Kisah Unta Nabi Shalih, Beginilah Faktanya

Kisah Unta Nabi Shalih, Beginilah Faktanya. Pembaca Sekolahmuonline, diantara kisah aktual umat terdahulu yang diceritakan dalam Al-Quran ialah kisah Nabi Shalih 'alaihis salam dan untanya. Seperti apa kisahnya? Mari kita baca langsung. Semoga kita sanggup mengambil pesan tersirat dari kisah ini.
 diantara kisah aktual umat terdahulu yang diceritakan dalam Al Kisah Unta Nabi Shalih, Beginilah Faktanya
Gambar sekedar pelengkap

Nabiyullah Shalih ‘Alayhis Salam

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melewati bekas kampung-kampung Tsamud yang dibinasakan oleh Allah ketika mereka menyembelih unta. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan para sahabat berdiri di sumur yang dahulu didatangi oleh unta tersebut. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memberikan kepada mereka info wacana tempat itu. Beliau mengetahuinya
dengan pasti. Dari sanalah unta itu tiba dan ia pun kembali dari jalan itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memperingatkan mereka biar tidak berlaku seperti sikap kaum Nabi Shalih. Mereka meminta ayat (mukjizat), kemudian Allah mengeluarkan kepada mereka mukjizat besar, yaitu unta. Mereka mendustakan dan menyembelihnya, maka Allah membinasakan mereka dan menurunkan adzab dan balasan-Nya.

Hadits Kisah Nabi Shalih dan Untanya

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dari Jabir. Ia berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melewati Hijr, ia bersabda, 'Janganlah kalian meminta datangnya ayat-ayat (mukjizat). Kaum Shalih telah memintanya, maka ia (unta) tiba dari jalan ini dan pergi dari jalan ini. Lalu mereka melanggar perkara Tuhan mereka dan menyembelihnya. Unta itu minum air mereka satu hari dan mereka minum air susunya satu hari, kemudian mereka menyembelihnya. Maka mereka ditimpa oleh bunyi yang keras. Allah membinasakan semua yang ada di kolong langit dari mereka, kecuali satu orang yang berada di Haram'."

Mereka bertanya, "Siapa dia, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dia ialah Abu Righal. Ketika dia keluar dari Haram, dia tertimpa menyerupai yang menimpa kaumnya."

Takhrij Hadits

- Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, 3/296. Ibnu Katsir setelah menyebutkannya berkata, "Hadis ini di atas syarat Muslim, dan ia tidak tertulis di salah satu dari enam kitab (Kutubus Sttah)." Al-Bidayah wan Nihayah, 1/137.
- Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Bazzar dan Thabrani dalam Ausath. Lafazhnya ada di dalam surat Hud. Dan Ahmad meriwayatkan hadis senada. Rawi-rawi Ahmad ialah rawi-rawi hadis shahih." Majmauz Zawaid, 6/194.

Penjelasan Hadis

Allah Tabaraka wa Taala menceritakan kepada kita kisah Nabiyullah Shalih ‘Alayhi Salam dengan kaumnya, Tsamud. Kisah ini berisi insiden dan insiden yang jelas lagi terperinci. Kisah ini tidak disinggung di Taurat, dan jago kitab tidak mengetahui info wacana Tsamud (kaum Nabi Shalih) dan 'Ad (kaum Nabi Hud). Padahal Al-Qur'an memberikan kepada kita bahwa Musa menyebutkan dua umat ini kepada kaumnya "Dan Musa berkata, 'Jika kau dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Belumkah hingga kepadamu info orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah tiba Rasul-Rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata, kemudian mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian)
dan berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kau ajak kami kepadanya'." (QS. Ibrahim: 8-9)

Seorang mukmin dari keluarga Fir'aun berkata, "Dan orang yang beriman itu berkata, 'Hai kaumku, sesungguhnya saya khawatir kau akan ditimpa (bencana) menyerupai insiden kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) menyerupai keadaan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud." (QS. Ghafir: 30-31)

Buku-buku sunnah memberitakan kepada kita bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melewati kampung Tsamud yang berjulukan Hijr pada perjalanannya menuju perang Tabuk. Beliau singgah bersama para sahabat di perkampungan mereka. Para sahabat mengambil air dari sumur-sumur di mana Tsamud mengambil air darinya. Dengan air itu mereka membuat adonan roti, sementara ember telah disiapkan di atas api. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memerintahkan biar bejananya ditumpahkan dan adonannya diberikan kepada unta. Kemudian beliau meneruskan perjalanan hingga di sumur di mana unta Shalih minum darinya. Dan ia melarang para sahabat untuk masuk ke tempat suatu kaum yang diadzab kecuali dalam keadaan menangis. Beliau pun menjelaskan alasannya, "Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa yang menimpa mereka." [Silakan merujuk hadis-hadis dalam tema ini di Shahih Bukhari 6/378 no. 3378-3381 dan Shahih Muslim 4/2286 no. 2981]

Apabila insan berada di suatu tempat di mana telah terjadi insiden besar, baik pada masa itu atau sebelumnya, maka perhatian mereka tertuju kepada peristiwa tersebut. Apabila ia seorang dai kepada Allah, maka dia sanggup memanfaatkan peluang untuk mengingatkan insan dengan apa yang telah menimpa orang-orang terdahulu, memperingatkan mereka agar tidak melaksanakan apa yang telah mereka lakukan dan tidak berjalan di atas jalan mereka.

Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Beliau memberikan kepada mereka tentang apa yang telah Allah sampaikan kepadanya. Beliau menunjukkan jalan di mana unta Shalih tiba darinya menuju sumur, dan jalan di mana darinya unta itu meninggalkan sumur. Nabi juga memberitahu mereka bahwa unta Shalih mengembangkan air dengan kaum Shalih pada hari di mana ia mendatangi sumur dan minum darinya.

Pada hari berikutnya ia tidak minum apa pun. "Ia mempunyai giliran untuk mendapat air dan kamu mendapatkan giliran pula untuk mendapat air pada hari tertentu." (QS. Asy-Syuara: 155). "Dan berikan kepada mereka bahwa bantu-membantu air itu terbagi antara mereka dengan unta betina itu, tiap-tiap giliran minum dihadiri oleh yang punya hak giliran." (QS. Al-Qamar: 28).

Di antara keunikan unta Shalih yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah, bahwa kaum Shalih memerah susunya dalam kadar sekehendak mereka. Maka air yang diminum oleh unta pada hari gilirannya tergantikan oleh susunya yang melimpah, dan mereka mendapatkannya tanpa lelah dan capek.

Walaupun Tsamud telah mengambil laba besar dari unta Shalih, tetapi mereka tetap merasa sempit dan membenci keberadaannya di antara mereka. Maka mereka menyembelihnya.

Al-Qur'an telah menyatakan bahwa pembunuh unta ini adalah orang tercelaka di kalangan Tsamud,
"Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasulullah berkata kepada mereka, 'Biarkanlah unta betina Allah dan minumannya'. Lalu mereka mendustakannya dan menyembelihnya." (QS. Asy-Syams: 12-14). 

Rasulullah telah menjelaskan kepada kita tentang pembunuh unta itu di dalam salah satu hadis, bahwa dia ialah pria merah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah bersabda kepada Ali dan Ammar,
"Maukah kalian berdua saya beritahu siapa orang yang paling celaka dari dua orang laki-laki?"
Kami menjawab, "Ya, ya Rasulullah."
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Seorang pria berkulit merah di kalangan Tsamud pembunuh unta dan orang yang memukulmu, ya Ali, di sini (ubun-ubunnya) hingga berair oleh darah –yakni jenggotnya." [Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 4/263]

Dalam hadis lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyatakan bahwa dia ialah pembesar kaumnya. Di dalam Shahihain, 'Ketika berdiri orang yang paling celaka', Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Bangkitlah seorang pria yang kotor, busuk, perusak, mulia di antara kaumnya menyerupai Abu Zam'ah." [Shahih Bukhari 6/378, no. 3377. Lihat ujung-ujungnya di 4942, 5204, 6042 dan Muslim 4/2191 no. 2855]

Manakala mereka menyembelihnya, Shalih, Nabi mereka, menjanjikan siksa setelah tiga hari. Dia berkata kepada mereka, "Mereka membunuh unta itu, maka berkata
Shalih, 'Bersukarialah kau sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu ialah kesepakatan yang tidak didustakan." (QS. Huud: 65)

Pada hari ketiga datangnya adzab berupa bunyi yang menggelegar. "Jika mereka berpaling, maka katakanlah, 'Aku telah memperingatkan kau dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Tsamud." (QS. Al-Fushshilat: 13). "Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. Maka mereka disambar petir, adzab yang menghinakan lantaran apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Fushshilat: 17)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah memberitahukan kepada kita bahwa bunyi menggelegar itu telah membinasakan semua yang ada di bumi dari kabilah itu, tanpa ada beda antara yang tinggal di daerahnya atau sedang bepergian ke tempat lain yang jauh. Tidak ada yang selamat kecuali seorang laki-laki
dari kalangan mereka yang pada waktu itu sedang berada di Haram. Haram melindunginya dari adzab.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menyebutkan namanya, orang itu dipanggil dengan nama Abu Righal. Akan tetapi, dia pun tertimpa apa yang menimpa kaumnya begitu dia keluar dari Haram.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memperingatkan para sahabat biar tidak meminta datangnya ayat-ayat (mukjizat) menyerupai kaumnya Nabi Shalih, karena ditakutkan mereka akan mendustakannya kemudian mereka binasa menyerupai kaum Shalih.

Pelajaran-pelajaran dan Faedah-faedah yang Dapat Diambil dari Hadis

1. Peringatan terhadap sikap memohon ayat-ayat (mukjizat). Orang-orang terdahulu telah memohon kepada Rasul-Rasul mereka. Permohonan mereka dikabulkan, tetapi mereka mendustakannya. Mereka dibinasakan karenanya.
2. Berhati-hatilah terhadap adzab, marah dan siksa Allah karena telah mendustakan Rasul-Rasul dan kitab-kitab-Nya.
3. Unta betina santunan Allah kepada Nabi Shalih adalah ayat yang besar. Bentuk tubuhnya besar. Penampilannya mengundang decak kagum. Ia memiliki ciri-ciri istimewa yang tidak dimiliki oleh unta selainnya.
4. Anjuran berhenti sesaat di tempat-tempat yang pernah terjadi peristiwa-peristiwa besar, biar bisa mengambil pelajaran dan nasihat, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam berhenti di sebuah sumur di perkampungan Tsamud. Allah telah memerintahkan di dalam kitab-Nya biar berjalan di muka bumi dan merenungkan final perjalanan orang-orang terdahulu dengan mengambil pelajaran dan peringatan dari mereka. "Katakanlah, 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu'." (QS. Al-An'am: 11). "Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, alasannya ialah itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul)." (QS. Ali Imran: 137)
5. Detailnya ilmu Nabi. Beliau memperlihatkan jalan yang dilalui oleh unta itu untuk mendatangi sumur dan jalan yang dilalui ketika meninggalkannya. Hal ini bukan sesuatu yang aneh, alasannya ialah dia diberitahu oleh Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
6. Haram melindungi orang yang berlindung dengannya, melindungi Abu Righal dari adzab Allah. Manakala dia keluar darinya, dia pun tertimpa adzab seperti kaumnya.
7. Lindungan Haram kepada Abu Righal menunjukkan bahwa hal ini telah ada sebelum Ibrahim. Nabiyullah Shalih dan kaumnya, Tsamud, ialah kaum sebelum
Ibrahim ‘Alayhi Salam. Shalih berasal dari bangsa Arab keturunan Nuh ‘Alayhi Salam. Haramnya Makkah sebelum Ibrahim didukung oleh ucapan Ibrahim, "Ya Tuhan kami, bantu-membantu saya telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di bersahabat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati." (QS. Ibrahim: 37)

Sumber: Shahih Qashash

Related : Kisah Unta Nabi Shalih, Beginilah Faktanya

0 Komentar untuk "Kisah Unta Nabi Shalih, Beginilah Faktanya"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close