Sebutkan Dan Jelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Tumbuhan!

Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini yakni referensi soal mata pelajaran Biologi Kelas 12 Sekolah Menengan Atas dan MA acara Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Contoh soal Biologi berikut ini akan membahas mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.
 berikut ini yakni referensi soal mata pelajaran Biologi Kelas  Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan tumbuhan!


Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!


Jawaban/Pembahasan:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Pertumbuhan dan pertumbuhan flora sangat dipengaruhi oleh aspek dalam dan aspek luar tumbuhan.

Faktor dalam yakni semua aspek yang terdapat dalam badan flora antara lain aspek genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengendalikan sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon ialah senyawa organik flora yang dapat membuat respon fisiologi pada tumbuhan.

Faktor luar flora yang sungguh mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan tumbuhan, yakni aspek lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.

1. Hormon


Hormon flora yakni sebuah senyawa organik yang disintesis di salah satu penggalan flora dan dipindahkan ke penggalan yang lain, pada fokus yang sungguh minim mampu menimbulkan respon fisiologis. Hormon mempengaruhi respon pada penggalan tumbuhan, menyerupai pertumbuhan akar, batang, pucuk, dan pembungaan. Respon tersebut tergantung pada spesies, penggalan tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, dan banyak sekali aspek lingkungan.

Terdapat lima hormon flora yang dikenal, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam absisat (ABA).

a. Auksin

Istilah auksin pertama kali dipakai oleh Frits Went yang menemukan bahwa sebuah senyawa mengakibatkan pembeng-kokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akhir terpacunya pemanjangan sel pada segi yang ditempeli potongan biar yang mengandung auksin.
Auksin yang didapatkan Went sekarang dipahami selaku asam indol asetat (IAA). Selain IAA, flora mengandung tiga senyawa lain yang dianggap selaku hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang didapatkan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan banyak sekali jenis tumbuhan dikotil.

Auksin berperan dalam banyak sekali macam aktivitas tumbuhan di antaranya adalah:
1) Perkembangan buah
Pada waktu biji matang berkembang, biji mengeluarkan auksin ke bagian-bagian bunga sehingga merangsang pembentukan buah. Dengan demikian, bantuan auksin pada bunga yang tidak diserbuki akan merangsang pertumbuhan buah tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi.

2) Dominansi apikal
Dominansi apikal yakni pertumbuhan ujung pucuk sebuah tumbuhan yang menghalangi pertumbuhan kuncup lateral di batang sebelah bawah. Dominansi apikal ialah akhir dari
transpor auksin ke bawah terbuat di dalam meristem apikal.

3) Absisi
Daun muda dan buah muda membentuk auksin, agar keduanya tetap besar lengan berkuasa melekat pada batang. Tetapi, bila pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk di pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur.

4) Pembentukan akar adventif
Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh dari batang atau daun pada banyak spesies.

b. Giberelin

Giberelin pertama kali didapatkan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tumbuhan padi yang sakit. Padi yang terjangkit jamur Gibberella fujikuroi tersebut berkembang terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin.

Bentuk-bentuk giberelin diantaranya yakni GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38.

Giberelin dibuat oleh jamur dan flora tinggi.

Giberelin disintesis di nyaris semua penggalan tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin mempunyai beberapa peranan, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara asing batang utuh.
2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan masakan dari endosperm untuk pertumbuhan embrio.
3) Perkembangan bunga dan buah.
4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.

c. Sitokinin

Kinetin ialah sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair jagung, yakni zeatin. Sitokinin sintetik yang lain yakni BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip.

Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
2) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.
3) Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun.
4) Menunda penuaan daun.
5) Merangsang pembentukan pucuk dan bisa memecah masa istirahat biji (breaking dormancy).

d. Gas etilen

Buah-buahan utamanya yang sudah bau tanah melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh flora dan mengakibatkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah.

Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghalangi pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menangguhkan pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghalangi pemanjangan batang kecambah.

e. Asam absisat (ABA)

Asam absisat (ABA) ialah penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibikin pada daun-daun dewasa. Asam absisat mempunyai tugas fisiologis diantaranya adalah:
1) Mempercepat absisi penggalan flora yang menua, menyerupai daun, buah dan dormansi tunas.
2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan.
3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata utamanya pada saat cekaman air.

2. Faktor Lingkungan


Faktor-faktor lingkungan yang sanggup mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan tumbuhan, antara lain: cahaya, air, mineral, kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi.

a. Nutrisi dan Air

Pertumbuhan dan pertumbuhan flora membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini mesti tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang diinginkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yakni zat-zat organik (C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain).

Berdasarkan jumlah keperluan tumbuhan, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni unsur makro dan unsur mikro. Unsur yang diinginkan flora dalam jumlah besar disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan asam nukleat. Sedangkan, unsur mikro yakni unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo.

Pertumbuhan tumbuhan akan terusik bila salah satu unsur yang diinginkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tumbuhan mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).

Pemenuhan keperluan unsur flora diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah serempak dengan penyerapan air. Air diinginkan tumbuhan untuk fotosintesis, tekanan turgor sel, menjaga suhu badan tumbuhan, transportasi, dan medium reaksi enzimatis.

Penemuan zat-zat yang diinginkan oleh flora untuk pertumbuhan dan pertumbuhan mengakibatkan manusia mengembangkan sebuah cara penanaman flora dengan memberikan nutrisi yang sempurna bagi tumbuhan. Contoh aplikasinya yakni kultur jaringan dan hidroponik. Kultur jaringan membudidayakan sebuah jaringan tumbuhan menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat menyerupai induknya. Media tanam kultur jaringan berupa larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat menghasilkan tumbuhan gres dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat.

Sedangkan, hidroponik yakni metode penanaman dengan menggunakan air kaya nutrisi selaku media tanam.

b. Cahaya

Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai imbas yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil.

Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis di saat berjalan reaksi terang.

Jadi cahaya secara tidak eksklusif mengendalikan pertumbuhan dan pertumbuhan tanaman, alasannya hasil fotosintesis berupa karbohidrat dipakai untuk pembentukan organ-organ tumbuhan.

Perkembangan struktur flora juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah dipahami dengan cara membandingkan kecambah yang berkembang di tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang berkembang di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau kecambah terlihat pucat dan lemah alasannya buatan klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang berkembang di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, namun batang menjadi lebih pendek alasannya aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya.

1) Fototropisme
Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di segi yang teduh ketimbang segi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya cahaya. Hal ini terjadi, alasannya hormon auksin yang memiliki kegunaan untuk pemanjangan sel berpindah dari segi tersinari ke sisi terlindung.

Banyak jenis flora bisa melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun senantiasa nyaris tegak lurus terhadap matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.

2) Fotoperiodisme
Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi proses pembungaan. Lama siang hari di tempat tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di tempat yang memiliki empat animo sanggup meraih 16 - 20 jam. Respon tumbuhan yang dikelola oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.

Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap cahaya). Fotoperiodisme menerangkan mengapa pada spesies tertentu lazimnya berbunga serempak. Tumbuhan yang berbunga serempak ini sungguh menguntungkan, karena memberi potensi terjadinya penyerbukan silang.

Berdasarkan panjang hari, flora sanggup dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a) Tumbuhan hari pendek, flora yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.

b) Tumbuhan hari panjang, flora yang berbunga bila terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 - 16 jam) sehari.
Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.

c) Tumbuhan hari sedang, flora yang berbunga bila terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.

d) Tumbuhan hari netral, flora yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.

c. Oksigen

Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan.

d. Suhu udara

Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu.

Dengan demikian, pertumbuhan flora sungguh dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini flora tidak sanggup tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, flora tidak berkembang atau bahkan mati.

Nah demikian pembahasan Sekolahmuonline mengenai pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang kami ulas dengan menggunakan referensi Buku Biologi Kelas 12. Semoga bermanfaat. Jangan lupa membuatkan terhadap yang lainnya, cukup dengan meng-klik tombol share sosial media yang ada di bawah artikel ini.

e. Kelembapan

Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya peresapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Related : Sebutkan Dan Jelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Tumbuhan!

0 Komentar untuk "Sebutkan Dan Jelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Tumbuhan!"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close