Penjelasan Dan Tanya Jawab Terkait Asesmen Nasional Tahun 2021

Sahabat Edukasi yang berbahagia… Tanya jawab lengkap terkait Asesmen Nasional (AN) Tahun 2021 dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diterbitkan pada bulan November 2020 ini, selaku berikut:

1. TUJUAN

Apa itu Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional yakni jadwal penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan jadwal kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai menurut hasil berguru murid yang fundamental (literasi, numerasi, dan karakter) serta mutu proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Mengapa perlu ada Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk memajukan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menciptakan keterangan akurat untuk memperbaiki mutu belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan memajukan hasil berguru murid.

Asesmen Nasional menciptakan keterangan untuk memantau:

(a)  perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan

(b) kesenjangan antar belahan di dalam metode pendidikan (misalnya di satuan pendidikan:antara golongan sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar golongan menurut atribut tertentu).

Asesmen Nasional berniat untuk menampilkan apa yang sebaiknya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan huruf murid. Asesmen Nasional juga memberi citra wacana karakteristik esensial suatu sekolah yang efektif untuk meraih tujuan utama tersebut.

Hal ini dikehendaki sanggup mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Asesmen Informasi Kualitas pembelajaran Hasil berguru murid

Apakah Asesmen Nasional menegaskan kelulusan akseptor didik?

Tidak, Asesmen Nasional tidak menegaskan kelulusan. Asesmen Nasional diberikan terhadap murid bukan di simpulan jenjang satuan pendidikan. Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menganggap akseptor didik yang menjadi akseptor asesmen. Hasil Asesmen Nasional tidak akan menampung skor atau nilai akseptor didik secara individual. Seperti diterangkan sebelumnya, hasil Asesmen Nasional dikehendaki menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak terkait dengan kelulusan akseptor didik. Penilaian untuk kelulusan akseptor didik ialah kewenangan pendidik dan satuan pendidikan.

Siapa yang menjadi akseptor Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional akan disertai oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, tergolong satuan pendidikan kesetaraan. Pada tiap satuan pendidikan, asesmen akan dilakukan Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan disertai oleh sebagian akseptor didik kelas V, VIII, dan XI yang diseleksi secara acak oleh Pemerintah. Untuk pendidikan kesetaraan, akseptor Asesmen Nasional yakni akseptor didik yang pada simpulan jenjang, yakni kelas VI (program Paket A/Ula), kelas IX (Program Paket B/Wustha), kelas XII (program Paket C/ Ulya) yang sudah menyanggupi syarat. Asesmen Nasional juga akan disertai oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari akseptor didik, guru, dan kepala sekolah dikehendaki memberi keterangan yang lengkap wacana mutu proses dan hasil berguru di setiap satuan pendidikan.

Mengapa Asesmen Nasional cuma disertai oleh sebagian murid?

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menegaskan kelulusan menganggap prestasi murid selaku seorang individu. Evaluasi hasil berguru setiap individu murid menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah lewat Asesmen Nasional melaksanakan penilaian sistem.

Asesmen Nasional ialah cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan metode pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua murid perlu menjadi akseptor dalam Asesmen Nasional. Yang dikehendaki yakni keterangan dari sampel yang mewakili populasi murid di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi sasaran dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel yakni murid kelas V, VIII dan XI?

Hasil Asesmen Nasional dikehendaki menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan mudah-mudahan murid yang menjadi akseptor Asesmen Nasional sanggup mencicipi perbaikan pembelajaran di saat mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret efek dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI sudah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah sanggup dibilang sudah berkontribusi pada hasil berguru yang diukur dalam Asesmen Nasional.

Apakah Asesmen Nasional mengambil alih UN?

Asesmen Nasional tidak mengambil alih tugas UN dalam menganalisa prestasi atau hasil berguru murid secara individual. Namun Asesmen Nasional mengambil alih tugas UN selaku sumber keterangan untuk memetakan dan menganalisa mutu metode pendidikan. Sebagai alat untuk menganalisa mutu sistem, Asesmen Nasional akan menciptakan potret yang lebih utuh wacana mutu hasil berguru serta proses pembelajaran di sekolah. Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan balik yang mempunyai faedah bagi sekolah dan Dinas Pendidikan dalam proses penilaian diri dan penyusunan rencana program.

Mengapa yang diukur yakni literasi dan numerasi?

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yakni Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya diseleksi alasannya ialah kesanggupan atau kompetensi yang fundamental dan dikehendaki oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Literasi dan numerasi juga ialah kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Kemampuan membaca yang diukur lewat AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak cuma lewat pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur lewat AKM Numerasi juga sebaiknya dikembangkan lewat banyak sekali pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berkonsentrasi pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis.

Mengapa Asesmen Nasional juga mengukur huruf murid?

Asesmen Nasional berniat tidak cuma memotret hasil berguru kognitif murid tetapi juga memotret hasil berguru sosial emosional. Asesmen nasional dikehendaki sanggup memotret sikap, nilai, keyakinan, serta sikap yang sanggup memprediksi langkah-langkah dan kinerja murid di banyak sekali konteks yang relevan. Hal ini penting untuk menyodorkan pesan bahwa proses belajar-mengajar mesti menyebarkan potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif.

Bagaimana kaitan antara Asesmen Nasional dengan kurikulum?

Asesmen Nasional mengukur kompetensi fundamental (general capabilities) yang sanggup dipraktekkan secara luas dalam segala situasi. Kompetensi fundamental ini perlu dipelajari oleh semua murid dan sekolah, sehingga dibangun lewat pembelajaran beraneka ragam bahan kurikulum lintas mata pelajaran.

Target asesmen yang sekedar mengukur penguasaan murid akan konten atau bahan kurikulum menjadi tidak berhubungan alasannya di masa keterangan di saat ini, wawasan faktual kian gampang diperoleh dan diakses oleh nyaris setiap orang. Sekedar mengenali menjadi tidak cukup dan kurang relevan.

Asesmen Nasional berkonsentrasi mengukur pada kesanggupan murid untuk menggunakan dan menganalisa wawasan yang diperoleh dari beraneka ragam bahan kurikulum untuk merumuskan serta menyelesaikan masalah. Asesmen Nasional memindah konsentrasi dari keluasan wawasan menuju kedalaman kompetensi dari kurikulum.

Apa tugas Asesmen Nasional dalam pendidikan jalur non-formal?

Seperti pada pendidikan formal, Asesmen Nasional pada pendidikan jalur non-formal, berfungsi untuk memetakan dan menganalisa mutu pendidikan. Namun, disamping itu Asesmen Nasional, khsususnya AKM berfungsi selaku cobaan penyetaraan. Seperti sudah disampaikan pada halaman 6, akseptor Asemen Nasional pada pendidikan kesetaraan yakni akseptor didik yang berada pada tahap simpulan jadwal belajarnya, yakni kelas VI, kelas IX, dan kelas XII. Peserta Asesmen Nasional pendidikan jalur non-formal yakni akseptor didik yang menyanggupi syarat dan mendaftarkan diri untuk cobaan kesetaraan. Hasil cobaan kesetaraan tersebut sekaligus digunakan selaku Rapor satuan pendidikan kesetaraan.

2. INSTRUMEN

2.1 AKM VS UN

Apa perbedaan AKM dengan UN?

Perbedaan instrumen AKM dengan UN diterangkan pada tabel berikut:

2.2 Instrumen Asesmen Nasional: AKM, Survei Karakter, Survei Lingkungan Belajar

Instrumen apa saja yang hendak digunakan dalam Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional berisikan tiga instrumen, yaitu:

(a)  Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasimembaca dan literasi matematika (numerasi) murid.

(b) Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaanyang merefleksikan huruf murid;.

(c) Survei Lingkungan Belajar yang mengukur mutu banyak sekali faktor input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Apakah yang dimaksud dengan minimum pada AKM?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur literasimembaca dan numerasi matematika murid.

Pengertian minimum untuk menampilkan literasi membaca dan numerasimerupakan kompetensi yang setidak-tidaknya mesti dimiliki untukseseorang sanggup berfungsi secara produktif dalam kehidupan. Kontenyang diukur bersifat esensial serta berkesinambungan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan.

Apa perbedaan AKM dan Survei Karakter?

AKM mengukur hasil berguru kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. Sementara Survei Karakter mengukur hasil berguru emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan bertingkah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, Ber-kebhinekaan Global, Gotong-royong, Bernalar kritis, Mandiri, dan Kreatif.

Apakah instrumen Survei Lingkungan sama untuk murid dan untuk guru?

Tidak. Meskipun Survei Lingkungan Belajar menggali keterangan perihal mutu proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, tetapi pertanyaan akan diadaptasi dengan perspektif respondennya.

Terdapat banyak sekali macam literasi, misalnya membaca, sains, digital, dan keuangan. Apakah AKM meliputi semua literasi tersebut?

Tidak. AKM tahun 2021 cuma meliputi literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Apa sajakah komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur di AKM?

Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM sanggup ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. denah berikut menerangkan rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.

2.3. Soal dan Kisi-kisi

Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional?

Bentuk soal Asesmen Nasional berisikan pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

a.   Pilihan ganda, murid cuma sanggup menegaskan satu balasan benar dalam satu soal.

b.   Pilihan Ganda Kompleks, murid sanggup menegaskan lebih dari satu balasan benar dalam satu soal.

c.   Menjodohkan, murid menjawab dengan dengan cara menawan garis dari satu titik ke titik yang lain yang ialah pasangan pertanyaan dengan jawabannya.

d.   Isian singkat,murid sanggup menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau balasan niscaya lainnya.

e.   Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menerangkan jawabannya.

Berapa banyak soal yang hendak dijalankan murid di saat AKM?

Murid kelas V akan melaksanakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas VIII dan XI akan melaksanakan 36 soal.

Apakah murid mendapatkan soal setara dengan murid lainnya?

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akanmenempuh soal yang cocok dengan kesanggupan murid itu sendiri.

Apakah soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah menyerupai soal UN pembagian porsinya?

Tidak. AKM mengukur kompetensi fundamental yang perlu dipelajari semua murid tanpa membedakan peminatannya. Oleh alasannya itu seluruh murid akan memperoleh soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beraneka ragam bahan kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM .

Apakah ada contoh-contoh soal latihan AKM yang ditawarkan secara khusus?

Ya. Pusmenjar menawarkan rujukan soal AKM pada laman:

Adakah semacam kisi-kisi untuk mengikuti asesmen nasional? Kapan dan di mana kami sanggup memperolehnya?

Tidak ada kisi-kisi. AKM disusun menurut indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil berguru yang bersifat kontinum. Pusmenjar menawarkan rujukan soal AKM untuk setiap indikator kompetensi pada laman:

2.4. Perangkat dan Kesiapan Infrastruktur

Apa saja perangkat yang sanggup digunakan untuk Tes ini?

a.   Komputer Client Memory 2 GB, Resolusi 1024 x 720, Windows 7 ke atas, ChromeOS, Bandwith 12 Mbps untuk 15 client

b.   Tersedia jaringan internet (offline/online)

c.   Operator teknis

Apakah pemerintah sudah menawarkan fasilitas dan prasarana untuk mendukung terselenggaranya AKM?

Sarana prasarana sanggup disiapkan oleh sekolah salah satunya lewat sumbangan pemerintah. Cara yang lain yakni menumpang di sekolah terdekat atau meminjam komputer dari orangtua, instansi lain, atau pihak lainnya.

3. PELAKSANAAN

3.1. Peserta

Siapa saja yang mesti mengikuti Asesmen Nasional?

Peserta Asesmen Nasional yakni seluruh satuan pendidikan yang terdiri atas: kepala sekolah, seluruh guru, dan murid yang diseleksi secara acak dengan stratifikasi sosial ekonomi oleh Kemdikbud. Jenjang SD/

MI, kelas V optimal 30 murid, jenjang SMP/MTS kelas VIII, SMA/MA, Sekolah Menengah kejuruan kelas IX optimal 45 murid setiap satuan pendidikan.

Siswa yang memiliki halangan intelektual atau halangan yang lain sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakan asesmen secara mandiri/tanpa bantuan, tidak mengikuti Asesmen Nasional, misalnya siswa pada SLB A, SLB C, dan SLB G. Bila siswa pada SLB yang lain juga mengalami halangan untuk pelaksanaan secara berdikari juga tidak diikutkan selaku akseptor Asesmen Nasional. Namun guru dan kepala sekolah pada sekolah-sekolah tersebut tetap mengikuti Asesmen Nasional, utamanya selaku akseptor survei lingkungan belajar.

Siapa saja yang mengikuti AKM?

Peserta AKM yakni semua murid yang menjadi responden Asesmen Nasional. Guru maupun kepala sekolah TIDAK melaksanakan AKM.

Apakah Asesmen Nasional wajib disertai oleh seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia?

Ya, Asesmen Nasional dilaksanakan di seluruh sekolah, madrasah dan satuan pendidikan kesetaraan di wilayah Indonesia.

Bolehkah SMP/MTs, SMA/MA, Sekolah Menengah kejuruan yang jumlah muridnya kurang dari 45 tidak ikut Asesmen Nasional?

Tidak. Semua satuan pendidikan wajib mengikuti Asesmen Nasional. Jika jumlah murid kurang dari 45, maka semua murid akan menjadi responden. Begitu pula dengan satuan pendidikan di jenjang SD/MI, bila jumlah murid kurang dari 30, maka semua murid akan menjadi responden.

Bagaimana penentuan murid yang mengikuti Asesmen Nasional?

Murid akan diseleksi secara acak oleh Kemdikbud dengan memikirkan faktor sosial ekonomi. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengubah sampel murid alasannya sanggup memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.

Berapa persen batas minimal, banyaknya guru yang mengikuti Asesmen Nasional?

Tidak ada batas minimal. Target responden Asesmen Nasional yakni semua guru baik status kepegawaian tetap maupun pegawai lepas/honorer. Tujuan Survei Lingkungan Belajar yakni menggali keterangan yang sanggup merefleksikan keadaan sekolah sesungguhnya. Sehingga tingkat partisipasi yang tinggi dikehendaki bisa menampilkan cerminan yang lebih baik.

Bolehkah murid kelas IX ikut mendaftar AKM untuk menguji kesanggupan literasi?

Tidak boleh. Responden AKM diseleksi secara acak oleh Kemdikbud untuk sasaran sasaran kelas V, kelas VIII, dan kelas XI.

3.2. Waktu Pelaksanaan

Kapan AKM akan dilaksanakan?

Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk siswa kelas VIII jenjang SMP/MTs, serta kelas IX jenjang SMA/MA, dan Sekolah Menengah kejuruan pada simpulan Maret- Pertengahan April 2021; untuk siswa kelas V jenjang SD/MI direncankan pada bulan Agustus 2021.

Berapa usang waktu pelaksanaan Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional terdiri atas: (1) AKM, (2) Survei Karakter, dan (3) Survei Lingkungan Belajar. Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk murid akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi Membaca dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar.

Alokasi waktu sesi asesmen maupun survei berlawanan untuk murid kelas V dengan murid kelas VIII serta XI. Alokasi waktu asesmen sanggup dilihat pada tabel berikut:

Pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar untuk kepala sekolah dan guru lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu melengkapi semua pertanyaan selama pelaksanaan Asesmen Nasional di sekolah yang bersangkutan (2-4 hari). Pengerjaan angket oleh kepala sekolah maupun guru dilakukan secara daring tanpa pengawasan.

3.3. Teknis Pelaksanaan

SOSIALISASI DAN UJI COBA

Apakah akan diadakan uji coba AKM dan Survei Karakter serta kapan pelaksanaannya?

Uji coba akan dilaksanakan satu bulan sebelum pelaksanaan AKM lewat prosedur gladi bersih. Uji coba ini berniat untuk menegaskan aplikasi sanggup berlangsung dengan tanpa hambatan serta prosedur pelaksanaan Asesmen Nasional diketahui oleh setiap pihak yang terlibat.

Selain uji coba, Kemdikbud menyelenggarakan simulasi AKM untuk mengenalkan versi soal AKM dan memberi potensi terhadap murid untuk familiar dengan aplikasi serta ragam soal AKM.

TEKNIS PELAKSANAAN

Bagaimana teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, apakah sama menyerupai UNBK semi daring?

Terdapat sejumlah modifikasi pada teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, menyerupai bentuk soal, maupun metode adaptif. Namun secara lazim tenaga teknis yang dapat melaksanakan UNBK semi daring akan gampang mempelajari metode pelaksanaan Asesmen Nasional.

Bagaimana hukum pelaksanaan di sekolah? (pengawasan, pendanaan, pengaturan akseptor setiap ruang)

Aturan pelaksanaan di sekolah akan dituangkan lebih rincian di dalam Prosedur Operasional Standar (POS) Asesmen Nasional.

Bagaimana bila terdapat guru yang tidak mengikuti Survei Lingkungan Belajar?

Kemdikbud menampilkan alokasi waktu antara 2-4 hari selama pelaksanaan Asesmen Nasional di sekolah untuk guru dan kepala sekolah mengisi Survei Lingkungan Belajar. Diharapkan dalam deadline tersebut semua guru akan berpartisipasi. Partisipasi setiap guru di dalam Survei Lingkungan Belajar akan mensugesti akurasi citra lazim iklim berguru dan iklim satuan pendidikan.

Apakah pelaksanaan AKM sanggup dilakukan lebih dari satu sesi? berapakah jumlah sesi yang diijinkan setiap harinya?

Setiap sesi membutuhkan waktu optimal 140 menit untuk jenjang SD sederajat dan 165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat. Oleh alasannya itu, dalam satu hari sanggup diselenggarakan 3 sesi tes. Pembagian waktu setiap sesi digambarkan pada tabel berikut:

Bisakah guru melaksanakan Asesmen Nasional (Survei Lingkungan Belajar) dari rumah?

Ya. Pengisian Survei Lingkungan Belajar secara daring sanggup dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat kanal internet.

Apakah tahapan yang dilakukan sekolah untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UNBK?

Tidak. Meskipun sebagian besar tahapan sama, tetapi proses pendataan di Asesmen Nasional berlawanan dengan UNBK alasannya ada penyeleksian murid serta pendataan responden guru.

Pada di saat UNBK ada sekolah yang bergabung dengan sekolah lain, apakah Asesmen Nasional juga sanggup menerapkan hal yang sama?

Ketika pelaksanaan Asesmen Nasional, sekolah sanggup menginduk ke sekolah lain yang keadaan infrastrukturnya lebih memadai. Namun pelaporan hasil akan tetap dipisahkan untuk masing-masing satuan pendidikan.

Apakah antisipasi untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UN, menyerupai adanya proktor, teknisi, dsb?

Ya. Sistem aplikasi Asesmen Nasional mengadopsi metode UNBK dengan modifikasi. Modifikasi meliputi ragam format soal tidak cuma pilihan ganda dan isian, tetapi disertakan format pilihan ganda kompleks, menjodohkan, serta uraian. Selain itu, pada AKM soal-soal yang dihidangkan akan adaptif terhadap kesanggupan murid dalam menjawab soal-soal sebelumnya. Proktor dan teknisi berperan penting dalam menegaskan keberfungsian infrastruktur sekolah, setup aplikasi serta bantuan teknis selama pelaksanaan Asesmen Nasional.

Bagaimana pihak sekolah/madrasah merencanakan murid untuk menghadapi AKM?

AKM mengukur kompetensi kecakapan hidup yang ialah hasil berguru murid lintas beraneka ragam mata pelajaran. Oleh alasannya itu, kesuksesan di AKM tidak lewat proses drilling soal-soal. Satuan pendidikan dikehendaki merealisasikan proses pembelajaran yang mendorong terbangunnya kompetensi serta huruf murid.

Untuk mengenalkan murid pada beraneka ragam format soal AKM serta aplikasi AKM, Kemdikbud akan menyelenggarakan simulasi serta gladi bersih. Satuan pendidikan dikehendaki aktif mengikuti simulasi dan gladi higienis selaku upaya merencanakan murid menghadapi AKM. Selain itu, Pusmenjar menawarkan rujukan soal AKM untuk setiap indikator kompetensi pada laman:

SARANA PENDUKUNG

Bagaimana cara menangani halangan bila fasilitas penunjang pelaksanaan AKM kurang memadai?

a.   Sekolah sanggup menumpang sekolah lain terdekat yang memiliki infrastruktur lebih memadai.

b.   Sekolah sanggup meminjam komputer/laptop dari orang renta atau dari instansi lain.

Bila ada halangan sehingga tes terputus, apakah soal yang sudah dijalankan otomatis tersimpan?

Ya. Aplikasi AKM secara otomatis akan melaksanakan penyimpanan data di saat murid menekan tombol soal berikutnya. Kendala lampu padam atau putus koneksi tidak memicu murid mengulang asesmen dari awal.

Karena kekurangan fasilitas mungkinkah sekolah mengikuti Asesmen Nasional secara manual?

Tidak. Ragam stimulus serta format soal AKM menuntut cetakan berwarna dengan jumlah halaman yang tak sedikit dihidangkan dalam asesmen kertas dan pensil. Selain itu pengujian secara adaptif tidak gampang diadopsi dalam asesmen berbasis kertas dan pensil.

4. TINDAK LANJUT

Bagaimana cara AKM memotret perkembangan proses belajar?

Laporan AKM akan menampilkan potret level kompetensi murid di setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi. Hasil antar tahun sanggup diperbandingkan dan dijadikan salah satu indikasi perkembangan proses berguru di setiap satuan pendidikan.

Apakah Asesmen Nasional akan digunakan untuk memeringkatkan sekolah di Indonesia?

Tidak. Asesmen Nasional digunakan selaku alat refleksi bagi setiap satuan pendidikan untuk bisa melaksanakan langkah perbaikan.

Apakah ada nilai/skor minimal dalam AKM?

Tidak. AKM melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi.Diharapkan semua murid meraih level kompetensi cakap atau mahir.

Apakah murid yang serupa yang pernah mengikuti tes AKM bisa mengulang kembali tes AKMnya, bila nilainya rendah?

Tidak, alasannya AKM tidak berniat untuk mengukur kompetensi ditingkat individu murid.

Dapatkah murid kelas XI yang mengikuti AKM mengenali hasil AKMnya?

Tidak. Setiap guru sanggup memetakan kesanggupan muridnya menggunakan instrumen AKM kelas. Hasil AKM nasional akan melaporkan pada level sekolah, bukan pada level individu.

Bagaimana hasil Asesmen Nasional ini dimanfaatkan oleh sekolah?

Sekolah dikehendaki memicu hasil Asesmen Nasional selaku alat refleksi untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan iklim satuan pendidikan.

Apakah data hasil survei yang diperoleh sekolah berupa gambaranglobal satu sekolah?

Ya. Hasil Asesmen Nasional baik AKM maupun Survei akan dilaporkan selaku hasil sekolah dan tidak dilaporkan dalam level individu murid maupun guru.

Adakah training guru terkait antisipasi AKM atau setelah AKM?

Tidak ada training guru terkait antisipasi AKM. AKM memotret kompetensi kecakapan hidup yang tidak sanggup di-drilling atau diajarkan lewat Bimbel. Oleh alasannya itu, konsentrasi penguatan guru yakni di saat menindaklajuti hasil AKM: baik memaknai, mempergunakan selaku umpan balik proses pembelajaran serta penguatan kapasitas guru dalam melaksanakan pembelajaran serta mendesain asesmen yang berkualitas.

Apa tindak lanjut dari sekolah dengan hasil AKM ?

Sekolah dikehendaki bisa merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru menerapkan teaching at the right level serta focus membangun kompetensi serta huruf murid. laporan sekolah terkait iklim berguru dan iklim satuan pendidikan dikehendaki ditindaklanjutimanajemen sekolah untuk menyusun dan melaksanakan program-program sekolah yang mendorong terciptanya iklim berguru yang positifdan kondusif.

Download/unduh selengkapnya Lembar Tanya Jawab Asesmen Nasional Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, silahkan klik di sini. Semoga berharga dan terimakasih. ..!

Related : Penjelasan Dan Tanya Jawab Terkait Asesmen Nasional Tahun 2021

0 Komentar untuk "Penjelasan Dan Tanya Jawab Terkait Asesmen Nasional Tahun 2021"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close