Berinteraksi dengan pemikir muslim-liberal Arab, aku dihadapkan pada keadaan kesusahan utamanya dalam mendapatkan permasalahan epistemologis dalam fatwa mereka. Membantah kritik mereka atas Islam terbilang sulit kalau tanpa dibimbing oleh guru yang memiliki worldview Islam. alasannya Hampir rata-rata pemikir Arab-Liberal berinteraksi dgn filsafat barat bahkan menggunakannya dalam mendekronstruksi fatwa Islam.
Dalam buku kompilasi ini, aku menjalankan kritik atas epistemologi Burhani M.Abed Al Jabiri lewat karya magnum opusnya "bunyah al aql al arabi", sebelum hingga pada kritik, aku mesti lewat pembacaan kritis, membaca seluruh karyanya tersebut, mencari rancangan utama, dan alhasil mendapatkan proses dekontruksi kebijaksanaan Islam lewat pemaknaan kembali "epistemologi Islam". Tidak hingga disitu, kerepotan lain merupakan ia jarang memakai acuan dari sarjana Barat, lebih banyak literatur Islam sepertii Imam Asy Syatibi, Ibn Rusdy, Ibn Khaldun, ibn Tufhail, dan lainnya. Semua epistemologi di wilayah Timur Islam ia kritik memakai acuan dari tokoh di atas. Saya hampir stres alasannya tidak mendapatkan permasalahan epsitemologi dalam pemikirannya.
Sampai akhirnya, 2 tokoh penting yg hidup semasa dengannya yang berdialog bahkan membongkar permasalahan pemikrian abed jabiri yakni George Tarabisyi (Nasrani) dan Hasan Hanafi (pemikir Arab Liberal), mereka berdua menolong aku mendapatkan kerancuan fatwa jabiri. Setelah mengkritik pemikirannya, disinilah aku sungguh terbantu oleh karya Dr. Muhammad Imarah (Allahu Yarham) 'Ma'arakah al-mushtalahat bainal Gharb wal Islam." karya tersebut menolong analisis dan kesimpulan dalam goresan pena saya, utamanya ihwal syariah, demokrasi dan syura, politik, maqashid. Karena term tersebut menjadi kajian jabiri dalam proyek dekontruksi kebijaksanaan islamnya.
Karya Dr. Muhammad Imarah tersebut hingga hari ini menjadi acuan utama aku dalam memahami perumpamaan sebutan dalam peradaban Islam yang berlainan dengan Barat. Dua hari kemudian ia sudah meninggalkan kita menghadap Allah. Jasadnya sudah tiada, tetapi karya dan pemikirannya masih menjadi acuan dalam mempertahankan ilmu Islam dari ideologi absurd yang merusak. Semoga ia diposisikan oleh Allah bareng para syuhada, kaum shiddiqin dan shalihin di syurgaNya. Aminn
PENULIS. TEUKU ZULKHAIRI
0 Komentar untuk "Dr. Muhammad Imarah Bagi Saya"