Segala puji cuma milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam biar tercurah terhadap junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga teman dekat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.
Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan ibadah puasa selaku benteng dan perisai untuk para kekasih-Nya. Rosululloh shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Puasa yakni separuh kesabaran”. Sedangkan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : “Orang-orang yang sabar dipenuhi pahalanya tanpa hitungan” (Az zumar:10).
Dengan demikian jelaslah bahwa pahala ibadah puasa itu melalui batasan ukuran dan hitungan. Cukuplah bagimu selaku wawasan mengenai kemuliaan ibadah puasa, Sabda Nabi: ”Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sangat kedaluwarsa tak sedap dari lisan orang yang puasa itu lebih harum disisi Allah dibanding wanginya kasturi.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman: (Orang yang puasa) Ia meninggalkan syahwatnya, makanannya, minumannya cuma lantaran AKU, maka puasa itu untukKU, dan AKU yang mau membalasnya”. Orang yang berpuasa dijanjikan berjumpa dengan Allah dalam sabda Nabi : ” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagian, kebahagiaan dikala berbuka dan kebahagiaan dikala berjumpa Robbnya”
Semua ibadah yakni untuk Alloh tetapi secara khusus Alloh menisbatkan puasa kepada-NYA, hal ini lantaran dua makna:
1. Puasa yakni ‘menahan’ dan ‘meninggalkan’, lantaran itu puasa yakni rahasia. Puasa bukanlah amal yang sanggup dipertontonkan. Puasa tidak terlihat menyerupai ibadah-ibadah yang lain. Puasa cuma sanggup dikenali oleh dirinya sendiri dan Allah ia yakni amal diam-diam yang ditangani dengan keteguhan yang murni.
2. Puasa yakni bentuk perlawanan terhadap musuh Allah. Setan menawan hati insan lewat syahwatnya, dikala seseorang berpuasa ia sudah meninggalkan syahwatnya. Dengan begitu memiliki arti ia menutup jalan bagi setan. Dalam memerangi setan memiliki arti ia sudah membela Allah dan siapapun yang membela Allah maka Allah pun akan memamerkan pertolongan-NYa. Allah berfirman: “Jika kalian membantu Allah maka Allah akan membantu kalian dan meneguhkan telapak kaki kalian”(Muhammad:7).
Kewajiban-Kewajiban Dan Sunnah-Sunnah Dhohiroh Serta Kewajiban Sebab Rusaknya Puasa
1. Meneliti permulaan bulan Ramadlan. Awal bulan dimulai dengan adanya ru’yatul hilal (melihat bulan tanggal satu) apabila tertutup mendung maka dengan menyempurnakan sya’ban tiga puluh hari. Yang kami maksud dengan ru’yah yakni mengetahui.
Hal itu sanggup didapat dengan ucapan seseorang yang adil. Hilal syawal tidak sanggup ditetapkan kecuali dengan ucapan dua orang yang adil lantaran prinsip kehati-hatian dalam ibadah. Barang siapa yang mendengar seorang yang adil dan ia yakin dengannya dan membuat prasangka memiliki pengaruh maka wajib baginya berpuasa sekalipun qadli belum menetapkan.
2. Niat disetiap malam dengan menta’yin yakni bermaksud dengan mantap untuk melakukan keharusan puasa ramadlan lantaran Allah
3. Menahan diri dari memasukkan sesuatu kedalam lubang badan secara sengaja serta dalam kondisi ingat kalau ia sedang berpuasa. Maka puasa batal alasannya yakni makan, minum, memasukkan obat lewat hidung, dan juga memasukkan obat lewat dubur. Puasa tidak batal alasannya yakni cantuk atau bekam, bercelak, memasukkan curek kedalam indera pendengaran dan lubang dzakar.
Benda yang masuk tanpa kesengajaan menyerupai abu jalanan atau lalat yang kadung masuk kedalam lubang badan serta air kumur yang tanpa sengaja masuk itu tidak membatalkan puasa selagi tidak berlebihan dalam berkumur, kalau berlebihan maka membatalkan lantaran keteledoran dan hal itu masuk dalam perkataan kami “secara sengaja”. Sedangkan perkataan kami “mengingat puasa” maka yang kami maksud yakni mengeluarkan hukumnya orang yang lupa. Sesungguhnya orang yang lupa itu tidak batal puasanya.
4. Menahan diri dari jima’. Jika ia jima’ dalam kondisi lupa maka tidak batal. Apabila seseorang jima’ di malam hari atau mimpi berair kemudian masuk subuh dalam kondisi junub maka tidak batal.
5. Menahan diri dari istimna’ yakni mengeluarkan mani secara sengaja dengan jima’ atau tidak, bergotong-royong hal itu membatalkan puasa. Puasa tidak batal alasannya yakni mencium atau memeluk istri selagi tidak keluar mani, akan tetapi hal itu dimakruhkan kecuali bagi orang lanjut usia atau orang yang sanggup menguasai hasratnya, maka tidak duduk kasus baginya mencium atau memeluk istri tetapi lebih utama ditinggalkan.
6. Menahan diri dari mengeluarkan muntahan. Sengaja muntah itu menghancurkan puasa. Bila tanpa sengaja muntah maka tidak batal puasanya. Apabila seseorang menelan dahak yang berada di tenggorokan atau dadanya maka tidak membatalkan lantaran itu yakni dispensasi alasannya yakni biasanya hal itu. Kecuali bila dahak tersebut sudah berada dimulut (keluar tenggorokan) kemudian ditelan kembali maka membatalkan.
Semoga puasa kita bermakna dan amal ibadah kita meningkat dibulan Syawwal ini selaku permulaan dari aplikasi dari kesuksesan puasa Ramdlan kita. Aamiin
Semoga puasa kita bermakna dan amal ibadah kita meningkat dibulan Syawwal ini selaku permulaan dari aplikasi dari kesuksesan puasa Ramdlan kita. Aamiin
0 Komentar untuk "Puasa Ialah Ibadah Yang Rahasia"