Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam biar tercurah terhadap junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga kawan dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.
Apa yang Dimaksud dengan Ulama Su’?
ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ: ﺇﻥ ﺃﺧﻮﻑ ﻣﺎ ﺃﺧﺎﻑ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﺍﻟﻌﻠﻴﻢ. ﻗﺎﻟﻮﺍ: ﻭﻛﻴﻒ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﺎﻓﻘﺎً ﻋﻠﻴﻤﺎً؟ ﻗﺎﻝ : ﻋﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺟﺎﻫﻞ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺍﻟﻌﻤﻞ .
Sayyidina Umar Bin Khoththob ra berkata “Sesungguhnya paling mengkhawatirkannya yang saya khawatirkan dari umat ini merupakan para munafiq yang berilmu” Para kawan mengajukan pertanyaan “Bagaimana orang munafiq namun ia alim?” Sayyidina Umar menjawab “Mereka alim dalam lisannya namun tidak dalam hati dan amaliahnya”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺒْﺘَﻐَﻰ ﺑِﻪِ ﻭَﺟْﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻻَ ﻳَﺘَﻌَﻠَّﻤُﻪُ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴُﺼِﻴﺐَ ﺑِﻪِ ﻋَﺮَﺿًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪْ ﻋَﺮْﻑَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
“ Barangsiapa yang mempelajari sebuah ilmu (belajar agama) yang semestinya diharap merupakan muka Allah, namun jika ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka ia tidak akan mendapat bacin nirwana di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338).
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam, bersabda:
« ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺷَﺮَّ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺷِﺮَﺍﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺇِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﺧِﻴَﺎﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ »
"Ingatlah, sejelek-jelek kejelekan merupakan kejelekan ulama dan sebaik-baik kebaikan merupakan kebaikan ulama". (HR ad-Darimi).
Abu Hurairah radhiyallahu anhu. menuturkan hadits:
ﻣَﻦْ ﺃَﻛَﻞَ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻃَﻤَﺲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ( ﺃَﻭْ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻓﻲِْ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔِ ﺍﻟﺪَّﻳْﻠَﻤِﻲْ) ﻭَﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﻪِ
"Siapa yang makan dengan (memperalat) ilmu, Allah membutakan kedua matanya(atau parasnya di dalam riwayat ad-Dailami), dan neraka lebih pantas untuknya". (HR Abu Nu‘aim dan ad-Dailami) .
Al Allamah Al-Minawi dalam Faydh al-Qadîr Syarah Jami’ Shogir dari Imam Syuyuthi ,mengatakan:
“Bencana bagi umatku (datang) dari ulama sû’, yakni ulama yang dengan ilmunya berniat mencari kenikmatan dunia, menjangkau gengsi dan kedudukan. Setiap orang dari mereka merupakan tawanan setan. Ia sudah dibinasakan oleh hawa nafsunya dan dikuasai oleh kesengsaraannya. Siapa saja yang kondisinya demikian, maka bahayanya terhadap umat tiba dari beberapa sisi. Dari segi umat; mereka mengikuti ucapan- ucapan dan perbuatan-perbuatannya.
Ia memperindah penguasa yang menzalimi insan dan simpel mengeluarkan aliran untuk penguasa. Pena dan lisannya mengeluarkan kebohongan dan kedustaan. Karena sombong, ia menyampaikan sesuatu yang tidak ia ketahui.” ( Faydh al-Qadîr , VI/369.)
Karena semua itu, Hujjatu Islam Imam al-Ghazali mengingatkan:
“Hati-hatilah terhadap tipudaya ulama su’. Sungguh, kejelekan mereka bagi agama lebih jelek dibandingkan dengan setan. Sebab, lewat merekalah setan bisa menanggalkan agama dari hati kaum Mukmin. Atas dasar itu, ketika Rasul shalallahu 'alaihi wassallam ditanya mengenai sejahat-jahat makhluk, Beliau menjawab,
“Ya Allah berilah ampunan.” Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali, kemudian bersabda, “Mereka merupakan ulama sû’.”
Saat ini, adakah ulama su? Sepertinya banyak yang bergelar ulama atau intelektual muslim, namun berupaya menjauhkan muslim dari Islam dengan menafsirkan al Alquran dan as Sunnah sekehendak nafsu mereka. Mereka menjilat ke penguasa dan memunculkan kaum kafir selaku karib -karibnya, naudzubillah hi mindzalik.
Karakteristik ulama su’ selaku penggalan dari fitnah tamat zaman.
1. MENJUAL ILMU KEPADA PENGUASA. Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama su’, mereka memunculkan ilmu selaku barang barang jualan yang mereka jual terhadap para penguasa, masa mereka untuk mendapat laba bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan menyediakan laba dalam perniagaan mereka itu [HR al Hakim].
2. MENUKAR KEBODOHAN SEBAGAI ILMU. Ibnu Rajab al Hambali menyampaikan bahwa Asy Sya’bi berkata “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga ilmu menjadi sebuah bentuk kejahilan dan kejahilan itu selaku bentuk ilmu. Ini semua tergolong dari terbaliknya citra kebenaran [kenyataan] di kiamat dan terbaliknya semua urusan”.
3. MEMBURU HARTA DAN TAHTA. Mereka merupakan ulama agama untuk membedakan antara mereka dan ulama dunia, mereka merupakan ulama jahat yang dengan ilmunya berniat untuk kesenangan dunia, mendapat pangkat dan kedudukan pada penduduk [Lihat Sayyid Bakri bin Muhammad Syatha Ad Dimyathi, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Asyfiya, hal. 70 dan Sayyid Muhammad Al Husaini Az Zabidi, Ithafus Sadatil Muttaqien bi Syarhi Ihya’i Ulumudin, hal 348].
4. SOMBONG DENGAN BANYAKNYA PENGIKUT. Penutut ilmu ketiga merupakan orang yang kesetanan. Ia memunculkan ilmunya selaku jalan untuk memperkaya diri, menyombongkan diri dengan kedudukan, dan membanggakan diri dengan banyaknya pengikut. Ia masuk terperosok ke banyak lubang muslihat alasannya lantaran ilmunya itu dengan hasrat hajat duniawinya terpenuhi. [lihat Imam Al Ghazaly, Bidayatul Hidayah, hal. 7-8]
5. BERGAYA DENGAN PAKAIAN ULAMA. Ia di tengah kehinaan itu merasa dalam batinnya memiliki kawasan mulia di segi Allah alasannya ia bergaya dengan gaya ulama dan berpenampilan soal busana dan ucapan sebagaimana performa ulama di ketika ia secara lahir dan batin menerkam dunia semata. [lihat Imam Al Ghazaly, Bidayatul Hidayah, hal. 7-8]
6. TIDAK MAU BERTOBAT. Orang ini tergolong mereka yang celaka dan dungu lagi terpedaya duniawi. Tidak ada hasrat pertobatan, alasannya dirinya merasa selaku orang baik [muhsinin]. [lihat Imam Al Ghazaly, Bidayatul Hidayah, hal. 7-8]
7. SOMBONG DIPERMAINKAN NAFSUNYA. Sementara nafsunya ketika demikian mempermainkan dirinya, mendatangkan impian, memberi harapan, mendorongnya untuk mengungkit-ungkit atas ilmunya di segi Allah, dan memberinya delusi bahwa ia lebih baik dari pada sekian banyaknya hamba Allah lainnya [lihat Imam Al Ghazaly, Bidayatul Hidayah, hal. 7-8]
8. DISORIENTASI INTELEKTUAL. Tidak memiliki integritas langsung dan tidak punya tanggungjawab intelektual. Sebab orientasinya cuma duniawi, sehingga menyalahgunakan ilmunya demi tujuan materialistik. Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,”Barangsiapa yang mempelajari sebuah ilmu yang semestinya diharap merupakan muka Allah, namun jika ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka ia tidak akan mendapati bacin nirwana di akherat nanti [HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2 : 338].
9. MENYALAHGUNAKAN ILMU. Siapa yang makan dengan memperalat ilmu, Allah membutakan kedua matanya [atau parasnya di dalam riwayat Ad Dailami], dan neraka lebih pantas untuknya [HR Abu Nu’aim dan Ad Dailami]
10. DIPERBUDAK SETAN DAN HAWA NAFSU. Bencana bagi umatku (datang) dari ulama su’, yakni ulama yang dengan ilmunya berniat untuk mencari kenikmatan dunia, menjangkau gengsi dan kedudukan. Setiap orang dari mereka merupakan tawanan setan. Ia sudah dibinasakan oleh hawa nafsunya dan dikuasai kesengsaraannya. Siapa saja yangb kondisinya semikian, maka bahayanya terhadap umat tiba dari beberapa sisi. Dari segi umat : mereka mengikuti ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatannya. [lihat Al Allamah Al Minawi dalam Faydh al Qadir VI/369]
11. MEMBELA PENGUASA ZOLIM. Ia memperindah penguasa yang menzalimi insan dan simpel mengeluarkan aliran untuk penguasa. Pena dan lisannya mengeluarkan kebohongan dan kedustaan. Karena sombong, ia menyampaikan sesuatu yang tidak ia ketahui. [lihat Al Allamah Al Minawi dalam Faydh al Qadir Syarah Jami’ Shogir Imam Syuyuthi, VI/369]
12. MEMBUAT TIPU DAYA. Hati-hatilah terhadap muslihat ulama su’. Sungguh, kejelekan mereka bagi agama lebih jelek dari pada setan. Sebab, lewat merekalah setan bisa menanggalkan agama dari hati kaum mukmin. Atas dasar itu, ketika Rasulullah ﷺ ditanya mengenai sejahat-jahat makhluk . Beliau menjawab, Ya Allah berilah ampunan”. Beliau menyebut sebanyak tiga kali, kemudian bersabda,”mereka merupakan ulama su’”. [Hujjatul Islam Imam al Ghazali]
13. MENJILAT PENGUASA. Ulama su’ orang bergelar ulama atau intelektual yang menjilat penguasa dan memunculkan kaum kafir selaku sobat karib serta menafsirkan al Qur’an sekehendak nafsunya. Dengan bahasa Umar Bin Khathab, ulama su’ merupakan mereka yang munafik namun berilmu.
0 Komentar untuk "Pengertian Ulama Su"