Fenomena hari ini menjadi PNS cukup menawan bagi rakyat Indonesia. Termasuk di Aceh. Lapangan kerja yang sempit dan kurangnya kesanggupan mencari kesempatan bisnis mengakibatkan sarjana di Aceh menentukan jalan menjadi PNS. Saya tergolong manusia di Aceh yang sungguh penasaran, kenapa siapa saja ingin jadi PNS. Salah seorang kawan aku tanya? Kenapa mau jadi PNS?. Jawabannya "saya mau jadi PNS sebab terang masa depannya. Keluarga tidak akan lapar kemudian hari, kehidupan terjamin, keperluan kesehatan dan hari renta terjamin". Sebagian lagi menjawab "Supaya cepat nikah, sebab kandidat mertua tanya? Kamu telah PNS?". Nah begitu kira-kira.
Pemberitaan koran serambi Indonesia kemaren memperbesar rasa ingin tau saya. Saya kaget!, 100.000 orang kandidat PNS?. Menggantungkan nasib menjadi pegawai negeri sipil di Aceh itu sungguh tinggi. Kalau semua CPNS berbaris 100.000 orang. Sudah bisa diajak untuk perang ke Palestina, membebaskan Al-Aqsa, hehe, ini hayalan tingkat tinggi. Cukup banyak yang akan jadi PNS, bahkan aku percaya di antara CPNS ini telah berhasil di usahanya. Bahkan ada yang telah menjadi manager atau administrator di perusahaan tertentu. Sudah berhasil di karirnya. Tapi tetap ingin PNS. Loyalitasnya layak di pertanyakan. Fenomena apa ini? kenapa bro kurang percaya diri dengan kesuksesan hari ini.
Tidak ada yang salah menjadi PNS. Toh siapa saja berhak menentukan jalannya. Gaji PNS pasti halalan Thoyyiban. Tetapi aku salah satu generasi yang belum percaya menjadi PNS. Cita-cita aku hingga hari ini membuka kesempatan kerja dan menciptakan banyak karya. "SAYA INGIN JADI PENGUSAHA SUKSES". Hal ini Belum berubah sejak di dingklik SMA. aku ingin memberi ide banyak orang. Saya cuma ingin melakukan pekerjaan tanpa ada banyak hukum yang mengikat saya. Apalagi mesti mengakhiri kiprah admnistrasi yang sungguh menjajah. Apalagi di perintah ini, itu sama pimpinan atau BOS.
Saya cuma ingin menertibkan bukan di atur. Hal ini telah jadi prinsip eksklusif saya. Saya juga menyaksikan banyak Teman aku di kampus dahulu yang berhasil tanpa menjadi PNS. Sebagian mereka telah berhasil menjadi owner perjuangan pribadinya, ada yang buka perjuangan fotocopy, ada yang buka klinik terapi kesehatan ada yang buka warung makan nasi wudu kelapa dua. dan memiliki banyak karyawan yang dapat di honor 3juta perbulan. Bagi aku itu luar biasa. keren!. Walaupun tidak nyambung dengan jurusan kuliahnya. Itu bukan dilema besar. Kuliah itu salah satu memperluas networking. Berarti sabahat mesti percaya bisa mendapat penghasilan lebih dari honor PNS. Justru banyak orang KAYA di daerah bukan PNS.
Sampai hari ini aku masih yakin, setiap jerih payah dan perjuangan niscaya ada rezekinya. Tidak semua mesti jadi PNS. Binatang saja asal mau keluar dari sangkar tidak akan pernah kelaparan. kecuali telah di kurung dan tidak diberi makan. Gaya dan pangkat di seragam tidak terlampau penting dalam hidup saya. Karena semua akan berakhir. Yang penting yaitu keharusan ibadah, menyanggupi Kewajiban atas keluarga dan kemerdekaan dalam bekerja. Ada kawan aku di Bireuen, tidak aku sebutkan namanya pensiun dini jadi PNS, alias berhenti jadi PNS di umur sungguh muda. Alasannya ingin merdeka dari hukum dan menegaskan jadi pebisnis tambak di bidang perikanan.
Alhamdulillah aku senang di sekolah Swasta SDIT Muhammadiyah Bireuen. Bekerja dengan hati tanpa paksaan dan guru juga bisa mengajar dengan hati tanpa paksaan. Banyak guru di SDIT Muhammadiyah Bireuen mengurungkan niatnya menjadi PNS. Mungkin telah tenteram melakukan pekerjaan di amal perjuangan Muhammadiyah. tergolong saya. Sebagian aku tanya? Kenapa tidak daftar CPNS?. Mereka jawab "Saya senang disini, tidak semua kebahagiaan diukur dengan gaji". Saya terharu dengan kontrak mereka. Saya katakan selain mengajar disini, carilah kesempatan bisnis sampingan. Supaya harta lebih berkah. Kurangi banyak hutang. Nanti dikala ngajar gak fokus, Karena banyakan hutang. Ya gak bro?.
Sumber: Fb. Rizki Dasilva
Tidak ada yang salah menjadi PNS. Toh siapa saja berhak menentukan jalannya. Gaji PNS pasti halalan Thoyyiban. Tetapi aku salah satu generasi yang belum percaya menjadi PNS. Cita-cita aku hingga hari ini membuka kesempatan kerja dan menciptakan banyak karya. "SAYA INGIN JADI PENGUSAHA SUKSES". Hal ini Belum berubah sejak di dingklik SMA. aku ingin memberi ide banyak orang. Saya cuma ingin melakukan pekerjaan tanpa ada banyak hukum yang mengikat saya. Apalagi mesti mengakhiri kiprah admnistrasi yang sungguh menjajah. Apalagi di perintah ini, itu sama pimpinan atau BOS.
Saya cuma ingin menertibkan bukan di atur. Hal ini telah jadi prinsip eksklusif saya. Saya juga menyaksikan banyak Teman aku di kampus dahulu yang berhasil tanpa menjadi PNS. Sebagian mereka telah berhasil menjadi owner perjuangan pribadinya, ada yang buka perjuangan fotocopy, ada yang buka klinik terapi kesehatan ada yang buka warung makan nasi wudu kelapa dua. dan memiliki banyak karyawan yang dapat di honor 3juta perbulan. Bagi aku itu luar biasa. keren!. Walaupun tidak nyambung dengan jurusan kuliahnya. Itu bukan dilema besar. Kuliah itu salah satu memperluas networking. Berarti sabahat mesti percaya bisa mendapat penghasilan lebih dari honor PNS. Justru banyak orang KAYA di daerah bukan PNS.
Sampai hari ini aku masih yakin, setiap jerih payah dan perjuangan niscaya ada rezekinya. Tidak semua mesti jadi PNS. Binatang saja asal mau keluar dari sangkar tidak akan pernah kelaparan. kecuali telah di kurung dan tidak diberi makan. Gaya dan pangkat di seragam tidak terlampau penting dalam hidup saya. Karena semua akan berakhir. Yang penting yaitu keharusan ibadah, menyanggupi Kewajiban atas keluarga dan kemerdekaan dalam bekerja. Ada kawan aku di Bireuen, tidak aku sebutkan namanya pensiun dini jadi PNS, alias berhenti jadi PNS di umur sungguh muda. Alasannya ingin merdeka dari hukum dan menegaskan jadi pebisnis tambak di bidang perikanan.
Alhamdulillah aku senang di sekolah Swasta SDIT Muhammadiyah Bireuen. Bekerja dengan hati tanpa paksaan dan guru juga bisa mengajar dengan hati tanpa paksaan. Banyak guru di SDIT Muhammadiyah Bireuen mengurungkan niatnya menjadi PNS. Mungkin telah tenteram melakukan pekerjaan di amal perjuangan Muhammadiyah. tergolong saya. Sebagian aku tanya? Kenapa tidak daftar CPNS?. Mereka jawab "Saya senang disini, tidak semua kebahagiaan diukur dengan gaji". Saya terharu dengan kontrak mereka. Saya katakan selain mengajar disini, carilah kesempatan bisnis sampingan. Supaya harta lebih berkah. Kurangi banyak hutang. Nanti dikala ngajar gak fokus, Karena banyakan hutang. Ya gak bro?.
Sumber: Fb. Rizki Dasilva
0 Komentar untuk "Tidak Mesti Mesti Jadi Pns"