Hari yang di nanti sudah tiba. Hari ini merupakan hari pengumuman penempatan desa yang mesti kami datangi di saat kami KKN di tempat Ulee Gle.
Saya bareng 3 teman dekat yang lain masuk dalam satu kalangan suatu desa di tempat UleGlee. Satu kalangan berisikan 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki.
Nama saya sri Wahyuni, teman dekat perempuan saya berjulukan Maya sedangkan teman dekat pria berjulukan Agus dan fauzan, kami ber-empat berlainan jurusan kuliah.
Memang, dongeng ini sudah busuk untuk di ceritakan alasannya dongeng ini sudah terlampau lama, mungkin sekitar tahun 2010 kalau gak salah sih. Bahkan saya sempat mencerikan kisah ini ke tiga teman dekat yang lain namun mereka tak percaya. Ya..mereka benar, alasannya dongeng ini cuma saya saja yang mengalaminya.
Singkat cerita, dihari pertama.
Kami berjumpa kepala desa untuk menyodorkan maksud kami kesini, yakni untuk melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) mungkin lebih tepatnya membuatkan ilmu sesuai dengan jurusan kami masing-masing.
Setelah kepala desa lokal memberi kami izin, kemudian kami diberikan tempat tinggal. Saya bareng maya tinggal di suatu rumah sewa yang ditawarkan oleh kepala desa ,sedangkan para pria tinggal di kantor kepala desa yang ada di perkarangan meunasah desa tersebut.
Saya gambarkan dahulu keadaan rumah tempat kami tinggal. Rumah yang kami tempati ini mempunyai 2 kamar tidur, sanggup di bilang tipe rumah bantuanlah dan kelihatannya rumah ini sudah usang tak ditempati. Di depan rumah terdapat pohon mangga yang lumanyan besar, rumah ini berjarak sekitar 100 meter dengan rumah lainnya. Dibelakang rumah terdapat pohon rambutan dan pohon nangka. Di samping pohon nangka itu ada suatu kamar mandi yang cuma di tutupi dengan seng bekas dan atap terbuka. Sepertinya kamar mandi itu sudah usang tak terpakai, alasannya di dalam rumah juga terdapat kamar mandi yang berada sempurna di samping pintu belakang.
Hari itu juga, saya bareng maya membersihkan sekeliling rumah, secara malam ini malam pertama kami tidur disini.
Walau pun terdapat 2 kamar tidur, saya dan maya menegaskan untuk tidur satu kamar, argumentasi berefek merupakan takut tidur sendiri.
Pukul 6 sore, sehabis membenahi rumah, saya dan maya beristirahat di kamar. Saat itu mata saya sungguh mengantuk, saya sempat berkata pada maya :
"may, nanti jikalau sudah azan magrib bagunin saya ya, saya mau tidur, letih kali" ucap saya.
"eh..ini mau magrib, jangan tidur lagi" jawab maya.
"bentar aja kok, gak lama"
"ya, udah terserah kamu"
Azan magrib pun berkumandang.
Saya terbangun dan menyaksikan maya sedang shalat magrib dengan arah punggungnya menghadap saya.
Lalu, saya bergegas ke kemar mandi untuk mengambil air wudhu.
Saat saya masuk ke kamar, saya menyaksikan maya sudah selesai shalat namun maya masih duduk di atas sajadahnya. Tanpa mempedulikan itu, saya shalat magrib menyerupai biasa. Setelah selesai shalat magrib, tiba-tiba saya mendengar ada yang mengetuk pintu depan.
Lalu..Saya bangkit untuk membuka pintu depan alasannya maya sedang duduk dengan sedikit menggoyangkan badannya, mungkin sedang berzikir.
Saat saya membuka pintu, rasa heran bercampur takut.
Ternyata yang mengetuk pintu itu merupakan maya, tiba-tiba saya merasa sungguh merinding dan ketakutan.
"kamu kenapa, kok tampang kau menyerupai panik gitu?" tanya maya.
"bukannya kau di dalam sedang shalat?" tanya saya
"aku udah shalat tadi, mau bangunin kau namun kau tidurnya nyenyak kali, jadi saya keluar untuk cari makan malam, kan kita belum punya apa-apa dirumah".
Kami pun masuk kekamar, ternyata tak ada siapa-siapa disana.
*
Malam ketiga, sempurna di malam jumat.
Saya dan maya memang tak ada kegiatan apa-apa malam ini cuma ingin dirumah saja.
Tepat pukul 10 malam, maya minta ijin untuk ke kamar mandi. Tak tau kenapa, sehabis beberapa menit maya dikamar mandi ,entah kenapa perut saya juga sungguh perih, ingin rasanya secepatnya buang air besar.
Tepat di depan pintu kamar mandi saya mengetuk pintu kamar mandi :
"maya, udah selesai belum? Perutku perih kali ni" ucap saya.
"belum ni, kayaknya masih lama, perutku pun masih sakit" jawab maya dalam kamar mandi.
Jalan satu-satunya, merupakan ke kamar mandi di luar rumah yang jaraknya sekitar 10 meter dari pintu belakang rumah. Karena perut ini tak sanggup di ajak kompromi lagi, mau tak ingin saya mesti ke kamar mandi belakang. Dengan ditemani suatu senter, Perlahan saya melangkah menuju ke kamar mandi belakang, aneka macam bunyi hewan terdengar di saat itu. Tanpa mempedulikan itu saya terus melangkah alasannya perut sudah tak sanggup ditahan lagi. Saat saya masuk kedalam kamar mandi terdengar saup bunyi perempuan menangis. Anehnya lagi bunyi itu terdengar sempurna di depan pintu kamar mandi.
Didalam kamar mandi, saya eksklusif teriak mengundang nama maya :
"maya...maya..maya...."
Akhirnya maya keluar sambil berlari ke arah kamar mandi belakang.
"kenapa sri?" tanya maya
"aku tadi dengar bunyi perempuan menagis"
"kenapa gak tunggu saya aja tadi, ya udah ke kemar mandi dalam rumah aja, saya jagaan kau dari luar kamar mandi" ucap maya.
*
Kejadian terakhir yang saya ingat merupakan di saat hujan lebat pada malam hari. Saat itu maya sedang menelpon pacarnya di ruang tamu. Saya yang sedang menyimak musik lewat handsfree sambil memejamkan mata.
Tak sengaja saya mendegar bunyi abnormal namun bukan dari hp saya. Suaranya persis menyerupai bunyi perempuan menagis tersedu-sedu Perlahan saya membuka mata.
Dan Ternyata di sudut kamar ada seorang perempuan berambut panjang dan berbaju putih sedang duduk dengan tampang menghadap ke lututnya. Tanpa berfikir panjang saya eksklusif lari keluar kamar.
Semenjak hari itu, kemana pun saya pergi, saya senantiasa minta ditemenin oleh maya.
"The End".
Sumber facebook novrizal
0 Komentar untuk "Cerita Sumur Tua"