Salah satu momen indah, merupakan saya dipakaikan dasi oleh satu kawan dekat akrab, pernah jadi wakil kepala sekolah Hanief Khan. Nama lengkapnya Muhammad Hanif S.Pd.I. Sekarang dia Kepala Sekolah SMPIT Boarding School Muhammadiyah Bireuen. Seorang guru sejati. Lulusan Ponpes Al-muttaqin Solo ini sungguh dekat dengan muridnya. Salah satu keahliannya ceramah-ceramahnya dengan dikelas menghasilkan satu ruang tersentuh, meneteskan airmata.
Kami memang sungguh akrab, sejak membangun sekolah pada tahun 2014 lalu. Praktis bergaul, mudah akrab, baik hati dan suka membantu siapapun, hal ini menempel pada karakternya. Konon dia punya banyak teman. Baik dari golongan bapak-bapak dan ibu-ibu. Hatinya mudah iba. Saya sering sebut dia tergolong golongan agamis melankolis. Seorang yang taat beragama dan punya rasa kasih sayang yang tinggi terhadap siapapun.
Kami berdua disekolah kadang amnesia, jikalau saya Direktur dan ustaz hanif selaku kepala sekolah. Tidak ada rasa hormat berlebihan. Tidak karam dengan jabatan sementara. Kami cuma serius di saat rapat. Diluar rapat ya kadang kami berlatih smack down jauh sebelum lockdown baru-baru ini. Di sela-sela waktu kerja, saya sungguh sering menjadi kawan dekat makannya. Sambil bercerita wacana masa depan masing-masing.
Kami komitment membangun SMPIT Muhammadiyah Kedepan. Menjadi salah satu pesantren terbaru yang berkompetisi di tingkat nasional. Goalnya merupakan santri bisa menghafal Alquran, bisa berbahasa Arab dan bisa bahasa Inggris. Memiliki kesanggupan leadership dan menguasai teknologi. Cuma itu mimpi kami..
Kami berjanji, akan mengembangkan forum mendidikan ini dengan segala kekurangan kami. Kami bukan orang alim dan pintar. Kuncinya merupakan "teamwork". Penting memiliki team koordinasi yang baik. Tidak baperan soal-soal tidak penting, tidak saling mencari kelemahan dan tidak jadi BOS dan peutimang gaya di sekolah. Tetap menuntut ilmu merendah dan tidak merasa tinggi. Tidak saling mencibir dan saling merendahkan. Tetap Saling mempertahankan hati dan ekspresi dari ancaman penyakit hati. Tentu yang terpenting saling memotivasi. Nyoe kheun awak aceh "Asai hana teupeh (*sensor) jeut taraba, tetapi nyoe ka teupeh bu tamah han geupeutaba". Nyan yang ka lon sensor bek neujak peutrang hai ampon. Makajih penteng jaga lisan. Bek meuka tapruh aju.
Walaupun kami sering bercanda, kami tetap mempertahankan batasan, sebab kami paham "Asai Cabok Nibak Kudee, Asai pake nibak seunda"
Kon nyoe meunan.
Rizki Dasilva
Walaupun kami sering bercanda, kami tetap mempertahankan batasan, sebab kami paham "Asai Cabok Nibak Kudee, Asai pake nibak seunda"
Kon nyoe meunan.
Rizki Dasilva
0 Komentar untuk "Ustaz Hanif Yang Agamis Melankolis"