Pengembangan Pendidikan Pemakai Di Perguruan Tinggi Tinggi Oleh Rifki Novita Safitri, Mahasiswi Uin Raden Fatah

Abstract

In supporting educational activities, the library has various duties including as a provider, manager, maintainer, and empowerer and presents a collection of library materials to its users. Many library users do not have basic knowledge in using the library. Especially with the development of knowledge that is getting faster along with the entry of technology and information into the library environment, on the other hand there are still many users who do not have the knowledge to explore the information in the library. Therefore, the task of the librarian is to socialize to its users, one of which is user education.

User education is an activity that should be held by every university library. With all its benefits, this activity aims to provide the recipient with the ability to utilize the collection of library materials in the library effectively and efficiently.

Keywords: Library; user education; library users.

Abstrak

Dalam mendukung acara pendidikan, perpustakaan memiliki banyak sekali kiprah diantaranya selaku penyedia, pengelola, pemelihara, dan pemberdaya dan menghidangkan koleksi materi pustaka terhadap pemakainya. Banyak pengguna perpustakaan yang belum memiliki wawasan dasar dalam menggunakan perpustakaan. Apalagi dengan kemajuan wawasan yang kian cepat seiring dengan masuknya teknologi dan gunjingan ke lingkungan perpustakaan, disisi lain pengguna masih banyak yang belum memiliki wawasan dalam menggali gunjingan yang ada di perpustakaan. Oleh alasannya itu kiprah pustakawan yakni melaksanakan sosialisasi terhadap penggunanya, salah satunya yakni pendidikan pemakai (user education).

Pendidikan pemakai ialah acara yang sudah sebaiknya diselenggarakan oleh setiap perpustakaan perguruan tinggi tinggi. Dengan segala manfaatnya, acara ini berencana untuk menampilkan kesanggupan bagi penerimanya biar sanggup memanfaatkkan koleksi materi pustaka yang ada di perpustakaan secara efektif dan efisien.

Kata Kunci : Perpustakaan; user education; pengguna perpustakaan.

Pendahuluan

            Mahasiswa pada di saat mencari gunjingan untuk kiprah dari dosen, mahasiswa lebih menegaskan untuk mencari gunjingan di internet dibanding perpustakaan. Mengapa? Karena lebih gampang dan cepat ditemukan cuma dengan mengcopy paste gunjingan tersebut. Akan tetapi tidak semua gunjingan dari internet tersebut akurat atau benar bahkan ada yang menyesatkan para pemakai informasinya. Makara alangkah bainya pemakai sanggup mengakses gunjingan lewat perpustakaan. Karena perpustakaan berisi banyak sekali macam gunjingan dan koleksi yang terjamin akan kebenaran dan keakuratan informasinya.

            Namun masih banyak pengguna yang tidak mengenali dasar dalam mengakses dan mempergunakan perpustakaan. Terutama dalam menelusur menggunakan mesin pencarian online. Oleh alasannya itu perpustakaan dan perguruan tinggi tinggi mengadakan jadwal pendidikan pemakai.

            Pendidikan pemakai ialah salah satu bentuk layanan yang diberikan oleh perpustakaan terhadap penggunanya. Layanan ini memiliki kegunaan untuk mendidik pengguna bagaimana cara mempergunakan akomodasi yang tersedia di perpustakaan dengan efektif dan efisien dan mengenalkan terhadap pengguna bagaimana menelusur gunjingan di perpustakaan dengan benar. Pendidikan pemakai ini berencana untuk mendidik pengguna biar bisa sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam mempergunakan perpustakaan. Pendidikan pemakai sebaiknya diposisikan selaku layanan yang wajib diberikan terhadap pengguna di perpustakaan perguruan tinggi tinggi, dimana lebih banyak didominasi penggunanya yakni mahasiswa dan dosen yang tingkat keperluan informasinya tinggi. Bisa dibayangkan jikalau pengguna tersebut tidak mengetahui bagaimana cara menelusur gunjingan di perpustakaan, dimana perpustakaan di sekarang ini sudah mengalami banjir gunjingan akhir kemajuan teknologi gunjingan dan komunikasi yang pesat.

 Metode Penelitian

            Artikel menerapkan model observasi kualitatif dalam observasi ini, dengan maksud tujuan menciptakan data deskriptif, yang secara eksklusif berafiliasi dengan data non numerik berupa hasil observasi sikap dan wawancara secara langsung. Sumber gunjingan observasi ini ialah sumber data utama.

 Pembahasan

A.    Pengertian Pendidikan Pemakai

                 Pendidikan pemakai atau yang sering di sebut dalam bahasa inggris user education yakni acara membimbing atau menampilkan isyarat terhadap para pengguna perpustakaan dan kandidat pengguna perpustakaan biar bisa mempergunakan kepraktisan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

                 Menurut Lasa (2009: 241) pendidikan pemustaka atau pemakai ialah jadwal yang diselenggarakan perpustakaan untuk menampilkan bimbingan, petunjuk, maupun pendidikan terhadap kandidat pemustaka atau pemustaka perpustakaan dalam acara mereka untuk mempergunakan jasa gunjingan dan fasilitas yang ada di perpustakaan tersebut.

                 Hazel Mews: “….instruction given to readers to help them make the best use of a library”. (Pendidikan Pengguna yakni isyarat yang diberikan terhadap pemakai biar mereka sanggup menggunakan perpustakaan dengan baik).

                 Renford and Hendrickson : “ …..encompass all activities designed to teach the user about library resources and research techniques”. (Pendidikan pengguna yakni cara suatu acara pengajaran dengan menggunakan banyak sekali sumber perpustakaan dan cara-cara penelitian).

                 Malley : “….a process whereby the library user is firstly made aware of the extend and number of the library s resources, of its services and of the information sources available to him or her, and secondly taught how to use these resources, servicces and sources”. (Pendidikan pengguna yakni suatu proses dimana pengguna perpustakaan untuk pertama kali diberi pengertian dan pengertian sumber-sumber perpustakaan, tergolong pelayanan dan sumber-sumber gunjingan yang saling terkait, bagaimana menggunakan sumber-sumber tersebut, bagaimana pelayanannya dan di mana sumbernya).


B.    Tujuan Pendidikan Pemakai

                 Pendidikan pemakai memiliki tujuan yang sudah ditetapkan secara objektif. Dalam hal ini, perpustakaan mesti bisa mengidentifikasi banyak sekali sasaran yang ingin diraih didasarkan dari  prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh alasannya itu, penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan mesti diiringi dengan banyak sekali sasaran yang ingin dicapai.

                 Secara biasa tujuan diadakannya pendidikan pemakai tercantum dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95) selaku berikut:

1)     Meningkatkan keahlian pengguna biar bisa mempergunakan kepraktisan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2)     Membekali pengguna dengan teknik yang mencukupi dan sesuai untuk mendapatkan gunjingan dalam subjek tertentu.

3)     Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan.

4)     Mempromosikan layanan perpustakaan.

5)     Menyiapkan pengguna biar sanggup mengantisipasi kemajuan ilmu dan teknologi.

 

C.    Pengembangan Pendidikan Pemakai

                 Pengembangan pendidikan pemakai di perguruan tinggi tinggi secara informal diantaranya :

·         Tingkatan orientasi

          Orientasi ini umumnya dilaksanakan pada mahasiswa gres pada permulaan mengikuti acara P-4. Kegiatan pendidikan pengguna yang disatukan dalam penataran tersebut diberikan pada materi khusus yang diselenggarakan selama kurang lebih 2 jam. Dengan materi mengenai pentingnya perpustakaan, jam buka perpustakaan, fasilitas temu kembali informasi, jasa perpustakaan, jenis koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan peraturan perpustakaan. Metode pendidikan pengguna yang sanggup digunakan yakni ceramah dengan prinsip pengenalan, kunjungan perpustakaan dan demonstrasi atau peragaan. Pelaksanaan dalam santunan pendidikan pengguna pada tingkat ini yakni minimal pustakawan dengan kualifikasi setingkat sarjana muda ilmu perpustakaan.

·         Pendidikan pengguna pada tingkatan tertentu.

          Pendidikan pengguna pada tingkatan tertentu ini, ada yang lewat jalur kurikulum, ada juga lewat bimbingan individu atau kalangan (non kurikulum). Pada jalur kurikulum ada yang dititipkan pada metodologi penelitian, ada yang masuk aliran pengirim perpustakaan dan ada juga yang memasukkan kedalam aliran pencarian literatur. Dengan alokasi waktu selama satu semester dengan 2 SKS. Untuk jalur non kurikulum (bimbingan individu/kelompok) pendidikan pengguna sanggup dilaksanakan oleh pustakawan dengan cara bimbingan eksklusif pada masing-masing pengguna. Dapat juga dibuka kelas pada jumlah tertentu dan dilaksanakan pendidikan pengguna Pembahasan di perpustakaan.

          Materi pendidikan pengguna pada tingkatan ini sama dengan materi orientasi, tetapi ada pementingan dalam materi penggunaan fasilitas temu kembali gunjingan (katalog, indeks, ajaib dan bibliografi) juga pencarian gunjingan otomasi. Staf pelaksananya bisa pustakawan atau yang berkualifikasi sarjana muda bidang ilmu perpustakaan. Untuk materi praktek di perpustakaan bisa dibantu oleh ajudan pustakawan. Metode yang tepat yakni ceramah, demonstrasi dan praktek/latihan.

·         Pendidikan pengguna pada peserta Pascasarjana

          Pendidikan pengguna jadwal pascasarjana ini umumnya peserta berisikan banyak sekali disiplin ilmu. Karena para peserta senantiasa melaksanakan penelitian, mereka senantiasa memerlukan rujukan yang lengkap dan mutahir dari jumal, bibliografi dan sumber gunjingan mengenai observasi lain. Mereka sering melaksanakan wawancara dan pembicaraan dengan pustakawan yang kompeten untuk mendiskusikan pencarian gunjingan yang kadang sungguh spesifik. Untuk keperluan menyerupai ini dikehendaki adanya pustakawan seorang andal atau setidaknya pustakawan yang sudah mendalami bidang layanan minat tersebut dengan cukup pengalaman, sehingga gampang untuk mengetahui terminologi khusus yang kadang dikehendaki pengguna. Pada tingkat ini, pendidikan pengguna sanggup dilaksanakan setiap tahun atau 2 x setahun.

          Materi yang diberikan sama dengan tingkat pendidikan pengguna yang lain tetapi ada pementingan pada materi pencarian baik manual maupun terotomasi juga pemakaian bibliografi hasil-hasil penelitian. Staf pelaksana setidaknya berkualifikasi setingkat S-1 dan S-2 ilmu perpustakaan. Untuk pelaksanaan praktek bisa dibantu ajudan pustakawan.

          Metode pendidikan/penyampaian yang tepat untuk jadwal tingkat ini yakni dibagikan makalah, ceramah, praktek penelusuran, dan soal-soal latihan, misal dengan menciptakan bimbingan pustaka ("path finder").

 

D.     Pengembangan Pendidikan Pemakai Melalui Literasi Informasi di Pepustakaan

                             Salah satu cara yang sanggup digunakan untuk membuatkan pendidikan pemakai yakni lewat literasi gunjingan pada perpustakaan.

                             Cara yang digunakan untuk pendidikan pemakai perpustakaan yakni lewat orientasi perpustakaan. Dalam pendidikan pemakai lewat orentasi perpustakaan materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, umumnya diberikan di saat siswa/mahasiswa gres memasuki suatu forum pendidikan bersangkutan, dengan materinya antara lain:

a.     Pengenalan gedung perpustakaan;

b.    Pengenalan katalog dan alat pencarian lainnya;

c.     Pengenalan beberapa sumber bacaan tergolong bahan-bahan rujukan dasar.

                 Gaunt (2007) menyebutkan bahwa pendidikan pemakai lewat orientasi perpustakaan idealnya apalagi dulu mengenali apa saja keperluan siswa/mahasiswa/penggunanya. Setelah keperluan pengguna dimengerti kemudian diperkenalkan bagaimana cara menggunakan sumber-sumber gunjingan yang ada di perpustakaan. Materi dalam oreintasi perpustakaan, meliputi:

a)     Mengetahui letak bangunan perpustakaan dan pelayananya;

b)    Pengorganisasian banyak sekali format koleksi yang tersedia (buku, jurnal, fotokopi, tipe materi khusus lainya);

c)     Mengetahui letak koleksi di perpustakaan;

d)    Menggunakan alat bantu pencarian untuk mendapatkan daftar bacaan;

e)     Proses peminjaman, perpanjangan dan pengembalian koleksi dan tata cara tata kelola alat bantu penelusuran;

f)     Menggunakan akomodasi buku dan jurnal elektronik;

g)    Fasilitas fotokopi/scanning/printing dan peraturannya bagi pengguna.

 E.    Kendala Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Pemakai

                 Beberapa halangan dalam pelaksanaan Pendidikan pemakai, yakni :

1)      Jumlah pemateri tidak sebanding ketimbang jumlah mahasiswa gres yang mengikuti Program pendidikan pemakai sehingga pelaksanaan jadwal ini tidak berlangsung efektif.

2)      Tidak semua pustakawan memiliki kesanggupan untuk melaksanakan suatu presentasi, sehingga proses komunikasi berlangsung tidak efektif dan memiliki pengaruh materi Pendidikan pemakai yang disampaikan tidak dapat diketahui secara utuh oleh mahasiswa

3)      Ruang yang digunakan untuk melaksanakan penyajian  tidak representatif sehingga tidak terwujud ketentraman dalam penyajian Pendidikan pemakai ini

4)      Kegiatan Pendidikan pemakai tidak ditindaklanjuti dengan kunjungan ke perpustakaan (library tour) sehingga mahasiswa tidak mendapatkan citra secara komprehensif , rinci dan utuh mengenai perpustakaan Perguruan Tinggi.

 

F.    Upaya Dalam Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

                 Untuk menanggulangi hal halangan yang ada perlu dilaksanakan banyak sekali upaya biar pelaksanakaan Pendidikan pemakai sanggup berlangsung dengan  efektif, yakni dengan :

1)      Menambah jumlah pemateri dengan impian biar pelaksanaan Pendidikan pemakai berlangsung dengan efektif.

2)      Meningkatkan kompetensi pustakawan dalam penyajian biar pelaksanaan Pendidikan pemakai bisa diketahui secara utuh oleh mahasiswa baru.

3)      Melaksanakan penyajian pada kawasan yang representatif sehingga bisa menampilkan ketentraman dalam penyajian Pendidikan pemakai baik bagi pemateri maupun mahasiswa baru.

4)      melaksanakan acara library tour setelah pelaksanaan acara Pendidikan pemakai dengan impian mahasiswa gres memiliki citra yang lebih transparans dan utuh mengenai perpustakaan Perguruan Tinggi.

 

G.   Pemanfaatan Organisasi Jasa

                 Jasa yakni acara yang sanggup dipersiapkan oleh satu pihak terhadap pihak lain untuk menyanggupi kebutuhan.

·         Layanan Perpustakaan

          Menurut Rahayuningsih (2007:89) layanan yang di kembangkan perpustakaan antara lain:

1.     Layanan tata kelola

          Layanan tata kelola yakni layanan yang menyusun rencana operasional layanan termasuk jenis, sistem, peraturan, tata tertib, keperluan biaya, peralatan, tenaga serta penentuan konsentrasi segmen pemakai.

2.     Layanan gunjingan

          Layanan gunjingan yakni layanan yang menawarkan dan menampilkan gunjingan modern atau gunjingan terseleksi. Informasi perpustakaan dipersiapkan dari banyak sekali sumber yang jelas, diakui keberadaannya, valid, realible, dan faktual sehingga sanggup mendapatkan amanah dan sanggup dipergunakan dengan baik.

3.     Layanan Penelitian

          Para peneliti yang memerlukan sumber gunjingan diperpustakaan sanggup dengan gampang dan cepat memperolehnya atas batuan staf perpustakaan alasannya sumbersumber tersebut tersedia diperpustakaan dan dilayani dengan baik.

4.     Layanan sirkulasi

          Layanan sirkulasi dalah acara melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, pengembalian serta solusi administrasinya. Bahan pustaka yang boleh atau sanggup dipinjam dibaca diluar perpustakaan kebanyakan yakni koleksi biasa (non referensi). Petugas layanan mesti meneliti dan mesti menganalisa keadaan materi pustaka yang hendak pinjam atau dikembalikan.

5.     Layanan rujukan

          Layanan rujukan dalah layanan yang cuma sanggup diberikan terbatas diperpustakaan. Hal ini dilaksanakan alasannya beberapa perkembangan, umpamanya keterbatassan koleksi, menurut isi dan sifatnya cuma dibaca pada bab tertentu tidak semua isinya, pertimbangan keamanan dan keutuhan koleksi untuk kepentingan orang banyak.

6.     Penelusuran literature

          Penelusuran literature ialah acara mencari atau menegaskan kembali semua kepustakaan yang pernah terbit atau pernah ada mengenai sesuatu bidang tertentu. Atau dalam hal ini bisa diartikan selaku pencarian bibliografi pustaka dengan menggunakan katalog.

7.     Bimbingan pemakai

          Bimbingan pemakai menampilkan bimbingan atau klarifikasi mengenai penggunaan perpustakaan terhadap pengguna kalangan gres perpustakaan, biar mereka bisa mengetahui bagaimana cara menggunakan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhannya.

 

                 Semua layanan di perpustakaan memiliki kegunaan dan maksudnya masing-masing, untuk membuatkan dan mengerjakan fungsi dari layanan di perpustakaan ini, petugas atau pustakawan mesti menampilkan bimbingan pemakai terhadap kandidat anggota perpustakaan biar setiap kandidat anggota sanggup berkunjung ke perpustakaan dan mempergunakan jasa layanan yang di sediakan oleh perpustakaan.

Simpulan dan Saran

            Pendidikan pemakai ialah suatu proses di mana pemakai perpustakaan pertama-tama diperkenalkan dengan apa saja akomodasi yang ada di gedung perpustakaan dan jasa layanan, serta sumber gunjingan yang tersedia bagi pemakai, dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, mempergunakan jasa layanan, dan sumber gunjingan tersebut yang maksudnya untuk mengenalkan eksistensi perpustakaan, menerangkan prosedur pencarian gunjingan serta mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia.

            Tujuan pelaksanaan pendidikan pemakai ini yakni untuk Mengembangkan keahlian pemakai yang dikehendaki guna untuk menggunakan dan memanfaatkan  perpustakaan atau sentra dokumentasi secara efektif dan efisien.

            Pelaksanaan pendidikan pemakai ini dilaksanakan dengan banyak sekali cara diantaranya pada di saat orientasi studi dan penngenalan kampus (OSPEK), ada yang memasukan dalam mata kuliah tertentu, ada pula yang mengharuskan mahasiswa gres untuk mengikuti jadwal ini selaku syarat mendapatkan kartu anggota perpustakaan dan ada pula yang menngembangkan pendidikan pemakai lewat literasi informasi.

            Saran yang ingin saya sampaikan yakni sebaiknya perpustakaan perguruan tinggi tinggi melengkapi akomodasi dan menyertakan pelatih pada di saat pelaksanaan pendidikan pemakai, serta menangkal peserta dalam satu ruangan biar pelaksanaan pendidikan pemakai berlangsung dengan tanpa gangguan dan mahasiswa sanggup mengetahui materi yang sudah diberikan sehingga mahasiswa tidak lagi merasa galau dalam menggunakan layanan yang sudah dipersiapkan perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Trinanda, Lisa. Marlini. 2015. “Pelaksanaan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Negeri Padang”. Jurnal Ilmu Informasi  Perpustakaan dan Perpustakaan. 4(1).

Musa, Subirman. 2015.  “Pendidikan Pemakai Bagi Mahasiswa Baru di Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Jupiter. 14(2).

Ganggi, R.I Permata. 2017.  Pendidikan pemakai di perpustakaan selaku upaya pembentukan pemustaka yang literasi informasi”.  Khizanah al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan. 5(1).

Priyanto, Sugeng. “Program Pendidikan Pengguna di Perpustakaan Perguruan Tinggi”. diakses pada https://idn.paperplane-tm.site//search?q=cara-mempublikasikan-menerbitkan-karya" target="_blank">di sini.


Sumber https://www.salamedukasi.com

Related : Pengembangan Pendidikan Pemakai Di Perguruan Tinggi Tinggi Oleh Rifki Novita Safitri, Mahasiswi Uin Raden Fatah

0 Komentar untuk "Pengembangan Pendidikan Pemakai Di Perguruan Tinggi Tinggi Oleh Rifki Novita Safitri, Mahasiswi Uin Raden Fatah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close