Kultum Ramadhan: Berpegang Teguh Pada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin (Para Sahabat). Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting untuk Anda, kultum Ramadhan dengan tema atau judul Berpegang Teguh Pada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin (Para Sahabat). Kultum ini kami ambil dari Syarah Hadits Arba'in karya Syaikh Ibnu Dqiqil 'Id. Silahkan dibaca untuk tumpuan kultum Ramadhan dan lainnya. Semoga bermanfaat.
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Alhamdulillah, ash-sholaatu was-salaamu 'alaa rasuulillah, wa ba'd.
Dalam Hadits Al-Arba'in An-Nawawiyyah, hadits yang ke-28 Imam An-Nawawi menyebutkan hadits hasan shahih riwayat imam Abu Dawud dan At-Tirmidzi sebagai berikut ini:
عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي الله عنه قال : وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون , فقلنا يل رسول الله كأنها موعظة مودعٍ فأوصنا , قال - أوصيكم بتقوى الله عزوجل , والسمع والطاعة وإن تأمر عليك عبد , فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافاً كثيراً . فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهدين عضوا عليها بالنواجذ , وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة - رواه أبوداود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح
Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata : “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan menciptakan airmata bercucuran”. kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, pesan yang tersirat itu seolah-olah pesan yang tersirat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat" Rasulullah bersabda, "Saya memberi wasiat kepadamu supaya tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup pasti bakal menyaksikan banyak perselisihan. alasannya ialah itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal gres alasannya ialah bersama-sama semua bid'ah itu sesat." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)
[Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676]
Pada sebagian sanad diriwayatkan dengan kalimat
“Sesungguhnya ini ialah pesan yang tersirat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal). Lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami ?” Beliau bersabda, “Aku tinggalkan kau dalam keadaan terang benderang, malamnya menyerupai siang. Tidak ada yang menyimpang melainkan ia pasti binasa”
Perkataan, “nasihat yang mengena” maksudnya ialah mengena kepada diri kita dan membekas dihati kita. Perkataan, “yang menggetarkan hati kita” maksudnya menjadikan orang takut. Perkataan,”yang mencucurkan air mata” maksudnya seolah-olah pesan yang tersirat itu bertindak sebagai sesuatu yang angker dan mengancam.
Sabda Rasulullah, “Aku memberi wasiat kepadamu supaya tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan mentaati” maksudnya kepada para pemegang kekuasaan. Sabda Beliau, “Walaupun yang memerintah kau seorang budak”, pada sebagian riwayat disebutkan budak habsyi.
Sebagian Ulama berkata, “Seorang budak tidak sanggup menjadi penguasa” kalimat tersebut sekedar perumpamaan, sekalipun hal itu tidak menjadi kenyataan, menyerupai halnya sabda Rasulullah, “Barangsiapa membangun masjid sekalipun menyerupai kandang burung alasannya ialah Allah, pasti Allah akan membangukan untuknya sebuah rumah di surga”. Sudah tentu kandang burung tidak sanggup menjadi masjid, tetapi kalimat perumpaan menyerupai itu biasa dipakai.
Mungkin sekali Rasulullah memberitahukan bahwa akan terjadinya kerusakan sehingga sesuatu urusan dipegang orang yang bukan ahlinya, yang balasannya seorang budak bisa menjadi penguasa. Jika hal itu terjadi, maka dengarlah dan taatilah untuk menghindari mudharat yang lebih besar serta bersabar mendapatkan kekuasaan dari orang yang tidak dibenarkan memegang kekuasaan, supaya tidak menjadikan fitnah yang lebih besar.
Sabda Rasulullah, “Sungguh, orang yang masih hidup diantaramu nanti akan melihat banyak perselisihan” ini termasuk salah satu mukjizat ia yang mengabarkan kepada para shohabatnya akan terjadinya perselisihan dan meluasnya kemungkaran sepeninggal beliau. Beliau telah mengetahui hal itu secara rinci , tetapi ia tidak menceritakan hal itu secara rinci kepada setiap orang, namun hanya menjelaskan secara global. Dalam beberapa hadits minggu disebtukan ia pertanda hal semacam itu kepada Hudzaifah dan Abu Hurairah yang menawarkan bahwa kedua orang itu mempunyai posisi dan kawasan yang penting disisi Rosululloh .
Sabda Beliau, “Maka wajib atas kau memegang teguh sunnahku” sunnah ialah jalan lurus yang berjalan pada aturan-aturan tertentu, yaitu jalan yang jelas.
Sabda Beliau, “dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk” maksudnya mereka yang senantiasa diberi petunjuk. Mereka itu ada 4 orang, sebagaimana ijma’ para ulama, yaitu Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan Ali ra. Rasululloh menyuruh kita teguh mengikuti sunnah Khulafaur Rasyidin alasannya ialah dua kasus : Pertama, bagi yang tidak bisa berpikir cukup dengan mengikuti mereka.
Kedua, menjadikan pendapat mereka menjadi pilihan utama jika terjadi perselisihan pendapat diantara para shahabat.
Sabdanya “ Jauhilah olehmu perkara-perkara yang gres “. Ketahuilah bahwa kasus yang gres itu ada dua macam.
Pertama, kasus gres yang tidak punya dasar syari’at, hal semacam ini bathil lagi tercela.
Kedua, kasus gres yang dilakukan dengan membandingkan dua pendapat yang setara, kasus gres semacam ini tidak tercela. Kata-kata “perkara gres atau bid’ah” arti asalnya bukanlah perbuatan yang tercela. Akan tetapi, jika pengertiannya ialah menyalahi Sunnah dan menuju kepada kesesatan, maka dengan pengertian semacam itu menjadi tercela, sekalipun secara harfiah makna kata tersebut sama sekali tidak tercela, alasannya ialah Allah pun di dalam firman-Nya menyatakan : “Tidak tiba kepada mereka suatu ayat Al Qur’an pun yang gres dari Tuhan mereka” (QS. Al Anbiyaa’ :2)
Juga perkatan ‘Umar radhiallahu 'anhu : “Bid’ah yang sebaik-baiknya ialah ini”, yaitu shalat tarawih berjama’ah.
Wallaahu a’lam.
0 Komentar untuk "Kultum Ramadhan: Berpegang Teguh Pada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin (Para Sahabat)"