Mungkin dianggap klise atau sedikit dungu di saat lebih menentukan menikahi lelaki baik yang dicintai dibandingkan dengan lelaki kaya. Tidak ada salahnya memang, bercita-cita menjadi istri seorang lelaki kaya yang dilimpahi segala kemewahan, terpenuhi segala keperluan atau paling tidak prospektif hidup tenteram ditengah keperluan hidup yang makin meninggi.
Bukan berencana matre, tetapi mereka berpikir realistis. Cinta memang suatu perasaan, tetapi duit bukanlah cuma selembar kertas. It is worth. Bahkan sebagian menganggap, tanpa rasa cinta, rumah tangga tetap dapat dipertahankan, tetapi tanpa uang, rasa cinta akan hilang perlahan-lahan.
Saya yakni seorang insan yang mengagungkan rasa cinta. [Silakan tertawa!]. Bagi saya, harta bukanlah prioritas. Ia cuma pelengkap. Saya sungguh percaya pada hati saya. Saya memicu hati aku selaku raja dalam menentukan segalanya, tergolong dalam hal menentukan pasangan hidup.
Tidak mudah meyakinkan keluarga bahwa ia yakni lelaki berakhlak dan bertanggung jawab jika sepeda motor saja ia tidak punya, jangankan pekerjaan, ijazah saja belum ada. Namun hati aku yakin, dialah masa depan saya. Masa depan yang menyenangkan. Cukup dengan syarat menyenangkan.
Sungguh harta dapat dicari. Jabatan dan status sosial dapat dikejar. Tetapi adab dan tanggung jawab tidak bisa terbentuk cuma dengan kemapanan. Karena keperluan hidup bukanlah semata materi. Di sana ada keperluan hati yang tak dapat dibeli.
Don't marry a rich man.
Marry a good man.
He will spend his life trying to keep you
happy.
No rich man can buy that.
So far, aku sudah membuktikannya.
Penulis: Ismi Marnizar
0 Komentar untuk "Marry A Good Man!"