorkan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya." (QS. Ali-Imran, 3:20)
مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۙ
"Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kau tergolong orang-orang yang mempersekutukan Allah,." (QS. Ar-Rum, 30:31)
Yakni, agama yang di dalamnya terdapat ma'rifat yang benar perihal Tuhan dan penyembahan terhadap-Nya dalam bentuk terbaik merupakan Islam.
Dan Islam sudah ditanamkan dalam fitrat manusia, dan Allah Ta'ala sudah bikin insan dalam kondisi Islam serta sudah menciptakannya untuk Islam.
Yakni, Dia sudah mengharapkan biar insan dengan segala kemampuannya terus-menerus menyembah, menaati, dan menyayangi Tuhan. Itulah sebabnya Sang Mahakuasa dan Maha Mulia sudah menganugerahkan terhadap insan seluruh kesanggupan yang selaras dengan Islam.
Segala organ dalam dan luar yang sudah dianugerahkan terhadap manusia, atau segala kesanggupan yang sudah diberikan, tujuan bahu-membahu dari semua itu merupakan untuk mendapat ma'rifat Ilahi dan menyembah Allah Ta'ala serta menyayangi Allah Ta'ala.
Itulah sebabnya insan di dunia setelah karam dalam ribuan aktivitas mereka tetap saja tidak mendapatkan kebahagiaan sejati dalam sebuah apapun, kecuali pada Allah Ta'ala.
Setelah menjadi hartawan, setelah menerima kedudukan tinggi, setelah menjadi pengusaha besar, setelah menjangkau kekuasaan besar, setelah dijuluki filsuf besar, balasannya ia pergi dengan hasrat-hasrat besar lantaran belenggu-belenggu duniawi itu, dan kalbunya senantiasa mengecamnya lantaran karam dalam dunia.
Bila kita mengukur kemampuan-kemampuan manusia, yakni kesanggupan paling tinggi yang terdapat dalam dirinya yang terbukti merupakan padanya terdapat penelusuran terhadap Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Besar.
Sampai-sampai insan berhasrat untuk melebur dan karam di dalam kecintaan Tuhan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi yang tersisa miliknya, semua sudah menjadi milik Tuhan.
Dalam hal makan dan tidur serta hal-hal alami yang lain insan seumpama hewan-hewan lain. Dalam bidang keterampilan, sebagian binatang bahkan sungguh jauh melampaui manusia.
Lebah-lebah madu mengambil sari dari setiap bunga kemudian menciptakan madu murni yang hingga kini tidak sukses dibentuk oleh manusia.
Jadi jelas, keistimewaan paling tinggi yang dimiliki insan yakni perjumpaan dengan Allah Ta'ala. Oleh lantaran itu tujuan bahu-membahu hidup insan merupakan biar terbuka jendela hatinya ke arah Allah Ta'ala.
0 Komentar untuk "Tujuan Hidup Dan Cara-Cara Mencapainya"