BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar merupakan suatu proses untuk membimbing siswa untuk menjadi orang yang berkhasiat bagi agama, nusa dan bangsa. Oleh alasannya ialah itu, insan membutuhkan pendidikan secara optimal biar bisa mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi, aktivitas berguru mengajar tersebut mempunyai seni administrasi tersendiri dalam perjuangan mencapai tujuan pengajaran. Namun demikian, berguru mengajar semua mata pelajaran sama saja.
Hal tersebut dikarenakan berguru mengajar ialah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang membuat guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Sebagai guru tentunya sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai kondisi berguru mengajar yang sanggup mengantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja kiprah guru berusaha membuat suasana berguru yang menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan aktivitas berguru mengajar yang kurang harmonis. Anak didik gelisah untuk duduk berlama-lama di dingklik mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi hambatan yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Sedangkan mengajar merupakan aktivitas yang mutlak memerlukan keterlibatan individu anak didik. Bila tidak ada anak didik atau subyek didik, maka aktivitas mengajar tidak berjalan, alasannya ialah tidak ada yang diajarkan. Hal ini perlu sekali guru menyadarinya biar tidak terjadi kesalahtafsiran terhadap aktivitas pengajaran. Karena itu, berguru dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam konsep pengajaran.
Oleh alasannya ialah itu, untuk mencapai keberhasilan berguru mengajar tersebut, maka diharapkan sarana yang sanggup menjamin tercapainya tujuan pengajaran. Sarana tersebut ialah dengan cara memakai metode yang sempurna dalam menyajikan materi pelajaran. Salah satu metode sangat gampang diterapkan ialah metode diskusi.
Metode diskusi ialah �cara penyampaian pelajaran, di mana siswa diharapkan masalah yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dipecahkan bersama�.[1]Karena itu, dengan penerapan metode diskusi ini, siswa akan lebih kreatif dalam mencari balasan dari setiap masalah yang dihadapinya.
Al-Qur'an juga memakai metode diskusi dalam mendidik dan mengajarkan insan dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah.[2]Perintah Allah dalam hal ini, agar kita mengajak ke jalan yang benar dengan hikmah dan mau'izhah yang baik dan membantah mereka dengan berdiskusi yang baik. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-�Angkabut ayat 46 sebagai berikut:
?????????? ??? ?????? ??? ????? ?? ????...(????????: ??)
Artinya: "Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik�(Q.S. 29: 46).[3]
Diskusi yang baik adalah tidak memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang lain, kedewasaan pikiran, emosi, berpandangan luas dan lain-lain. Di sisi lain, penerapan metode diskusi juga akan menambah suasana kelas menjadi hidup. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Soetomo bahwa �dengan melakukan metode diskusi maka suasana kelas menjadi semakin hidup, setiap anak diharapkan menjadi berparstisipasi secara aktif.[4]
Dari uraian di atas, maka sanggup dipahami bahwa dengan menerapkan metode diskusi, siswa akan kreatif dan mempunyai kesempatan untuk memecahkan masalah pelajaran dengan teman-temannya. Menggunakan metode ini, tentunya akan lebih meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar, alasannya ialah siswa dituntut untuk mencari sendiri setiap balasan dari permasalahan yang mereka hadapi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan ini dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul �Pengaruh Metode Diskusi Dalam Mengembangkan Kreatifitas Siswa Pada MTsN Jeurela Sibreh�, sehingga dengan penelitian diharapkan adanya pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kependidikan Islam.
Oleh alasannya ialah itu, untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran dalam membahas penelitian ini, maka di sini penulis memutuskan beberapa pertanyaan pokok penelitian yang memerlukan jawabannya kongkrit sebagai berikut:
1. Bagaimana efek metode diskusi terhadap pengembangan kreatifitas siswa?
2. Adakah kendala-kendala dalam membuatkan kreatifitas siswa melalui penerapan metode diskusi?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam membuatkan kreatifitas siswa?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan memutuskan judul �Pengaruh Metode Diskusi Dalam Mengembangkan Kreatifitas Siswa Pada MTsN Jeurela Sibreh�, sehingga dengan adanya penelitian ini, diharapkan sanggup menambah khazanah perpustakaan di masa yang akan datang.
B. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan judul penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang memerlukan klarifikasi ialah sebagai berikut:
1. Pengaruh Metode Diskusi
Pengaruh metode diskusi merupakan tiga kata yang mempunyai makna berbeda. Pengaruh dalam kamus bahasa Indonesia diartikan dengan kiprah dan motivasi.[5]Sedangkan metode diartikan dengan cara, sarana atau alat untuk mencapai sesuatu.[6]Sementara itu diskusi diterjemahkan dengan �cara penyampaian pelajaran, dimana siswa diharapkan masalah yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dipecahkan bersama�.[7]
Berdasarkan pengertian di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa efek metode diskusi ialah motivasi yang dipakai sebagai alat untuk memecahkan masalah secara bersama.
2. Mengembangkan Kreatifitas Siswa
Mengembangkan kreatifitas siswa ialah tiga kata yang berbeda pengertian. Mengembangkan berasal dari kata kembang. Kembang dalam kamus bahasa Indonesia diartikan dengan meluas, menjalar dan sebagainya.[8]Sementara itu kata kreatifitas berasal dari bahasa Inggris yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia . Kreatifitas artinya usaha-usaha yang dilakukan dalam membuatkan prestasi atau usaha.[9]Sedangkan siswa diartikan dengan anak didik. Menurut Herry Noer Aly siswa ialah akseptor didik yang membutuhkan bimbingan dan aba-aba dari pendidiknya.[10]
Adapun membuatkan kreatifitas siswa yang penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini perjuangan membuatkan kemampuan siswa dalam menuntaskan masalah yang dihadapinya secara bersama-sama.
3. MTsN Jeurela Sibreh
MTsN Jeurela Sibreh merupakan salah satu sekolah menengah tingkat pertama yang bernaung di bawah Departemen Agama RI . Sekolah ini juga termasuk sekolah yang lebih banyak memakai kurikulum mata pelajaran agama dibandingkan dengan kurikulum mata pelajaran umum. MTsN Jeurela Sibreh ini merupakan lokasi di mana penulis mengadakan penelitian yang terletak kira-kira 21 arah timur Kota Banda Aceh.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui efek metode diskusi terhadap pengembangan kreatifitas siswa.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam membuatkan kreatifitas siswa melalui penerapan metode diskusi.
3. Untuk menemukan solusi untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam membuatkan kreatifitas siswa.
D. Postulat dan Hipotesis
Postulat merupakan anggapan dasar dalam sebuah penelitian yang sanggup dijadikan landasan dalam mengadakan penelitian selanjutnya. Postulat, intinya tidak lagi memerlukan jawaban, alasannya ialah pernyataan postulat merupakan pernyataan yang niscaya terjadi di lapangan. Adapun psotulat dalam penelitian ini adalah:
1. MTsN Jeurela Sibreh merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang memakai lebih banyak kurikulum pelajaran agama.
2. Dalam menyajikan materi pelajaran MTsN Jeurela Sibreh menerapkan banyak sekali metode pengajaran.
Sementara itu, hipotesis ialah perumusan balasan sementara yang masih memerlukan penelitian selanjutnya, alasannya ialah hipotesis merupakan pernyataan yang masih diragukan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian adalah:
1. Metode diskusi sangat kuat terhadap pengembangan kreatifitas siswa dalam belajar.
2. Kendala-kendala yang ditemui dalam menerapkan metode diskusi dalam rangka membuatkan kreatifitas siswa ialah kurangnya respon siswa dalam mendapatkan metode diskusi sebagai cara penyampaian pelajaran.
3. Solusi yang ditemukan dalam menerapkan metode diskusi ialah dengan cara memancing emosi siswa biar mau mengeluarkan pendapat.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Segala sesuatu yang menjadi subjek penelitian dinamakan populasi sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa dan guru pada MTsN Sibreh yang berjumlah 306 orang. Mengingat jumlah populasi sangat banyak, maka yang dijadikan sampel penelitian sebagian dari populasi sehingga penelitian ini disebut penelitian bersifat secara acakan. Penetapan ini didasari pada pendapat Suharsimi yaitu: �bila subjek melebihi dari 100 orang, maka sanggup diambil 10-25 % atau lebih tergantung dari kemampuan peneliti dari segi keterbatasan waktu dan tenaga, sehingga peneliti sanggup mengambil sampel banyak�.[11]Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis hanya mengambil 10 % dari populasi atau sekitar 31 orang siswa dan guru.
F. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Demikian juga dengan penelitian memerlukan metode yang sempurna untuk memecahkan masalah yang sedang diteliti. Oleh alasannya ialah itu, dalam menyusun skripsi ini penulis memakai metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang menjelaskan (memaparkan secara selektif) suatu masalah yang terjadi.[12]Sedangkan dalam pengumpulan data penulis memakai instrumen, yaitu:
1. Library Research
Library research ini ialah merupakan telaahan kepustakaan yaitu sebagai teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku yang membahas masalah tersebut, dan juga ahli-ahli atau ilmuan-ilmuan yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi.[13]
2. Field Research (Penelitian lapangan)
Field research ialah merupakan suatu telaahan yang dilakukan di luar perpustakaan, dan metode ini juga dilakukan pribadi terjun ke lokasi pada sumbernya, sehingga data yang ditemukan lebih obyektif. Maka untuk terlaksananya proses penelitian tersebut, maka di sini dilakukan penelitian dengan memakai teknik:
a) Wawancara, yaitu suatu teknik penelitian di mana penulis akan terjun pribadi ke hadapan mereka seakan mendapatkan data-data yang sesungguhnya.[14]
b) Angket, yaitu Mengedarkan angket penelitian dalam bentuk tertutup, dimana guru bidang studi sebagai responden diminta untuk mengisi angket dengan memberi tanda silang (X) sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman.
c) Observasi, yaitu: mengadakan penelitian dengan cara melihat secara pribadi terhadap obyek-obyek yang akan diteliti.
Setelah data terkumpul melalui angket, selanjutnya akan diolah dengan memakai rumus statistik dengan cara mentabulasikan menurut rumus persentase sebagai berikut :
P =
Dimana :
P = Persentase
F = frekuensi
N = Jumlah nilai
100% = nilai tetap
Sedangkan untuk penyeragaman penulisan, penulis memakai buku pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa yang diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh tahun 2002. Untuk penterjemahan ayat-ayat Al-Qur'an, penulis memakai Al-Qur'an dan Terjemahnya yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI tahun 2001.
----000----
[1]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal. 99
[2]Al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Fjohar Bahri, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal. 26.
[3]Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1989), hal. 615
[4]Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal. 154
[5]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 815
[6]Ibid., hal. 556
[7]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, hal. 99
[8]Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 673
[9]Ibid., hal. 427
[10]Herry Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 151
[11]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hal. 120
[12]Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research, Bandung : Tarsito, 1982, hal. 72
[13]Arief Furqan, Pengantar Penelitian Nasional, Surabaya : Usaha Nasional, 1982, hal. 426
[14]Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, 1982, hal. 102
0 Komentar untuk "Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Pengembangan Kreatifitas Siswa"