Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan Di Zaman Fir'aun

Sekolahmuonline - Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan di Zaman Fir'aun. Pembaca Sekolahmuonline, diantara isi dari Al-Quran yaitu kisah-kisah umat terdahulu. Di kalangan umat terdahulu pernah diutus seorang Nabi yang beranama Musa. Nabi Musa diutus Allah kepada kaumnya, yaitu Bani Israil. Mendengar dongeng perihal Nabiyullah Musa alaihissalam, akam terlintas di dalam ingatan kita sosok raja lalim nan sangat takabbur, Fir'aun yang menahbiskan dirinya sebagai Tuhan yang maha tinggi. Namun, dibalik kejahatan Fir'aun banyak yang tidak tahu dengan sosok berjulukan Haman, wazir atau Perdana Menteri Fir'aun. Padahal namanya juga diabadikan oleh Allah Ta'ala dalam al-Quran. Nah, berikut ada goresan pena menarik berjudul "Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan di Zaman Fir'aun" yang dishare di group-group WhatsApp, yang disebutkan bahwa goresan pena tersebut dibentuk oleh Ust. Dr. Miftah el-Banjary, MA. Seperti apa tulisannya, sliahkan dibaca sendiri.

Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan di Zaman Fir'aun

MELIHAT ilustrasi gambar ini, barangkali banyak yang tidak mengenali siapa ia sesungguhnya, sebagaimana kita juga tidak pernah tahu bahwa sosok ini ternyata juga berperan penting sebagai "tangan kanan" Fir'aun, jika saja tidak diinformasikan oleh al-Qur"an.

Hal ini mengindikasikan bahwa ada kiprah tokoh antagonis dibalik dongeng kezhaliman Fir'aun yang kiprah sentralnya tak kalah dahsyatnya dibandingkan Fir'aun itu sendiri. Dialah Haman; pembisik sekaligus Menteri Segala Urusan di Istana Fir"aun.

Jika kata Fir'aun disebutkan sebanyak 38 kali di dalam al-Qur'an, paling tidak nama "Haman" muncul sebanyak 5 kali pada beberapa surah di dalam al-Qur'an, diantaranya surah al-Qashash ayat 6 dan 38, al-Mu'min ayat 36-37 dan al-Ankabut ayat 38.

Seorang arkeolog Prancis Morris dalam penelitiannya di tahun 1882 dibentuk tercengang sekaligus takjub dengan kebenaran gosip al-Qur'an, ternyata nama Haman ditemukan dan disebutkan dalam goresan pena Heliograf kuno sebagai seorang kepala urusan istana yang menangani semua urusan Fir'aun.

Sedangkan gosip itu tidak pernah ia dapatkan pada kitab taurat, zabur dan injil. Informasi di dalam al-Qur'an sedemikian akuratnya, sampai disebutkan begitu jelasnya nama dan kiprah Haman di dalam al-Qur'an. Jelas ia akibatnya mengakui bahwa hal itu menyampaikan kemukjizatan al-Qur'an.

Apa dan bagaiman kiprah Haman?

Di dalam al-Qur'an dikisahkan Haman merupakan wazir atau Perdana Menteri Fir'aun. Haman juga bertugas sebagai penasehat, kepala istana, pengatur dan pengendali infrastruktur, panglima perang, pengendali stabilitas keamanan, pengontrol ucapan para pengkritik kerajaan, serta pengatur sekaligus pengendali segala bidang dan urusan.

Bahkan Haman merupakan pembisik yang selalu meneguhkan dan menguatkan bahwa Fir'aun yaitu seorang titisan yang kuasa Ra; yang kuasa matahari yang patut disembah sekaligus yang kuasa pemilik pemikiran sungai Nil. Haman selalu memuji tindak tanduk lelaku Fir'aun baik dan buruknya.

Manakala sabung tanding antara Nabi Musa dan Fir'aun yang pada akibatnya menciptakan para penyihir istana mengakui kemenangan di pihak Musa, alih-alih mengakui kekalahannya, Fir'aun justru meminta Haman tampil ke depan publik untuk menghipnotis rakyatnya semoga masih tetap dipercayai.

"Hai Haman, apakah saya ini seorang pendusta?" tanya Fir'aun penuh keangkuhan.

Haman tampil membela dengan penuh meyakinkan dan kecongkakan pula. "Siapa yang berani menuduh paduka sebagai seorang pembohong?!".

"Hai Haman, apakah Tuhan di surga?" tanya Fir'aun lagi.

"Musa itu berdusta. Dia hebat menciptakan kebohongan!" jawab Haman semoga menciptakan Fir'aun senang.

"Ya, saya tahu Musa tidak lain, hanya tukang sihir yang berakal merangkai kata!" Fir'aun membenarkan.

"Benar Engkau pembesar kami. Semua raja takluk padamu, duhai Fir'aun!" ujar Haman meyakinkan Fir'aun.

"Sekarang Haman! Kuperintahkan buatkan saya menara pencakar langit semoga saya bisa melihat Tuhannya Musa!" ujar Fir'aun tertawa dengan penuh kesombongan disertai gelak tawa Haman dan pengikutnya.

Haman memang populer hebat bersilat pengecap menjilat penguasa. Haman berkilah dengan argumentasi jeniusnya.

"Wahai Fir'aun, kali ini saya keberatan berbagi Anda menara pencakar langit itu untuk bisa melihat Tuhannya Musa!" ujar Haman seraya membungkuk.

"Hah! Apa katamu?!! Kamu keberatan?!!" Fir'aun terbelalak matanya.

"Iya paduka, saya keberatan!" jawab Haman penuh tipu muslihat.

"Apa kau sudah mau berbuat makar ibarat Musa?! Apa kau sudah membangkang ibarat para penyihir itu?" tanya Fir'aun mulai geram.

"Tidak paduka Raja Fir'aun yang Mahatinggi! Hamba masih tetap setia!" jawab Haman tersenyum.

"Lantas kenapa kau keberatan, hah?!! Apa kau tidak mampu membangunkan infrakstruktur untuk rajamu ini?!" Fir'aun mulai tak sabar menunggu balasan Haman.

"Bukan begitu Paduka Raja Fir'aun!"

"Lantas?!" tanya Fir'aun.

"Meskipun kita bangunkan menara langit, kita tidak akan temukan Tuhan Musa di sana!" jawab Haman meyakinkan.

"Kenapa? Ada apa?!" tanya Fir'aun mengernyitkan keningnya.

"Sebab Tuhan Musa itu tidak ada. Hanya engkaulah Tuhan itu. Hanya dirimu pemilik Mesir dan Nil ini. Engkau Fir'aun yang Tinggi!" ujar Haman menyanjung Fir'aun sekaligus melecehkan Tuhan Musa.

Lantas Fir'aun berteriak di hadapan rakyatnya "Ana Rabbukumul 'Ala! Akulah Tuhan kalian yang Tinggi!"

فَقَالَ أَنَا۟ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ


Maka Fir'aun berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". [QS An-Naziat:24]

Demi mendengar sanjungan sedemikian tinggi dari Haman, kian melambunglah kecongkakan Fir'aun dengan segala kepercayaan dirinya. Sujud sembahlah mereka yang terlanjur mengagumi Fir'aun dengan segala keyakinannya.

Itulah sekilas deskripsi Haman yang dideskripsikan oleh Ibnu Katsir di dalam Qishashul Anbiya. Begitulah kiprah sentral Haman yang monemental dengan segala kejahatan dan sifat penjilatnya. Dia tampil sebagai tokoh antagonis kedua sehabis Fir'aun.

Meski ia bukan seorang Fir'aun, boleh jadi kiprah sentralnya melebihi seorang Fir'aun sekalipun, lantaran dialah penasehat dan pembenar segala kesalahan dan kezhaliman Fir'aun.

Dan begitulah sejarah selalu berulang pada setiap zamannya. Begitulah al-Qur'an mengajari kita sejarah.

Tugas kita bukan membenci Fir'aun atau pun Haman, akan tetapi kiprah kita hari ini meneguhkan terus berjuang bersama siapa? Bersama Musa ataukah Fir'aun, Haman atau kah ulama Fir'aun berjulukan Bal'aun bin Aura.

Jika tidak bisa menjadi Musa, minimal kita tak menjadi musuhnya atau menjadi pengikut Bani Israel yang terkesan netral; tidak mempunyai prinsip kebenaran yang harus diperjuangkan dengan mengatakan, "Pergilah engkau wahai Musa berperang berdua bersama Tuhan kamu, kami hanya ingin duduk menunggu saja di sini!"

 قَالُواْ يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَآ أَبَدً۬ا مَّا دَامُواْ فِيهَا‌ۖ فَٱذۡهَبۡ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَـٰتِلَآ إِنَّا هَـٰهُنَا قَـٰعِدُونَ


Mereka (Bani Israil) berkata: "Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, lantaran itu pergilah kau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kau berdua, sebenarnya kami hanya duduk menanti di sini saja." [QS Al-Maidah:24]


😉 Anda Sudah Membaca ✔️ Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan di Zaman Fir'aun

Related : Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan Di Zaman Fir'aun

0 Komentar untuk "Mengenal Sosok Haman, Menteri Segala Urusan Di Zaman Fir'aun"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close