Desrupsi melahirkan perlawanan dari yang kadung tenteram dengan status quo. Pun demikian perlawanan tersebut bersifat sementara. Pada jadinya semua insan akan beradaptasi dengan perubahan.
Di permulaan booming internet, banyak orang menghujat internet hingga ke mimbar-mimbar agama lintas religi. Mereka menyebut jika pencipta internet memiliki kegiatan terselubung untuk menghancurkan moral manusia.
Demikian juga dikala telepon berakal mendesrupsi personal computer (PC) yang memicu warnet gulung tikar. Telepon genggam berakal pun dituding selaku akomodasi yang diciptakan untuk menghancurkan agama. Banyak orang pun menghujat ponsel pandai sembari mengutip dalil agama secara serampangan.
Tapi, itu cuma sementara. Zaman tidak pernah sanggup dilawan. Agamawan mesti bersusah payah mendapatkan anjuran baru, mudah-mudahan agama senantiasa selaras dengan kemajuan.
Ketika aku kecil, membaca buku ialah perbuatan yang dibenci oleh banyak orang. Bahkan sebagian orang mengharamkan perbuatan baca buku. Tapi anjuran yang demikian tidak sanggup membendung pertumbuhan industri perbukuan. Kini, anjuran haram baca buku kian tergerus. Mereka senyap-senyap masih menjajal melawan. Di internet, mereka kerap timbul selaku orang yang gemar memaki, menghakimi sesuatu dengan sungguh garang, tanpa mengenali duduk perkara. Bahkan dengan "gagah perkasa" mengulas kejelekan suatu buku, tanpa pernah membaca buku yang dimakinya habis-habisan.
Penulis: Muhajir Juli
0 Komentar untuk "Desrupsi"