Menghargai Waktu Milik Orang Lain

 baik dikala dipanggil selaku  pemateri maupun selaku  penerima diskusi Menghargai Waktu Milik Orang Lain

Dalam beberapa kesempatan, baik dikala dipanggil selaku pemateri maupun selaku penerima diskusi, pelatihan maupun pelatihan, moderator tidak menjalankan fungsinya selaku penengah. Tapi justru moderator telah memicu dirinya selaku pemateri, bahkan lebih dari itu: gurunya pemateri.

Sebuah kegiatan, kerap kali menjadi kawasan menimba ilmu menjadi orang yang di depan, yang didengar. Tapi ada satu hal yang mesti dipahami, bahwa dikala suatu even itu telah memanggil orang lain, maka administrasi waktu mesti dihargai.

Analoginya seumpama ini. Ketika seseorang diminta menjadi pemateri, maka ia akan mengajukan pertanyaan kapan pelaksanaan kegiatan dan jam berapa. Ketika ia sepakat untuk hadir, maka ia telah menyusun waktu untuk menyanggupi seruan selaku pemateri (pembicara).

Tentu, terhadap panitia dan moderator, pemateri yang bersedia hadir, tidak akan menyampaikan bahwa ia tidak mempunyai banyak waktu di sana. Bila pun hari itu ada waktu senggang, tidak segalanya dihabiskan untuk kegiatan tersebut. Masih ada hal lain yang juga memerlukan kemunculan dirinya.

Demikian juga dengan penerima kegiatan. Mereka hadir, pertama alasannya yakni menghargai pemberi undangan. Kedua menghargai narasumber--walau narasumber tidak ikut mengundang. Rata-rata undangan bukanlah orang yang tidak mempunyai kegiatan lain di luar diskusi itu.

Seorang moderator mesti mengerti itu. Bahwa pemateri dan penerima kegiatan, mempunyai kegiatan lain.
Kedua, moderator jangan hingga meningkat menjadi pemateri. Fungsi pemateri menyodorkan suatu topik dari sudut pandang keilmuan yang ia miliki. Maka tidak ada pemateri sapu jagat, seumpama beberapa pengamat magang di Aceh, yang bisa membicarakan semua hal, walau semua yang ia bicarakan tidak benar.

Moderator cukup menangantarkan kegiatan saja dan memandu acara. Memandu dalam arti menyediakan peluang terhadap seluruh pemateri untuk menyodorkan apa yang mesti disampaikan, dalam batas-batas waktu tertentu. Bila pemateri yang dipanggil sebanyak lima orang, maka berilah peluang terhadap kelimanya untuk bicara, tanpa disela oleh pertanyaan dan pernyataan dari penerima diskusi.

Pun demikian, suatu kegiatan yang baik, dalam satu sesi diskusi, jumlah pemateri yang paling ideal yakni dua hingga tiga orang. Tidak boleh lebih dari itu.

Hal yang mesti diamati lagi, kalau seseorang telah dimengerti selaku "event organizer" diskusi, hindari meunyet-nyet (nyinyir) di ruang publik. Ia mesti memaksimalkan lembaga yang ia mempunyai untuk menyodorkan kritikan. Baik dititipkan terhadap orang lain, maupun ia sendiri yang melakukan. Ini untuk menyingkir dari ilfill dari orang lain, yang nantinya akan mempunyai dampak pada kegiatan yang ia lakukan. Minimal, tidak akan ada pemeteri yang berbobot bersedia hadir. Atau pun undangan tidak kesengsem untuk bergabung untuk mendengar sembari menghabiskan waktu yang masih dapat dibuang untuk kegiatan tersebut.

Catatan: Saya berulang kali menolak secara halus undangan menjadi pemateri yang berhubungan dengan industri yang saya geluti, alasannya yakni "trauma" dengan moderator yang namanya dicantumkan di dalam ToR. Saya bilang: "Kalau ini yang jadi moderator, tak perlu lagi ada narasumber. Ia telah cukup menjadi pemateri plus moderator.'

Penulis: Muhajir Juli

Related : Menghargai Waktu Milik Orang Lain

0 Komentar untuk "Menghargai Waktu Milik Orang Lain"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close