Kalimat yang mempunyai arti "perbedaan yakni rahmat" dahulu sungguh popular di saat bagi saya, di bangku Aliyah. Bukan alasannya kami mengamalkan dengan baik di asrama, melainkan itu yakni judul pidato yang sungguh sering diseleksi para santri untuk Muhadharah.
Saat kecil dulu, aku sering bertanya-tanya kenapa Tuhan bikin insan dengan rupa begitu berlainan antar ras?
Padahal mudah saja Yang Maha Kuasa bikin seluruhnya serupa; manis dengan tolok ukur yang serupa semua.
Kenapa mesti ada ada ras yang kulitnya berwarna terang, kenapa ada ras yang kulitnya berwarna gelap. Kenapa hidung, dagu, bibir, gigi, posture badan orang berbeda-beda.
Sekarang aku sedikit paham kenapa, di saat galau menyaksikan musim wanita Indonesia dalam mempercantik diri; berduyun-duyun pakai standard yang sama.
Saya mulai galau lihat kemudian lalang orang 'cantik' di Instagram. Saat warna parasnya putih licin berkilat-kilat semua, alisnya dicat dengan bentuk sama semua, dagunya pada lancip semua.
Padahal Tuhan bikin warna kulit dan look orang Indonesia berbeda.
Kebanyakan orang Asia punya komposisi rupa "ditengah-tengah" antara Eropa dan Afrika. Warna kulit terutama; itu ciri khas kita. Walaupun bukan tak ada orang Indonesia yang terlahir memang putih tanpa perlu pemutih.
Pernah aku iseng membayangkan apabila wanita jadinya semua memiliki rupa seumpama yang sedang musim zaman sekarang.
Wajah mesti putih berkilat-kilat, semua.
Dagu mesti lancip, semua.
Badan mesti langsing, semua.
Alis mesti di cat dengan garis sama, semua..
Paha kaki mesti kecil, semua.
Hidung mesti mancung, mesti di shading semua.
Rambut mesti lurus, semua.
Bagaimana bila semua wanita seumpama itu rupanya?
Saya duga mungkin sebuah masa kita mulai kepayahan mengenal orang, alasannya parasnya seumpama semua.
Kita mulai kepayahan menebak beliau berasal dari negara mana.
Bisa jadi para laki-laki juga akan galau milih mana alasannya parasnya begitu semua.
Percayalah,
Orang barat tetap manis dengan kebaratannya.
Orang Arab tetap manis dengan kearabannya.
Orang Korea tetap manis dengan kekoreaannya.
Orang Indonesia tetap manis dengan keindonesiaannya.
Lalu entah apa yang bikin wanita Indonesia ingin punya look seumpama Korea.
Terutama warna tampang dan bentuk dagu.
Kemana identitas bangsa ini sudah, apabila fisikpun ingin seumpama negara lain.
Tentang kata "perbedaan" atau yang disebut keberagaman tersebut ...
Saat kecil dulu, aku sering bertanya-tanya kenapa Tuhan bikin insan dengan rupa begitu berlainan antar ras?
Padahal mudah saja Yang Maha Kuasa bikin seluruhnya serupa; manis dengan tolok ukur yang serupa semua.
Kenapa mesti ada ada ras yang kulitnya berwarna terang, kenapa ada ras yang kulitnya berwarna gelap. Kenapa hidung, dagu, bibir, gigi, posture badan orang berbeda-beda.
Sekarang aku sedikit paham kenapa, di saat galau menyaksikan musim wanita Indonesia dalam mempercantik diri; berduyun-duyun pakai standard yang sama.
Saya mulai galau lihat kemudian lalang orang 'cantik' di Instagram. Saat warna parasnya putih licin berkilat-kilat semua, alisnya dicat dengan bentuk sama semua, dagunya pada lancip semua.
Padahal Tuhan bikin warna kulit dan look orang Indonesia berbeda.
Kebanyakan orang Asia punya komposisi rupa "ditengah-tengah" antara Eropa dan Afrika. Warna kulit terutama; itu ciri khas kita. Walaupun bukan tak ada orang Indonesia yang terlahir memang putih tanpa perlu pemutih.
Pernah aku iseng membayangkan apabila wanita jadinya semua memiliki rupa seumpama yang sedang musim zaman sekarang.
Wajah mesti putih berkilat-kilat, semua.
Dagu mesti lancip, semua.
Badan mesti langsing, semua.
Alis mesti di cat dengan garis sama, semua..
Paha kaki mesti kecil, semua.
Hidung mesti mancung, mesti di shading semua.
Rambut mesti lurus, semua.
Bagaimana bila semua wanita seumpama itu rupanya?
Saya duga mungkin sebuah masa kita mulai kepayahan mengenal orang, alasannya parasnya seumpama semua.
Kita mulai kepayahan menebak beliau berasal dari negara mana.
Bisa jadi para laki-laki juga akan galau milih mana alasannya parasnya begitu semua.
Percayalah,
Orang barat tetap manis dengan kebaratannya.
Orang Arab tetap manis dengan kearabannya.
Orang Korea tetap manis dengan kekoreaannya.
Orang Indonesia tetap manis dengan keindonesiaannya.
Lalu entah apa yang bikin wanita Indonesia ingin punya look seumpama Korea.
Terutama warna tampang dan bentuk dagu.
Kemana identitas bangsa ini sudah, apabila fisikpun ingin seumpama negara lain.
Sumber: Facebook Safrina Syams
Sumber https://www.juragandesa.id
0 Komentar untuk "Ikhtilafu Rahmah"