Apa Yang Dimaksud Dengan Berpikir Kritis?

Berpikir kritis merupakan "berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pengerjaan keputusan ihwal apa yang mesti dipercayai atau dilakukan"

Salah satu contoh kesanggupan berpikir kritis merupakan kesanggupan "membuat ramalan", yakni menghasilkan prediksi ihwal sebuah masalah, menyerupai memperkirakan apa yang mau terjadi besok menurut analisis terhadap keadaan yang ada hari ini.

Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yakni di akhirat.

Orang yang dipandang pintar oleh Nabi merupakan orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat.

Maksudnya, kalau kita telah tahu bahwa kebaikan dan kejelekan akan menyeleksi nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita, mesti ada pertimbangan nalar sehat.

Jangan dijalankan perbuatan yang mau menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat.

"Berpikir sebelum bertindak", itulah motto yang mesti menjadi pola orang "cerdas". Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw berikut:

Artinya:
Dari Abu Ya'la yakni Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw, Beliau bersabda: "Orang yang pintar merupakan orang yang dapat mengintrospeksi dirinya dan suka berzakat untuk kehidupannya sehabis mati. Sedangkan orang yang lemah merupakan orang yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan berharap terhadap Allah dengan cita-cita kosong." (HR. At-Tirmizi)

Dalam hadis ini Rasulullah menerangkan bahwa orang yang sungguh-sungguh pintar merupakan orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yakni sampai kehidupan infinit yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini.

Tentu saja hal itu sungguh dipengaruhi oleh keimanan seseorang terhadap adanya kehidupan kedua, yakni akhirat.

Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, pasti tidak akan pernah berpikir untuk mempersiapkan diri dengan amal apapun.

Jika indikasi "cerdas" dalam persepsi Rasulullah adala jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang cuma terbatas pada dunia, menjadi mengambarkan langkah-langkah "bodoh" atau "jahil" (Arab, kebodohan = jahiliyah).

Bangsa Arab pra Islam dibilang jahiliyah bukan sebab tidak dapat baca tulis, tetapi sebab kelakuan menyiratkan kebodohan, yaitu  menyembah berhala dan menjalankan kejahatan-kejahatan.

Orang "bodoh" tidak pernah takut menjalankan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan sanggup selamat dari jerat aturan di pengadilan dunia.

Jadi, kemaksiatan merupakan langkah-langkah "bodoh" sebab cuma memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah direkayasa, sedangkan pengadilan Allah di darul abadi yang tidak ada tawar-menawar malah "diabaikan".

Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dibilang selaku orang "lemah", sebab tidak dapat melawan hawa nafsunya sendiri.

Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak terbelakang merupakan orang-orang lemah.

Orang yang pintar juga tahu bahwa ajal bisa tiba kapan saja tanpa diduga. Oleh sebab itu, ia akan senantiasa bersegera menjalankan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda.

Rasulullah saw bersabda:

Artinya:
"Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: "Bersegeralah kalian berzakat sebelum munculnya tujuh kendala yaitu: Apa  yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang menghancurkan tubuh, atau renta yang melemahkan, atau ajal yang cepat, atau Dajjal, maka ia merupakan seburuk-buruk makhluk yang dinantikan, atau kiamat, padahal hari selesai zaman itu merupakan di saat yang paling besar bencananya serta yang terpahit dideritanya?" (HR. at-Tirmizi dan dia berkata: Hadis hasan)

Dalam hadis di atas Rasulullah saw mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak menunda-nunda untuk berzakat salih.

Rasulullah menyebut tujuh macam kejadian yang jelek untuk menyadarkan kita semua,

Pertama, kemiskinan yang menghasilkan kita menjadi teledor terhadap Allah sebab sibuk mencari penghidupan (harta).

Kedua, kekayaan yang menghasilkan kita menjadi angkuh sebab menilai semua kekayaan itu sebab kecanggihan kita.

Ketiga, sakit yang sanggup menghasilkan ketampanan dan keayuan kita pudar, atau bahkan cacat.

Keempat, masa renta yang menghasilkan kita menjadi lemah atau tak berdaya

Kelima, ajal yang cepat sebab usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat.

Keenam, munculnya Dajjal yang dibilang selaku makhluk terburuk sebab menjadi fitnah bagi manusia.

Ketujuh, hari kiamat, kejadian terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.

Jadi, berpikir kritis dalam persepsi Rasulullah dalam dua hadis di atas merupakan menghimpun bekal amal saleh sebanyak-banyanya untuk kehidupan pasca ajal (akhirat), sebab "dunia kawasan menanam dan darul abadi memetik hasil (panen).

Oleh sebab itu, kalau kita ingin memetik hasil di akhirat, jangan lupa bercocok tanam di dunia ini dengan benih-benih yang unggul, yakni amal salih.

Related : Apa Yang Dimaksud Dengan Berpikir Kritis?

0 Komentar untuk "Apa Yang Dimaksud Dengan Berpikir Kritis?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close