Bayi dalam kandungan (kompas.com) |
Pernahkah Kamu berpikir wacana bagaimana janin sanggup berkembang dalam rahim seorang wanita? Dari mana bayi itu muncul?
Bayi sanggup berkembang dalam rahim lantaran adanya suatu proses reproduksi. Reproduksi dibutuhkan oleh makhluk hidup tergolong insan untuk menciptakan keturunan.
Dalam tubuh lelaki dan perempuan dilengkapi dengan organ-organ yang mengandung bibit keturunan. Proses-proses reproduksi pada insan sanggup dijalankan dalam status pernikahan.
Lalu apa saja organ yang berperan dalam reproduksi itu? Bagaimana kalau organ tersebut tidak sanggup berfungsi sebagaimana mestinya?
Pada kepingan ini kita akan mencar ilmu wacana organ-organ reproduksi insan beserta gangguan dan kelainannya.
Organ Reproduksi Pria
Organ Reproduksi Pria (gurupendidikan.co.id) |
Alat reproduksi lelaki berisikan alat kelamin kepingan luar dan alat kelamin kepingan dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin kepingan luar berisikan penis dan skrotum.
Sedangkan alat kelamin kepingan dalam berisikan testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
1. Testis
Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis ialah organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis memerlukan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (36,7 oC) biar sanggup berfungsi secara optimal.
Oleh lantaran itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda.
Testis berfungsi selaku tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada insan berjalan selama 2 – 3 minggu.
Bentuk sperma sungguh kecil dan cuma sanggup dilihat dengan memakai mikroskop. Sperma berupa seumpama kecebong, sanggup bergerak sendiri dengan ekornya.
Testis juga memiliki tanggung jawab lain, yakni menciptakan hormon testosteron. Hormon ini ialah hormon yang sungguh bertanggung jawab atas pergeseran anak lelaki menjadi dewasa.
Membuat bunyi lelaki menjadi besar dan berat, dan banyak sekali pergeseran lain yang memamerkan bahwa seorang anak sudah beranjak dewasa.
2. Skrotum
Skrotum yakni kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi selaku tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat.
Skrotum mengandung otot polos yang mengontrol jarak testis ke dinding perut. Dalam melakukan fungsinya, skrotum sanggup merubah ukurannya.
Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih akrab dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat.
Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membengkak dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas sanggup dikeluarkan.
3. Vas deferens
Vas deferens yakni suatu tabung terbuat dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra.
Vas deferens berfungsi selaku tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan lewat penis. Saluran ini bermuara dari epididimis.
Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi untuk memuat sperma yang dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
Epididimis yakni saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini memiliki bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seumpama topi. Epididimis berfungsi selaku tempat pematangan sperma.
5. Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi selaku penampung spermatozoa dari testis.
6. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat selaku penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.
7. Uretra
Uretra ialah saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi menenteng sperma dan urine ke luar tubuh.
8. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yakni batang dan kepala penis. Pada kepingan kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium.
Kulit ini diambil secara operatif dikala melaksanakan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot.
Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi kalau penis ereksi ukurannya nyaris sama. Kemampuan ereksi sungguh berperan dalam fungsi reproduksi.
Pada kepingan dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis selaku alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), biasanya organ kelamin lelaki sudah bisa menciptakan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma insan memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat kurang
lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma sanggup bergerak aktif lantaran memiliki flagela (ekor).
Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya dibilang bahwa sperma dihasilkan oleh testis.
Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium.
Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menciptakan spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di bawah).
Spermatogonium ini kemudian membengkak membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menciptakan dua spermatosit sekunder yang haploid.
Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk menciptakan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.
Organ Reproduksi Wanita
Organ Reproduksi Wanita (Megan Smith) |
Saat dilahirkan seorang anak perempuan sudah memiliki alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya.
Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya dikala seorang perempuan sudah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi perempuan juga berisikan alat kelamin dalam dan alat kelamin luar.
Alat kelamin kepingan luar berisikan lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin kepingan dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
1. Vulva
Vulva ialah wilayah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, wilayah ujung luar vagina, dan saluran kemih.
Mons pubis yakni gundukan jaringan lemak yang terdapat di kepingan bawah perut. Daerah ini sanggup dipahami dengan mudah lantaran tertutup oleh rambut pubis.
Rambut ini akan berkembang dikala seorang gadis beranjak dewasa. Labia yakni lipatan berupa seumpama bibir yang terletak di dasar mons pubis.
Labia berisikan dua bibir, yakni bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, ialah bibir yang tebal dan besar.
Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, ialah bibir tipis yang mempertahankan susukan ke vagina. Klitoris terletak pada konferensi antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis.
Ukurannya sungguh kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sungguh sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.
2. Vagina
Vagina yakni saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan selsai pada rahim. Vagina dilalui darah pada dikala menstruasi dan ialah jalan lahir.
Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sungguh hebat, terbukti pada dikala melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada kepingan ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh suatu selaput tipis yang dipahami dengan perumpamaan selaput dara.
Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek pada dikala bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
3. Serviks
Serviks disebut juga dengan lisan rahim. Serviks ada pada kepingan terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga bermitra dengan kepingan vagina.
Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin.
Hal ini menolong spermatozoa untuk meraih uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka dikala proses persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita. Rahim berperan besar dikala menstruasi hingga melahirkan.
Bentuk rahim seumpama buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Tetapi dikala hamil bisa membengkak dan beratnya meraih 1000 gram. Rahim berfungsi selaku tempat untuk kemajuan embrio menjadi janin.
Dinding rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
- Lapisan parametrium, ialah lapisan paling luar dan yang bermitra dengan rongga perut.
- Lapisan miometrium ialah lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi).
- Lapisan endometrium ialah lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
5. Ovarium
Ovarium menciptakan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di sebelah kiri dan kanan rongga perut kepingan bawah.
Ovarium sukses memproduksi sel telur kalau perempuan sudah remaja dan mengalami siklus menstruasi.
Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yakni pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum.
6. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur yakni sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium lewat fimbria.
Ujung yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung lainnya ialah ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berupa seumpama umbai dan bergerak bebas.
Ujung ini disebut fimbria dan memiliki kegunaan untuk menangkap sel telur dikala dilepaskan oleh ovarium.
Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis
Oogenesis yakni proses pembentukan sel kelamin betina (sel telur atau ovum) pada binatang dan manusia.
Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Sel telur atau ovum meningkat dari sel induk telur atau oogonium yang diploid.
Proses oogenesis dimulai dari pembelahan oogonium (2n) secara mitosis membentuk oosit primer (2n). Oosit primer kemudian mengalami pembelahan secara meiosis I menjadi oosit sekunder (besar) dan tubuh polar I (kecil) yang masing-masing bersifat haploid (n).
Oosit sekunder dan tubuh polar mengalami pembelahan meisosis II. Oosit sekunder menjadi satu ootid (n) dan satu tubuh polar (n), dari tubuh polar (n) akan membelah menjadi dua sel tubuh polar (n).
Secara keseluruhan dari satu sel oogonium (2n), menciptakan 1 ootid (n) dan 3 tubuh polar (n).
Selanjutnya, ootid akan mengalami pematangan menjadi sel telur (ovum). Apabila pada sel telur yang diovulasikan mengalami fertilisasi maka akan meningkat menjadi embrio.
Namun, apabila sel telur tidak mengalami fertilisasi maka sel telur akan berkembang serentak dengan dinding rahim dan terjadi proses menstruasi.
Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi yakni proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma.
Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang sudah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim berkembang menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada dikala zigot tiba dan melekat tidak terjadi gangguan.
Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio meningkat selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah terlihat pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang seumpama dengan bayi, mulai terlihat tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seumpama bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin sudah meraih 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio menerima nutrisi dari induknya lewat plasenta. Plasenta memiliki kegunaan selaku berikut.
- Menyalurkan zat masakan dari induk ke embrio.
- Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
- Melindungi janin dari banyak sekali zat racun atau kuman penyakit.
Siklus Menstruasi
Siklus Menstruasi (siswapedia.com) |
Menstruasi terjadi apabila sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Menstruasi (haid) yakni meluruhnya jaringan dinding rahim yang sudah menebal dan mengandung pembuluh darah.
Peristiwa tersebut berulang dalam siklus setiap 28 hari. Luruhnya dinding rahim tersebut ditandai dengan keluarnya darah lewat vagina. Berikut ini yakni fase-fase dalam siklus menstruasi.
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi kalau ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan buatan hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang dibarengi robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan.
Fase menstruasi ini berjalan kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH.
FSH akronim dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa.
Lendir ini berfungsi untuk menetralkan situasi asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghalangi pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH.
LH akronim dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, tragedi ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berjalan selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini senantiasa sama yakni 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel de Graaf (folikel matang) yang sudah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen tetapi tidak sebanyak ketika berupa folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta merencanakan endometrium untuk menerima pelekatan embrio kalau terjadi pembuahan atau kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan bermetamorfosis korpus albikan yang cuma sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Gangguan Sistem Reproduksi (halodoc.cm) |
Sistem reproduksi sanggup mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini sanggup menyebabkan pasangan usia subur sukar menerima keturunan.
Oleh lantaran itu, kau mesti senantiasa mempertahankan kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak sanggup menerima keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang berhubungan dengan tata cara reproduksi yakni selaku berikut.
1. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh.
Penularannya sanggup terjadi lewat hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil terhadap anaknya.
Tubuh yang terjangkit virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh banyak sekali jenis penyakit yang sanggup memunculkan kematian. Infeksi HIV mulanya tidak menampakkan tanda-tanda sakit.
Pada tahap selanjutnya timbul tanda-tanda flu berulang seumpama lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan menghancurkan tata cara kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih.
Seseorang yang mengidap AIDS tidak sanggup melindungi dirinya dari segala jenis bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terjangkit banyak sekali penyakit.
Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV terlihat seumpama orang yang sehat dan tidak memamerkan gejala-gejala tertentu. Fase ini sanggup terjadi selama 5 – 7 tahun, tergantung dari kekebalan tubuh si penderita.
Pada tahap selanjutnya, akan timbul tanda-tanda permulaan seumpama hilangnya selera makan, tubuh terasa lemas, dan tubuh berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
Kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami diare terus menerus, serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berjalan 6 bulan hingga 2 tahun.
Tahap terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sungguh berkurang.
Pada tahap ini biasanya penderita mudah terjangkit penyakit TBC, pneumonia, herpes, gangguan saraf, dan sebagainya.
Kejadian ini berjalan selama 3-6 bulan. Untuk mengenali apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, mesti dijalankan investigasi laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T pada darahnya.
Sebagian besar orang tertular HIV lantaran hubungan seksual. Virus HIV sanggup menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang memakai jarum suntik dan semprotan yang sudah tercemar oleh virus HIV.
Penularan HIV juga bisa lewat transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS sanggup menularkan virus HIV pada janinnya.
Penularan HIV sungguh cepat sekali, seumpama di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna narkoba kian banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi.
Untuk itulah, kita mesti menyikapi dengan serius dan sebisa mungkin menangkal penyebaran virus ini. Obat penyakit AIDS belum didapatkan hingga dikala ini.
Satu-satunya jalan agar terhindar dari penyakit ini yakni memajukan kepercayaan dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS sanggup juga dicegah dengan cara selaku berikut.
- Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
- Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
- Mengadakan investigasi laboratorium terhadap orang yang hendak mendonorkan darahnya.
- Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh basil Troponema pallidum.
Penularan sanggup terjadi lewat hubungan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala mulanya timbul bisul pada kepingan penis lelaki atau di rahim perempuan. Bisul ini
tidak menyebabkan rasa sakit dan sanggup sembuh dengan sendirinya.
Gejala selanjutnya timbul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh tetapi tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga sanggup hilang dengan sendirinya.
Pada infeksi tingkat lanjut, timbul tanda-tanda berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan sanggup menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini sanggup dilarang dengan pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh infeksi basil Neisseiria gonokokus dan sanggup menular lewat hubungan seksual.
Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya yakni terasa sakit dikala buang air dan keluar nanah dari uretra.
Pada penderita wanita, timbul tanda-tanda keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin.
Namun banyak perempuan yang tidak mengobrol adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut hingga terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) sanggup menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi.
Bayi yang lahir dari penderita gonore sanggup mengalami kebutaan kalau tidak secepatnya menerima pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada lelaki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga membuat infeksi pada testis.
5. Herpes (dhab)
Luka pada vagina atau penis. Ini sungguh membahayakan jantung dan otak, lewat ibu yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala yang timbul yakni luka pada vagina atau penis seumpama bercak-bercak yang menyerang pada alat kelamin insan Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan akrab anus.
Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini sanggup diakibatkan lantaran kebersihan vagina, lisan dan anus tidak terjaga.
Daftar Pustaka
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
0 Komentar untuk "Bab Metode Reproduksi Manusia"