Setiap kali kalau pulang malam dengan bus dari Banda Aceh ke Matangkuli, saya senantiasa turun di depan masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon.
Kadangkala saya datang jam 4 dan kemudian menunggu shubuh di masjid ini.
Dan akhir-akhir ini, bbrp kali sy mampir di Masjid ini sekitar jam 04.30 sehabis turun dari bus, saya menyaksikan Masjid Agung Baiturrahim Lhoksukon mulai dipadati jama'ah untuk shalat.
Sembari menunggu waktu shubuh mereka shalat dan membaca Alquran. Baik anak2, yg muda, maupun orang tua. Jamaah shalat shubuh berjama'ah cukup banyak.
Dan sehabis shalat shubuh, jamaah tidak beranjak dari wilayah duduk. Mereka kemudian mengikuti shalawat berjama'ah, atau di waktu yg lain menyimak pengajian kitab turast.
Beberapa kali juga sy menyaksikan bawah umur full di Masjid untuk shalat shubuh dan kemudian mereka katanya akan menghadiri zikir berjama'ah.
Tapi dari sejumlah panorama yang saya saksikan, gres kali ini saya saya amati papan pengumuman ini.
Akhirnya saya ambil foto dan mendiskusikan papan ini dg seorang jama'ah. Ya, rupanya papan ini menyerupai isinya, berisi pembagian waktu kiprah membangun warga. Waega juga disilahkan utk menolong beli minyak sepeda motor bagi pasukan "jihad shubuh" ini.
Dan rupanya, pembagian kiprah membangun warga untuk shalat shubuh berjama'ah di Masjid ini telah usang mereka lakukan. Dan itu berjalan setiap shubuh. Bukan cuma di bulan Ramadhan.
Maka, patut jamaah shalat Shubuh di Masjid Baiturrahim senantiasa membludak. Bukankah di antara syarat kebangkitan Islam yakni penuhnya shaf-shaf shalat shubuh berjama'ah di Masjid?
Tentu, ini yakni hal yang istimewa. Karena ini yakni proses yg hebat untuk bikin keshalihan berjama'ah. Para warga saling membangunkan untuk shalat shubuh berjama'ah.
Jadi, ada upaya keras dan koordinasi yang sistematis untuk merealisasikan keshalihan berjama'ah. Dan inilah yg dibutuhkan Islam saat Allah Swt berfirman: "wa ta'awwanu 'alal birri wattaqwa". Saling tolong menolong lah kalian atas kebaikan dan taqwa.
Jika demikian, tak salah bukan apabila kita simpulkan fenomena di Bumi Pasai ini sbg tanda-tanda Kebangkitan Islam ?
Penulis: Teuku Zulkhairi
0 Komentar untuk "Aura Kebangkitan Islam Di Bumi Pasai"