Memiliki 3 anak, dua putra dan satu putri yakni kebahagiaan tersendiri bagi saya, selaku ayah, lezat Allah ini yang wajib aku syukuri. Karena Saya dan Istri mesti menanti 4 tahun memiliki anak pertama. Dzawata Afanan berumur 5 tahun, Chairatun hisan berumur nyaris 3 tahun dan Jazaul Ihsan yang berumur 8 bulan.
Saat mereka nangis berjamaah yakni menyerupai alunan harmoni yang indah. Apalagi alunannya terdengar tengah malam. Mereka bertiga juga sering demam berjamaah. Sangat kompak dikala dalam kondisi tidak sehat. Saya dan istri pun melakukan pekerjaan dan melayani tambahan 24 jam. Saya sungguh menikmati kondisi ini. Dan memohon terhadap Allah agar mereka menjadi anak yang berbakti dan anak yang shaleh dan shalehah.
Kadang menyelut emosi, kadang ketawa lepas sebab tingkah mereka yang berbeda-beda. Saya senantiasa berupaya tidak marah. Karena marah-marah, membentak, dan teriak bukan solusi. Mereka yakni anak-anak, iya mereka anak-anak, yang belum tepat asumsi nya. Setiap pertumbuhan dan perkembangannya mereka juga akan berubah. Sabar konsentrasi dan tanggungjawab yakni penyelesaian Terbaik buat kita orang tua.
Mereka bertiga senantiasa bangkit cepat setiap pagi. Dan senantiasa dikala bangkit pagi minta camilan manis (makanan) , dan BAB sekalian. Kompak pula ceboknya. Saya dan istri menyebarkan tugas. Layaknya Manager dan ajudan manager. Pagi-pagi telah sungguh semarak dirumah. Hampir setiap pagi begitu.
Tapi pagi kemaren aku dan istri terhibur dengan tingkah putri satu-satunya chairatun hisan. Panggilannya "kak ara". Pagi itu kak ara minta mandi air hangat, " Abi-abi kak ara mandi air hangat ya? Tapi pakek telur" Saya terkejut hah!... Abang nya Dzawata afnan ketawa. "Dek gak ada mandi air hangat pakek telur". Saya dan istripun ketawa lepas. Kak ara tetap Istiqamah dalam pendiriannya. Dia memang begitu karakternya. Apapun yang ditugaskan itu gak akan berubah. "Abi kak ara mandi air hangat ya? Pakek telur. Saya jawab "Kak ara? yang pakek telur itu nasi goreng, mie, bakso, mpek-mpek dan masakan lain sejenisnya. gak ada mandi air hangat pakek telur". Dia pun senyum sendiri. Kayaknya klarifikasi aku mulai di mengerti.
Dan masih banyak tingkah lucu dan celoteh bawah umur sesungguhnya sungguh terhibur. bagi orang-tua tingkah menyerupai ini di abadikan saja melalui tulisan. Bahkan banyak buku-buku parenting yang pernah aku baca yakni pembicaraan anak bareng ayah atau ibunya. Saya juga pernah baca buku penulis tenar plus motivator menyerupai Jamil Azzaini. Bukunya berisi beberapa pembicaraan pak jamil Azzaini bareng anaknya. Jujur memang sungguh memberi gagasan pembicaraan anak bareng Ibu dan ayahnya.
Anak-anak yakni anugerah terindah bagi orang tuanya. Kerugian paling besar orangtua didunia ini yakni gagal mendidik buah hatinya. Mereka menyerupai pelangi yang indah dalam persepsi mata. Mereka lah yang menghasilkan kita menangis dan tersenyum. Mereka bisa menghasilkan kita terhibur dirumah. disaat kita tak bisa tersenyum seharian. Abi cinta Ata, ara dan jaza...
Penulis: Rizki Dasilva
0 Komentar untuk "Mandi Air Hangat Pakek Telur"