Surah Ali Imran Arab, Latin Dan Terjemahan

Surah Ali Imran Arab, Latin dan Terjemahan - Surah Ali Imran tergolong kedalam golongan surat-surat Madaniyyah dan merupakan surat ke 3 dari Al Alquran yang terdiri atas 200 Ayat. Surat ini dinamakan Ali 'Imran karena menceritakan kisah keluarga 'Imran.


Surah Ali Imran

Pokok isi kandungan dalam Surah Ali Imran diantaranya merupakan ihwal keimanan, hukum-hukum, kisah-kisah dan yang lain seperti golongan insan dalam mengerti ayat-ayat mutasyaabihaat(Surah Ali Imran dan Al Baqarah), sifat-sifat Allah, sifat orang-orang yang bertakwa, Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah, kemudharatan mengambil orang-orang kafir selaku teman dekat kepercayaan, pengambilan perjanjian para Nabi oleh Allah, perumpamaan-perumpamaan, peringatan-peringatan terhadap Ahli Kitab, Ka'bah yakni rumah peribadatan yang tertua dan bukti-buktinya, manfaat berdzikir terhadap Allah dan merenungkan ciptaan-ciptaanNya. Teks bacaan Lafadz Surah Ali Imran Arab, Latin dan Terjemahan berikut dibawah ini :

Surah Ali Imran
(Keluarga 'Imran)
Surat Ke 3 : 200 Ayat

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

الٓمٓ

Alif laam miim
1. "Alif laam miim."

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum(u)
2. "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengelola makhluk-Nya [181]."

نَزَّلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ

Nazzala 'alaikal kitaaba bil haqqi mushaddiqan limaa baina yadaihi wa anzalattauraata wal-injiil(a)
3. "Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang sudah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,"

مِن قَبۡلُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ ٱلۡفُرۡقَانَۗ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٌ شَدِيدٞۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ ذُو ٱنتِقَامٍ

Min qablu hudan li-nnaasi wa anzalal furqaana innal-ladziina kafaruu bi-aayaatillahi lahum 'adzaabun syadiidun wallahu 'aziizun dzuuuntiqaam(in)
4. "sebelum (Al Quran), menjadi isyarat bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan [182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai jawaban (siksa)."

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَخۡفَىٰ عَلَيۡهِ شَيۡءٌ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِي ٱلسَّمَآءِ

Innallaha laa yakhfaa 'alaihi syai-un fiil ardhi wa laa fiissamaa-(i)
5. "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit."

هُوَ ٱلَّذِي يُصَوِّرُكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡحَامِ كَيۡفَ يَشَآءُۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Huwal-ladzii yushawwirukum fiil arhaami kaifa yasyaa-u laa ilaaha illaa huwal 'aziizul hakiim(u)
6. "Dialah yang membentuk kau dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ مِنۡهُ ءَايَٰتٌ مُّحۡكَمَٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَٰبِهَٰتٞۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَآءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَآءَ تَأۡوِيلِهِۦۖ وَمَا يَعۡلَمُ تَأۡوِيلَهُۥٓ إِلَّا ٱللَّهُۗ وَٱلرَّٰسِخُونَ فِي ٱلۡعِلۡمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنۡ عِندِ رَبِّنَاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Huwal-ladzii anzala 'alaikal kitaaba minhu aayaatun muhkamaatun hunna ummul kitaabi wa ukharu mutasyaabihaatun fa-ammaal-ladziina fii quluubihim zaighun fayattabi'uuna maa tasyaabaha minhuubtighaa-al fitnati waabtighaa-a ta`wiilihi wa maa ya'lamu ta`wiilahuu ilaallahu warraasikhuuna fiil 'ilmi yaquuluuna aamannaa bihii kullun min 'indi rabbinaa wa maa yadz-dzakkaru illaa uuluul albaab(i)
7. "Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) terhadap kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat [183], itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat [184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya cenderung terhadap kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk memunculkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengenali ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman terhadap ayat-ayat yang mutasyaabihaat, segalanya itu dari segi Tuhan kami." Dan tidak sanggup mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab(u)
8. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami cenderung terhadap kesesatan sehabis Engkau beri isyarat terhadap kami, dan karuniakanlah terhadap kami rahmat dari segi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

رَبَّنَآ إِنَّكَ جَامِعُ ٱلنَّاسِ لِيَوۡمٍ لَّا رَيۡبَ فِيهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ

Rabbanaa innaka jaami'unnaasi liyaumin laa raiba fiihi innallaha laa yukhliful mii'aad(a)
9. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau menghimpun insan untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya." Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ

Innal-ladziina kafaruu lan tughniya 'anhum amwaaluhum wa laa aulaaduhum minallahi syai-an wa uulaa-ika hum wa quudunnaar(i)
10. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan belum dewasa mereka, sedikitpun tidak sanggup menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu yakni materi bakar api neraka,"

كَدَأۡبِ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمۡۗ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Kada`bi aali fir'auna waal-ladziina min qablihim kadz-dzabuu bi-aayaatinaa fa-akhadzahumullahu bidzunuubihim wallahu syadiidul 'iqaab(i)
11. "(keadaan mereka) yakni selaku kondisi kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sungguh keras siksa-Nya."

قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ سَتُغۡلَبُونَ وَتُحۡشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ

Qul lil-ladziina kafaruu satughlabuuna wa tuhsyaruuna ilaa jahannama wabi`sal mihaad(u)
12. Katakanlah terhadap orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah daerah yang seburuk-buruknya."

قَدۡ كَانَ لَكُمۡ ءَايَةٌ فِي فِئَتَيۡنِ ٱلۡتَقَتَاۖ فِئَةٞ تُقَٰتِلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَأُخۡرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوۡنَهُم مِّثۡلَيۡهِمۡ رَأۡيَ ٱلۡعَيۡنِۚ وَٱللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصۡرِهِۦ مَن يَشَآءُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبۡرَةٗ لِّأُوْلِي ٱلۡأَبۡصَٰرِ

Qad kaana lakum aayatun fii fi-atainil taqataa fi-atun tuqaatilu fii sabiilillahi wa ukhraa kaafiratun yaraunahum mitslaihim ra'yal 'aini wallahu yu'ayyidu binashrihii man yasyaa-u inna fii dzaalika la'ibratan li-uliil abshaar(i)
13. "Sesungguhnya sudah ada tanda bagi kau pada dua golongan yang sudah berjumpa (bertempur) [185]. Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala menyaksikan (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati."

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَ‍َٔابِ

Zuyyina li-nnaasi hubbusy-syahawaati minannisaa-i wal baniina wal qanaathiiril muqantharati minadz-dzahabi wal fidh-dhati wal khailil musawwamati wal an'aami wal hartsi dzaalika mataa'ul hayaatiddunyaa wallahu 'indahuu husnul maaab(i)
14. "Dijadikan indah pada (pandangan) insan kecintaan terhadap apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di segi Allah-lah daerah kembali yang bagus (surga)."

قُلۡ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيۡرٖ مِّن ذَٰلِكُمۡۖ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتٌ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَأَزۡوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضۡوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ

Qul a'unabbi-ukum bikhairin min dzaalikum lil-ladziina-attaqau 'inda rabbihim jannaatun tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa wa azwaajun muthahharatun wa ridhwaanun minallahi wallahu bashiirun bil 'ibaad(i)
15. Katakanlah: "Inginkah saya kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada segi Tuhan mereka ada nirwana yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Al-ladziina yaquuluuna rabbanaa innanaa aamannaa faaghfir lanaa dzunuubanaa wa qinaa 'adzaabannaar(i)
16. "(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami sudah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"

ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡمُنفِقِينَ وَٱلۡمُسۡتَغۡفِرِينَ بِٱلۡأَسۡحَارِ

Ash-shaabiriina wash-shaadiqiina wal qaanitiina wal munfiqiina wal mustaghfiriina bil ashaar(i)
17. "(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur [187]."

شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَأُوْلُواْ ٱلۡعِلۡمِ قَآئِمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Syahidallahu annahu laa ilaaha illaa huwa wal malaa-ikatu wa uuluul 'ilmi qaa-iman bil qisthi laa ilaha ilaa huwal 'aziizul hakiim(u)
18. "Allah menyatakan sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu [188] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ وَمَا ٱخۡتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

Innaddiina 'indallahi-islaamu wa maaakhtalafal-ladziina uutuul kitaaba illaa min ba'di maa jaa-ahumul 'ilmu baghyan bainahum wa man yakfur bi-aayaatillahi fa-innallaha sarii'ul hisaab(i)
19. "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada bertikai orang-orang yang sudah diberi Al Kitab [189] kecuali sehabis tiba wawasan terhadap mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sungguh cepat hisab-Nya."

فَإِنۡ حَآجُّوكَ فَقُلۡ أَسۡلَمۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ ءَأَسۡلَمۡتُمۡۚ فَإِنۡ أَسۡلَمُواْ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ

Fa-in haajjuuka faqul aslamtu wajhiya lillahi wa maniittaba'ani waqul lil-ladziina uutuul kitaaba wal ummiyyiina aaslamtum fa-in aslamuu faqadi ihtadau wa in tawallau fa-innamaa 'alaikal balaaghu wallahu bashiirun bil 'ibaad(i)
20. Kemudian kalau mereka mendebat kau (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku terhadap Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah terhadap orang-orang yang sudah diberi Al Kitab dan terhadap orang-orang yang ummih [190]: "Apakah kau (mau) masuk Islam." Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka sudah mendapat petunjuk, dan kalau mereka berpaling, maka keharusan kau hanyalah menyodorkan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ بِغَيۡرِ حَقٍّ وَيَقۡتُلُونَ ٱلَّذِينَ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡقِسۡطِ مِنَ ٱلنَّاسِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Innal-ladziina yakfuruuna bi-aayaatillahi wayaqtuluunannabii-yiina bighairi haqqin wa yaqtuluunal-ladziina ya`muruuna bil qisthi minannaasi fabasy-syirhum bi'adzaabin aliimin
21. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh insan berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan memperoleh siksa yg pedih."

أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ

Uulaa-ikal-ladziina habithat a'maaluhum fiiddunyaa wal-aakhirati wa maa lahum min naashiriin(a)
22. "Mereka itu yakni orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong."

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبٗا مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ يُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ كِتَٰبِ ٱللَّهِ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِّنۡهُمۡ وَهُم مُّعۡرِضُونَ

Alam tara ilaal-ladziina uutuu nashiiban minal kitaabi yud'auna ilaa kitaabillahi liyahkuma bainahum tsumma yatawalla fariiqun minhum wa hum mu'ridhuun(a)
23. "Tidakkah kau memperhatikan orang-orang yang sudah diberi bahagian yakni Al Kitab (Taurat), mereka diseru terhadap kitab Allah supaya kitab itu menentukan aturan diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka senantiasa membelakangi (kebenaran)."

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لَن تَمَسَّنَا ٱلنَّارُ إِلَّآ أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۖ وَغَرَّهُمۡ فِي دِينِهِم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ

Dzaalika bi-annahum qaaluuu lan tamassanaannaaru illaa ayyaaman ma'duudaatin wa gharrahum fii diinihim maa kaanuu yaftaruun(a)
24. Hal itu yakni karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang sanggup dihitung." Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang senantiasa mereka ada-adakan.

فَكَيۡفَ إِذَا جَمَعۡنَٰهُمۡ لِيَوۡمٍ لَّا رَيۡبَ فِيهِ وَوُفِّيَتۡ كُلُّ نَفۡسٍ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ

Fakaifa idzaa jama'naahum liyaumin laa raiba fiihi wa wuffiyat kullu nafsin maa kasabat wa hum laa yuzhlamuun(a)
25. "Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan ihwal adanya. Dan disempurnakan terhadap tiap-tiap diri jawaban apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan)."

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Qulillahumma maalikal mulki tu'tiil mulka man tasyaa-u wa tanzi'ul mulka mimman tasyaa-u wa tu'izzu man tasyaa-u wa tudzillu man tasyaa-u biyadikal khairu innaka 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
26. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan terhadap orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

تُولِجُ ٱلَّيۡلَ فِي ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِي ٱلَّيۡلِۖ وَتُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَتُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّۖ وَتَرۡزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

Tuulijullaila fiinnahaari wa tuulijunnahaara fiillaili watukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijul mayyita minal hayyi wa tarzuqu man tasyaa-u bighairi hisaab(in)
27. "Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup [191]. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."


لَّا يَتَّخِذِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡكَٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَلَيۡسَ مِنَ ٱللَّهِ فِي شَيۡءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُواْ مِنۡهُمۡ تُقَىٰةٗۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفۡسَهُۥۗ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ

Laa yattakhidzil mu`minuunal kaafiriina auliyaa-a min duunil mu`miniina wa man yaf'al dzaalika falaisa minallahi fii syai-in illaa an tattaquu minhum tuqaatan wa yuhadz-dzirukumullahu nafsahu wa ilallahil mashiir(u)
28. "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali [192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, tentu lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kau terhadap diri (siksa)-Nya. Dan cuma terhadap Allah kembali (mu)."

قُلۡ إِن تُخۡفُواْ مَا فِي صُدُورِكُمۡ أَوۡ تُبۡدُوهُ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Qul in tukhfuu maa fii shuduurikum au tubduuhu ya'lamhullahu wa ya'lamu maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wallahu 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
29. Katakanlah: "Jika kau menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kau melahirkannya, tentu Allah mengetahui." Allah mengenali apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu

يَوۡمَ تَجِدُ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ مِنۡ خَيۡرٖ مُّحۡضَرٗا وَمَا عَمِلَتۡ مِن سُوٓءٍ تَوَدُّ لَوۡ أَنَّ بَيۡنَهَا وَبَيۡنَهُۥٓ أَمَدَۢا بَعِيدٗاۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفۡسَهُۥۗ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ

Yauma tajidu kullu nafsin maa 'amilat min khairin muhdharan wa maa 'amilat min suu-in tawaddu lau anna bainahaa wa bainahuu amadan ba'iidan wa yuhadz-dzirukumullahu nafsahu wallahu rauufun bil 'ibaad(i)
30. "Pada hari dikala tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang sudah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kau terhadap siksa-Nya. Dan Allah sungguh Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya."

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Qul in kuntum tuhibbuunallaha faattabi'uunii yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunuubakum wallahu ghafuurun rahiim(un)
31. Katakanlah: "Jika kau (benar-benar) menyayangi Allah, ikutilah aku, tentu Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Qul athii'uullaha warrasuula fa-in tawallau fa-innallaha laa yuhibbul kaafiriin(a)
32. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; kalau kau berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang kafir."

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰٓ ءَادَمَ وَنُوحٗا وَءَالَ إِبۡرَٰهِيمَ وَءَالَ عِمۡرَٰنَ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ

Innallahaashthafa aadama wa nuuhan wa-aala ibraahiima wa-aala 'imraana 'alal 'aalamiin(a)
33. "Sesungguhnya Allah sudah menentukan Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melampaui segala umat (di masa mereka masing-masing),"

ذُرِّيَّةَۢ بَعۡضُهَا مِنۢ بَعۡضٖۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dzurriyyatan ba'dhuhaa min ba'dhin wallahu samii'un 'aliim(un)
34. "(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٰنَ رَبِّ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرٗا فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Idz qaalatiimraatu 'imraana rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran fataqabbal minnii innaka antassamii'ul 'aliim(u)
35. (Ingatlah), dikala isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya saya menazarkan terhadap Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

فَلَمَّا وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي وَضَعۡتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰۖ وَإِنِّي سَمَّيۡتُهَا مَرۡيَمَ وَإِنِّيٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Falammaa wa dha'athaa qaalat rabbi innii wa dha'tuhaa untsaa wallahu a'lamu bimaa wa dha'at wa laisadz-dzakaru kal untsaa wa innii sammaituhaa maryama wa innii u'iidzuhaa bika wa dzurrii-yatahaa minasy-syaithaanirrajiim(i)
36. Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya saya melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengenali apa yang dilahirkannya itu; dan anak pria tidaklah mirip anak perempuan. Sesungguhnya saya sudah menamai dia Maryam dan saya mohon proteksi untuknya serta belum dewasa keturunannya terhadap (pemeliharaan) Engkau ketimbang syaitan yang terkutuk."

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

Fataqabbalahaa rabbuhaa biqabuulin hasanin wa anbatahaa nabaatan hasanan wakaffalahaa zakariyyaa kullamaa dakhala 'alaihaa zakarii-yaal mihraaba wajada 'indahaa rizqan qaala yaa maryamu anna laki hadzaa qaalat huwa min 'indillahi innallaha yarzuqu man yasyaa-u bighairi hisaabin
37. Maka Tuhannya mendapatkannya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang bagus dan Allah membuat Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati masakan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kau memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari segi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki terhadap siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Hunaalika da'aa zakariyyaa rabbahuu qaala rabbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka samii'uddu'aa-(i)
38. Di sanalah Zakariya mendoa terhadap Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah saya dari segi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."

فَنَادَتۡهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَهُوَ قَآئِمٞ يُصَلِّي فِي ٱلۡمِحۡرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحۡيَىٰ مُصَدِّقَۢا بِكَلِمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَيِّدٗا وَحَصُورٗا وَنَبِيّٗا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Fanaadathul malaa-ikatu wa huwa qaa-imun yushallii fiil mihraabi annallaha yubasy-syiruka biyahya mushaddiqan bikalimatin minallahi wa sayyidan wa hashuuran wa nabiyyan minash-shaalihiin(a)
39. Kemudian Malaikat (Jibril) mengundang Zakariya, sedang ia tengah berdiri melaksanakan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menyenangkan kau dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat [193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi tergolong keturunan orang-orang saleh."

قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَٰمٌ وَقَدۡ بَلَغَنِيَ ٱلۡكِبَرُ وَٱمۡرَأَتِي عَاقِرٞۖ قَالَ كَذَٰلِكَ ٱللَّهُ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ

Qaala rabbi anna yakuunu lii ghulaamun wa qad balaghaniyal kibaru waamraatii 'aaqirun qaala kadzalikallahu yaf'alu maa yasyaa`(u)
40. Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana saya sanggup mendapat anak sedang saya sudah sungguh bau tanah dan isteriku pun seorang yang mandul?." Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya."

قَالَ رَبِّ ٱجۡعَل لِّيٓ ءَايَةٗۖ قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمۡزٗاۗ وَٱذۡكُر رَّبَّكَ كَثِيرٗا وَسَبِّحۡ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ

Qaala rabbiij'al lii aayatan qaala aayatuka alaa tukallimannaasa tsalaatsata ayyaamin illaa ramzan waadzkur rabbaka katsiiran wa sabbih bil 'asyii-yi wal-ibkaar(i)
41. Berkata Zakariya: "Berilah saya sebuah tanda (bahwa isteriku sudah mengandung)." Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kau tidak sanggup berbicara dengan insan selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari."

وَإِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصۡطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلۡعَٰلَمِينَ

Wa-idz qaalatil malaa-ikatu yaa maryamu innallahaash-thafaaki wa thahharaki waash-thafaaki 'ala nisaa-il 'aalamiin(a)
42. Dan (ingatlah) dikala Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah sudah menentukan kamu, mensucikan kau dan melebihkan kau atas segala perempuan di dunia (yang semasa dengan kamu)."

يَٰمَرۡيَمُ ٱقۡنُتِي لِرَبِّكِ وَٱسۡجُدِي وَٱرۡكَعِي مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Yaa maryamuuqnutii lirabbiki waasjudii waarka'ii ma'arraaki'iin(a)
43. Hai Maryam, taatlah terhadap Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bareng orang-orang yang ruku' [194]."

ذَٰلِكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهِ إِلَيۡكَۚ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يُلۡقُونَ أَقۡلَٰمَهُمۡ أَيُّهُمۡ يَكۡفُلُ مَرۡيَمَ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ

Dzaalika min anbaa-il ghaibi nuuhiihi ilaika wa maa kunta ladaihim idz yulquuna aqlaamahum ayyuhum yakfulu maryama wa maa kunta ladaihim idz yakhtashimuun(a)
44. "Yang demikian itu yakni sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan terhadap kau (ya Muhammad); padahal kau tidak hadir beserta mereka, dikala mereka melemparkan belum dewasa panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang hendak memelihara Maryam. Dan kau tidak hadir di segi mereka dikala mereka bersengketa."

إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ

Idz qaalatil malaa-ikatu yaa maryamu innallaha yubasy-syiruki bikalimatin minhuusmuhul masiihu 'iisaabnu maryama wajiihan fiiddunyaa wal-aakhirati wa minal muqarrabiin(a)
45. (Ingatlah), dikala Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menyenangkan kau (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat [195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang ternama di dunia dan di alam abadi dan tergolong orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),"

وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِي ٱلۡمَهۡدِ وَكَهۡلٗا وَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Wa yukallimunnaasa fiil mahdi wa kahlan wa minash-shaalihiin(a)
46. "dan dia mengatakan dengan insan dalam buaian dan dikala sudah remaja dan dia yakni tergolong orang-orang yang saleh."

قَالَتۡ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِي بَشَرٞۖ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Qaalat rabbi anna yakuunu lii waladun wa lam yamsasnii basyarun qaala kadzalikillahu yakhluqu maa yasyaa-u idzaa qadha amran fa-innamaa yaquulu lahu kun fayakuun(u)
47. Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin saya mempunyai anak, padahal saya belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah bikin apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menentukan sesuatu, maka Allah cuma cukup berkata kepadanya: "Jadilah", kemudian jadilah dia.

وَيُعَلِّمُهُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ

Wa yu'allimuhul kitaaba wal hikmata wattauraata wal-injiil(a)
48. "Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab [196], Hikmah, Taurat dan Injil."

وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنِّي قَدۡ جِئۡتُكُم بِ‍َٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ أَنِّيٓ أَخۡلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيۡ‍َٔةِ ٱلطَّيۡرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُبۡرِئُ ٱلۡأَكۡمَهَ وَٱلۡأَبۡرَصَ وَأُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأۡكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Wa rasuulan ilaa banii israa-iila annii qad ji`tukum bi-aayatin min rabbikum annii akhluqu lakum minath-thiini kahai-atith-thairi fa-anfukhu fiihi fayakuunu thairan biidznillahi wa ubri-ul akmaha wal abrasha wa uhyiil mauta bi-idznillahi wa unabbi-ukum bimaa ta`kuluuna wa maa taddakhiruuna fii buyuutikum inna fii dzaalika li-aayatan lakum in kuntum mu`miniin(a)
49. Dan (sebagai) Rasul terhadap Bani Israil (yang berkata terhadap mereka): "Sesungguhnya saya sudah tiba kepadamu dengan menenteng sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yakni saya bikin untuk kau dari tanah berupa burung; kemudian saya meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan saya menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan saya menggugah orang mati dengan seizin Allah; dan saya kabarkan kepadamu apa yang kau makan dan apa yang kau simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu yakni sebuah tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, kalau kau sungguh-sungguh beriman."

وَمُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي حُرِّمَ عَلَيۡكُمۡۚ وَجِئۡتُكُم بِ‍َٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمۡ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ

Wa mushaddiqan limaa baina yadayya minattauraati wal-ahilla lakum ba'dhal-ladzii hurrima 'alaikum waji`tukum bi-aayatin min rabbikum faattaquullaha wa athii'uun(i)
50. "Dan (aku tiba kepadamu) membenarkan Taurat yang tiba sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang sudah diharamkan untukmu, dan saya tiba kepadamu dengan menenteng sebuah tanda (mukjizat) ketimbang Tuhanmu. Karena itu bertakwalah terhadap Allah dan taatlah kepadaku."

Surah Ali Imran Ayat 51

إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسۡتَقِيمٌ

Innallaha rabbii wa rabbukum faa'buduuhu haadzaa shiraathun mustaqiim(un)
51. "Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."

فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡهُمُ ٱلۡكُفۡرَ قَالَ مَنۡ أَنصَارِيٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ

Falammaa ahassa 'iisaa minhumul kufra qaala man anshaarii ilallahi qaalal hawaariyyuuna nahnu anshaarullahi aamannaa billahi waasyhad bi-annaa muslimuun(a)
52. Maka tatkala Isa mengenali keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang hendak menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman terhadap Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami yakni orang-orang yang berserah diri.

رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلۡتَ وَٱتَّبَعۡنَا ٱلرَّسُولَ فَٱكۡتُبۡنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ

Rabbanaa aamannaa bimaa anzalta waattaba'naarrasuula faaktubnaa ma'asy-syaahidiin(a)
53. Ya Tuhan kami, kami sudah beriman terhadap apa yang sudah Engkau turunkan dan sudah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)."

وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ

Wa makaruu wa makarallahu wallahu khairul maakiriin(a)
54. "Orang-orang kafir itu bikin tipu daya, dan Allah membalas budi bulus mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."

إِذۡ قَالَ ٱللَّهُ يَٰعِيسَىٰٓ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوكَ فَوۡقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأَحۡكُمُ بَيۡنَكُمۡ فِيمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ

Idz qaalallahu yaa 'iisa innii mutawaffiika wa raafi'uka ilayya wa muthahhiruka minal-ladziina kafaruu wa jaa'ilul-ladziina-attaba'uuka fauqal-ladziina kafaruu ilaa yaumil qiyaamati tsumma ilayya marji'ukum fa-ahkumu bainakum fiimaa kuntum fiihi takhtalifuun(a)
55. (Ingatlah), dikala Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyodorkan kau terhadap selesai ajalmu dan mengangkat kau kepada-Ku serta membersihkan kau dari orang-orang yang kafir, dan membuat orang-orang yang mengikuti kau di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian cuma terhadap Akulah kembalimu, kemudian Aku menentukan diantaramu ihwal hal-hal yang senantiasa kau bertikai padanya."

فَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمۡ عَذَابٗا شَدِيدٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ

Fa-ammaal-ladziina kafaruu fa-u'adz-dzibuhum 'adzaaban syadiidan fiiddunyaa wal-aakhirati wa maa lahum min naashiriin(a)
56. "Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sungguh keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong."

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَيُوَفِّيهِمۡ أُجُورَهُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

Wa ammaal-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati fayuwaffiihim ujuurahum wallahu laa yuhibbuzh-zhaalimiin(a)
57. "Adapun orang-orang yang beriman dan melakukan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan menampilkan terhadap mereka dengan tepat pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menggemari orang-orang yang zalim."

ذَٰلِكَ نَتۡلُوهُ عَلَيۡكَ مِنَ ٱلۡأٓيَٰتِ وَٱلذِّكۡرِ ٱلۡحَكِيمِ

Dzaalika natluuhu 'alaika minl aayaati wadz-dzikril hakiim(i)
58. "Demikianlah (kisah 'Isa), Kami membacakannya terhadap kau sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Alquran yang sarat hikmah."

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Inna matsala 'iisaa 'indallahi kamatsali aadama khalaqahu min turaabin tsumma qaala lahuu kun fayakuun(u)
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di segi AllAh, yakni mirip (penciptaan) Adam. Allah bikin Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ

Al-haqqu min rabbika falaa takun minal mumtariin(a)
60. "(Apa yang sudah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang tiba dari Tuhanmu, karena itu janganlah kau tergolong orang-orang yang ragu-ragu."

فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ

Faman haajjaka fiihi min ba'di maa jaa-aka minal 'ilmi faqul ta'aalau nad'u abnaa-anaa wa abnaa-akum wa nisaa-anaa wa nisaa-akum wa anfusanaa wa anfusakum tsumma nabtahil fanaj'al la'natallahi 'alal kaadzibiin(a)
61. Siapa yang membantahmu ihwal kisah Isa sehabis tiba ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita mengundang belum dewasa kami dan belum dewasa kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah terhadap Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan terhadap orang-orang yang dusta [197]."

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡقَصَصُ ٱلۡحَقُّۚ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Inna haadzaa lahuwal qashashul haqqu wa maa min ilaahin illaallahu wa innallaha lahuwal 'aziizul hakiim(u)
62. "Sesungguhnya ini yakni kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُفۡسِدِينَ

Fa-in tawallau fa-innallaha 'aliimun bil mufsidiin(a)
63. "Kemudian kalau mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan."

قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ تَعَالَوۡاْ إِلَىٰ كَلِمَةٖ سَوَآءِۢ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ أَلَّا نَعۡبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشۡرِكَ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقُولُواْ ٱشۡهَدُواْ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ

Qul yaa ahlal kitaabi ta'aalau ilaa kalimatin sawaa-in bainanaa wa bainakum alaa na'buda illaallaha wa laa nusyrika bihii syai-an wa laa yattakhidza ba'dhunaa ba'dhan arbaaban min duunillahi fa-in tawallau faquuluuusyhaduu biannaa muslimuun(a)
64. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) terhadap sebuah kalimat (ketetapan) yang tidak ada perkelahian antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita membuat sebagian yang lain selaku tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah terhadap mereka: "Saksikanlah, bahwa kami yakni orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تُحَآجُّونَ فِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَمَآ أُنزِلَتِ ٱلتَّوۡرَىٰةُ وَٱلۡإِنجِيلُ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ

Yaa ahlal kitaabi lima tuhaajjuuna fii ibraahiima wa maa unzilatittauraatu wal-injiilu illaa min ba'dihi afalaa ta'qiluun(a)
65." Hai Ahli Kitab, mengapa kau bantah membantah [198] ihwal hal Ibrahim, padahal Taurat dan Bibel tidak diturunkan melainkan sehabis Ibrahim. Apakah kau tidak berpikir?"

هَٰٓأَنتُمۡ هَٰٓؤُلَآءِ حَٰجَجۡتُمۡ فِيمَا لَكُم بِهِۦ عِلۡمٌ فَلِمَ تُحَآجُّونَ فِيمَا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Haa antum haa'ulaa-i haajajtum fiimaa lakum bihii 'ilmun falima tuhaajjuuna fiimaa laisa lakum bihii 'ilmun wallahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun(a)
66. "Beginilah kamu, kau ini (sewajarnya) bantah membantah ihwal hal yang kau ketahui [199], maka kenapa kau bantah membantah ihwal hal yang tidak kau ketahui [200]? Allah mengenali sedang kau tidak mengetahui."

مَا كَانَ إِبۡرَٰهِيمُ يَهُودِيّٗا وَلَا نَصۡرَانِيّٗا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Maa kaana ibraahiimu yahuudiyyan wa laa nashraaniyyan wa laakin kaana haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin(a)
67. "Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan namun dia yakni seorang yang lurus [201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia tergolong golongan orang-orang musyrik."

إِنَّ أَوۡلَى ٱلنَّاسِ بِإِبۡرَٰهِيمَ لَلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ وَهَٰذَا ٱلنَّبِيُّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۗ وَٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Inna aulannaasi biibraahiima lal-ladziina-attaba'uuhu wahadzaannabii-yu waal-ladziina aamanuu wallahu walyyul mu`miniin(a)
68. "Sesungguhnya orang yang paling dekat terhadap Ibrahim merupakan orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah yakni Pelindung semua orang-orang yang beriman."

وَدَّت طَّآئِفَةٌ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يُضِلُّونَكُمۡ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ

Waddat thaa-ifatun min ahlil kitaabi lau yudhilluunakum wa maa yudhilluuna illaa anfusahum wa maa yasy'uruun(a)
69. "Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya."

يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَأَنتُمۡ تَشۡهَدُونَ

Yaa ahlal kitaabi lima takfuruuna bi-aayaatillahi wa antum tasyhaduun(a)
70. "Hai Ahli Kitab, mengapa kau mengingkari ayat-ayat Allah [202], padahal kau mengenali (kebenarannya)."

يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تَلۡبِسُونَ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَٰطِلِ وَتَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Yaa ahlal kitaabi lima talbisuunal haqqa bil baathili wa taktumuunal haqqa wa antum ta'lamuun(a)
71. "Hai Ahli Kitab, mengapa kau mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil [203], dan menyembunyikan kebenaran [204], padahal kau mengetahuinya?"

وَقَالَت طَّآئِفَةٌ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ ءَامِنُواْ بِٱلَّذِيٓ أُنزِلَ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَجۡهَ ٱلنَّهَارِ وَٱكۡفُرُوٓاْ ءَاخِرَهُۥ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

Wa qaalat thaa-ifatun min ahlil kitaabi aaminuu biil-ladzii unzila 'alaal-ladziina aamanuu wajhannahaari waakfuruu aakhirahu la'allahum yarji'uun(a)
72. Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kau beriman terhadap apa yang diturunkan terhadap orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran)."

وَلَا تُؤۡمِنُوٓاْ إِلَّا لِمَن تَبِعَ دِينَكُمۡ قُلۡ إِنَّ ٱلۡهُدَىٰ هُدَى ٱللَّهِ أَن يُؤۡتَىٰٓ أَحَدٞ مِّثۡلَ مَآ أُوتِيتُمۡ أَوۡ يُحَآجُّوكُمۡ عِندَ رَبِّكُمۡۗ قُلۡ إِنَّ ٱلۡفَضۡلَ بِيَدِ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Wa laa tu`minuu illaa liman tabi'a diinakum qul innal hudaa hudallahi an yu`taa ahadun mitsla maa uutiitum au yuhaajjuukum 'inda rabbikum qul innal fadhla biyadillahi yu`tiihi man yasyaa-u wallahu waasi'un 'aliim(un)
73. Dan janganlah kau percaya melainkan terhadap orang yang mengikuti agamamu [205]. Katakanlah: "Sesungguhnya isyarat (yang mesti diikuti) merupakan isyarat Allah, dan (janganlah kau percaya) bahwa akan diberikan terhadap seseorang mirip apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kau percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di segi Tuhanmu." Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah menampilkan karunia-Nya terhadap siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";

يَخۡتَصُّ بِرَحۡمَتِهِۦ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ

Yakhtash-shu birahmatihi man yasyaa-u wallahu dzuul fadhlil 'azhiim(i)
74. "Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) terhadap siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar."

وَمِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ مَنۡ إِن تَأۡمَنۡهُ بِقِنطَارٖ يُؤَدِّهِۦٓ إِلَيۡكَ وَمِنۡهُم مَّنۡ إِن تَأۡمَنۡهُ بِدِينَارٖ لَّا يُؤَدِّهِۦٓ إِلَيۡكَ إِلَّا مَا دُمۡتَ عَلَيۡهِ قَآئِمٗاۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لَيۡسَ عَلَيۡنَا فِي ٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Wa min ahlil kitaabi man in ta`manhu biqinthaarin yu'addihi ilaika wa minhum man in ta'manhu bidiinaarin laa yu-addihi ilaika illaa maa dumta 'alaihi qaa-iman dzaalika bi-annahum qaaluuu laisa 'alainaa fiil ummiyyiina sabiilun wa yaquuluuna 'alallahil kadziba wa hum ya'lamuun(a)
75. "Di antara Ahli kitab ada orang yang kalau kau mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang kalau kau mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali kalau kau senantiasa menagihnya. Yang demikian itu karena mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi 206. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui."

بَلَىٰۚ مَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ وَٱتَّقَىٰ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ

Balaa man aufa bi'ahdihi waattaqa fa-innallaha yuhibbul muttaqiin(a)
76. "(Bukan demikian), sebetulnya siapa yang menepati kontrak (yang dibuat)nya [207] dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertakwa."

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَشۡتَرُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَأَيۡمَٰنِهِمۡ ثَمَنٗا قَلِيلًا أُوْلَٰٓئِكَ لَا خَلَٰقَ لَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ وَلَا يَنظُرُ إِلَيۡهِمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Innal-ladziina yasytaruuna bi'ahdillahi wa aimaanihim tsamanan qaliilaa uulaa-ika laa khalaaqa lahum fii-aakhirati wa laa yukallimuhumullahu wa laa yanzhuru ilaihim yaumal qiyaamati wa laa yuzakkiihim wa lahum 'adzaabun aliim(un)
77. "Sesungguhnya orang-orang yang menukar kontrak (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berbicara dengan mereka dan tidak akan menyaksikan terhadap mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih."[*]

وَإِنَّ مِنۡهُمۡ لَفَرِيقٗا يَلۡوُۥنَ أَلۡسِنَتَهُم بِٱلۡكِتَٰبِ لِتَحۡسَبُوهُ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَمَا هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Wa inna minhum lafariiqan yalwuuna alsinatahum bil kitaabi litahsabuuhu minal kitaabi wa maa huwa minal kitaabi wa yaquuluuna huwa min 'indillahi wa maa huwa min 'indillahi wa yaquuluuna 'alallahil kadziba wa hum ya'lamuun(a)
78. Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kau menduga yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari segi Allah", padahal ia bukan dari segi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤۡتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحُكۡمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُواْ عِبَادٗا لِّي مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُواْ رَبَّٰنِيِّ‍ۧنَ بِمَا كُنتُمۡ تُعَلِّمُونَ ٱلۡكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمۡ تَدۡرُسُونَ

Maa kaana libasyarin an yu`tiyahullahul kitaaba wal hukma wannubuu-wata tsumma yaquula li-nnaasi kuunuu 'ibaadan lii min duunillahi wa laakin kuunuu rabbaaniyyiina bimaa kuntum tu'allimuunal kitaaba wa bimaa kuntum tadrusuun(a)
79. Tidak masuk akal bagi seseorang insan yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, pesan tersirat dan kenabian, kemudian dia berkata terhadap manusia: "Hendaklah kau menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan namun (dia berkata): "Hendaklah kau menjadi orang-orang rabbani [208], karena kau senantiasa mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kau tetap mempelajarinya.

وَلَا يَأۡمُرَكُمۡ أَن تَتَّخِذُواْ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ أَرۡبَابًاۗ أَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡكُفۡرِ بَعۡدَ إِذۡ أَنتُم مُّسۡلِمُونَ

Wa laa ya`murakum an tattakhidzuul malaa-ikata wannabii-yiina arbaaban aya`murukum bil kufri ba'da idz antum muslimuun(a)
80. "dan (tidak masuk akal pula baginya) menyuruhmu membuat malaikat dan para nabi selaku tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kau sudah (menganut agama) Islam?."

وَإِذۡ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَٰقَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ لَمَآ ءَاتَيۡتُكُم مِّن كِتَٰبٖ وَحِكۡمَةٍ ثُمَّ جَآءَكُمۡ رَسُولٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمۡ لَتُؤۡمِنُنَّ بِهِۦ وَلَتَنصُرُنَّهُۥۚ قَالَ ءَأَقۡرَرۡتُمۡ وَأَخَذۡتُمۡ عَلَىٰ ذَٰلِكُمۡ إِصۡرِيۖ قَالُوٓاْ أَقۡرَرۡنَاۚ قَالَ فَٱشۡهَدُواْ وَأَنَا۠ مَعَكُم مِّنَ ٱلشَّٰهِدِينَ

Wa idz akhadzallahu miitsaaqannabii-yiina lamaa aataitukum min kitaabin wa hikmatin tsumma jaa-akum rasuulun mushaddiqun limaa ma'akum latu`minunna bihii wa latanshurunnahu qaala a-aqrartum wa-akhadztum 'ala dzalikum ishrii qaaluuu aqrarnaa qaala faasyhaduu wa-anaa ma'akum minasy-syaahidiin(a)
81. Dan (ingatlah), dikala Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan pesan tersirat kemudian tiba kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, tentu kau akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya" [209]>. Allah berfirman: "Apakah kau mengakui dan memperoleh perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bareng kamu."

فَمَن تَوَلَّىٰ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

Faman tawalla ba'da dzaalika fa-uula-ika humul faasiquun(a)
82. "Barang siapa yang berpaling sehabis itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik [210]."

أَفَغَيۡرَ دِينِ ٱللَّهِ يَبۡغُونَ وَلَهُۥٓ أَسۡلَمَ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ طَوۡعٗا وَكَرۡهٗا وَإِلَيۡهِ يُرۡجَعُونَ

Afaghaira diinillahi yabghuuna wa lahuu aslama man fiis-samaawaati wal ardhi thau'an wa karhan wa ilaihi yurja'uun(a)
83. "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan cuma terhadap Allahlah mereka dikembalikan."

قُلۡ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَمَآ أُنزِلَ عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَمَآ أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٍ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ

Qul aamannaa billahi wa maa unzila 'alainaa wa maa unzila 'alaa ibraahiima wa ismaa'iila wa-ishaaqa wa ya'quuba wal asbaathi wa maa uutiya muusaa wa 'iisa wannabii-yuuna min rabbihim laa nufarriqu baina ahadin minhum wa nahnu lahuu muslimuun(a)
84. Katakanlah: "Kami beriman terhadap Allah dan terhadap apa yang diturunkan terhadap kami dan yang diturunkan terhadap Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan terhadap Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan cuma kepada-Nyalah kami menyerahkan diri."

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

Wa man yabtaghi ghaira-islaami diinan falan yuqbala minhu wa huwa fil aakhirati minal khaasiriin(a)
85. "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di alam abadi tergolong orang-orang yang rugi."

كَيۡفَ يَهۡدِي ٱللَّهُ قَوۡمٗا كَفَرُواْ بَعۡدَ إِيمَٰنِهِمۡ وَشَهِدُوٓاْ أَنَّ ٱلرَّسُولَ حَقٌّ وَجَآءَهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُۚ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Kaifa yahdiillahu qauman kafaruu ba'da iimaanihim wa syahiduu annarrasuula haqqun wa jaa-ahumul bayyinaatu wallahu laa yahdiil qaumazh-zhaalimiin(a)
86. "Bagaimana Allah akan menunjuki sebuah kaum yang kafir sehabis mereka beriman, serta mereka sudah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) sungguh-sungguh rasul, dan keterangan-keteranganpun sudah tiba terhadap mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim."

أُوْلَٰٓئِكَ جَزَآؤُهُمۡ أَنَّ عَلَيۡهِمۡ لَعۡنَةَ ٱللَّهِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ

Uulaa-ika jazaa'uhum anna 'alaihim la'natallahi wal malaa-ikati wannaasi ajma'iin(a)
87. "Mereka itu, balasannya ialah: sesungguhnya la'nat Allah ditimpakan terhadap mereka, (demikian pula) la'nat para malaikat dan insan seluruhnya,"

خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنظَرُونَ

Khaalidiina fiihaa laa yukhaffafu 'anhumul 'adzaabu wa laa hum yunzharuun(a)
88. "mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh,"

إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ وَأَصۡلَحُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Ilaal-ladziina taabuu min ba'di dzalika wa-ashlahuu fa-innallaha ghafuurun rahiimun
89. "kecuali orang-orang yang taubat, sehabis (kafir) itu dan mengadakan perbaikan [211]. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡدَ إِيمَٰنِهِمۡ ثُمَّ ٱزۡدَادُواْ كُفۡرٗا لَّن تُقۡبَلَ تَوۡبَتُهُمۡ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلضَّآلُّونَ

Innal-ladziina kafaruu ba'da iimaanihim tsummaazdaaduu kufran lan tuqbala taubatuhum wa uula-ika humudh-dhaalluun(a)
90. "Sesungguhnya orang-orang kafir sehabis beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat."

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبٗا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦٓۗ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ

Innal-ladziina kafaruu wa maatuu wa hum kuffaarun falan yuqbala min ahadihim milul ardhi dzahaban wa lawiiftadaa bihi uulaa-ika lahum 'adzaabun aliimun wa maa lahum min naashiriin(a)
91. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, meskipun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong."

Surah Ali Imran
Juz 4

لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Lan tanaaluuul birra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuuna wa maa tunfiquu min syai-in fa-innallaha bihii 'aliim(un)
92. "Kamu sekali-kali tidak hingga terhadap kebajikan (yang sempurna), sebelum kau menafkahkan sehahagian harta yang kau cintai. Dan apa saja yang kau nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya."

كُلُّ ٱلطَّعَامِ كَانَ حِلّٗا لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسۡرَٰٓءِيلُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ مِن قَبۡلِ أَن تُنَزَّلَ ٱلتَّوۡرَىٰةُۚ قُلۡ فَأۡتُواْ بِٱلتَّوۡرَىٰةِ فَٱتۡلُوهَآ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Kulluth-tha'aami kaana hillan libanii israa-iila illaa maa harrama israa-iilu 'alaa nafsihii min qabli an tunazzalattauraatu qul fa`tuu bittauraati faatluuhaa in kuntum shaadiqiin(a)
93. Semua masakan yakni halal bagi Bani Israil melainkan masakan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan [212]. Katakanlah: "(Jika kau menyampaikan ada masakan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, kemudian bacalah dia kalau kau orang-orang yang benar."

فَمَنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Famaniiftara 'alallahil kadziba min ba'di dzaalika fa-uula-ika humuzh-zhaalimuun(a)
94. "Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah [213] sehabis itu, maka merekalah orang-orang yang zalim."

قُلۡ صَدَقَ ٱللَّهُۗ فَٱتَّبِعُواْ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Qul shadaqallahu faattabi'uu millata ibraahiima haniifan wa maa kaana minal musyrikiin(a)
95. Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah." Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia tergolong orang-orang yang musyrik.

إِنَّ أَوَّلَ بَيۡتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكٗا وَهُدٗى لِّلۡعَٰلَمِينَ

Inna awwala baitin wudhi'a li-nnaasi lal-ladzii bibakkata mubaarakan wa hudal(n)-lil'aalamiin(a)
96. "Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, merupakan Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi isyarat bagi semua insan [214]."

فِيهِ ءَايَٰتُۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبۡرَٰهِيمَۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنٗاۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلٗاۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ

Fiihi aayaatun bayyinaatun maqaamu ibraahiima wa man dakhalahu kaana aaminan walillahi 'alannaasi hijjul baiti maniistathaa'a ilaihi sabiilaa wa man kafara fa-innallaha ghanii-yun 'anil 'aalamiin(a)
97. "Padanya terdapat gejala yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim [215]; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; melakukan haji yakni keharusan insan terhadap Allah, yakni (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah [216]. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) dari semesta alam."

قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَٱللَّهُ شَهِيدٌ عَلَىٰ مَا تَعۡمَلُونَ

Qul yaa ahlal kitaabi lima takfuruuna bi-aayaatillahi wallahu syahiidun 'alaa maa ta'maluun(a)
98. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kau ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kau kerjakan?."

قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لِمَ تَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ تَبۡغُونَهَا عِوَجٗا وَأَنتُمۡ شُهَدَآءُۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ

Qul yaa ahlal kitaabi lima tashudduuna 'an sabiilillahi man aamana tabghuunahaa 'iwajan wa antum syuhadaa-u wa maallahu bighaafilin 'ammaa ta'maluun(a)
99. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kau menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang sudah beriman, kau menghendakinya menjadi bengkok, padahal kau menyaksikan?." Allah sekali-kali tidak gegabah dari apa yang kau kerjakan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تُطِيعُواْ فَرِيقٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ يَرُدُّوكُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡ كَٰفِرِينَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu in tuthii'uu fariiqan minal-ladziina uutuul kitaaba yarudduukum ba'da iimaanikum kaafiriin(a)
100. "Hai orang-orang yang beriman, kalau kau mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, tentu mereka akan mengembalikan kau menjadi orang kafir sehabis kau beriman."

Surah Ali Imran Ayat 101

وَكَيۡفَ تَكۡفُرُونَ وَأَنتُمۡ تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ وَفِيكُمۡ رَسُولُهُۥۗ وَمَن يَعۡتَصِم بِٱللَّهِ فَقَدۡ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسۡتَقِيمٍ

Wa kaifa takfuruuna wa antum tutlaa 'alaikum aayaatullahi wa fiikum rasuuluhu wa man ya'tashim billahi faqad hudiya ilaa shiraathin mustaqiim(in)
101. "Bagaimanakah kau (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan terhadap kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh terhadap (agama) Allah, maka sesungguhnya ia sudah diberi isyarat terhadap jalan yang lurus."

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuuut-taquullaha haqqa tuqaatihii wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun(a)
102. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah terhadap Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam kondisi beragama Islam."

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

Waa'tashimuu bihablillahi jamii'an wa laa tafarraquu waadzkuruu ni'matallahi 'alaikum idz kuntum a'daa-an fa-allafa baina quluubikum fa-ashbahtum bini'matihi ikhwaanan wa kuntum 'alaa syafaa hufratin minannaari fa-anqadzakum minhaa kadzaalika yubayyinullahu lakum aayaatihi la'allakum tahtaduun(a)
103. "Dan berpeganglah kau segalanya terhadap tali (agama) Allah, dan janganlah kau bercerai berai, dan camkan akan lezat Allah kepadamu dikala kau dulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, kemudian menjadilah kau karena lezat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kau sudah berada di tepi jurang neraka, kemudian Allah menyelamatkan kau dari padanya. Demikianlah Allah menandakan ayat-ayat-Nya kepadamu, biar kau mendapat petunjuk."

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٌ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Waltakun minkum ummatun yad'uuna ilal khairi waya'muruuna bil ma'ruufi wayanhauna 'anil munkari wa-uula-ika humul muflihuun(a)
104. "Dan hendaklah ada di antara kau segolongan umat yang menyeru terhadap kebajikan, menyuruh terhadap yang ma'ruf dan menghambat dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung."

وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَٱخۡتَلَفُواْ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Wa laa takuunuu kaal-ladziina tafarraquu waakhtalafuu min ba'di maa jaa-ahumul bayyinaatu wa uulaa-ika lahum 'adzaabun 'azhiim(un)
105. "Dan janganlah kau mirip orang-orang yang bercerai-berai dan bertikai sehabis tiba keterangan yang terang terhadap mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,"

يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٞۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡوَدَّتۡ وُجُوهُهُمۡ أَكَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ

Yauma tabyadh-dhu wujuuhun wa taswaddu wujuuhun fa-ammaal-ladziina-aswaddat wujuuhuhum akafartum ba'da iimaanikum fadzuuquul 'adzaaba bimaa kuntum takfuruun(a)
106. pada hari yang di waktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kau kafir sehabis kau beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu."

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱبۡيَضَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فَفِي رَحۡمَةِ ٱللَّهِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Wa ammaal-ladziina-abyadh-dhat wujuuhuhum fafii rahmatillahi hum fiihaa khaaliduun(a)
107. "Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya."

تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ نَتۡلُوهَا عَلَيۡكَ بِٱلۡحَقِّۗ وَمَا ٱللَّهُ يُرِيدُ ظُلۡمٗا لِّلۡعَٰلَمِينَ

Tilka aayaatullahi natluuhaa 'alaika bil haqqi wa maallahu yuriidu zhulmal(n)-lil'aalamiin(a)
108. "Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya."

وَلِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ

Wa lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wa ilallahi turja'ul umuur(u)
109. "Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan terhadap Allahlah dikembalikan segala urusan."

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

Kuntum khaira ummatin ukhrijat li-nnaasi ta`muruuna bil ma'ruufi wa tanhauna 'anil munkari wa tu`minuuna billahi walau aamana ahlul kitaabi lakaana khairan lahum minhumul mu`minuuna wa aktsaruhumul faasiquun(a)
110. "Kamu yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh terhadap yang ma'ruf, dan menghambat dari yang munkar, dan beriman terhadap Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan pada biasanya mereka yakni orang-orang yang fasik."

لَن يَضُرُّوكُمۡ إِلَّآ أَذٗىۖ وَإِن يُقَٰتِلُوكُمۡ يُوَلُّوكُمُ ٱلۡأَدۡبَارَ ثُمَّ لَا يُنصَرُونَ

Lan yadhurruukum illaa adzan wa in yuqaatiluukum yuwalluukumul adbaara tsumma laa yunsharuun(a)
111. "Mereka sekali-kali tidak akan sanggup bikin mudharat terhadap kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan kalau mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan."

ضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَيۡنَ مَا ثُقِفُوٓاْ إِلَّا بِحَبۡلٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبۡلٖ مِّنَ ٱلنَّاسِ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَسۡكَنَةُۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقّٖۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ

Dhuribat 'alaihimudz-dzillatu aina maa tsuqifuu illaa bihablin minallahi wahablin minannaasi wabaa-uu bighadhabin minallahi wadhuribat 'alaihimul maskanatu dzalika biannahum kaanuu yakfuruuna biaayaatillahi wayaqtuluunal anbiyaa-a bighairi haqqin dzalika bimaa 'ashau wakaanuu ya'taduun(a)
112. "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali kalau mereka berpegang terhadap tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[218], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu[219] karena mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa argumentasi yang benar. Yang demikian itu[220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."

لَيۡسُواْ سَوَآءٗۗ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَتۡلُونَ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ وَهُمۡ يَسۡجُدُونَ

Laisuu sawaa-an min ahlil kitaabi ummatun qaa-imatun yatluuna aayaatillahi aanaa-allaili wa hum yasjuduun(a)
113. "Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus [221], mereka membaca ayat-ayat Allah pada sementara waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)."

يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Yu`minuuna billahi wal yaumi-aakhiri wa ya`muruuna bil ma'ruufi wa yanhauna 'anil munkari wa yusaari'uuna fiil khairaati wa uulaa-ika minash-shaalihiin(a)
114. "Mereka beriman terhadap Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh terhadap yang ma'ruf, dan menghambat dari yang munkar dan bersegera terhadap (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu tergolong orang-orang yang saleh."

وَمَا يَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ فَلَن يُكۡفَرُوهُۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُتَّقِينَ

Wa maa yaf'aluu min khairin falan yukfaruuhu wallahu 'aliimun bil muttaqiin(a)
115. "Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa."

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Innal-ladziina kafaruu lan tughniya 'anhum amwaaluhum wa laa aulaaduhum minallahi syai-an wa-uulaa-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a)
116. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun belum dewasa mereka, sekali-kali tidak sanggup menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka yakni penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِي هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا كَمَثَلِ رِيحٖ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتۡ حَرۡثَ قَوۡمٍ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ فَأَهۡلَكَتۡهُۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ ٱللَّهُ وَلَٰكِنۡ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ

Matsalu maa yunfiquuna fii hadzihil hayaatiddunyaa kamatsali riihin fiihaa shirrun ashaabat hartsa qaumin zhalamuu anfusahum fa-ahlakathu wa maa zhalamahumullahu wa laakin anfusahum yazhlimuun(a)
117. "Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, yakni mirip ungkapan angin yang mengandung hawa yang sungguh dingin, yang menimpa flora kaum yang menganiaya diri sendiri, kemudian angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةٗ مِّن دُونِكُمۡ لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالٗا وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِي صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa tattakhidzuu bithaanatan min duunikum laa ya'luunakum khabaaalan wadduu maa 'anittum qad badatil baghdhaa-u min afwaahihim wa maa tukhfii shuduuruhum akbaru qad bayyannaa lakumuaayaati in kuntum ta'qiluun(a)
118. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau ambil menjadi teman dekat kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menggemari apa yang menyulitkan kamu. Telah konkret kebencian dari verbal mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka yakni lebih besar lagi. Sungguh sudah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), kalau kau memahaminya."

هَٰٓأَنتُمۡ أُوْلَآءِ تُحِبُّونَهُمۡ وَلَا يُحِبُّونَكُمۡ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱلۡكِتَٰبِ كُلِّهِۦ وَإِذَا لَقُوكُمۡ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡاْ عَضُّواْ عَلَيۡكُمُ ٱلۡأَنَامِلَ مِنَ ٱلۡغَيۡظِۚ قُلۡ مُوتُواْ بِغَيۡظِكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

Haa antum uulaa-i tuhibbuunahum wa aa yuhibbuunakum wa tu'minuuna bil kitaabi kullihi wa idzaa laquukum qaaluuu aamannaa wa idzaa khalau 'adh-dhuu 'alaikumul anaamila minal ghaizhi qul muutuu bighaizhikum innallaha 'aliimun bidzaatish-shuduur(i)
119. Beginilah kamu, kau menggemari mereka, padahal mereka tidak menggemari kamu, dan kau beriman terhadap kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran murka bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kau karena kemarahanmu itu." Sesungguhnya Allah mengenali segala isi hati.

إِن تَمۡسَسۡكُمۡ حَسَنَةٌ تَسُؤۡهُمۡ وَإِن تُصِبۡكُمۡ سَيِّئَةٌ يَفۡرَحُواْ بِهَاۖ وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡ‍ًٔاۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٌ

In tamsaskum hasanatun tasu`hum wa in tushibkum sayyi-atun yafrahuu bihaa wa in tashbiruu wa tattaquu laa yadhurrukum kaiduhum syai-an innallaha bimaa ya'maluuna muhiith(un)
120. "Jika kau memperoleh kebaikan, tentu mereka bersedih hati, namun Jika kau mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kau bersabar dan bertakwa, tentu budi bulus mereka sedikitpun tidak menghadirkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengenali segala apa yang mereka kerjakan."

وَإِذۡ غَدَوۡتَ مِنۡ أَهۡلِكَ تُبَوِّئُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ مَقَٰعِدَ لِلۡقِتَالِۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wa idz ghadauta min ahlika tubawwi-ul mu`miniina maqaa'ida lilqitaali wallahu samii'un 'aliim(un)
121. "Dan (ingatlah), dikala kau berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa daerah untuk berperang [222]. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,"

إِذۡ هَمَّت طَّآئِفَتَانِ مِنكُمۡ أَن تَفۡشَلَا وَٱللَّهُ وَلِيُّهُمَاۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ

Idz hammat thaa-ifataani minkum an tafsyalaa wallahu waliyyuhumaa wa 'alallahi falyatawakkalil mu`minuun(a)
122. "ketika dua golongan dari padamu [223] ingin (mundur) karena takut, padahal Allah yakni penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah terhadap Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal."

وَلَقَدۡ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ بِبَدۡرٍ وَأَنتُمۡ أَذِلَّةٞۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Wa laqad nasharakumullahu bibadrin wa antum adzillatun faattaquullaha la'allakum tasykuruun(a)
123. "Sungguh Allah sudah menolong kau dalam pertempuran Badar [224], padahal kau yakni (ketika itu) orang-orang yang lemah [225]. Karena itu bertakwalah terhadap Allah, supaya kau mensyukuri-Nya."

إِذۡ تَقُولُ لِلۡمُؤۡمِنِينَ أَلَن يَكۡفِيَكُمۡ أَن يُمِدَّكُمۡ رَبُّكُم بِثَلَٰثَةِ ءَالَٰفٍ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُنزَلِينَ

Idz taquulu lilmu'miniina alan yakfiyakum an yumiddakum rabbukum bitsalaatsati aalaafin minal malaa-ikati munzaliin(a)
124. (Ingatlah), dikala kau menyampaikan terhadap orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kau Allah menolong kau dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?"

بَلَىٰٓۚ إِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ وَيَأۡتُوكُم مِّن فَوۡرِهِمۡ هَٰذَا يُمۡدِدۡكُمۡ رَبُّكُم بِخَمۡسَةِ ءَالَٰفٍ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُسَوِّمِينَ

Balaa in tashbiruu wa tattaquu wa ya`tuukum min faurihim haadzaa yumdidkum rabbukum bikhamsati aalaafin minal malaa-ikati musawwimiin(a)
125. "Ya (cukup), kalau kau bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka tiba menyerang kau dengan saat itu juga itu juga, tentu Allah menolong kau dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda."

وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ إِلَّا بُشۡرَىٰ لَكُمۡ وَلِتَطۡمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِۦۗ وَمَا ٱلنَّصۡرُ إِلَّا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَكِيمِ

Wa maa ja'alahullahu illaa busyraa lakum wa litathma-inna quluubukum bihii wa maannashru illaa min 'indillahil 'aziizil hakiim(i)
126. "Dan Allah tidak membuat pemberian bala pertolongan itu melainkan selaku khabar besar hati bagi (kemenangan)mu, dan biar nyaman hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

لِيَقۡطَعَ طَرَفٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡ يَكۡبِتَهُمۡ فَيَنقَلِبُواْ خَآئِبِينَ

Liyaqtha'a tharafan minal-ladziina kafaruu au yakbitahum fayanqalibuu khaa-ibiin(a)
127. "(Allah menolong kau dalam perang Badar dan memberi bala pertolongan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir [126], atau untuk membuat mereka hina, kemudian mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa."

لَيۡسَ لَكَ مِنَ ٱلۡأَمۡرِ شَيۡءٌ أَوۡ يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡ أَوۡ يُعَذِّبَهُمۡ فَإِنَّهُمۡ ظَٰلِمُونَ

Laisa laka minal amri syai-un au yatuuba 'alaihim au yu'adz-dzibahum fa-innahum zhaalimuun(a)
128. "Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam kendala mereka itu [227] atau Allah memperoleh taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim."

وَلِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ يَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Wa lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi yaghfiru liman yasyaa-u wa yu'adz-dzibu man yasyaa-u wallahu ghafuurun rahiim(un)
129. "Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun terhadap siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُواْ ٱلرِّبَوٰٓاْ أَضۡعَٰفٗا مُّضَٰعَفَةٗۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa ta'kuluurribaa adh'aafan mudhaa'afatan waattaquullaha la'allakum tuflihuun(a)
130. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau menyantap riba dengan berlipat ganda [228] dan bertakwalah kau terhadap Allah supaya kau mendapat keberuntungan."

وَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِيٓ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ

Waattaquun-naarallatii u'iddat lilkaafiriin(a)
131. "Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang ditawarkan untuk orang-orang yang kafir."

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ

Wa athii'uullaha warrasuula la'allakum turhamuun(a)
132. "Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kau diberi rahmat."

وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ

Wa saari'uu ilaa maghfiratin min rabbikum wa jannatin 'ardhuhaas-samaawaatu wal ardhu u'iddat lilmuttaqiin(a)
133. "Dan bersegeralah kau terhadap ampunan dari Tuhanmu dan terhadap nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang ditawarkan untuk orang-orang yang bertakwa,"

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Al-ladziina yunfiquuna fiissarraa-i wadh-dharraa-i wal kaazhimiinal ghaizha wal 'aafiina 'aninnaasi wallahu yuhibbul muhsiniin(a)
134. "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menggemari orang-orang yang berbuat kebajikan."

وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Waal-ladziina idzaa fa'aluu faahisyatan au zhalamuu anfusahum dzakaruullaha faastaghfaruu lidzunuubihim wa man yaghfirudz-dzunuuba illaallahu wa lam yushirruu 'alaa maa fa'aluu wa hum ya'lamuun(a)
135. "Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri [229], mereka ingat akan Allah, kemudian memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang sanggup mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."

أُوْلَٰٓئِكَ جَزَآؤُهُم مَّغۡفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمۡ وَجَنَّٰتٌ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَنِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَٰمِلِينَ

Uulaa-ika jazaa'uhum maghfiratun min rabbihim wa jannaatun tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa wa ni'ma ajrul 'aamiliin(a)
136. "Mereka itu balasannya merupakan ampunan dari Tuhan mereka dan nirwana yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal."

قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِكُمۡ سُنَنٞ فَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ

Qad khalat min qablikum sunanun fasiiruu fiil ardhi fa-anzhuriu kaifa kaana 'aaqibatul mukadz-dzibiin(a)
137. "Sesungguhnya sudah berlalu sebelum kau sunnah-sunnah Allah [230]; Karena itu berjalanlah kau di wajah bumi dan perhatikanlah bagaimana jawaban orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)."

هَٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدٗى وَمَوۡعِظَةٌ لِّلۡمُتَّقِينَ

Haadzaa bayaanun li-nnaasi wa hudan wa mau'izhatul(n)-lilmuttaqiin(a)
138. "(Al Quran) ini yakni penerangan bagi seluruh manusia, dan isyarat serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa."

وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Wa laa tahinuu wa laa tahzanuu wa antumul a'launa in kuntum mu`miniin(a)
139. "Janganlah kau bersikap lemah, dan janganlah (pula) kau bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), kalau kau orang-orang yang beriman."

إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٌ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

In yamsaskum qarhun faqad massal qauma qarhun mitsluhu wa tilkal ayyaamu nudaawiluhaa bainannaasi wa liya'lamallahul-ladziina aamanuu wa yattakhidza minkum syuhadaa-a wallahu laa yuhibbuzh-zhaalimiin(a)
140. Jika kau (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara insan (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kau dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada' [231]. Dan Allah tidak menggemari orang-orang yang zalim,"

وَلِيُمَحِّصَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَمۡحَقَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Waliyumah-hishallahul-ladziina aamanuu wa yamhaqal kaafiriin(a)
141. "Dan biar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir."

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّٰبِرِينَ

>Am hasibtum an tadkhuluul jannata wa lammaa ya'lamillahul-ladziina jaahaduu minkum wa ya'lamash-shaabiriin(a)
142. "Apakah kau menduga bahwa kau akan masuk surga, padahal belum konkret bagi Allah orang-orang yang berjihad [232] diantaramu dan belum konkret orang-orang yang sabar."

وَلَقَدۡ كُنتُمۡ تَمَنَّوۡنَ ٱلۡمَوۡتَ مِن قَبۡلِ أَن تَلۡقَوۡهُ فَقَدۡ رَأَيۡتُمُوهُ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ

Wa laqad kuntum tamannaunal mauta min qabli an talqauhu faqad ra-aitumuuhu wa antum tanzhuruun(a)
143. "Sesungguhnya kau mengharapkan mati (syahid) sebelum kau menghadapinya; (sekarang) sungguh kau sudah melihatnya dan kau menyaksikannya [233]."

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٞ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوۡ قُتِلَ ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَٰبِكُمۡۚ وَمَن يَنقَلِبۡ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيۡ‍ٔٗاۗ وَسَيَجۡزِي ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ

Wa maa muhammadun illaa rasuulun qad khalat min qablihirrusulu afa-in maata au qutilaanqalabtum 'alaa a'qaabikum wa man yanqalib 'alaa 'aqibaihi falan yadhurrallaha syai-an wa sayajziillahusy-syaakiriin(a)
144. "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh sudah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul [234]. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kau berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak sanggup menghadirkan mudharat terhadap Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi jawaban terhadap orang-orang yang bersyukur."

وَمَا كَانَ لِنَفۡسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ كِتَٰبٗا مُّؤَجَّلٗاۗ وَمَن يُرِدۡ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَا وَمَن يُرِدۡ ثَوَابَ ٱلۡأٓخِرَةِ نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَاۚ وَسَنَجۡزِي ٱلشَّٰكِرِينَ

Wa maa kaana linafsin an tamuuta illaa bi-idznillahi kitaaban mu'ajjalaa wa man yurid tsawaabaddunyaa nu`tihii minhaa wa man yurid tsawaabl aakhirati nu`tihii minhaa wa sanajziisy-syaakiriin(a)
145. "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, selaku ketetapan yang sudah diputuskan waktunya. Barang siapa mengharapkan pahala dunia, tentu Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa mengharapkan pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala alam abadi itu. Dan kami akan memberi jawaban terhadap orang-orang yang bersyukur."

وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيّٖ قَٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ أَصَابَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ

Wa ka-ayyin min nabiyyin qaatala ma'ahuu ribbii-yuuna katsiirun famaa wahanuu limaa ashaabahum fii sabiilillahi wa maa dha'ufuu wa maaastakaanuu wallahu yuhibbush-shaabiriin(a)
146. "Dan berapa banyaknya nabi yang berperang gotong royong mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena peristiwa yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) mengalah (kepada musuh). Allah menggemari orang-orang yang sabar."

وَمَا كَانَ قَوۡلَهُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِيٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Wa maa kaana qaulahum illaa an qaaluuu rabbanaaaghfir lanaa dzunuubanaa wa israafanaa fii amrinaa wa tsabbit aqdaamanaa wa-anshurnaa 'alal qaumil kaafiriin(a)
147. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam kendala kami[235] dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

فَ‍َٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأٓخِرَةِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Fa-aataahumullahu tsawaabaddunyaa wa husna tsawaabi-aakhirati wallahu yuhibbul muhsiniin(a)
148. "Karena itu Allah menampilkan terhadap mereka pahala di dunia [236] dan pahala yang bagus di akhirat. Dan Allah menggemari orang-orang yang berbuat kebaikan."

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تُطِيعُواْ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَرُدُّوكُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَٰبِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ خَٰسِرِينَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu in tuthii'uul-ladziina kafaruu yarudduukum 'alaa a'qaabikum fatanqalibuu khaasiriin(a)
149. "Hai orang-orang yang beriman, kalau kau mentaati orang-orang yang kafir itu, tentu mereka mengembalikan kau ke belakang (kepada kekafiran), kemudian jadilah kau orang-orang yang rugi."

بَلِ ٱللَّهُ مَوۡلَىٰكُمۡۖ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلنَّٰصِرِينَ

Balillahu maulaakum wa huwa khairunnaashiriin(a)
150. "Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong."

Surah Ali Imran Ayat 151

سَنُلۡقِي فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ بِمَآ أَشۡرَكُواْ بِٱللَّهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ بِهِۦ سُلۡطَٰنٗاۖ وَمَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُۖ وَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلظَّٰلِمِينَ

Sanulqii fii quluubil-ladziina kafaruurru'ba bimaa asyrakuu billahi maa lam yunazzil bihii sulthaanan wa ma`waahumunnaaru wa bi`sa matswazh-zhaalimiin(a)
151. "Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan ihwal itu. Tempat kembali mereka merupakan neraka; dan itulah seburuk-buruk daerah tinggal orang-orang yang zalim."

وَلَقَدۡ صَدَقَكُمُ ٱللَّهُ وَعۡدَهُۥٓ إِذۡ تَحُسُّونَهُم بِإِذۡنِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَا فَشِلۡتُمۡ وَتَنَٰزَعۡتُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِ وَعَصَيۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ مَآ أَرَىٰكُم مَّا تُحِبُّونَۚ مِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلدُّنۡيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلۡأٓخِرَةَۚ ثُمَّ صَرَفَكُمۡ عَنۡهُمۡ لِيَبۡتَلِيَكُمۡۖ وَلَقَدۡ عَفَا عَنكُمۡۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Wa laqad shadaqakumullahu wa'dahu idz tahussuunahum bi-idznihi hattaa idzaa fasyiltum wa tanaaza'tum fiil amri wa 'ashaitum min ba'di maa araakum maa tuhibbuuna minkum man yuriiduddunyaa wa minkum man yuriidu-aakhirata tsumma sharafakum 'anhum liyabtaliyakum wa laqad 'afaa 'ankum wallahu dzuu fadhlin 'alal mu'miniin(a)
152. "Dan sesungguhnya Allah sudah menyanggupi janji-Nya terhadap kamu, dikala kau membunuh mereka dengan izin-Nya hingga pada sa'at kau lemah dan bertikai dalam kendala itu [237] dan mendurhakai perintah (Rasul) sehabis Allah menampilkan kepadamu apa yang kau senangi [238]. Di antaramu ada orang yang mengharapkan dunia dan diantara kau ada orang yang mengharapkan akhirat. Kemudian Allah memalingkan kau dari mereka [239] untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah sudah mema'afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman."

إِذۡ تُصۡعِدُونَ وَلَا تَلۡوُۥنَ عَلَىٰٓ أَحَدٖ وَٱلرَّسُولُ يَدۡعُوكُمۡ فِيٓ أُخۡرَىٰكُمۡ فَأَثَٰبَكُمۡ غَمَّۢا بِغَمّٖ لِّكَيۡلَا تَحۡزَنُواْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا مَآ أَصَٰبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

Idz tush'iduuna wa laa talwuuna 'alaa ahadin warrasuulu yad'uukum fii ukhraakum fa-atsaabakum ghamman bighammin likailaa tahzanuu 'alaa maa faatakum wa laa maa ashaabakum wallahu khabiirun bimaa ta'maluun(a)
153. "(Ingatlah) dikala kau lari dan tidak menoleh terhadap seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain mengundang kamu, karena itu Allah menimpakan atas kau kesedihan atas kesedihan [240], supaya kau jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kau dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan."

ثُمَّ أَنزَلَ عَلَيۡكُم مِّنۢ بَعۡدِ ٱلۡغَمِّ أَمَنَةٗ نُّعَاسٗا يَغۡشَىٰ طَآئِفَةٗ مِّنكُمۡۖ وَطَآئِفَةٌ قَدۡ أَهَمَّتۡهُمۡ أَنفُسُهُمۡ يَظُنُّونَ بِٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ ظَنَّ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِۖ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ ٱلۡأَمۡرِ مِن شَيۡءٖۗ قُلۡ إِنَّ ٱلۡأَمۡرَ كُلَّهُۥ لِلَّهِۗ يُخۡفُونَ فِيٓ أَنفُسِهِم مَّا لَا يُبۡدُونَ لَكَۖ يَقُولُونَ لَوۡ كَانَ لَنَا مِنَ ٱلۡأَمۡرِ شَيۡءٌ مَّا قُتِلۡنَا هَٰهُنَاۗ قُل لَّوۡ كُنتُمۡ فِي بُيُوتِكُمۡ لَبَرَزَ ٱلَّذِينَ كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقَتۡلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمۡۖ وَلِيَبۡتَلِيَ ٱللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمۡ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

Tsumma anzala 'alaikum min ba'dil ghammi amanatan nu'aasan yaghsya thaa-ifatan minkum wa thaa-ifatun qad ahammathum anfusuhum yazhunnuuna billahi ghairal haqqi zhannal jaahilii-yati yaquuluuna hal lanaa minal amri min syai-in qul innal amra kullahu lillahi yukhfuuna fii anfusihim maa laa yubduuna laka yaquuluuna lau kaana lanaa minal amri syayun maa qutilnaa haa hunaa qul lau kuntum fii buyuutikum labarazal-ladziina kutiba 'alaihimul qatlu ilaa madhaaji'ihim wa liyabtaliyallahu maa fii shuduurikum wa liyumahhisha maa fii quluubikum wallahu 'aliimun bidzaatish-shuduur(i)
154. Kemudian sesudah kau berdukacita, Allah menurunkan terhadap kau keselamatan (berupa) kantuk yang mencakup segolongan dari pada kau [241], sedang segolongan lagi [242] sudah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menduga yang tidak benar terhadap Allah mirip sangkaan jahiliyah [243]. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam kendala ini?." Katakanlah: "Sesungguhnya kendala itu segalanya di tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam kendala ini, tentu kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." Katakanlah: "Sekiranya kau berada di rumahmu, tentu orang-orang yang sudah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke daerah mereka terbunuh." Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.

إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَلَّوۡاْ مِنكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ إِنَّمَا ٱسۡتَزَلَّهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ بِبَعۡضِ مَا كَسَبُواْۖ وَلَقَدۡ عَفَا ٱللَّهُ عَنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Innal-ladziina tawallau minkum yaumal taqal jam'aani innamaa-astazallahumusy-syaithaanu biba'dhi maa kasabuu wa laqad 'afaallahu 'anhum innallaha ghafuurun haliim(un)
155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari berjumpa dua pasukan itu [244], cuma saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang sudah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah sudah memberi ma'af terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun."

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَقَالُواْ لِإِخۡوَٰنِهِمۡ إِذَا ضَرَبُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَوۡ كَانُواْ غُزّٗى لَّوۡ كَانُواْ عِندَنَا مَا مَاتُواْ وَمَا قُتِلُواْ لِيَجۡعَلَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ حَسۡرَةٗ فِي قُلُوبِهِمۡۗ وَٱللَّهُ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa takuunuu kaal-ladziina kafaruu wa qaaluuu la-ikhwaanihim idzaa dharabuu fiil ardhi au kaanuu ghuzzan lau kaanuu 'indanaa maa maatuu wa maa qutiluu liyaj'alallahu dzaalika hasratan fii quluubihim wallahu yuhyii wa yumiitu wallahu bimaa ta'maluuna bashiir(un)
156. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau mirip orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang menyampaikan terhadap saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di wajah bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap gotong royong kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." Akibat (dari perkataan dan kepercayaan mereka) yang demikian itu, Allah memunculkan rasa penyesalan yang sungguh di dalam hati mereka. Allah menggugah dan mematikan. Dan Allah menyaksikan apa yang kau kerjakan."

وَلَئِن قُتِلۡتُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوۡ مُتُّمۡ لَمَغۡفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَحۡمَةٌ خَيۡرٌ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ

Wa la-in qutiltum fii sabiilillahi au muttum lamaghfiratun minallahi wa rahmatun khairun mimmaa yajma'uun(a)
157. "Dan sungguh kalau kau gugur di jalan Allah atau meninggal [245], tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan."

وَلَئِن مُّتُّمۡ أَوۡ قُتِلۡتُمۡ لَإِلَى ٱللَّهِ تُحۡشَرُونَ

Wa la-in muttum au qutiltum la-ilallahi tuhsyaruun(a)
158. "Dan sungguh kalau kau meninggal atau gugur, tentulah terhadap Allah saja kau dikumpulkan."

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ

Fabimaa rahmatin minallahi linta lahum wa lau kunta fazh-zhan ghaliizhal qalbi laanfadh-dhuu min haulika faa'fu 'anhum waastaghfir lahum wa syaawirhum fiil amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alallahi innallaha yuhibbul mutawakkiliin(a)
159. "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan  itu [246]. Kemudian apabila kau sudah membulatkan tekad, maka bertawakkallah terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."

إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِي يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ

In yanshurkumullahu falaa ghaaliba lakum wa in yakhdzulkum faman dzaal-ladzii yanshurukum min ba'dihi wa 'alallahi falyatawakkalil mu'minuun(a)
160. "Jika Allah menolong kamu, maka tak yakni orang yang sanggup mengalahkan kamu; kalau Allah membiarkan kau (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang sanggup menolong kau (selain) dari Allah sehabis itu? Karena itu hendaklah terhadap Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal."

وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَغُلَّۚ وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٍ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ

Wa maa kaana linabiyyin an yaghulla wa man yaghlul ya`ti bimaa ghalla yaumal qiyaamati tsumma tuwaffa kullu nafsin maa kasabat wa hum laa yuzhlamuun(a)
161. "Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam kendala harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam kendala rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan tiba menenteng apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan ihwal apa yang ia lakukan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya."

أَفَمَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِ كَمَنۢ بَآءَ بِسَخَطٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأۡوَىٰهُ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ

Afamaniittaba'a ridhwaanallahi kaman baa-a bisakhathin minallahi wa ma'waahu jahannamu wabi`sal mashiir(u)
162. "Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali menenteng kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya yakni Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk daerah kembali."

هُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ

Hum darajaatun 'indallahi wallahu bashiirun bimaa ya'maluun(a)
163. "(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di segi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan."

لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Laqad mannallahu 'alal mu'miniina idz ba'atsa fiihim rasuulaa min anfusihim yatluu 'alaihim aayaatihi wayuzakkiihim wa yu'allimuhumul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu lafii dhalalin mubiin(in)
164. "Sungguh Allah sudah memberi karunia terhadap orang-orang yang beriman dikala Allah mendelegasikan diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan terhadap mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan terhadap mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka yakni sungguh-sungguh dalam kesesatan yang nyata".

أَوَلَمَّآ أَصَٰبَتۡكُم مُّصِيبَةٌ قَدۡ أَصَبۡتُم مِّثۡلَيۡهَا قُلۡتُمۡ أَنَّىٰ هَٰذَاۖ قُلۡ هُوَ مِنۡ عِندِ أَنفُسِكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Awalammaa ashaabatkum mushiibatun qad ashabtum mitslaihaa qultum anna haadzaa qul huwa min 'indi anfusikum innallaha 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
165. Dan mengapa dikala kau ditimpa petaka (pada pertempuran Uhud), padahal kau sudah menimpakan kekalahan dua kali lipat terhadap musuh-musuhmu (pada pertempuran Badar), kau berkata: "Darimana munculnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

وَمَآ أَصَٰبَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِ فَبِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَلِيَعۡلَمَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Wa maa ashaabakum yaumal taqal jam'aani fabiidznillahi wa liya'lamal mu`miniin(a)
166. "Dan apa yang menimpa kau pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu yakni dengan izin (takdir) Allah, dan biar Allah mengenali siapa orang-orang yang beriman."

وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ نَافَقُواْۚ وَقِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ قَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَوِ ٱدۡفَعُواْۖ قَالُواْ لَوۡ نَعۡلَمُ قِتَالٗا لَّٱتَّبَعۡنَٰكُمۡۗ هُمۡ لِلۡكُفۡرِ يَوۡمَئِذٍ أَقۡرَبُ مِنۡهُمۡ لِلۡإِيمَٰنِۚ يَقُولُونَ بِأَفۡوَٰهِهِم مَّا لَيۡسَ فِي قُلُوبِهِمۡۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا يَكۡتُمُونَ

Wa liya'lamal-ladziina naafaquu wa qiila lahum ta'aalau qaatiluu fii sabiilillahi awiidfa'uu qaaluuu lau na'lamu qitaaalan laattaba'naakum hum lilkufri yauma-idzin aqrabu minhum lill iimaani yaquuluuna bi-afwaahihim maa laisa fii quluubihim wallahu a'lamu bimaa yaktumuun(a)
167. Dan supaya Allah mengenali siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)." Mereka berkata: "Sekiranya kami mengenali akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu" [247]. Mereka pada hari itu lebih dekat terhadap kekafiran dari pada keimanan. Mereka menyampaikan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengenali dalam hatinya. Dan Allah lebih mengenali apa yang mereka sembunyikan.

ٱلَّذِينَ قَالُواْ لِإِخۡوَٰنِهِمۡ وَقَعَدُواْ لَوۡ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُواْۗ قُلۡ فَٱدۡرَءُواْ عَنۡ أَنفُسِكُمُ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Al-ladziina qaaluuu la-ikhwaanihim wa qa'aduu lau athaa'uunaa maa qutiluu qul faadrauu 'an anfusikumul mauta in kuntum shaadiqiin(a)
168. Orang-orang yang menyampaikan terhadap saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, kalau kau orang-orang yang benar."

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ

Wa laa tahsabannal-ladziina qutiluu fii sabiilillahi amwaatan bal ahyaa-un 'inda rabbihim yurzaquun(a)
169. "Janganlah kau menduga bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup [248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki."

فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ وَيَسۡتَبۡشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمۡ يَلۡحَقُواْ بِهِم مِّنۡ خَلۡفِهِمۡ أَلَّا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Farihiina bimaa aataahumullahu min fadhlihi wa yastabsyiruuna biil-ladziina lam yalhaquu bihim min khalfihim alaa khaufun 'alaihim walaa hum yahzanuun(a)
170. "Mereka dalam kondisi besar hati disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya terhadap mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka [249], bahwa tidak ada perasaan khawatir terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

يَسۡتَبۡشِرُونَ بِنِعۡمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٍ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Yastabsyiruuna bini'matin minallahi wa fadhlin wa anallaha laa yudhii'u ajral mu'miniin(a)
171. "Mereka bergirang hati dengan lezat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman."

ٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ مِنۢ بَعۡدِ مَآ أَصَابَهُمُ ٱلۡقَرۡحُۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ مِنۡهُمۡ وَٱتَّقَوۡاْ أَجۡرٌ عَظِيمٌ

Al-ladziina-astajaabuu lillahi warrasuuli min ba'di maa ashaabahumul qarhu lil-ladziina ahsanuu minhum waattaqau ajrun 'azhiim(un)
172. "(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sehabis mereka mendapat luka (dalam pertempuran Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar."

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ

Al-ladziina qaala lahumunnaasu innannaasa qad jama'uu lakum faakhsyauhum fazaadahum iimaanan wa qaaluuu hasbunaallahu wani'mal wakiil(u)
173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang terhadap mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya insan [250] sudah menghimpun pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah terhadap mereka", maka perkataan itu memperbesar keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah yakni sebaik-baik Pelindung."

فَٱنقَلَبُواْ بِنِعۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٍ لَّمۡ يَمۡسَسۡهُمۡ سُوٓءٌ وَٱتَّبَعُواْ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضۡلٍ عَظِيمٍ

Fa-anqalabuu bini'matin minallahi wa fadhlin lam yamsashum suwun waattaba'uu ridhwaanallahi wallahu dzuu fadhlin 'azhiim(in)
174. "Maka mereka kembali dengan lezat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat peristiwa apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar [251]."

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوۡلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Innamaa dzalikumusy-syaithaanu yukhawwifu auliyaa-ahu falaa takhaafuuhum wa khaafuuni in kuntum mu`miniin(a)
175. "Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kau takut terhadap mereka, namun takutlah kepadaKu, kalau kau sungguh-sungguh orang yang beriman."

وَلَا يَحۡزُنكَ ٱلَّذِينَ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡكُفۡرِۚ إِنَّهُمۡ لَن يَضُرُّواْ ٱللَّهَ شَيۡ‍ٔٗاۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ أَلَّا يَجۡعَلَ لَهُمۡ حَظّٗا فِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Wa laa yahzunkal-ladziina yusaari'uuna fiil kufri innahum lan yadhurruullaha syai-an yuriidullahu alaa yaj'ala lahum hazh-zhan fii-aakhirati wa lahum 'adzaabun 'azhiim(un)
176. Janganlah kau disedihkan oleh orang-orang yang secepatnya menjadi kafir [252] sesungguhnya mereka tidak sekali-kali mampu memberi mudharat terhadap Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala) terhadap mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang besar."

إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلۡكُفۡرَ بِٱلۡإِيمَٰنِ لَن يَضُرُّواْ ٱللَّهَ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Innal-ladziinaasy-tarawuul kufra bil-iimaani lan yadhurruullaha syai-an wa lahum 'adzaabun aliim(un)
177. "Sesungguhnya orang-orang yang menukar akidah dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak sanggup memberi mudharat terhadap Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih."

وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّمَا نُمۡلِي لَهُمۡ خَيۡرٌ لِّأَنفُسِهِمۡۚ إِنَّمَا نُمۡلِي لَهُمۡ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِثۡمٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِينٌ

>Wa laa yahsabannal-ladziina kafaruu annamaa numlii lahum khairun anfusihim innamaa numlii lahum liyazdaaduu itsman wa lahum 'adzaabun muhiin(un)
178. "Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian handal Kami terhadap mereka [253] yakni lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi handal terhadap mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan."

مَّا كَانَ ٱللَّهُ لِيَذَرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَىٰ مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ ٱلۡخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُطۡلِعَكُمۡ عَلَى ٱلۡغَيۡبِ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَجۡتَبِي مِن رُّسُلِهِۦ مَن يَشَآءُۖ فَ‍َٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۚ وَإِن تُؤۡمِنُواْ وَتَتَّقُواْ فَلَكُمۡ أَجۡرٌ عَظِيمٌ

Maa kaanallahu liyadzaral mu`miniina 'alaa maa antum 'alaihi hattaa yamiizal khabiitsa minath-thayyibi wa maa kaanallahu liyuthli'akum 'alal ghaibi wa laakinnallaha yajtabii min rusulihii man yasyaa-u faaaminuu billahi wa rusulihi wa-in tu`minuu wa tattaquu falakum ajrun 'azhiim(un)
179. "Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam kondisi kau kini ini [254], sehingga Dia menyisakan yang jelek (munafik) dari yang bagus (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan menampilkan terhadap kau hal-hal yang ghaib, akan namun Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya [255]. Karena itu berimanlah terhadap Allah dan rasul-rasulNya; dan kalau kau beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar."

وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرٗا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرٌّ لَّهُمۡۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ

Wa laa yahsabannal-ladziina yabkhaluuna bimaa aataahumullahu min fadhlihi huwa khairan lahum bal huwa syarrun lahum sayuthawwaquuna maa bakhiluu bihi yaumal qiyaamati wa lillahi miiraatsus-samaawaati wal ardhi wallahu bimaa ta'maluuna khabiir(un)
180. "Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan terhadap mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu yakni jelek bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengenali apa yang kau kerjakan."

لَّقَدۡ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوۡلَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحۡنُ أَغۡنِيَآءُۘ سَنَكۡتُبُ مَا قَالُواْ وَقَتۡلَهُمُ ٱلۡأَنۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ

Laqad sami'allahu qaulal-ladziina qaaluuu innallaha faqiirun wa nahnu aghniyaa-u sanaktubu maa qaaluuu wa qatlahumul anbiyaa-a bighairi haqqin wa naquulu dzuuquu 'adzaabal hariiq(i)
181. Sesungguhnya Allah sudah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa argumentasi yang benar, dan Kami akan menyampaikan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar."

ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّامٍ لِّلۡعَبِيدِ

Dzaalika bimaa qaddamat aidiikum wa annallaha laisa bizhalaamil(n)-lil'abiid(i)
182. "(Azab) yang demikian itu yakni disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya."

ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ عَهِدَ إِلَيۡنَآ أَلَّا نُؤۡمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّىٰ يَأۡتِيَنَا بِقُرۡبَانٍ تَأۡكُلُهُ ٱلنَّارُۗ قُلۡ قَدۡ جَآءَكُمۡ رُسُلٌ مِّن قَبۡلِي بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَبِٱلَّذِي قُلۡتُمۡ فَلِمَ قَتَلۡتُمُوهُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Al-ladziina qaaluuu innallaha 'ahida ilainaa alaa nu'mina lirasuulin hattaa ya`tiyanaa biqurbaanin ta`kuluhunnaaru qul qad jaa-akum rusulun min qablii bil bayyinaati wa biil-ladzii qultum falima qataltumuuhum in kuntum shaadiqiin(a)
183. (Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah sudah menyuruh terhadap kami, supaya kami jangan beriman terhadap seseorang rasul, sebelum dia menghadirkan terhadap kami korban yang disantap api." Katakanlah: "Sesungguhnya sudah tiba terhadap kau beberapa orang rasul sebelumku menenteng keterangan-keterangan yang konkret dan menenteng apa yang kau sebutkan, maka mengapa kau membunuh mereka kalau kau yakni orang-orang yang benar."

فَإِن كَذَّبُوكَ فَقَدۡ كُذِّبَ رُسُلٌ مِّن قَبۡلِكَ جَآءُو بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡمُنِيرِ

Fa-in kadz-dzabuuka faqad kudz-dziba rusulun min qablika jaa-uu bil bayyinaati wazzuburi wal kitaabil muniir(i)
184. Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun sudah didustakan (pula), mereka menenteng mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur [256] dan kitab yang memberi klarifikasi yang tepat [257]."

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ

Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti wa innamaa tuwaffauna ujuurakum yaumal qiyaamati faman zuhziha 'aninnaari wa-udkhilal jannata faqad faaza wa maal hayaatud-dunyaa illaa mataa'ul ghuruur(i)
185. "Tiap-tiap yang berjiwa akan mencicipi mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia sudah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

لَتُبۡلَوُنَّ فِيٓ أَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡ وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ أَذٗى كَثِيرٗاۚ وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ

Latublawunna fii amwaalikum wa-anfusikum walatasma'unna minal-ladziina uutuul kitaaba min qablikum waminal-ladziina asyrakuu adzan katsiiran wa-in tashbiruu watattaquu fa-inna dzalika min 'azmil amuur(i)
186. "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kau sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kau dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kau bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu tergolong kendala yang layak diutamakan."

وَإِذۡ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَٰقَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ لَتُبَيِّنُنَّهُۥ لِلنَّاسِ وَلَا تَكۡتُمُونَهُۥ فَنَبَذُوهُ وَرَآءَ ظُهُورِهِمۡ وَٱشۡتَرَوۡاْ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلٗاۖ فَبِئۡسَ مَا يَشۡتَرُونَ

Wa idz akhadzallahu miitsaaqal-ladziina uutuul kitaaba latubayyinunnahuu li-nnaasi wa laa taktumuunahu fanabadzuuhu wa raa-a zhuhuurihim waasytarau bihi tsamanan qaliilaa fabi`sa maa yasytaruun(a)
187. Dan (ingatlah), dikala Allah mengambil kontrak dari orang-orang yang sudah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kau menandakan isi kitab itu terhadap manusia, dan jangan kau menyembunyikannya," kemudian mereka melemparkan kontrak itu [258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.

لَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أَتَواْ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحۡمَدُواْ بِمَا لَمۡ يَفۡعَلُواْ فَلَا تَحۡسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ ٱلۡعَذَابِۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Laa tahsabannal-ladziina yafrahuuna bimaa atau wa yuhibbuuna an yuhmaduu bimaa lam yaf'aluu falaa tahsabannahum bimafaazatin minal 'adzaabi wa lahum 'adzaabun aliim(un)
188. "Janganlah sekali-kali kau menyangka, hahwa orang-orang yang besar hati dengan apa yang sudah mereka lakukan dan mereka suka supaya disanjung terhadap perbuatan yang belum mereka lakukan janganlah kau menduga bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih."

وَلِلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Wa lillahi mulkus-samaawaati wal ardhi wallahu 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
189. "kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu."

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٍ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Inna fii khalqis-samaawaati wal ardhi waakhtilaafillaili wannahaari li-aayaatin auliil albaab(i)
190. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat gejala bagi orang-orang yang berakal,"

ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Al-ladziina yadzkuruunallaha qiyaaman wa qu'uudan wa 'alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fii khalqis-samaawaati wal ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilaa subhaanaka faqinaa 'adzaabannaar(i)
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka mempertimbangkan ihwal penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau bikin ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن تُدۡخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدۡ أَخۡزَيۡتَهُۥۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ

Rabbanaa innaka man tudkhilinnaara faqad akhzaitahu wa maa li-zhzhaalimiina min anshaarin
192. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh sudah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيٗا يُنَادِي لِلۡإِيمَٰنِ أَنۡ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمۡ فَ‍َٔامَنَّاۚ رَبَّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرۡ عَنَّا سَيِّ‍َٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلۡأَبۡرَارِ

Rabbanaa innanaa sami'naa munaadiyan yunaadii lil iimaani an aaminuu birabbikum faaamannaa rabbanaa faaghfir lanaa dzunuubanaa wa kaffir 'annaa sayyi-aatinaa wa tawaffanaa ma'al abraar(i)
193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru terhadap iman, (yaitu): "Berimanlah kau terhadap Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخۡزِنَا يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ إِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ

Rabbanaa wa aatinaa maa wa 'adtanaa 'alaa rusulika wa laa tukhzinaa yaumal qiyaamati innaka laa tukhliful mii'aad(a)
194. "Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang sudah Engkau janjikan terhadap kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

فَٱسۡتَجَابَ لَهُمۡ رَبُّهُمۡ أَنِّي لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَٰمِلٖ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰۖ بَعۡضُكُم مِّنۢ بَعۡضٖۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَأُخۡرِجُواْ مِن دِيَٰرِهِمۡ وَأُوذُواْ فِي سَبِيلِي وَقَٰتَلُواْ وَقُتِلُواْ لَأُكَفِّرَنَّ عَنۡهُمۡ سَيِّ‍َٔاتِهِمۡ وَلَأُدۡخِلَنَّهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ ثَوَابٗا مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلثَّوَابِ

Faastajaaba lahum rabbuhum annii laa udhii'u 'amala 'aamilin minkum min dzakarin au untsaa ba'dhukum min ba'dhin faal-ladziina haajaruu wa ukhrijuu min diyaarihim wa uudzuu fii sabiilii wa qaataluu wa qutiluu akaffiranna 'anhum sayyi-aatihim wal-adkhilannahum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru tsawaaban min 'indillahi wallahu 'indahu husnuts-tsawaab(i)
195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang berinfak di antara kamu, baik pria atau perempuan, (karena) sebagian kau yakni turunan dari sebagian yang lain [259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam nirwana yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, selaku pahala di segi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي ٱلۡبِلَٰدِ

Laa yaghurrannaka taqallubul-ladziina kafaruu fiil bilaad(i)
196. "Janganlah sekali-kali kau terperdaya oleh keleluasaan orang-orang kafir bergerak [260] di dalam negeri."

مَتَٰعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ

Mataa'un qaliilun tsumma ma`waahum jahannamu wa bi`sal mihaad(u)
197. "Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian daerah tinggal mereka merupakan Jahannam; dan Jahannam itu yakni daerah yang seburuk-buruknya."

لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ جَنَّٰتٌ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا نُزُلٗا مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِۗ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٌ لِّلۡأَبۡرَارِ

Laakinil-ladziina-attaqau rabbahum lahum jannaatun tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa nuzulan min 'indillahi wa maa 'indallahi khairul(n)-lil-abraar(i)
198. "Akan namun orang-orang yang bertakwa terhadap Tuhannya, bagi mereka nirwana yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya selaku daerah tinggal (anugerah) [261] dari segi Allah. Dan apa yang di segi Allah yakni lebih baik bagi orang-orang yang berbakti [262]."

وَإِنَّ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَمَن يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُمۡ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِمۡ خَٰشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشۡتَرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنٗا قَلِيلًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

Wa inna min ahlil kitaabi laman yu`minu billahi wa maa unzila ilaikum wa maa unzila ilaihim khaasyi'iina lillahi laa yasytaruuna bi-aayaatillahi tsamanan qaliilaa uulaa-ika lahum ajruhum 'inda rabbihim innallaha sarii'ul hisaab(i)
199. "Dan sesungguhnya diantara jago kitab ada orang yang beriman terhadap Allah dan terhadap apa yang diturunkan terhadap kau dan yang diturunkan terhadap mereka sedang mereka berendah hati terhadap Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di segi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya."[**]

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuuushbiruu wa shaabiruu wa raabithuu waattaquullaha la'allakum tuflihuun(a)
200. "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kau dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah terhadap Allah, supaya kau beruntung."

Penjelasan :
[181]. Maksudnya: Allah mengontrol langit dan bumi serta seisinya.
[182]. Al Furqaan merupakan kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.
[183]. Ayat yang muhkamaat merupakan ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, sanggup diketahui dengan mudah.
[184]. Termasuk dalam pemahaman ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pemahaman dan tidak sanggup diputuskan arti mana yang dimaksud kecuali sehabis diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya cuma Allah yang mengenali mirip ayat-ayat yang berafiliasi dengan yang ghaib-ghaib umpamanya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
[185]. Pertemuan dua golongan itu - antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin - terjadi dalam perang Badar. Badar nama sebuah daerah yang terletak antara Mekah dengan Madinah dimana terdapat mata air.
[186]. Yang dimaksud dengan hewan ternak di sini merupakan binatang-binatang yang tergolong jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
[187]. Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh.
[188]. Ayat ini untuk menerangkan martabat orang-orang berilmu.
[189]. Maksudnya merupakan Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
[190]. Ummi artinya merupakan orang yang tidak tahu tulis baca. Menurut sebagian jago tafsir yang dimaksud dengan ummi merupakan orang musyrik Arab yang tidak tahu tulis baca. Menurut sebagian yang lain merupakan orang-orang yang tidak diberi Al Kitab.
[191]. Sebagian mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. Dan sanggup juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat yakni menurut aturan Allah.
[192]. Wali jamaknya auliyaa: bermakna teman dekat yang akrab, juga bermakna pemimpin, pelindung atau penolong.
[193]. Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yakni nabi Isa a.s.
[194]. Shalatlah dengan berjama'ah.
[195]. Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak yakni nabi Isa a.s.
[196]. Al Kitab di sini ada yang menafsirkan dengan pelajaran menulis, dan ada pula yang menafsirkannya dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil.
[197]. Mubahalah merupakan masing-masing pihak diantara orang-orang yang berlawanan rekomendasi mendoa terhadap Allah dengan bersungguh-sungguh, biar Allah menjatuhkan la'nat terhadap pihak yang berdusta. Nabi mengajak delegasi Katolik Najran bermubahalah namun mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad s.a.w.
[198]. Orang Yahudi dan Katolik masing-masing menilai Ibrahim a.s. itu dari golongannya. Lalu Allah membantah mereka dengan argumentasi bahwa Ibrahim a.s. itu tiba sebelum mereka.
[199]. Yakni ihwal Nabi Musa a.s., Isa a.s. dan Muhammad s.a.w.
[200]. Yakni ihwal hal Ibrahim a.s.
[201]. Lurus bermakna jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
[202]. Yakni: ayat-ayat Allah diturunkan terhadap Nabi Muhammad s.a.w.
[203]. Yaitu: menutupi firman-firman Allah yang termaktub dalam Taurat dan Bibel dengan perkataan-perkataan yang dibuat-buat mereka (ahli Kitab) sendiri.
[204]. Maksudnya: kebenaran ihwal kenabian Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat dan Injil.
[205]. Kepada orang-orang yang mengikuti agamamu maksudnya: terhadap orang yang seagama dengan kau (Yahudi/Nasrani) biar mereka tak jadi masuk Islam atau terhadap orang-orang Islam yang berasal dari agamamu biar goncang akidah mereka dan kembali terhadap kekafiran.
[206]. Yang mereka maksud dengan orang-orang ummi dalam ayat ini yakni orang Arab.
[207]. Yakni kontrak yang sudah dibentuk seseorang baik terhadap sesama insan maupun terhadap Allah.
[208]. Rabbani merupakan orang yang sesuai ilmu dan takwanya terhadap Allah s.w.t.
[209]. Para nabi berjanji terhadap Allah s.w.t. bahwa bilamana tiba seorang Rasul berjulukan Muhammad mereka akan akidah kepadanya dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya.
[210]. Fasik merupakan orang yang tidak mengindahkan perintah Allah s.w.t.
[211]. Mengadakan perbaikan bermakna berbuat pekerjaan-pekerjaan yang bagus untuk menetralisir akibat-akibat yang jelek dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
[212]. Sesudah Taurat diturunkan, ada beberapa masakan yang diharamkan bagi mereka selaku hukuman. Nama-nama masakan itu disebut di dalamnya. Lihat selanjutnya surat An Nisa' ayat 160 dan surat Al An'aam ayat 146.
[213]. Dusta terhadap Allah merupakan dengan menyampaikan bahwa sebelum Taurat diturunkan, Allah sudah mengharamkan beberapa masakan terhadap Bani Israil.
[214]. Ahli kitab menyampaikan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun berada di Baitul Maqdis, oleh sebab itu Allah membantahnya.
[215]. Ialah: daerah Nabi Ibrahim a.s. berdiri membangun Ka'bah.
[216]. Yaitu: orang yang sanggup memperoleh perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman.
[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita terhadap Allah; sedangkan Munkar merupakan segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
[218]. Maksudnya: proteksi yang ditetapkan Allah dalam Al Alquran dan proteksi yang diberikan oleh pemerintah Islam atas mereka.
[219]. Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah.
[220]. Yakni: kekafiran dan pembunuhan atas para nabi-nabi.
[221]. Yakni: golongan Ahli Kitab yang sudah memeluk agama Islam.
[222]. Peristiwa ini terjadi pada perang Uhud yang menurut jago sejarah terjadi  tahun ke 3 H.
[223].Yakni: Banu Salamah dari suku Khazraj dan Banu Haritsah dari suku Aus, keduanya dari barisan kaum muslimin.
[224]. Pertemuan dua golongan itu - antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin - terjadi dalam perang Badar. Badar nama sebuah daerah yang terletak antara Mekah dengan Madinah dimana terdapat mata air.
[225]. Keadaan kaum muslimin lemah karena jumlah mereka sedikit dan peralatan mereka kurang mencukupi.
[226]. Yakni dengan terbunuhnya tujuh puluh pemimpin mereka dan tertawannya tujuh puluh orang lainnya.
[227]. Menurut riwayat Bukhari mengenai turunnya ayat ini, karena Nabi Muhammad s.a.w. berdoa terhadap Allah biar menyelamatkan sebagian pemuka-pemuka musyrikin dan membinasakan sebagian lainnya.
[228]. Yang dimaksud riba di sini merupakan riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, meskipun tidak berlipat ganda. Lihat selanjutnya no. [174].
[229]. Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) merupakan dosa besar yang mana mudharatnya tidak cuma menimpa diri sendiri namun juga orang lain, mirip zina, riba. Menganiaya diri sendiri merupakan melaksanakan dosa yang mana mudharatnya cuma menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
[230]. Yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini merupakan hukuman-hukuman Allah yang berupa malapetaka, peristiwa yang ditimpakan terhadap orang-orang yang mendustakan rasul.
[231]. Syuhada' di sini merupakan orang-orang Islam yang gugur di dalam pertempuran untuk menegakkan agama Allah. Sebagian jago tafsir ada yang mengartikannya dengan menjadi saksi atas manusia selaku tersebut dalam ayat 143 surat Al Baqarah.
[232]. Jihad sanggup berarti:
1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;
2. memerangi hawa nafsu;
3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;
4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.
[233]. Maksudnya: sebelum perang Uhud banyak para teman dekat utamanya yang tidak turut perang Badar merekomendasikan biar Nabi Muhammad s.a.w. keluar dari kota Madinah memerangi orang-orang kafir.
[234]. Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. merupakan seorang insan yang diangkat Allah menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya sudah wafat. Ada yang wafat karena terbunuh ada pula yang karena sakit biasa. Karena itu Nabi Muhammad s.a.w. juga akan wafat mirip halnya rasul-rasul yang terdahulu itu. Di waktu berkecamuknya perang Uhud tersiarlah isu bahwa Nabi Muhammad s.a.w. mati terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga ada yang bermaksud meminta proteksi terhadap Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu orang-orang munafik menyampaikan bahwa kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi tentulah dia tidak akan mati terbunuh. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menenteramkan hati kaum muslimin dan membantah kata-kata orang-orang munafik itu. (Sahih Bukhari cuilan Jihad). Abu Bakar r.a. mengemukakan ayat ini di mana terjadi pula kekalutan di kelompok para teman dekat di hari wafatnya Nabi Muhammad s.a.w. untuk menenteramkan Umar Ibnul Khaththab r.a. dan sahabat-sahabat yang tidak percaya ihwal kewafatan Nabi itu. (Sahih Bukhari cuilan Ketakwaan Sahabat).
[235]. Yaitu melampaui batas-batas aturan yang sudah ditetapkan Allah s.w.t.
[236]. Pahala dunia sanggup berupa kemenangan-kemenangan, memperoleh harta rampasan, pujian-pujian dan lain-lain.
[237]. Yakni: kendala pelaksanaan perintah Nabi Muhammad s.a.w. karena ia sudah menyuruh biar regu pemanah tetap bertahan pada daerah yang sudah ditunjukkan oleh ia dalam kondisi bagaimanapun.
[238]. Yakni: kemenangan dan harta rampasan.
[239]. Maksudnya: kaum muslimin tidak sukses mengalahkan mereka.
[240]. Kesedihan kaum muslimin disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang memunculkan kekalahan bagi mereka.
[241]. Yaitu: orang-orang Islam yang besar lengan berkuasa keyakinannya.
[242]. Yaitu: orang-orang Islam yang masih ragu-ragu.
[243]. Ialah: sangkaan bahwa kalau Muhammad s.a.w. itu sungguh-sungguh nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan sanggup dikalahkan dalam peperangan.
[244]. Dua pasukan itu merupakan pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin.
[245]. Maksudnya: meninggal di jalan Allah bukan karena peperangan.
[246]. Maksudnya: kendala pertempuran dan hal-hal duniawiyah lainnya, mirip kendala politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
[247]. Ucapan ini ditujukan terhadap Nabi dan sahabat-sahabat ia selaku ejekan, karena mereka menatap Nabi tidak tahu seni administrasi berperang, alasannya yakni ia melaksanakan pertempuran dikala jumlah kaum muslimin sedikit. Ucapan ini sanggup digunakan untuk mengelakkan cercaan yang ditujukan terhadap diri orang-orang munafik sendiri.
[248]. Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di segi Allah, dan cuma Allah sajalah yang mengenali bagaimana kondisi hidup itu.
[249]. Maksudnya merupakan teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t.
[250]. Maksudnya: orang Quraisy.
[251]. Ayat 172, 173, dan 174, di atas membicarakan ihwal peristiwa perang Badar Shughra (Badar kecil) yang terjadi setahun sehabis perang Uhud. Sewaktu meninggalkan perang Uhud itu, Abu Sufyan pemimpin orang Quraisy menantang Nabi dan sahabat-sahabat ia bahwa dia bersedia berjumpa kembali dengan kaum muslimin pada tahun selanjutnya di Badar. Tetapi karena tahun itu (4 H) demam isu paceklik dan Abu Sufyan sendiri waktu itu merasa takut, maka dia beserta tentaranya tidak jadi meneruskan perjalanan ke Badar, kemudian dia menyuruh Nu'aim Ibnu Mas'ud dan kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum muslimin dengan berbagi kabar bohong, mirip yang disebut dalam ayat 173. Namun demikian Nabi beserta sahabat-sahabat tetap maju ke Badar. Oleh karena tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar kebetulan demam isu pasar, maka kaum muslimin melaksanakan jual beli dan memperoleh keuntungan yang besar. Keuntungan ini mereka bawa pulang ke Madinah mirip yang tersebut pada ayat 174.
[252]. Yakni: orang-orang kafir Mekah atau orang-orang munafik yang senantiasa merongrong agama Islam.
[253]. Yakni: dengan memperpanjang umur mereka dan membiarkan mereka berbuat dosa sesuka hatinya.
[254]. Yaitu: kondisi kaum muslimin bercampur baur dengan kaum munafikin.
[255]. Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad s.a.w. diseleksi oleh Allah dengan memberi spesialisasi terhadap ia berupa wawasan untuk menyikapi isi hati manusia, sehingga ia sanggup menentukan siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.
[256]. Zabur merupakan lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan terhadap nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. yang isinya mengandung hikmah-hikmah.
[257]. Yakni: kitab-kitab yang diturunkan terhadap nabi-nabi yang berisi aturan syari'at mirip Taurat, Bibel dan Zabur.
[258]. Di antara keterangan yang disembunyikan itu merupakan ihwal kedatangan Nabi Muhammad s.a.w.
[259]. Maksudnya sebagaimana pria berasal dari pria dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari pria dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain ihwal analisa akidah dan amalnya.
[260]. Yakni: kelangsungan dan perkembangan dalam jual beli dan perusahaan mereka.
[261]. Yakni: daerah tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya mirip makanan, minuman dan lain-lain.
[262]. Maksudnya merupakan penghargaan dari Allah disamping daerah tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya itu, yakni lebih baik ketimbang kesenangan duniawi yang dicicipi orang-orang kafir itu.

Asbabun Nuzul
[*]. Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa firman Allah tersebut di atas (Q.S. 2: 174 dan Q.S. 3: 77) diturunkan ihwal (kebiasaan) kaum Yahudi (yang menyimpang dari aliran yang sebenarnya).
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Ikrimah.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (Q.S. 2: 174) dalam peristiwa berikut: Pemimpin dan ulama kaum Yahudi biasa mendapat persembahan dan sanjungan rakyat bawahannya. Mereka mengharap biar Nabi yang hendak diutus itu diangkat dari kelompok mereka. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus bukan dari kelompok Yahudi, mereka takut kehilangan sumber keuntungan, kedudukan dan pengaruh. Mereka ubah sifat-sifat Muhammad yang di kitab Taurat, dan memberitahu terhadap para pengikutnya dengan berkata. "Inilah sifat Nabi yang hendak keluar di kiamat dan tidak sama dengan sifat Muhammad ini."(Diriwayatkan oleh at-Tsa'labi dari al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
[**]. Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa Ibnu Umar membacakan ayat ini (Q.S. 2: 115) kemudian menerangkan peristiwanya selaku berikut. Ketika Rasulullah SAW dalam perjalanan dari Mekah ke Madinah shalat sunnat di atas kendaraan menghadap sesuai dengan arah tujuan kendaraannya.
(Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i yang bersumber dari Ibnu Umar.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat faainama tuwallu ... hingga dengan selesai ayat (Q.S. 2: 115) mengizinkan kita shalat sunnat di atas kendaraan menghadap sesuai dengan arah tujuan kendaraan.
(Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Ibnu Umar. Hadits ini shahih menurut riwayat Muslim, utamanya isnadnya. Catatan: Sebagian ulama menilai bahwa riwayat tersebut cukup kuat, meskipun alasannya yakni turunnya itu tidak jelas, yakni dengan kata-kata "Turunnya ayat tersebut dalam perkara anu." Kedudukan kalimat mirip ini, terkadang dianggap selaku turunnya ayat)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa dikala Rasullah SAW hijrah ke Madinah, ditugaskan oleh Allah SWT untuk menghadap ke Baitil Maqdis di waktu shalat. Maka gembiralah kaum Yahudi. Rasulullah SAW melaksanakan perintah itu beberapa belas bulan lamanya, namun dalam hatinya tetap ingin menghadap ke qiblatnya Nabi Ibrahim AS (Mekkah). Beliau senantiasa berdoa terhadap Allah sambil menghadapkan wajah ke langit; menantikan turunnya wahyu. Maka turunlah ayat "qad nara taqalluba wajhika fis-sama-i hingga selesai ayat." (Q.S. 2: 144). Kaum Yahudi menjadi sangsi karena turunnya ayat itu (Q.S. 2. 144), sehingga mereka berkata: "Apa yang memunculkan mereka membelok dari qiblat yang mereka hadapi selama ini?" Maka Allah menurunkan ayat ini (Q.S. 2: 115) selaku jawaban atas pertanyaan orang-orang Yahudi.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari 'Ali bin Abi Thalhah yang bersumber dari Ibnu Abbas. Isnadnya kuat, dan artinya pun menolong menguatkannya, sehingga sanggup dijadikan dasar turunnya ayat tersebut.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pada sebuah gelap gulita, dalam sebuah perjalanan bareng Rasulullah SAW mereka (para perawi Hadits) tidak mengenali arah qiblat. Mereka shalat ke arah hasil ijtihad masing-masing. Keesokan harinya mereka kemukakan hal itu terhadap Rasulullah SAW. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 115).
Hadits ini dla'if, diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Ibnu Majah dan ad-Daraquthni dari Asy'ats as-Samman dari 'Ashi bin Abdillah, dari Abdullah bin 'amir bin Rabiah yang bersumber dari bapaknya. Menurut Tirmidzi, riwayat ini gharib (Hadits dibilang gharib, apabila diriwayatkan oleh seorang lainnya, dan seterusnya dengan satu sanad) dan As'ats didlaifkan didalam meriwayatkan Hadits ini.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah SAW mendelegasikan sebuah pasukan perang (termasuk di antaranya Jabir). Pada sebuah waktu yang gelap-gulita, mereka tidak mengenali arah qiblat. Berkatalah segolongan dari mereka: "Kami tahu arah qiblat, yakni arah ini (sambil menunjuk ke arah Utara)". Mereka shalat dan bikin garis sesuai dengan arah mereka shalat tadi. Segolongan yang lain berkata. "Qiblat itu ini (sambil menunjuk ke arah Selatan)." Mereka shalat dan bikin garis sesuai dengan arah shalat mereka. Keesokan harinya sesudah matahari terbit, garis-garisan itu tidak menampilkan arah qiblat yang sebenarnya. Sesampainya ke Madinah, bertanyalah mereka terhadap Rasulullah SAW ihwal hal itu. Beliau terdiam. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 115) selaku klarifikasi atas peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan oleh ad-Daraquthni dan Ibnu Marduwaih dari al-'Arzami, yang bersumber dari Jabir.)
Menurut riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah SAW mengantarkan sebuah pasukan perang. Mereka diliputi kabut yang tebal, sehingga tidak mengenali arah qiblat. Kemudian mereka shalat. Ternyata sesudah terbit matahari, shalatnya tidak menghadap qiblat. Setibanya terhadap Rasulullah SAW mereka menceritakan hal itu. Maka Allah menurunkan ayat ini (Q.S. 2: 115) yang membenarkan ijtihad meeka.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang memperoleh dari al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah SAW bersabda. "Saudaramu, raja Najasyi, sudah wafat (Dalam tarikh disebutkan bahwa raja Najasyi wafat sesudah masuk Islam). Shalatlah untuknya". Para shahabat bertanya. "Apakah kita boleh shalat untuk bukan Muslim?" Maka turunlah surat Ali 'Imran ayat 199. Para shahabat berkata lagi: "Sebenarnya raja Najasyi itu tidak shalat menghadap qiblat." Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 115) yang menerangkan bahwa raja Najasyi sudah menunakan ibadatnya menurut ketentuan pada waktu itu.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang besumber dari Qatadah. Riwayat ini sungguh gharib, mursal karena rawinya tidak memperoleh lewat shahabat atau mu'dlal karena rawinya di tengah sanadnya terputus karena gugur 2 orang rawi yang berdekatan.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa dikala turun ayat. "Ud'uni astajib lakum" (Q.S. 40: 60) para shahabat bertanya. "Kemana kami menghadap?" Maka turunlah "Faainama tuwallu fatsamma wajhullah" (Q.S. 2: 115) selaku jawaban terhadap pertanyaan mereka.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)

Didalam Surah Ali Imran terkandung dalil-dalil dan alasan-alasan untuk membantah kaum nasrani yang memper-Tuhankan Nabi Isa a.s., menandakan pertempuran Badar dan Uhud, biar kemenangan di pertempuran Badar dan kekalahan di pertempuran Uhud yang dialami kaum muslimin itu, sanggup dijadikan pelajaran.

Sumber Referensi Terjemahan :
Kemenag

Related : Surah Ali Imran Arab, Latin Dan Terjemahan

0 Komentar untuk "Surah Ali Imran Arab, Latin Dan Terjemahan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close