Strategi Pembelajaran Klarifikasi Terperinci Fiqih


BAB I

PENDAHULUAN
Strategi pembelajaran merupakan suatu planning tindakan  Strategi Pembelajaran Elaborasi Fiqih


A.    Latar Belakang Masalah

Strategi pembelajaran merupakan suatu planning tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan banyak sekali sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu taktik gres hingga pada proses penyusunan planning kerja belum hingga pada tindakan.
Elaborasi merupakan salah satu taktik untuk membantu siswa memaksimalkan kreativitas belajarnya. Dengan taktik elaborasi, siswa akan sanggup menyebarkan seluruh potensi kreativitasnya dalam rangka menambah informasi yang penting terhadap suatu konsep, mempercantik suatu produk atau memperdalam dan memperluas suatu teori. Untuk melatih siswa melaksanakan klarifikasi terperinci guru sanggup meminta siswa mencari lebih banyak informasi wacana materi didik yang diberikan di dalam kelas atau di laboratorium. Penerapan taktik klarifikasi terperinci di sekolah atau madrasah tertuang dalam Standar Proses No. 41 Tahun 2007. Bila taktik klarifikasi terperinci ini diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan, diharapkan siswa akan sanggup menyebarkan potensi kreativitasnya secara maksimal.
Pendekatan klarifikasi terperinci berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan gres dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Dari pikiran Reigeluth lahirlah desain yang bertujuan membantu penyeleksian dan pengurutan materi yang sanggup meningkatkan pecapaian tujuan. Para pendukung teori ini juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun memperlihatkan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide dasarnya yakni siswa perlu menyebarkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan yang berasimilasi.
Saat ini, situasi pembelajaran di kelas masih banyak yang memakai model pembelajaran konvensional yang menjadi favorit guru-guru di sekolah. Model pembelajaran konvensional ini dipandang sebagai suatu aktifitas pertolongan informasi dimana guru memperlihatkan informasi dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan atau mencatat. Akibatnya, proses mencar ilmu tidak berjalan secra kreatif, efektif dan menyenangkan. Pada model pembelajaran ini, adakala konsentrasi siswa terpecah dengan hal lainnya, kesudahannya siswa kurang memahami materi pelajaran. Tak sedikit siswa yang merasa bosan dan jenuh di kelas, bahkan tak sedikit siswa juga siswa yang memakai kegiatan mencar ilmu sebagai ajang untuk melamun, tidur dan menggangu temannya. Hal ini sanggup menciptakan hasil mencar ilmu siswa tidak maksimal.[1]

Prinsip klarifikasi terperinci menghendaki semoga setiap siswa yang sedang mengikuti pelajaran untuk selalu berusaha menyebarkan pelajaran yang diberikan guru kepada mereka. Implikasi dari taktik mencar ilmu ini yakni mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, contohnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi wacana implikasi yang mungkin. Anak-anak memakai prior knowledge-nya sehingga ide gres sanggup meluas, dengan demikian sanggup menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya.
Fenomena yang terjadi di lapangan selama ini, taktik pembelajaran klarifikasi terperinci Fiqih di kelas VII pada MTsN Jeunieb secara khusus belum dilaksanakan. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor diantaranya kurangnya pemahaman guru wacana taktik elaborasi. Berangkat dari konsepsi dalam kegiatan mencar ilmu mengajar ternyata tidak semua penerima didik mempunyai daya serap yang optimal, maka perlu taktik mencar ilmu mengajar yang tepat. taktik yakni salah satu jawabannya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar, menyebutkan bahwa �strategi mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan mencar ilmu mengajar�[2].
Sehubungan dengan ini, peneliti  menemukan bahwa kemampuan siswa Kelas VII MTsN Jeunieb masih rendah khususnya pada mata pelajaran Fiqih. Peneliti berasumsi bahwa kemampuan siswa Kelas VII MTsN Jeunieb dalam pembelajaran Fiqih masih kurang. Asumsi tersebut terang memerlukan metode yang jitu dan akurat dalam memacu siswa guna meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran Fiqih masih kurang. Untuk menemukan strategi pembelajaran yang efektif tersebut di atas, peneliti berupaya meneliti aplikasi strategi pembelajaran elaborasi khususnya pada mata pelajaran Fiqih pada Siswa Kelas VII MTsN Jeunieb.    
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Strategi Pembelajaran Elaborasi Fiqih pada Siswa Kelas VII MTsN Jeunieb.�           
Sesungguhnya Quran juga berbicara wacana taktik dalam pembelajaran sebagaimana Firmannya dalam surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut:
????? ????? ??????? ??????? ????????????? ??????????????? ??????????? ???????????? ????????? ???? ???????? ????? ??????? ???? ???????? ????? ????? ??? ????????? ?????? ???????? ????????????????)?????: ???(
Artinya:  Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan pesan yang tersirat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui wacana siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk.(Qs. An-Nahl:125).

B.    Rumusan Masalah          

Rumusan persoalan dalam penulisan skripsi ini yakni sebagai berikut:
1.     Bagaimana motivasi guru dalam kegiatan elaborasi?
2.     Bagaimana kiprah penerima didik dalam kegiatan elaborasi?          
3.     Bagaimana taktik pembelajaran klarifikasi terperinci di MTSN Jeunieb?
C.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini yakni sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui motivasi guru dalam kegiatan elaborasi.
2.     Untuk mengetahui kiprah penerima didik dalam kegiatan elaborasi.          
3.     Untuk mengetahui taktik pembelajaran klarifikasi terperinci di MTsN Jeunieb. 
D.    Kegunaan Penelitian      

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan sanggup memberi manfaat, antara lain sebagai berikut:
a.      Secara teoritis
Penelitian ini di harapkan sanggup memperbaiki praktek pembelajaran serta meningkatkan kualitas intrinsik pembelajaran di kelas, jadi upaya perbaikan itu sanggup memberi imbas dalam tingkat intelektual penerima didik khususnya dalam pembelajaran Fiqih.
b.     Secara praktis
1)     Bagi Peserta didik
Peserta didik sanggup lebih gampang menguasai materi dengan memakai taktik pembelajaran klarifikasi terperinci ini tanpa adanya kesulitan ketika proses mencar ilmu mengajar.
2)     Bagi Guru
a)   Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar dan menentukan taktik pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil mencar ilmu penerima didik.
b)   Mendapat wangsit wacana taktik pembelajaran yang lain.
3)     Bagi Madrasah
Hasil penelitian ini diharapkan sanggup memperlihatkan sumbangan yang bermanfaat bagi Madrasah. Dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga sanggup dijadikan sebagai kajian bersama semoga sanggup diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya.
4)     Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan gres khususnya di bidang pembelajaran Fiqih ini, sehingga skripsi ini sanggup di gunakan dalam proses mencar ilmu mengajar di masa mendatang.


E.    Penelitian Terdahulu      

Nama: Sakdiah Nim: A.284399/3349 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Metode Drill Dalam Pembelajaran Fiqih di MIN Nomor 2 Peudada Kabupaten Bireuen metode yang dipakai dalam penelitiannya yakni metode fiel reserch dengan kesimpulan sebagai berikut: (1) Bentuk metode drill yang dipakai dalam pembelajaran Fiqih di MIN Nomor 2 Peudada Kabupaten Bireuen yakni pertolongan latihan kepada murid sehabis menuntaskan setiap pokok bahasan. (2) Salah satau cara pelaksanaan metode drill yang tepat yakni dengan memperlihatkan penilaian kepada siswa sehabis proses pembelajaran berakhir, kemudian guru menentukan nilai siswa sehabis melaksanakan penilaian pembelajaran. (3) Cara penilaian siswa yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran fiqih di MIN Nomor 2 Peudada Kabupaten Bireuen yakni dengan menilik balasan yang diberikan siswa pada ketika menjawab soal yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mursalin Nim A. 273384/2334 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Strategi Pembelajaran Fiqih Pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada metode yang dipakai dalam penelitiannya yakni metode fiel reserch dengan kesimpulan sebagai berikut: (1) Strategi pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada yakni taktik yang lebih tepat dengan materi pembelajaran, menyerupai pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional dan pendekatan rasional, namun kenyataannya guru Fiqih pada Dayah darul Aman Al-Ziziyah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen belum tepat menerapkannya. (2) Kendala-kendala dalam pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng  Kecamatan Peudada yakni Guru terdapat kesibukan lain di luar Dayah, banyak pelajaran yang wajib dihafal oleh santri, sehingga sulitnya membagi waktu untuk mengulang pelajaran Dayah, kurang memadainya asrama untuk santri, sehingga ada empat ruangan asrama yang harus ditempati santri. Sehingga kenyamanannya jauh dari harapan, persediaan buku dan kitab-kitab tidak ada, sehingga segala kebutuhannya harus dibeli sendiri, sarana dan prasarana yang ada masih sangat minim, tidak sebagaimana yang diharapkan, lantaran perbandingan keadaan fasilitasnya tidak sesuai dengan jumlah santrinya. (3) Tingkat keberhasilan santri dalam pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada yakni Dayah tersebut belum mencapai keberhasilan yang signifikan, lantaran Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Dayah tradisional.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi Nim. A. 273383/2333 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Aplikasi Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak (Studi Penelitian Pada MTsN Matangglumpangdua) metode yang dipakai dalam penelitiannya yakni metode fiel reserch dengan kesimpulan sebagai berikut: 1) Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Matangglumpangdua yakni dilaksanakan secara terus menerus yang diubahsuaikan dengan materi bahasan. Langkah dimulai dari pertanyaan yang diberikan guru sebagai penilaian awal untuk melihat kemampuan siswa menyerap meteri pelajaran yang gres selesai diberikan. Selanjutnya pembentukan kelompok diskusi dimana kelompok ini tidak menetap dalam diskusi-diskusi berikutnya selalu bertukar kawan, guru dalam diskusi tersebut hanya sebagai pemandu dan penengah ketika terdapat permasalahan yang tidak sanggup diselesaikan oleh kelompok diskusi. 2) Strategi penerapan metode diskusi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Matangglumpangdua yakni yaitu taktik yang mengaktifkan siswa dan guru, kedua pihak ini harus saling aktif dalam proses pembelajaran serta didukung oleh media supaya keberhasilan sanggup dicapai sebagai-mana yang diharapkan. 3) Kendala-kendala penerapan metode diskusi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Matangglumpangdua yakni Kurang menguasai bahasa asing, Kurang menerima penataran yang intensif, Kurang pengarahan dalam memakai media dari instansi terkait, kurang motivasi untuk melaksanakan kiprah dengan baik, kurangnya media yang disediakan oleh instansi terkait, kurangnya sarana dan kemudahan yang mendukung seperti, buku, media atau alat peraga, kurangnya pengetahuan guru yang disebabkan oleh kurang menerima kesempatan untuk mengikuti pembinaan atau penataran. 4) Keberhasilan yang dicapai siswa diskusi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Matangglumpangdua yakni siswa lebih aktif dan berprestasi dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak.
Dari penelitian tersebut memperlihatkan adanya perbedaan-perbedaan dalam segi pembahasan dengan skripsi yang penulis susun. Adapun yang menjadi perbedaan antara skripsi penulis dengan skripsi di atas yakni �Strategi Pembelajaran Elaborasi Fiqih Pada Siswa Kelas VII MTsN Jeunieb�. Selain objek yang dikaji juga berbeda yaitu Strategi Pembelajaran Elaborasi Fiqih, sehingga hal inilah yang menimbulkan skripsi di atas tidak sama atau berbeda dengan skripsi yang peneliti susun.       
F.     Landasan Teori

Strategi mencar ilmu mengajar yakni kegiatan dan cara yang dipakai guru dalam proses pembelajaran yang berisi seluruh komponen materi pembelajaran dan mekanisme atau tahapan kegiatan mencar ilmu penerima didik semoga pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancer dan tujuan pembelajaran bisa tercapai secara formal. Strategi mencar ilmu mengajar sangat penting diperhatikan dalam pembelajaran sehingga kegiatan mencar ilmu mengajar akan lebih maksimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Telah kita ketahui bahwa pelajaran matematika ini dianggap sebagai pelajaran yang seram oleh penerima didik.
Dalam Proses belajar-mengajar di sekolah, banyak sekali pendekatan yang dipakai oleh guru dalam mendidik para pelajar. Adakalanya guru bagaikan seorang bos atau raja yang hanya mengarah dan memerintah pelajar berdasarkan kehendaknya. Ada juga guru mengajak para pelajar bahu-membahu menuntaskan topik yang dibincangkan.[3]

Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara kongkrit yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber mencar ilmu untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, dan kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas, pertama, taktik pembelajaran merupakan rincana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan banyak sekali sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, taktik disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan taktik yakni pencapaian tujuan.[4]
Strategi pembelajaran perlu bervariasi dan sesuai dengan kompetensi dan hasil mencar ilmu yang akan dicapai serta materi pembelajaran. Sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat ketika ini hendaknya taktik tidak hanya mempunyai kegunaan dalam pencapaian tujuan pembelajaran saja, tetapi juga mempunyai dampak pengiring dalam pertumbuhan kepribadian individu, sesuai dengan tuntutan pembentukan kompetensi. Untuk itu perlu dipakai taktik yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata, eksplorasi dan memakai pengetahuan yang ada dalam konteks yang baru. Prinsip umum taktik pembelajaran yakni bahwa tidak semua taktik pembelajaran cocok dipakai untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap taktik mempunyai kekhasan masing-masing.
Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya, ada beberapa taktik pembelajaran yang sanggup digunakan. Rowntree mengelompokkan ke dalam taktik penyampaian inovasi (exposition-discovery learning), taktik pembelajaran kelompok, dan taktik pembelajaran individual (groups-individual learning).
1.     Strategi Penyampaian (exposition)
Strategi pembelajaran ekspositori yakni taktik pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok penerima didik dengan maksud semoga penerima didik sanggup menguasai materi pelajaran secara optimal.[5]
Berbeda dengan taktik discovery, yang mana materi pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh penerima didik melalui banyak sekali aktifitas, sehingga kiprah pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena sifatnya yang demikian taktik ini sering disebut juga sebagai taktik pembelajaran tidak langsung.
2.     Strategi Kelompok
Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk mencar ilmu kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok kecil.[6]Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan mencar ilmu individual, semua dianggap sama. Oleh lantaran itu, dalam mencar ilmu kelompok sanggup terjadi penerima didik yang mempunyai kemampuan tinggi akan terhambat oleh penerima didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya, penerima didik yang mempunyai kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh penerima didik yang kemampuannya tinggi.
3.     Strategi Pembelajaran Individual (groups-individual learning)
Strategi pembelajaran individual dilakukan penerima didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu penerima didik yang bersangkutan.[7]Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk mencar ilmu sendiri. Contoh dari taktik pembelajaran ini yakni mencar ilmu melalui modul atau melalui kaset audio. Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip penggunaan taktik pembelajaran sebagaimana diungkapkan Wina Sanjaya sebagai berikut:
a.      Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala acara pembelajaran, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.[8]
b.     Aktivitas
Strategi pembelajaran harus sanggup mendorong acara penerima didik. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada akivitas fisik, akan tetapi juga mencakup acara yang bersifat psikis menyerupai acara mental.[9]
c.      Individualitas
Mengajar yakni perjuangan menyebarkan setiap individu penerima didik. meskipun mengajar pada sekelompok penerima didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai oleh pendidik yakni perubahan sikap setiap penerima didik.[10]
d.     Integritas
Mengajar bukan hanya menyebarkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga mencakup pengembangan aspek afektif dan psikomotor. Sehingga, taktik pembelajaran harus sanggup menyebarkan seluruh aspek kepribadian penerima didik secara terintegrasi.
Menurut Mansyur sebagaimana yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman bahwa batasan belajar-mengajar yang bersifat umum mempunyai empat dasar taktik yakni: (1) Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laris dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman. (2) Mempertimbangkan dan menentukan sistem mencar ilmu mengajar yang tepat untuk mencapai target yang akurat. (3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar-mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga sanggup dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar. (4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga sanggup dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan penilaian hasil kegiatan belajar-mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.[11]

Dari keempat uraian diatas, jikalau diterapkan dalam konteks kegiatan belajar-mengajar, maka taktik belajar-mengajar intinya mempunyai implikasi sebagai berikut: (1) Proses mengenal karakteristik dasar anak didik yang harus dicapai melalui pembelajaran. (2) Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan kultur, aspirasi, dan pandangan filosofis masyarakat. (3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik mengajar. (4)Menetapjkan norma-norma atau kriteria keberhasilan belajar.[12]

G.   Metodologi Penelitian    
                                                     
1.     Jenis dan Pendekatan Penelitian           

Jenis penelitian ini yakni penelitian lapangan (field research), �penelitian lapangan (field research), yakni bentuk penelitian yang bertujuan mengungkapkan makna yang diberikan oleh anggota masyarakat pada perilakunya dan kenyataan sekitar. Metode field research dipakai ketika metode survai ataupun eksperimen dirasakan tidak praktis, atau ketika lapangan penelitian masih terbentang dengan demikian luasnya.�[13].
Metode kualitatif interaktif merupakan mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Sesuai dengan namanya penelitian ini tidak menghimpun data secara interaktif melalui interaksi dengan sumber data manusia. Melainkan, Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data untuk kemudian memperlihatkan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, kejadian yang secara eksklusif ataupun tidak eksklusif sanggup diamati. Sumber datanya yakni dokumen-dokumen.[14]

2.     Sumber Data       
Data yakni keterangan atau materi nyata yang sanggup dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data yang dikumpulkan sanggup berupa data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui teknik puposive sampling. Artinya pemilihan subyek didasarkan pada subjek yang mengetahui, memahami, dan mengalami eksklusif dalam taktik pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb, yakni:
a.      Kepala Sekolah, sebagai informan utama untuk mengetahui perjalanan MTsN Jeunieb dari masa ke masa dan juga memiliki wewenang serta kebijakan penerapan taktik pembelajaran.
b.     Waka Kurikulum, sebagai responden dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menggali informasi yang berkaitan dengan proses strategi pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb.   
c.      Guru, guru yang dimaksudkan disini yaitu guru Fiqihyang telah menerapkan strategi pembelajaran elaborasi. Sebagai responden untuk mengetahui respon serta jalannya atau proses taktik pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.                  
Sedangkan data sekunder yakni data yang diperoleh dari informasi yang telah diolah oleh pihak lain yakni dengan data dan dokumen-dokumen yang ada disekolah, yang berkaitan dengan taktik pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb.
Sumber data yakni subyek dimana data sanggup diperoleh  dilapangan. Sumber data dikumpulkan dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara eksklusif di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
Penulis mengelompokkan penentuan sumber data menjadi dua buah data yaitu :
1.     Data primer, data primer dipakai untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejauh mana respon guru Fiqihyang ada di kelas VII MTsN Jeunieb.
2.     Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data sekunder ini akan diperoleh dari Dokumen, kepala sekolah, karyawan mengenai sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, kurikulum dan sistem pendidikan serta pengembangan acara dalam taktik pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb.           
3.     Objek Penelitian

Objek penelitian ini yakni Kepala Sekolah, wakil Bidang Kurilum, guru Fiqih, dan siswa kelas VII MTsN Jeunieb. Jumlah guru keseluruhan yang mengajar pada kelas VII MTsN Jeunieb sebanyak 2 Orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 437 Orang. Adapun jumlah guru yang mengajar Pelajaran Fiqih sebanyak 4 orang yang terdiri dari kelas VII, VIII dan IX.
4.     Teknik Pengumpulan Data        

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
a.      Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan �sebuah teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, Kepala Sekolah yang sedang memperlihatkan pengarahan�.[15]Adapun observasi yang penulis lakukan yakni mengamati wacana taktik pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb dan mencatat hasil pelaksanaan taktik pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb.
b.     Wawancara
Wawancara atau interviu merupakan �salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak dipakai dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara verbal dalam pertemuan tatap muka secara individual�.[16]
Metode ini dipakai untuk menggali data yang berkaitan dengan respon guru Fiqih terhadap strategi pembelajaran elaborasi. Wawancara ini dipakai untuk menggali data bagaimana respon guru Fiqih terhadap strategi pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb. Sedangkan obyek yang diwawancarai yakni guru Fiqih beserta kepala sekolah.
c.      Dokumentasi
Metode dokumentasi, merupakan �suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik�[17]. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Metode ini dipakai untuk mencari data mengenai strategi pembelajaran klarifikasi terperinci fiqih pada siswa kelas VII MTsN Jeunieb. Adapun dokumentasi yang dipakai dalam penelitian ini yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Kurikulum Fiqih dan Buku Panduan Mengajar Fiqih.
d.     Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai �teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari banyak sekali teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada�[18]. Bila peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan triangulasi, maka bahwasanya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji dapat dipercaya data, yaitu mengecek dapat dipercaya data dengan banyak sekali teknik pengumpulan data dan banyak sekali sumber.     
5.     Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
a.      Sebelum di Lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan dipakai untuk menentukan fokus penelitian.[19]Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembangsetelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Oleh alasannya yakni itu peneliti dalam menciptakan penelitiannya terfokus pada ingin menemukan taktik pembelajaran elaborasi.
b.     Selama di Lapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada ketika pengumpulan data berlangsung, dan sehabis selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada ketika wawancara, peneliti sudah melaksanakan analisis terhadap balasan yang diwawancarai. Bila balasan yang diwawancarai sehabis analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, hingga tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Aktivitas dalam analisis data yaitu �data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification model Mile and huberman sebagai berikut:
1.     Data Reduksi
Reduksi data yakni �merangkum, menentukan hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya�[20]. Mereduksi data berarti menciptakan rangkuman, menentukan hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memperlihatkan citra yang lebih spesisifik dan mempermudah peneliti melaksanakan pengumpulan data selanjutnya mencari data pelengkap jikalau diperlukan. Semakin usang peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diharapkan reduksi data sehingga data tidak bertumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya.
Tahap ini hal yang dilakukan yakni menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga sanggup ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2.     Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yakni menyajikan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data sanggup dilakukan dengan memakai tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya.[21]Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam rujukan hubungan, sehingga akan semakin gampang dipahami, yang paling sering dipakai untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif yakni dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang sanggup disimpulkan dan mempunyai makna tertentu. Prosesnya sanggup dilakukan dengan cara menampilkan dan menciptakan relasi antar fenomena untuk memaknai apa yang bahwasanya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau displaydata yang baik dan terang alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapakan oleh setiap peneliti.
3.     Data Verifikasi
Tahap ini dilakukan untuk penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang besar lengan berkuasa yang akan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.�[22].
�Penelitian sanggup diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif�[23]. Penelitian kualitatif  memberikan interpretasi deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memperlihatkan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian wacana apa yang didapatkan di lokasi penelitian.      


H.    Sistematika Penulisan    

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu masing-masing belahan terdiri dari beberapa sub belahan yaitu:
Bab   satu, Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab Dua, motivasi guru dalam kegiatan klarifikasi terperinci yang meliputi: memfasilitasi penerima didik untuk berfikir kritis, memfasilitasi penerima didik melalui pertolongan kiprah dan memfasilitasi penerima didik untuk menyajikan hasil kerja.  
Bab Tiga, kiprah penerima didik dalam kegiatan klarifikasi terperinci yang meliputi: melaporkan hasil kegiatan, menanggapi laporan atau pendapat teman, memberikan argument secara santun, mendiskusikan dan mengadakan tanya jawab
Bab Empat, taktik pembelajaran klarifikasi terperinci di MTsN Jeunieb yang meliputi: pembelajaran langsung, pembelajaran kelompok dan pembelajaran idividual.                                                                               
Bab lima, epilog yang mencakup kesimpulan dan saran-saran.                                                                 




               [1] Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hal. 86.
               [2] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 3.
               [3] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar-Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), hal. 41.

               [4] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 124.
               [5] Ibid., hal. 126.

               [6] Ibid., hal. 126.
               [7] Ibid., hal. 127.

               [8] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran...., hal. 129.

               [9] Ibid., hal. 130.

               [10] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran...., hal. 130.

               [11] Pupuh Fathurrohman, Strategi.., hal. 3.
               [12] Ibid., hal. 4.

               [13] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 60.
[14] Lihat Wikipedia, jenis-jenis penelitian kualitatif, dikutip pada tanggal 18 oktober 2015 dari https://id.wikipedia.org./wiki/penelitian kualitataif.html
               [15] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., hal. 220.

               [16] Ibid, hal. 216.

               [17] Ibid, hal. 216.

               [18] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 330.

               [19] Ibid., hal. 336.

               [20] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 92.

               [21] Ibid., hal. 95.

               [22] Ibid., hal. 99.

[23]Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.

Related : Strategi Pembelajaran Klarifikasi Terperinci Fiqih

0 Komentar untuk "Strategi Pembelajaran Klarifikasi Terperinci Fiqih"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close