Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Potensi dan peluang yang dimiliki oleh seseorang memang berbeda-beda. Ada sebagian orang yang berpeluang tetapi tidak pernah mendapatkan peluang untuk maju.
Ada sebagian orang yang memiliki peluang yang sungguh luas untuk maju sehingga mendapatkan keberhasilan dalam bidang ekonomi.
Dalam kehidupan sehari-hari sanggup diamati bahwa pencapaian, penguasaan, dan kepemilikan seseorang dalam bidang ekonomi sungguh bervariasi.
Variasi inilah yang sudah menimbulkan kelas-kelas ekonomi (economic classes) tertentu dalam kehidupan masyarakat.
Tolak ukur kelas ekonomi (economis classes) merupakan seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan dan/atau kekayaan.
Secara garis besar terdapat 3 (tiga) lapisan penduduk dipandang dari sudut ekonomi, yaitu: kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).
Masyarakat kelas atas (upper class ) merupakan golongan orang kaya yang diliputi dengan kemewahan.
Masyarakat kelas menengah (middle class) merupakan golongan orang yang berkecukupan, yakni mereka yang berkecukupan dalam hal keperluan sandang, pangan, dan papan.
Sedangkan penduduk kelas bawah (lower class) merupakan sekelompok orang miskin yang sering mengalami kesusahan dalam pemenuhan keperluan sandang, pangan, dan papan.
Status sosial menurut tolok ukur ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti, siapapun penduduknya sanggup menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah, tergantung dari kesanggupan orang tersebut dalam melakukan pekerjaan dan mendapatkan kekayaan.
Orang kaya sewaktu-waktu sanggup mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin.
Sebaliknya, tidak tidak mungkin orang miskin sanggup merubah nasibnya menjadi orang kaya asal bersedia bersusah payah dan hidup hemat.
Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial menurut tolok ukur sosial merupakan pengelompokan anggota masyar- akat menurut status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat.
Status sosial merupakan kedudukan seseorang dalam suatu contoh soaial (hubungan sosial) tertentu.
Seperti yang diketahui, bahwa lazimnya seseorang tidak hanya memiliki satu contoh sosial (hubungan sosial), melainkan beberapa contoh sosial (hubungan sosial).
Oleh alasannya merupakan itu, lazimnya seseorang memiliki lebih dari satu kedudukan (status sosial).
Bisa saja Si A berkedudukan selaku pimpinan parpol yang sekaligus berkedudukan selaku pejabat negara, pembina olah raga, dan sebagainya.
Sehubungan dengan status sosial, Robert M.Z. Lawang mengemukakan dua pengertian, yakni ditinjau dari sudut objektif dan subjektif.
Secara objektif, status sosial merupakan suatu tatanan hak dan keharusan yang secara hierarkis terdapat dalam suatu struktur formal suatu organisasi.
Sebagai misal, seorang pimpinan partai politik akan memiliki hak dan sekaligus keharusan tertentu yang menempel pada status tersebut.
Sedangkan secara subjektif, status sosial merupakan hasil analisa orang lain kepada diri seseorang yang terkait dengan siapa seseorang tersebut berhubungan.
Dalam kaitan ini, secara subjektif seseorang bisa saja memamerkan analisa kepada orang lain, apakah lebih tinggi atau lebih rendah statusnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
Status sosial yang menurut tolok ukur politik merupakan penggolongan anggota penduduk menurut tingkat kekuasaan yang dimiliki.
Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka kian tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kekuasaan?
Pada dasarnya kekuasaan merupakan kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi pihak lain mudah-mudahan menuruti segala kehendak dan kemauannya.
Dengan demikian terdapat dua kutub dalam kekuasaan, yakni yang menguasai dengan yang dikuasai.
Antara yang menguasai dengan yang dikuasai terdapat batasan yang tegas yang menyebabkan stratifikasi kekuasaan atau piramida kekuasaan.
Bentuk-bentuk kekuasaan berisikan bermacam-macam, akan tetapi terdapat satu contoh lazim yakni metode sistem kekuasaan senantiasa beradaptasi dengan adat-istiadat dan contoh sikap yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hubungan ini Mac Iver mengemukakan tiga contoh lazim metode stratifikasi kekuasaan, yakni tipe kasta, tipe oligarkhis, dan tipe demokratis.
Pola stratifikasi kekuasaan tipe kasta memiliki garis pemisah yang sungguh tegas dan sulit ditembus.
Pola stratifikasi kekuasaan tipe kasta ini sanggup diamati pada metode kekuasaan yang terdapat pada kerajaan-kerajaan.
Pola stratifikasi kekuasaan tipe oligarkhis juga menggambarkan adanya garis pemisah yang tegas antara tiap-tiap lapisan, akan tetapi diferensiasi antara tiap-tiap stratifikasi tersebut tidak terlampau kaku.
Artinya, lapisan bawah dari metode kekuasaan ini masih bisa berupaya untuk meraih lapisan di atasnya.
Pola stratifikasi kekuasaan tipe demokratis ditandai dengan garis pemisah antara tiap-tiap lapisan kekuasaan yang dapat berubah-ubah.
Setiap orang berkesempatan untuk mendapatkan kekuasaan tertentu sesuai dengan usaha, kemampuan, dan mungkin juga keberuntungan.
0 Komentar untuk "Sebutkan Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial"