Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam keluarga serta para kawan dekat dan pengikut yang istiqamah menuruti Baginda hingga ke hari kiamat. Wahai Sahabatku yang senantiasa di rahmati oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Doa sering dijadikan selaku sebuah sandaran utama bagi tiap orang disaat menghadapi sebuah kesusahan atau duduk kendala dalam menjalani kehidupan secara umum.
Setiap muslim pasti saja sudah tahu kalau doanya tidak akan senantiasa eksklusif dikabulkan atau dijawab Allah Subhanahu wa ta'ala.
Namun kepercayaan dan dugaan baik pada Allah Subhanahu wa ta'ala, memang senantiasa diuji kalau menyaksikan orang lain permintaannya terpenuhi. Apalagi kalau orang tersebut tidak berdoa atau punya keistimewaan lain dibanding yang senantiasa mengucakan dan bermohon, doa pada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Terpenuhinya keperluan orang yang jarang berdoa itu cuma bersifat duniawi. Terpenuhinya keperluan cuma diberikan dalam batas tersebut, alasannya merupakan Allah Subhanahu wa ta'ala tidak lagi mengambil urusan setelahnya. Hal ini dibilang dalam firmanNya surat Al-Baqarah ayat 200 berikut ini:
Fa iżā qaḍaitum manasikakum fażkurullāha każikrikum ābā`akum au asyadda żikrā, fa minan-nāsi may yaqụlu rabbanā ātinā fid-dun-yā wa mā lahụ fil-ākhirati min khalāq
Artinya: Apabila kau sudah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kau menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara insan ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Menjawab impian mereka yang tidak berdoa, tak beriman pada Allah Subhanahu wa ta'ala, atau minim keistimewaan dibanding muslim yang taat, merupakan bab dari rahmat-Nya yang termasuk seluruh makhluk. Namun pantas kembali ditekankan balasan cuma diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala pada urusan duniawi.
Allah Subhanahu wa ta'ala dalam firmanNya juga mengingatkan, doa yang dijawab cuma yang ditujukan pada diri-Nya. Dalam surat Ar-Ra’d ayat 14, doa yang tidak ditujukan pada Allah Subhanahu wa ta'ala menyerupai memasukkan telapak tangan ke dalam air dan membawanya ke dalam mulut.
Lahụ da’watul-ḥaqq, wallażīna yad’ụna min dụnihī lā yastajībụna lahum bisyai`in illā kabāsiṭi kaffaihi ilal-mā`i liyabluga fāhu wa mā huwa bibāligih, wa mā du’ā`ul-kāfirīna illā fī ḍalāl
Artinya: Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak sanggup memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan menyerupai orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar hingga air ke mulutnya, padahal air itu tidak sanggup hingga ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah tidak bermanfaat belaka.
Allah Subhanahu wa ta'ala memiliki nama agung Al-Mujîb yang bermakna Dia yang menjawab doa atau Yang Maha Mengabulkan dalam Asmaul Husna. Jawaban terhadap doa diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam empat cara, yaitu:
1. Allah Subhanahu wa ta'ala akan menjawab eksklusif permohonan
2. Allah Subhanahu wa ta'ala akan mencegah beberapa kejahatan alasannya merupakan permohonan
3. Allah Subhanahu wa ta'ala akan menghasilkan sesuatu yang bagus tercapai lebih mudah
4. Allah Subhanahu wa ta'ala akan menyimpannya untuk Hari Kebangkitan di saat seorang umat sungguh membutuhkannya
Karena itu, tidak perlu mewaspadai Allah Subhanahu wa ta'ala dikala doa yang tak kunjung terkabul atau bersikap negatif dikala permohonan orang lain dikabulkan. Sebagai muslim sungguh diusulkan tetap berdoa pada Allah Subhanahu wa ta'ala, menyerupai dalam surat Al-Baqarah ayat 186.
Wa iżā sa`alaka ‘ibādī ‘annī fa innī qarīb, ujību da’watad-dā’i iżā da’āni falyastajībụ lī walyu`minụ bī la’allahum yarsyudụn
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku mengajukan pertanyaan kepadamu mengenai Aku, maka (jawablah), sebetulnya Aku merupakan dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu menyanggupi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, biar mereka senantiasa berada dalam kebenaran.
Selain berdoa pastinya seorang muslim mesti bersikap tawakkul atau tawakkal, yang sanggup ditulis menjadi tawakal. Sikap ini merupakan senantiasa berupaya sebaik-baiknya dan mempercayakan kesannya pada Allah Subhanahu wa ta'ala. Tawakkul berlainan dengan tawakul yang tidak berupaya tetapi menyampaikan semua akan diurus Allah Subhanahu wa ta'ala.
Namun kepercayaan dan dugaan baik pada Allah Subhanahu wa ta'ala, memang senantiasa diuji kalau menyaksikan orang lain permintaannya terpenuhi. Apalagi kalau orang tersebut tidak berdoa atau punya keistimewaan lain dibanding yang senantiasa mengucakan dan bermohon, doa pada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Terpenuhinya keperluan orang yang jarang berdoa itu cuma bersifat duniawi. Terpenuhinya keperluan cuma diberikan dalam batas tersebut, alasannya merupakan Allah Subhanahu wa ta'ala tidak lagi mengambil urusan setelahnya. Hal ini dibilang dalam firmanNya surat Al-Baqarah ayat 200 berikut ini:
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
Fa iżā qaḍaitum manasikakum fażkurullāha każikrikum ābā`akum au asyadda żikrā, fa minan-nāsi may yaqụlu rabbanā ātinā fid-dun-yā wa mā lahụ fil-ākhirati min khalāq
Artinya: Apabila kau sudah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kau menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara insan ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Menjawab impian mereka yang tidak berdoa, tak beriman pada Allah Subhanahu wa ta'ala, atau minim keistimewaan dibanding muslim yang taat, merupakan bab dari rahmat-Nya yang termasuk seluruh makhluk. Namun pantas kembali ditekankan balasan cuma diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala pada urusan duniawi.
Allah Subhanahu wa ta'ala dalam firmanNya juga mengingatkan, doa yang dijawab cuma yang ditujukan pada diri-Nya. Dalam surat Ar-Ra’d ayat 14, doa yang tidak ditujukan pada Allah Subhanahu wa ta'ala menyerupai memasukkan telapak tangan ke dalam air dan membawanya ke dalam mulut.
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ ۖ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ ۚ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ
Lahụ da’watul-ḥaqq, wallażīna yad’ụna min dụnihī lā yastajībụna lahum bisyai`in illā kabāsiṭi kaffaihi ilal-mā`i liyabluga fāhu wa mā huwa bibāligih, wa mā du’ā`ul-kāfirīna illā fī ḍalāl
Artinya: Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak sanggup memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan menyerupai orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar hingga air ke mulutnya, padahal air itu tidak sanggup hingga ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah tidak bermanfaat belaka.
Allah Subhanahu wa ta'ala memiliki nama agung Al-Mujîb yang bermakna Dia yang menjawab doa atau Yang Maha Mengabulkan dalam Asmaul Husna. Jawaban terhadap doa diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam empat cara, yaitu:
1. Allah Subhanahu wa ta'ala akan menjawab eksklusif permohonan
2. Allah Subhanahu wa ta'ala akan mencegah beberapa kejahatan alasannya merupakan permohonan
3. Allah Subhanahu wa ta'ala akan menghasilkan sesuatu yang bagus tercapai lebih mudah
4. Allah Subhanahu wa ta'ala akan menyimpannya untuk Hari Kebangkitan di saat seorang umat sungguh membutuhkannya
Karena itu, tidak perlu mewaspadai Allah Subhanahu wa ta'ala dikala doa yang tak kunjung terkabul atau bersikap negatif dikala permohonan orang lain dikabulkan. Sebagai muslim sungguh diusulkan tetap berdoa pada Allah Subhanahu wa ta'ala, menyerupai dalam surat Al-Baqarah ayat 186.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Wa iżā sa`alaka ‘ibādī ‘annī fa innī qarīb, ujību da’watad-dā’i iżā da’āni falyastajībụ lī walyu`minụ bī la’allahum yarsyudụn
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku mengajukan pertanyaan kepadamu mengenai Aku, maka (jawablah), sebetulnya Aku merupakan dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu menyanggupi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, biar mereka senantiasa berada dalam kebenaran.
Selain berdoa pastinya seorang muslim mesti bersikap tawakkul atau tawakkal, yang sanggup ditulis menjadi tawakal. Sikap ini merupakan senantiasa berupaya sebaik-baiknya dan mempercayakan kesannya pada Allah Subhanahu wa ta'ala. Tawakkul berlainan dengan tawakul yang tidak berupaya tetapi menyampaikan semua akan diurus Allah Subhanahu wa ta'ala.
Demikian sedikit klarifikasi mengenai terkabulnya doa, mudah-mudahan berharga bagi pembaca. Terima kasih.
0 Komentar untuk "Terkabulnya Doa"