Belajar Dari Kepemimpinan Semut

 Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu  Belajar dari Kepemimpinan Semut
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang setia dan Istiqomah.


حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (18

"Hingga di saat mereka hingga di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, supaya kau tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (Qs.An-Naml: 18)

Pelajaran yang sanggup kita ambil dari ayat di atas:

Pelajaran Pertama: Profil Semut

1. Semut merupakan serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut tergolong dalam ordo Himenoptera bareng dengan lebah dan tawon.

2. Semut merupakan makhluk dengan populasi terpadat di dunia dan menguasai nyaris seluruh permukaan bumi. Jumlah mereka lebih banyak dari pada jumlah insan di dunia.

3. Semut berkelompok dan berisikan beberapa jenis. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di wilayah tropis. Semut dimengerti dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang berisikan ribuan semut per koloni.

Jenis semut dibagi menjadi: semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni sanggup menguasai dan memakai suatu wilayah luas untuk mendukung acara mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk suatu kesatuan. (wikipidia.org)

Pelajaran yang dapat diambil :

Negara memiliki efek merupakan Negara yang terdiri banyak sekali macam suku. Sebagai contoh: Negara Madinah yang dipimpin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ternyata orangnya berisikan banyak sekali suku, agama, latar belakang yang berbeda-beda. Terdapat orang-orang Yahudi dengan beberapa sukunya, orang-orang Yatsrib (penduduk orisinil Madinah) dengan banyak sekali sukunya, orang-orang Muhajirin yang berasal dari Mekkah dan lain-lainnya.

Negara Indonesia, bergotong-royong potensial menjadi Negara yang besar dan kuat, kalau para pemimpinnya bisa mengelolanya dengan baik, sebab Indonesia memiliki penduduk yang berasal dari banyak sekali suku, agama, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda.

Pelajaran Kedua: Etos kerja Semut

Semut merupakan binatang terkuat di dunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia bisa menopang benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya. Bandingkan dengan binatang yang sungguh besar, menyerupai gajah atau gorilla, yang cuma bisa menopang benda optimal hingga 3 kali dari beban tubuhnya.

Pelajaran yang dapat diambil :

Etos kerja semut di atas, kalau dibandingkan dengan etos kerja manusia, sungguh sungguh berbeda. Banyak pegawai yang mengeluh dalam pekerjaaannya, dan berleha-leha di dalamnya, namun giliran mendapatkan gajian, kerap kali meminta tambahan. Bahkan tak sedikit yang berdemo untuk menuntut perhiasan honor dan hak-hak lainnya.

Banyak pegawai yang tidak optimal melakukan pekerjaan di kantor-kantor mereka. Waktu-waktu mereka dihabiskan untuk mengobrol, bergurau, main game dan hal-hal lain yang tidak penting.

Banyak orang yang menjadi sukses, cuma sebab bisa menaikkan potensi yang dimiliknya hingga 2% saja. Bagaimana kondisi mereka, kalau menaikkan potensi yang mereka miliki lebih dari itu, pastinya mereka akan jauh lebih andal lagi dari apa yang mereka dapatkan sekarang.

 Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu  Belajar dari Kepemimpinan Semut
Pelajaran Ketiga: Dialog Semut

(قَالَتْ نَمْلَةٌ ) “berkatalah seekor semut betina..”

1. Semut ternyata dipimpin oleh Ratu Semut. Ratu inilah yang menampilkan instruksi dan perintah terhadap semut-semut yang lain. 

2. (يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ) “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu. “

Ratu Semut mempertimbangkan keamanan rakyatnya. Sang Ratu itu mempunyai ide untuk menyelamatkan semut-semut yang lain dengan menyuruh semut yang lain untuk masuk ke dalam sarang mereka masing-masing.

Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi. Sang ratu tidak menyelamatkan diri sendiri, namun juga mengajak rakyat-rakyatnya. Sifat ini hendaknya ditiru oleh para pemimpin sekarang.

3. (لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ) “agar kau tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya..”

Menunjukkan bahwa rumah-rumah semut berfungsi juga selaku tempat dukungan dari serangan musuh. Ia bagaikan benteng pertahanan yang kuat, sebab bisa menahan benturan-benturan kaki-kaki pasukan Nabi Sulaiman yang terlalu banyak dan kuat.

Pelajaran yang dapat diambil :

Hal ini mengisyaratkan supaya seorang pemimpin membangun benteng-benteng pertahanan yang memiliki efek selaku tempat persembunyian prajurit dan rakyatnya kalau terjadi serangan yang dilancarkan para musuhnya.

Orang-orang Yahudi di Madinah ; Bani Nadhir, Bani Quraidhah, dan Bani Qunaiqa’, masing-masing memiliki benteng untuk melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Begitu juga mereka membangun benteng yang sungguh memiliki efek di Khaibar. Pasukan Islam sempat menemui kesusahan untuk menaklukkannya. Apakah mereka mengambil pelajaran dari dongeng nabi Sulaiman dan para semut ? Wallahu A’lam. Yang terang umat Islam mesti mengambil pelajaran dari dongeng ini.

Pelajaran Keempat: Sistem Komunikasi Semut.

1. (قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ) “, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu. “ 

Science Magazine yang terbit pada 6 Februari 2009 menuliskan suatu hasil observasi ilmiah modern yang menyatakan semut sanggup berbicara.

Sebagian besar semut memiliki semacam papan alami dan plectrum yang terdapat dalam perut mereka yang sanggup mengeluarkan bunyi selaku media untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

Menggunakan microfon dan speaker mini yang mutakhir yang sanggup dimasukkan ke dalam sarang semut, peneliti mendapatkan bahwa ratu semut sanggup mengeluarkan instruksi terhadap para pekerja mereka.

Pelajaran yang dapat diambil :

Umat Islam sebaiknya memiliki metode komunikasi dan jaringan yang mutakhir sebagaimana yang dimiliki semut. Khususnya pada zaman kini ini, selain mesti membangun mass media cetak dan elektronik, menyerupai koran, majalah, televisi, situs-situs internet, juga mesti menaikkan media-media sosial lainnya, menyerupai whatsapp, facebook, twitter, line, telegram, instagram dan lain-lainnya.

Terbukti kemenangan-kemenangan politik umat Islam banyak terbantu dengan perang opini yang dimainkan umat Islam melalui media sosial.

Pelajaran Kelima: Silaturahim Semut

Ini dibuktikan bahwa semut kalau berjumpa satu dengan yang lainnya, mereka saling menyapa dan bersalaman satu dengan yang lainnya.

Pelajaran yang dapat diambil :

Di dalam Islam, kita ditugaskan berjabat tangan dan membuatkan salam terhadap saudara-saudara kita.

Perintah untuk berjabat tangan terdapat di dalam hadist al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu, kemudian keduanya berjabat tangan, kecuali akan diampuni dosa-dosa mereka berdua,  sebelum keduanya berpisah.“ ( HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Shahih)

Perintah untuk membuatkan salam terdapat di dalam hadits  Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

       أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ 

"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahmi, berikanlah kuliner dan laksanakanlah shalat pada dikala insan tertidur, tentu kalian masuk nirwana dengan selamat." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi, berkata Tirmidzi : Hadist ini Hasan Shahih )

Ini dikuatkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu  bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda:

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

“Kalian tidak akan masuk nirwana hingga kalian beriman, dan tidak akan tepat dogma kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah saya tunjukkan pada sesuatu yang kalau kalian lakukan,  kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim )

Bertemu dan bersilaturahim melalui media biasa saja tidak cukup. Banyak hal yang tidak dapat dibicarakan dan ditanggulangi melalui media sosial, namun mesti berjumpa dan bertatap muka. Maka konferensi dan silaturahim antar penggerak dan para tokoh umat mesti diadakan secara rutin.

Manfaat konferensi dan tatap muka, selain mendapatkan pahala yang besar dari Allah, juga akan memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama muslim serta menetralisir dugaan jelek dan kesalahpahaman diantara mereka.

Hari ini banyak pertentangan yang terjadi sesama tokoh umat dan figur publik, bahkan sesama ustadz, para penyeru kebenaran, cuma sebab buruknya komunikasi dan jarangnya tatap wajah serta minimnya silaturahim diantara mereka.

Pelajaran Keenam : Gotong Royong Semut.

Sebagai makhluk yang hidup berkelompok, mereka melakukan pekerjaan sama di dalam mengakhiri permasalah mereka, menyerupai memuat makanan, menyeberangi lubang dan lain-lainnya.

Allah berfirman :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

“ Dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (Qs.al-Maidah: 2)

Hal ini sudah dipraktekan para kawan dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semenjak empat belas kala yang lalu, sehingga mereka bisa mengusai sepertiga dunia, sebab semangat koordinasi dan bahu-membahu mereka di dalam menegakkan Islam dan mendakwahkannya ke seluruh pelosok dunia.

Allah berfirman,

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

“Dia sudah mensyariatkan kau wacana agama apa yang sudah diwasiatkan-Nya terhadap Nuh dan apa yang sudah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang sudah Kami wasiatkan terhadap Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:T egakkanlah agama dan janganlah kau berpecah belah tentangnya. “(Qs. asy-Syura: 13)

Berkata al-Baghawi (516 H)  di dalam Ma’alim at-Tanzil (7/187) : “ Allah menyuruh para Nabi seluruhnya (tanpa terkecuali) untuk menegakkan fatwa agama ini, menyatukan hati dan mengusulkan berjama’ah serta meninggalkan perpecahan dan perselisihan. “

Karakter semut sudah menampilkan pelajaran terhadap kita 6 hal, yakni :

1. Ta’aruf (saling mengenal)

2. Tafahum (saling memahami)

3. Tasamuh (saling toleransi)

4. Ta’awun ( saling bekerjasama)

5. Tadhamun (saling bersolidaritas)

6. Takaful (saling menanggung)

7. al-Itsar ( mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri) 

Pelajaran Ketujuh :Teknologi Semut

1. Semut merupakan arsitektur pengerjaan sarang. Sarang semut berisikan beberapa ruang-ruang untuk perkebunan jamur, pembuangan limbah, gudang makanan, sirkulasi udara yang baik, serta terowongan yang saling berafiliasi sehingga kelihatan menyerupai suatu kota.

Teknologi arsitektur semut dirancang untuk ramah lingkungan dan bisa dicicipi semua anggota koloni.

2. Majalah Reader Digest yang terbit pada tamat dasawarsa 1970-an menyebutkan sbb:

a. Komunitas semut memiliki metode atau struktur kemasyarakatan lengkap dengan pembagian tugasnya.

b. Masyarakat semut mengenal metode pertempuran kolektif. Artinya, golongan semut tertentu yang dipimpin seekor ratu semut sanggup berperang dengan komunitas semut yang dipimpin oleh ratu lainnya. Hewan lain lazimnya bertarung individu-individu.

c. Semut mengenal metode navigasi yang bagus untuk mendeteksi kuliner dan sarang musuh.

d. Semut pun mengenal suku, ras dan strata sosial (kelas penjaga ratu, pekerja, komandan tempur dan ratu).

e. Mereka pun mengenal harakiri; bila paceklik mereka akan mengorbankan dirinya untuk dikonsumsi sang ratu.

f. Semut memiliki dua perut. Satu perut untuk menyimpan kuliner bagi dirinya sendiri dan perut yang lain berkhasiat untuk menyimpan kuliner yang dapat dibagikan ke semut lain.

Pelajaran yang dapat diambil :

Teknologi merupakan suatu wawasan untuk  bikin alat, langkah-langkah pengolahan, serta mempergunakan suatu benda supaya bermanfaat. Oleh sebab itu,  umat Islam hendaknya mengembangkan teknologi ini dalam rangka meningkatkan kehidupan dan memakmurkan bumi ini.

Diantara  jenis teknologi yang dapat dikembangkan umat Islam merupakan :

1. Teknologi Komunikasi, menyerupai telepon, fax, telegram, WhatsApp, Facebook, Twitter, Line dll.

2. Teknologi Konstruksi, menyerupai traktor untuk mengorganisir tanah atau membangun gedung, software untuk  komputer dll.

3. Teknologi Medis, menyerupai obat-obatan dan alat-alat medis untuk pengobatan dan meminimalisir rasa sakit.

4. Teknologi Informasi, menyerupai perangkat-perangkat lunak maupun keras untuk membuat lebih mudah menyimpan dan menyodorkan gunjingan yang dapat dimanfaatkan oleh kantor-kantor dan lembaga-lembaga negeri maupun swasta.  

Related : Belajar Dari Kepemimpinan Semut

0 Komentar untuk "Belajar Dari Kepemimpinan Semut"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close