Malam ini saya perhatikan apa yang terjalin di masjid oman banda aceh. Aku pula pernah nonton live perihal insiden ribut- ribut di masjid oman. Bagaikan kader muhammadiyah saya mau perjelaskan di goresan pena saya kali ini. Memperjelas apa yang masih kabur serta mau pertanda yang dilihat masih hitam.
Aku apresiasikan apa yang di ucapkan oleh wakil mpu banda aceh, Tu Bulqaini secara live di masjid oman. Jika tidak salah saya mencermati perkataan beliau lebih kurang semacam ini. Jika terdapat salah boleh di koreksi" Kalau kita tidak terdapat permasalahan dengan muhammadiyah. Aswaja tidak sempat melanda kepada kerabat yang satu kiblat. Aku merupakan pemeluk mengerti asyariyyah dahulu sempat mencar ilmu di muhammadiyah sebagian tahun. Dalam ibadah saya sempat tidak qunut sebagian kali.
Muhammadiyah berjasa pada republik ini. Kita bersaudara dengan muhammadiyah. Semenjak entah dari mana, orang luar penceramah tiba. Telah berani menyampaikan ulama- ulama kami bodoh" Ini lah sumber perkaranya bagi aku. Silih menghakimi. Ini soal yang fundamental merupakan" Akhlak". Di jaman ini susila itu memanglah wajib diatas fiqih, jikalau tidak kita ribut terus di aceh.
Seluruh kita bersaudara. Aku mau sampaikan kepada guru- guru saya yang di dayah. Muhammadiyah sepanjang ini sangat baik hubungannya dengan dayah. Kita tidak sempat mempunyai musuh. Tetapi sejak timbul ceramah salafi yang suka mentahzir, suka menghakimi orang. Muhammadiyah kadangkala kenak getahnya. Muhammadiyah lebih modernis dalam berlagak. Dapat berkawan dengan pihak manapun. Apalagi hingga ketika ini saya kerap mendengar sebagian ceramah dari Bapak Sop, guru kami di jeunib. Apalagi saya sempat bersilaturrahmi datang ke dayah beliau mendengar petuahnya.
Masyarakat muhammadiyah pula sanggup shalat di masjid manapun. Tidak sempat pilih- pilih imam. Masjid taqwa muhammadiyah pula terbuka buat kerabat kami yang di dayah mau shalat serta mencermati pengajian.
Aksi perebutan masjid pula bukan perihal yang bijak. Terlebih dengan bahaya serta kekerasan. Begitu pula membatasi pendirian masjid muhammadiyah di aceh. Ayo menghargai perbandingan bersama kita penuhkan shaf- shaf shalat di masjid manapun. Fashtabiqulkhairat!.
Mudah- mudahan kerabat kami yang di dayah serta kami di muhammadiyah. Ayo pahami kasus hari ini. Lebih bijak dalam berlagak. Muhammadiyah siap menghargai segala perbandingan. Begitu pula cita-cita kami dengan guru- guru kami didayah. Terdapat PR besar untuk kita ketika ini merupakan memajukan Aceh. Beramal makruf nahi mungkar. Tingkatkan ekonomi warga. Tingkatkan kesejahteraan kalangan sosial rendah. Mendidik generasi kedepan. Ini lebih berarti daripada cuma berdebat soal klasik semacam qunut, teraweh 8, soal tahlilan serta soal lain yang furuiyyah. Salam ukhwah serta menyudahi silih menghakimi
Rizki dasilva
Wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bidang Tabligh Serta Dakwah Kab. Bireuen Serta Wakil Pimpinan Cabang spesial Muhammadiyah bidang Bibliotek Malaysia
Seluruh kita bersaudara. Aku mau sampaikan kepada guru- guru saya yang di dayah. Muhammadiyah sepanjang ini sangat baik hubungannya dengan dayah. Kita tidak sempat mempunyai musuh. Tetapi sejak timbul ceramah salafi yang suka mentahzir, suka menghakimi orang. Muhammadiyah kadangkala kenak getahnya. Muhammadiyah lebih modernis dalam berlagak. Dapat berkawan dengan pihak manapun. Apalagi hingga ketika ini saya kerap mendengar sebagian ceramah dari Bapak Sop, guru kami di jeunib. Apalagi saya sempat bersilaturrahmi datang ke dayah beliau mendengar petuahnya.
Masyarakat muhammadiyah pula sanggup shalat di masjid manapun. Tidak sempat pilih- pilih imam. Masjid taqwa muhammadiyah pula terbuka buat kerabat kami yang di dayah mau shalat serta mencermati pengajian.
Aksi perebutan masjid pula bukan perihal yang bijak. Terlebih dengan bahaya serta kekerasan. Begitu pula membatasi pendirian masjid muhammadiyah di aceh. Ayo menghargai perbandingan bersama kita penuhkan shaf- shaf shalat di masjid manapun. Fashtabiqulkhairat!.
Mudah- mudahan kerabat kami yang di dayah serta kami di muhammadiyah. Ayo pahami kasus hari ini. Lebih bijak dalam berlagak. Muhammadiyah siap menghargai segala perbandingan. Begitu pula cita-cita kami dengan guru- guru kami didayah. Terdapat PR besar untuk kita ketika ini merupakan memajukan Aceh. Beramal makruf nahi mungkar. Tingkatkan ekonomi warga. Tingkatkan kesejahteraan kalangan sosial rendah. Mendidik generasi kedepan. Ini lebih berarti daripada cuma berdebat soal klasik semacam qunut, teraweh 8, soal tahlilan serta soal lain yang furuiyyah. Salam ukhwah serta menyudahi silih menghakimi
Rizki dasilva
Wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bidang Tabligh Serta Dakwah Kab. Bireuen Serta Wakil Pimpinan Cabang spesial Muhammadiyah bidang Bibliotek Malaysia
0 Komentar untuk "Ikatan Dayah Dan Muhammadiyah Di Aceh"