Saya bersyukur Dikaruniai pasangan yang mengetahui betul arti suatu kemerdekaan. kemerdekaan dalam berumah tangga.
Beliau tidak pernah melarang bahkan mendukung sepenuhnya acara atau kegemaran apapun yang saya sukai.
Beliau membebaskan saya menyodorkan pendapat, masukan atau kritikan tanpa ragu-ragu.
Beliau tidak pernah memaksa atau menampilkan syarat apapun mudah-mudahan saya bisa melakukan sesuatu. Misalnya,
"Kamu boleh pergi ke sana, asalkan pekerjaan rumah simpulan semua."
"Kamu boleh melakukan bla-bla-bla, asalkan dikala saya pulang, masakan telah tersedia di atas meja."
Tidak ada.
Kami berumah tangga tanpa paksaan. Kami berdua punya prinsip, berumah tangga yaitu jerih payah saling membahagiakan. Keadilan dalam perasaan senang dan sengsara. Tidak ada yang merasa tertekan. Tidak ada yang merasa dikekang. Tidak ada yang merasa dipaksa dalam melakukan sesuatu. Tidak ada yang merasa memiliki power lebih dalam mengendalikan segala hal. Tidak ada yang merasa punya tanggung jawab lebih dalam mengendalikan atau merencanakan santapan dapur, mengorganisir rumah, mengasuh anak dan sebagainya. Kami berdua saling melakukan pekerjaan sama. Siapa yang memiliki keahlian dan kelonggaran, maka lakukan. Jika ada yang dirasa tidak menyenangkan, secepatnya sampaikan jangan dipendam.
Jika bukan dalam rumah tangga sendiri kita mencicipi kemerdekaan, kemudian di mana?
Ya, meskipun saya dan kau belum bisa berkeliling dunia, saya telah cukup berbahagia. Bersamamu, kita warnai dunia sesuka kita.
Penulis: Ismi Marnizar
0 Komentar untuk "Merdeka"