Materi Pai Xi Kepingan 7 Rasul-Rasul Itu Kekasih Allah

Iman terhadap rasul mempunyai arti meyakini bahwa rasul itu betul-betul delegasi Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. 

Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar r.a. bahwa Rasulullah saw. di saat ditanya  tentang jumlah para nabi, dia menjawab, “ Jumlah para nabi itu yakni 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 315. 

Sementara At-Turmuzy meriwayatkan hadis dari Abi Zar  r.a. juga, menerangkan bahwa Rasulullah saw. menjawab, “Jumlah para nabi itu yakni 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 312.”

Jumlah nabi yang memperoleh gelar ulul azmi ada lima, yaitu: Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw.

Mengimani rasul-rasul Allah Swt. ialah keharusan hakiki bagi seorang muslim alasannya yakni ialah bab dari rukun iman yang tidak sanggup ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menemukan pemikiran yang dibawa rasul-rasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman terhadap rasul Allah Swt. terdapat dalam surah an-Nisa/4: 136
Artinya:  
Wahai orang-orang yang beriman Tetaplah beriman terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya (Muhammad) dan terhadap Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan terhadap Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya.

Barang siapa ingkar terhadap Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu sudah kesasar sungguh jauh. (Q.S. an-Nisa/4: 1)

Rasul selaku delegasi Allah Swt. mempunyai sifat-sifat yang menempel pada dirinya. Sifat-sifat ini selaku bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat tersebut yakni sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.

Sifat wajib artinya sifat yang niscaya ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul kalau tidak mempunyai sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yakni seumpama berikut

a. As-Siddiq
As-Siddiq, yakni rasul senantiasa benar. Apa yang dibilang Nabi Ibrahim as. terhadap bapaknya yakni perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya yakni sesuatu yang tidak memberi manfaat  dan mudarat, jauhilah. Peristiwa ini diabadikan pada Q.S. Maryam/19: 41, berikut ini: 
Artinya: 
“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sebetulnya dia yakni seorang yang sungguh membenarkan seorang nabi.” (Q.S. Maryam/19: 41)

b. Al-Amanah
Al-Amanah, yakni rasul senantiasa sanggup dipercaya. Di dikala kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah Swt. pun memastikan bahwa Nuh as., yakni orang yang terpercaya (amanah). Sebagaimana diterangkan dalam Q.S. asy-Syu’ara/2 1-17 berikut ini:
Artinya: 
“Ketika kerabat mereka (Nuh) berkata terhadap mereka, “Mengapa kau tidak bertakwa sebetulnya saya ini seorang rasul keperayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S. asy-Syu’ara/2: 117)

c. At-Tablig
At-Tablig, yakni rasul senantiasa menyodorkan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak disampaikan terhadap umatnya. 

Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’an, Ali pun memastikan bahwa: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pengertian seseorang terhadap al-Qur’an.”

Penjelasan ini terkait dengan Q.S. al-Maidah/5: 7 berikut ini.
Artinya:
“Wahai rasul Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau kerjakan (apa yang ditugaskan itu) mempunyai arti engkau tidak menyodorkan amanat-Nya. dan Allah Swt memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah Swt. tidak memberi isyarat terhadap orang-orang kafir.” (Q.S. al-M±idah/5: 7)

d. Al-Fatanah
Al-Fatanah, yakni rasul mempunyai kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi pertengkaran antara kalangan kabilah di Mekah, setiap kalangan memaksakan kehen dak untuk menaruh al-Hajar al-Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah. 

Rasulullah saw. kemudian menengahi dengan cara semua kalangan yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawa nya. 

Kemudian, Nabi meletak kan watu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga hingga di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw.

Sifat tidak mungkin yakni sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat tidak mungkin ini musuh dari sifat wajib, yakni seumpama berikut.

a. Al-Kizzib
Al-Kizzib, yakni tidak mungkin rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.
Artinya: 
“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diuapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) yakni wahyu yang diwahyukan kepadanya).” (Q.S an-Najm/5: 2-4)

b. Al-Khianah
Al-Khianah  yakni tidak mungkin rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya niscaya dilaksanakan.
 “Ikutilah apa yang sudah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”(Q.S al-An’am/: 1).

c. Al-Kitman
Al-Kim±n, yakni tidak mungkin rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. niscaya ia sampaikan terhadap umatnya. 
Artinya: 
“Katakanlah (Muhammad), Aku tidak menyampaikan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah Swt. ada padaku, dan saya tidak mengenali yang mistik dan saya tidak (pula) menyampaikan kepadamu bahwa aku
malaikat.Aku cuma mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang menyaksikan Apakah kau tidak memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’am/: 5)

d. Al-Baladah
Al-Bal±dah yakni tidak mungkin rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak dapat membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai. 
Artinya: 
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang menjalankan yang makruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al-A’raf/7: 199)

Sifat ā bagi rasul yakni sifat kemanusiaan, yakni al-ardul basyariyah, artinya rasul mempunyai sifat-sifat sebagaimana insan biasa seumpama rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. 

Bahkan seorang rasul tetap meninggal selaku mana makhluk lainnya. Selain rasul mempunyai sifat wajib dan juga lawannya, yakni sifat mustahil, rasul juga mempunyai sifat jaiz. Akan tetapi sifat jaiz rasul dengan sifat jaiz Allah Swt. sungguh berbeda.
 
Allah Swt. berfirman:
Artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah insan seumpama kamu, dia makan seumpama apa yang kau makan dan dia minum seumpama apa yang kau minum.” (Q.S. al-Mu’minun/2: ).

Rasul juga mempunyai sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yakni seumpama berikut.

1. Ishmaturrasµl yakni orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kesanggupan pengertian agama, ketaatan, dan menyodorkan wahyu Allah Swt. Oleh alasannya yakni itu, seorang Rasul senantiasa siaga dalam menghadapi tantangan dan kiprah apa pun.

2. Iltizamurrasµl yakni orang-orang yang senantiasa kesepakatan dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka melakukan pekerjaan dan berdakwah sesuai dengan isyarat dan perintah Allah Swt. walaupun untuk menjalankan perintah Allah Swt. mesti berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun mengelak atau mundur dari perintah Allah Swt.

Para rasul diseleksi oleh Allah Swt. dengan mengemban kiprah yang tidak ringan. Di antara tugas-tugas rasul itu selaku berikut.
  1. Menyampaikan risalah dari Allah Swt.
  2. Mengajak terhadap tauhid, yakni mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah Swt. dan menjauhi sikap musyrik (menyekutukan Allah).
  3. Memberi kabar besar hati terhadap orang mukmin dan memberi perayaan terhadap orang kafir.
  4. Menunjukkan jalan yang lurus.
  5. Membersihkan dan menyucikan jiwa insan serta mengajarkan terhadap mereka kitab dan hikmah.
  6. Sebagai hujjah bagi manusia

Pentingnya orang Islam beriman terhadap rasul bukan tanpa alasan. Selain alasannya yakni ditugaskan oleh Allah Swt., juga ada faedah dan nasihat yang dapat  diambil dari beriman terhadap rasul. Di antara faedah dan nasihat beriman terhadap rasul selaku berikut.
  1. Makin tepat imannya.
  2. Terdorong untuk memunculkan pola dalam hidupnya.
  3. Terdorong untuk melaksanakan sikap sosial yang baik.
  4. Memiliki teladan dalam hidupnya. 
  5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
  6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya.

Mustahdi dan Mustakim. 2017. Pendidikan Agama Islam. Kemendikbud

Related : Materi Pai Xi Kepingan 7 Rasul-Rasul Itu Kekasih Allah

0 Komentar untuk "Materi Pai Xi Kepingan 7 Rasul-Rasul Itu Kekasih Allah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close