Berikut ini merupakan beberapa teori-teori kekerasan:
Teori Faktor Individual
Menurut teori ini, setiap sikap kelompok, tergolong kekerasan, huru-hara, dan terorisme senantiasa berawal dari sikap individual (perorangan).
Teori ini menerangkan bahwa sikap kekerasan yang dilaksanakan oleh individu merupakan agresivitas yang dilaksanakan oleh individu secara sendirian baik secara impulsif maupun dijadwalkan , maupun sikap kekerasan yang dilaksanakan bareng orang lain.
Penyebab dari sikap kekerasan ini, dipengaruhi oleh dua faktor, yakni aspek langsung dan aspek sosial. Adapun aspek langsung termasuk kelainan jiwa (psikopat, psikoneurosis, putus asa yang kronis) dan pengaruh obat bius.
Sementara itu pertentangan yang bersifat sosial menyerupai pertentangan rumah tangga, aspek teritorial, aspek budaya, dan aspek media massa.
Teori Faktor Kelompok
Munculnya teori aspek golongan ini disebabkan lantaran banyak para luar biasa yang kurang sepakat dengan pernyataan teori aspek individual.
Hal ini lantaran mereka menatap bahwa pertentangan sosial terjadi lantaran adanya golongan sosial di mana tiap-tiap golongan tersebut mempunyai identitas kelompok.
Adapun identitas golongan yang sering dijadikan selaku argumentasi pemicu kerusuhan, yakni identitas rasial atau etnik.
Contohnya pada di saat pertarungan sepak bola kadang-kadang rampung dengan adanya kekerasan yang dilaksanakan oleh para suporter. Munculnya pertentangan para suporter tersebut digerakan oleh adanya perbedaan etnik atau rasial.
Teori Individual
Teori ini menerangkan bahwa kekerasan atau kerusuhan yang terjadi secara massal di wilayah lazim serta melibatkan orang banyak intinya dilaksanakan oleh orang-orang tertentu saja. Artinya tidak siapa pun terlibat dan tergolong dalam pelaku kerusuhan.
Teori Ideologi
Menurut teori ini, kekerasan sungguh dipengaruhi oleh ideologi. Kekerasan yang sungguh besar pengaruhnya mungkin saja dilaksanakan oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai ideologi yang berbeda.
Hubungan kelompok-kelompok kecil dengan penduduk luas tergantung pada penyaluran pandangan-pandangan politik dalam masyarakat, yakni dengan adanya wadah-wadah organisasi untuk menyalurkan pandangan-pandangan tersebut.
Jika kelompok-kelompok kecil yang berlawanan persepsi merasa tidak ada wadah untuk menyalurkan tugas sertanya dalam golongan yang lebih luas, maka akan mempunyai potensi terjadi tindak kekerasan atau kekacauan yang banyak membuat kerugian
Teori Lingkungan Sosial
Menurut teori ini, hal yang paling penting di saat terjadi kekerasan merupakan keadaan lingkungan sosial wilayah kerusuhan itu terjadi.
Misalnya, di suatu sekolah, kenakalan atau bahkan kekerasan yang dilaksanakan oleh siswa bukan tergantung pada kesanggupan para guru dan pegawanegeri keselamatan sekolah mempertahankan ketertiban sekolah, tetapi pada administrasi atau pengelolaan sekolah.
Jika administrasi sekolah bisa menghambat gangguan, baik kepada siswa maupun para guru dan staf, serendah mungkin kemungkinan timbulnya kekerasan atau kekacauan akan kian kecil juga.
Teori Dinamika Kelompok
Menurut teori dinamika kelompok, kekerasan yang timbul dalam penduduk disebabkan oleh kehilangan rasa mempunyai dalam golongan atau masyarakat.
Artinya, perubahan-perubahan sosial dalam penduduk terjadi begitu cepat sehingga tidak dapat ditanggap dengan sepadan oleh metode sosial dan nilai masyarakatnya.
Teori dinamika golongan ini dibagi menjadi dua teori yakni teori deprivasi relatif dan teori kerusuhan massa.
0 Komentar untuk "6 Teori-Teori Kekerasan Yaitu"