Aceh Era Lampau

Tgk Hasan Tiro bareng para kombatan GAM di saat latihan di Libya. Dok. GAM
Di masa lalu, nasib orang Aceh sama menyerupai etnis Tionghoa. Ada tetapi dianggap tidak ada. Di kala 70 hingga 90-an, banyak orang renta di Aceh yang mulai menampilkan nama anaknya serupa dengan etnis di seberang Pulau Sumatera. Seorang kenalan di Juli, Bireuen--Dulu Aceh Utara-- diberinama Suharto. Kata ibunya, supaya mudah mendapat kerja di kantor pemerintah. Tapi, Suharto yang aku kenal itu melakukan pekerjaan selaku kernet transportasi desa. Tidak final SD. Perempuan Aceh di kala 90-an dipaksa memakai kebaya, sanggul ala Ibu Tien dan pastinya pemaksaan-pemaksaan yang lain yang dilakukan secara halus.

Saya teringat cuplikan film Soe Hok Gie, di saat pelopor 66 dan Dosen Sastra Indonesia di Universitas Indonesia itu, menolak mengubah nama"Cina" ke nama nasional yang pilihan-pilihannya sudah ditetapkan oleh Orde Baru. Tapi, selain Gie, kemungkinan besar etnis Tionghoa Indonesia menegaskan mengubah nama, demi argumentasi nasionalisme. Walau sepanjang Orde Baru Berkuasa setiap tahun mereka mesti memperpanjang SBKRI dan dipersulit. Kita pasti tidak lupa pahlawan-pahlawan bulu tangkis Indonesia, yang mayoritasnya merupakan etnis Tionghoa. Susi Susanti merupakan cerita paling tragis, walau sukses menjinjing medali emas olimpiade 92 untuk Indonesia dari cabang Bulutangkis, tetap saja kendala kewarganegaraan dipersulit oleh penguasa. Tidak sedikit atlet dan instruktur bulutangkis kemudian bermigrasi ke luar Indonesia.

Mengubah suatu bangsa, etnis menjadi bukan dirinya merupakan kejahatan. Kejahatan yang tidak dibenarkan oleh Allah. Kejahatan yang layak dikutuk oleh siapapun yang masih memiliki kewarasan di dalam pikiran. Yang masih memiliki logika budi.

Tidak ada bangsa yang sungguh-sungguh baik. Tidak ada bangsa yang sungguh-sungguh jahat. Orang jahat dan kejahatan dapat lahir dari kalangan apapun, oleh etnis manapun, oleh bangsa apapun di seluruh dunia.

Di dalam Islam, nirwana tidak dijanjikan oleh Allah terhadap bangsa tertentu. Kepada keturunan tertentu. Allah prospektif nirwana terhadap siapapun yang bertaqwa.

Penulis: Muhajir Juli

Related : Aceh Era Lampau

0 Komentar untuk "Aceh Era Lampau"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close