Bismillahirrahmanirrahim
Firman Allah dalam Surat An-Nas (Umat Manusia) 6 ayat yang artinya selaku berikut :
“Katakanlah: "Aku berlidung terhadap Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia., raja manusia. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
Apa Dan Siapa yang Sesungguhnya Setan
Jin Setan dan Iblis masih menyisihkan kontroversi hingga kini. Namun yang terang keberadaan mereka diakui dalam syariat.
Terjadi perbedaan rekomendasi dalam hal asal-usul iblis apakah berasal dari malaikat atau dari jin.
Pendapat pertama menyatakan bahwa iblis berasal dari jenis jin. Ini merupakan rekomendasi Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu.
Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali. Dan dia sungguh-sungguh asal-usul jin sebagaimana Adam merupakan asal-usul manusia.”
Pendapat ini pula yg terlihat dikuatkan oleh Ibnu Katsir Al-Jashshash dalam kitab Ahkamul Qur‘an dan Asy-Syinqithi dalam kitab Adhwa`ul Bayan.
Penjelasan mengenai dalil rekomendasi ini dia sebutkan dalam kitab tersebut. Secara ringkas sanggup disebutkan selaku berikut:
Pendapat Pertama
Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah Subhanahu Wata'ala menyebut berulang kali kata ‘jin’.
Bahkan ada satu surat yang secara khusus membahas mengenai jin dan dinamakan dengan surat Al-Jin.
Setan merupakan mahluk ciptaan Allah dari jenis jin. Setelah Allah bikin Adam selaku insan pertama, Allah mengutus terhadap seluruh malaikat untuk bersujud terhadap Adam.
Hanya setan yang tidak mengikuti perintah Allah alasannya kesombongannya. kisah permulaan mula permusuhan antara syetan dan insan di kisahkan dalam Al Alquran :
Firman Allah Subhanahu wata'ala : (Qs Al Baqarah : 34)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (٣٤
“Dan (ingatlah) saat Kami berfirman terhadap Para Malaikat: "Sujudlah [*] kau terhadap Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan merupakan ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
[*] Sujud di sini memiliki arti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah memiliki arti sujud memperhambakan diri, alasannya sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata terhadap Allah.
Firman Allah Subhanahu wata'ala : (Qs Al Israa' : 61)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا (٦١
“ Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman terhadap Para Malaikat: "Sujudlah kau semua terhadap Adam", kemudian mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah saya akan sujud terhadap orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"
Firman Allah Subhanahu wata'ala : (Qs Thaahaa : 117)
فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى (١١٧
“Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) merupakan lawan bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah hingga ia mengeluarkan kau berdua dari surga, yang memunculkan kau menjadi celaka.”
Oleh alasannya membangkang dari perintah Allah Subhanahu wata'ala setan pun diusir dan dilaknat hingga final zaman.
Akan tapi Ia (syetan) meminta penangguhan usia hingga hari kebangkitan untuk mempengaruhi insan mudah-mudahan terjauhkan dari jalan Allah Subhanahu wata'ala dan menjadi sesat.
Karenanya, setan merupakan penghalang kesuksesan dan lawan yang paling berbahaya bagi setiap manusia.
Akan tapi teka teki siapa setan bergotong-royong apakah ia makhluk tersendiri selain malaikat, jin dan insan ?
Ataukah ia (syetan ) merupakan cerminan diantara ketiga makhluk Allah Subhanahu wata'ala diatas..?
Pertanyaan itu hingga sekarang masih menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya. Sebagian golongan menilai syetan merupakan Jin yang ingkar terhadap Allah Subhanahu wata'ala, sebagian lagi menilai syetan merupakan makhluk lain yang yang dibikin dari api.
Siapakah bergotong-royong setan, dan ifrit sudah diterangkan dalam alquran :
Firman Allah Subhanahu wata'ala QS Al Kahfi : 50:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا (٥٠
“Dan (ingatlah) saat Kami berfirman terhadap Para Malaikat: "Sujudlah kau terhadap Adam[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia merupakan dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kau mengambil Dia dan turanan-turunannya selaku pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka merupakan musuhmu? Amat buruklah iblis itu selaku pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”
Firman Allah Subhanahu wata'ala QS An Naml: 39:
قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (٣٩
“Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan tiba kepadamu dengan menenteng singgsana itu kepadamu sebelum kau berdiri dari kawasan dudukmu; Sesungguhnya saya sungguh-sungguh berefek untuk membawanya lagi sanggup dipercaya".
Dari kedua ayat diatas jelaslah apa atau siapa setan, dan ifrit. mereka merupakan dari golongan jin yang membangkang terhadap allah Subhanahu wata'ala.
Pertanyaan berikutnya merupakan apakah semua JIN itu berkelakuan jelek, …? Apakah tidak ada Jin yang beriman terhadap Allah Subhanahu wata'ala…?
Hal terpenting yang mesti dipegang merupakan bahwa setan tidak mempunyai kekuatan sendiri. Seperti mahluk lainnya, ia pun mahluk ciptaan Allah dan ada dibawah kekuasaanNya.
Ia tak sanggup melakukan apapun tanpa seijinNya. Setan sanggup menyesatkan insan atas ijin Allah. Dengan cara ini, Allah menguji siapa yang turut dan siapa yang menolak permohonan setan di dunia ini.
Akan tapi diterangkan dalam Kitabullah Al Qur’an bahwa ternyata dari golongan jin juga ada yang beriman.
Firman Allah Subhanahu wata'ala : QS Al Jin :11-15
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا (١١
“Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang saleh dan di antara Kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.”
وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعجِزَ اللَّهَ فِي الأرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا (١٢
“Dan Sesungguhnya Kami mengenali bahwa Kami sekali-kali tidak akan sanggup melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di wajah bumi dan sekali-kali tidak (pula) sanggup melepaskan diri (daripada)Nya dengan lari.”
وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ بِرَبِّهِ فَلا يَخَافُ بَخْسًا وَلا رَهَقًا (١٣
“Dan Sesungguhnya Kami tatkala mendengar isyarat (Al Quran), Kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman terhadap Tuhannya, Maka ia tidak takut akan penghematan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.”
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا (١٤
“Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu sungguh-sungguh sudah memutuskan jalan yang lurus.”
وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (١٥
“Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, Maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam.”
Pendapat Kedua :
Siapakah Sesungguhnya Iblis?
Adapun rekomendasi kedua yg menyatakan bahwa iblis dari malaikat menurut Al-Qurthubi merupakan rekomendasi jumhur ulama tergolong Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma. Alasan merupakan firman Allah:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan saat Kami berfirman terhadap para malaikat: ‘Sujudlah kau terhadap Adam’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan merupakan ia tergolong golongan orang2 yg kafir.”
Juga ada alasan-alasan lain berupa beberapa riwayat Israiliyat. Pendapat yg berefek merupakan rekomendasi yang pertama insya Allah krn berefek dalil mereka dari ayat-ayat yg jelas.
Adapun argumentasi rekomendasi kedua bergotong-royong ayat tersebut tidak menyampaikan bahwa iblis dari malaikat. Karena susunan kalimat tersebut merupakan susunan istitsna` munqathi’.
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis itu merupakan kisah Israiliyat.
Ibnu Katsir menyatakan:
“Dan dalam duduk problem ini banyak yang diriwayatkan dari ulama salaf. Namun lebih banyak didominasi merupakan Israiliyat yang dinukilkan untuk dikaji wallahu a’lam.
Dan di antara ada yang ditentukan dusta alasannya menyelisihi kebenaran yang ada di tangan kita. Dan apa yang ada di dalam Al-Qur`an sudah mencukupi dari yang selain dari berita-berita itu.”
Asy-Syinqithi menyatakan:
“Apa yang disebutkan para andal tafsir dari sekelompok ulama salaf menyerupai Ibnu ‘Abbas dan selain bahwa dulu iblis tergolong pembesar malaikat penjaga nirwana mengurusi urusan dunia dan nama merupakan ‘Azazil ini semua merupakan kisah Israiliyat yang tidak sanggup dijadikan landasan.”
Siapakah Sebenarnya Setan?
Setan atau Syaithan dalam bahasa Arab diambil dari kata yang memiliki arti jauh. Ada pula yang menyampaikan bahwa itu dari kata yang memiliki arti terbakar atau batal. Pendapat yang pertama lebih berefek menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir sehingga kata Syaithan arti yang jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Ibnu Jarir menyatakan syaithan dalam bahasa Arab merupakan tiap yang durhaka dari jin insan atau binatang atau dari segala sesuatu. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu lawan yakni setan-setan insan dan jin sebahagian mereka membisikkan terhadap sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk mendustai .”
Allah memunculkan setan dari jenis insan menyerupai hal setan dari jenis jin. Dan hanyalah tiap yang durhaka disebut setan alasannya watak dan perbuatan menyelisihi watak dan perbuatan makhluk yang sejenis dan alasannya jauh dari kebaikan.
Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan merupakan semua yang keluar dari watak jenis dengan kejelekan Pendapat ini merupakan menurut Firman Allah Subhanahu wata'ala surat Al-An’am ayat 112:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu lawan yakni setan-setan insan dan jin sebahagian mereka membisikkan terhadap sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk mendustai .”
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu ia berkata: Aku tiba terhadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia berada di masjid. Akupun duduk.
Dan dia menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kau sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun berdiri dan shalat kemudian saya duduk.
Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar berlindunglah terhadap Allah dari kejahatan setan insan dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah apakah di kelompok insan ada setan?” Beliau menjawab: “Ya.”
Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “Inilah jalan-jalan hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits tersebut menyampaikan berefek hadits itu dan keshahihannya.”
“ Katakanlah: "Aku berlidung terhadap Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja manusia.. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
0 Komentar untuk "Siapakah Bergotong-Royong Setan Dan Iblis"