Ridha Allah tergantung pada ridha orang bau tanah dan marah Allah tergantung pada marah orang tua.(Adabul Mufrod )
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya saat mereka sudah tua, tetapi justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim )
Penjelasan hadits diatas :
  1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan jelek bagi orang yang durhaka pada orang tua. Yang dimaksud “roghima anfuh” yakni hidungnya ditempeli debu. Dan maksud perkataan seumpama ini yakni doa keburukan yakni doa kehinaan dan kefakiran.
  2. Berbakti pada orang bau tanah yakni menaati dan mendahulukan perintahnya, berakhlaq yang mulia di hadapannya, menjalin hubungan dengan koleganya dan senantiasa mendoakannya. Jadi, jangan dimengerti bahwa namanya berbakti pada keduanya hanyalah menuruti apa yang mereka cita-citakan. Namun beraklaq yang mulia dan tutur kata yang bagus juga ialah kebaktian pada keduanya.
  3. Berbakti pada orang bau tanah merupakan suatu kewajiban baik di kala mereka berada di usia senja atau pun di usia muda.
  4. Hadits ini dikhusukan berbakti pada mereka saat usia senja (tua). Hal ini berbincang sungguh ditekankannya berbakti saat itu alasannya yakni berbakti terhadap keduanya saat mereka berada pada usia senja terasa berat dan sulit.
  5. Durhaka terhadap orang bau tanah tergolong dosa besar. Sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits lainnya, “Apakah kalian mau kuberitahu perihal dosa yang paling besar?” Para kawan dekat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.”Beliau kemudian bersabda,“(Dosa paling besar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka terhadap kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba ia menegakkan duduknya dan berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu hingga aku berkata (dalam hati), “Duhai, seandainya ia diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  6. Durhaka pada orang bau tanah membuat seseorang menjauh dari rahmat Allah dan berhak memperoleh siksa neraka.
  7. Contoh durhaka pada keduanya yakni enggan menaati perintahnya, berkata berangasan pada keduanya, berakhlaq yang jelek pada keduanya dan sering menghasilkan mereka merasa sedih.
  8. Tidak boleh menaati kedua orang bau tanah dalam rangka berbuat maksiat pada Allah. Menaati mereka hanyalah dalam kebaikan saja dan bukan dalam kemungkaran.
  9. Berbakti pada orang bau tanah yakni jalan menuju surga.